Jumat, 18 Juni 2010

Terobosan Keuangan

13 November 2010
Kuasa Prinsip Memberi---------------------Home
#5: MILIKI HARTAMU, TETAPI JANGAN BIARKAN MEREKA MEMILIKIMU!

(Markus 10:17-27)
Kita bisa melihat bahwa Allah Yahwe itu berkehendak untuk memberkati dan memakmurkan umat-Nya. Kristus mengajar kita bagaimana pandangan yang benar mengenai kekayaan dan harta dunia yang diberikan kepada kita.
Yesus tidak hanya mengajar supaya kita tidak terlalu berfokus dengan kepemilikan harta yang kita peroleh serta iri akan kekayaan dunia orang lain, tetapi Dia juga mengingatkan akan bahaya jika mempercayakan diri ke kekayaan dunia tersebut.
Dikisahkan adanya orang muda yang percaya kepada Yesus dan ingin sekali mengetahui bagaimana mendapatkan hidup yang kekal. Dia datang berlari-lari dan berlutut di depan Yesus sambil berkata, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (ayat 17).
Yesus menjawab, “Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" (ayat 19).
Orang muda tersebut menjawab kalau dia telah melakukan semua perintah tersebut sejak masih muda. Dia mempunyai kehidupan moral yang baik dan telah melakukannya seluruh perintah-perintah tersebut. Tokh, dia masih tetap lapar akan Allah Yehova dan siap melakukan segala apa pun yang diperlukan untuk memperoleh hidup kekal.
Yesus melihat ke orang muda itu, melihat kerinduan yang dalam serta kasihnya kepada Allah Yahwe, dan Yesus pun mengasihi dia. Yesus juga bisa melihat di dalam diri orang muda, di dalam hatinya, ada kekosongan. Yesus tahu kalau anak muda itu mempercayakan dirinya pada kekayaannya.
Bayangkan bagaimana wajah anak muda itu saat Yesus dengan tajam melihat ke matanya dan mengatakan, “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (ayat 21). Saat anak muda mendengar perkataan Yesus ini, saya membayangkan bagaimana sedih hatinya, dengan kepala tertunduk dia bangkit berdiri, dan dengan sedih berjalan menjauhi Tuhan Yesus. Dia memutuskan untuk berhenti mengikuti Yesus. Dia kehilangan kesempatan, dan pergi dengan sedih, karena tidak bisa menyerahkan harta miliknya.
Yesus melihat ke sekeliling-Nya dan berkata kepada murid-murid-Nya, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." (ayat 23). Para murid pun terkejut mendengar ucapan Yesus ini. “Dan para murid dijadikan terbengong-bengong dan kebingungan dengan kata-kata-Nya. Tetapi Yesus mengatakan kembali kepada mereka, anak-anak, bagaimana sulitnya bagi mereka yang mempercayakan dirinya (menaruh percayanya, rasa amannya) pada kekayaan untuk memasuki Kerajaan Allah Yahwe” (ayat 10:24 TAB).
Bukannya kekayaan yang dimiliki yang membuat penguasa muda itu mundur dari mengikut Yesus, tetapi karena dia menyintai dan mempercayakan diri kepada hal itu, dan mencari keamanan darinya.
Jika saat ini Yesus memandang tajam ke mata kalian, dan minta kalian menjual harta kekayaan kalian dan memberikannya ke orang miskin atau pekerjaan Allah Yahwe, apa yang akan kalian lakukan? Maukah kalian menjual semua saham atau harta benda yang selama ini kalian pegangi sebagai barang yang bisa menyelamatkan itu?
Tidak peduli seberapa banyak yang engkau miliki atau tidak miliki, bisa saja kalian telah menaruh rasa percayamu di kekayaan, atau akan menaruh di kekayaan itu bagi yang belum memilikinya, dan bukannya menaruh rasa percaya kalian kepada Allah Yahwe.
Sangat penting bagi kalian untuk meneliti hatimu lebih dalam lagi untuk melihat apa kalian seperti penguasa muda kaya ini, yang telah menaruh rasa percayanya ke kekayaannya. Di krisis keuangan global yang akan datang, mereka yang mempercayakan dirinya kepada kekayaannya, akan digoncangkan. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi kalian sekarang ini untuk mempercayakan diri kalian dan percaya kepada Allah Yahwe dan penyediaan supra-alami-Nya untuk hidup kalian.
(disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Financial Breakthrough Spiritual Warfare oleh Morris Cerullo)

Perlengkapan Senjata

20 November 2010
Mulai blog hari ini, 19 November 2010, seri artikel Peperangan Rohani God Victorious Army oleh Morris Cerullo kami ganti dengan seri artikel The Christian in Complete Armour oleh William Gurnall. Ini merupakan bacaan rohani klasik Puritan yang pertama kalinya diterbitkan pada tahun 1655.
Beberapa penghargaan yang diberikan untuk buku tersebut antara lain sebagai berikut:
 ‘Jika seandainya saya harus membaca hanya satu buku selain Alkitab, saya akan memilih The Christian in Complete Armour.’ - John Newton (1725-1807), pedagang budak yang bertobat yang menulis lagu ‘Amazing Grace’.
‘Karya Gurnall ini tidak ada tanding dan tak ternilai; setiap barisnya penuh hikmat; setiap kalimatnya penuh semangat dorong. ‘Complete Armour’ ini lebih dari sekedar buku bagi pengkhotbah. Banyak ceramah yang diberikan berdasarkan buku ini daripada yang berdasarkan hal-hal yang lain, yang tidak menginspirasi. Saya seringkali mempergunakan buku ini sebagai jalan keluar di saat api saya meredup, dan saya menemukan bara pijar di perapiannya Gurnall. ‘ – Charles Haddon Spurgeon (1834-1892), Pastor, London Metropolitan Tabernacle.
Penyadur

Orang Kristen Perlu Dipersenjatai----------------------Home
APA PERSENJATAAN KITA?


“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah Yahwe, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;” (Efesus 6:11)

Kita bisa melihat bahwa kekuatan Allah Yahwe Mahakuasa-lah, dan bukan kekuatan kita yang lemah, yang memberi kekuatan iman dan kesiapan kita untuk peperangan. Lalu bagaimana bisa memperoleh kekuatan ini dalam hidup kita? Paulus memberitahu: dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah Yahwe.
Untuk bisa mengenakan senjata Allah Yahwe ialah dengan memakai kuasa-Nya dengan cara yang paling pribadi. Yang pertama-tama dan yang paling penting ialah adanya perubahan hati. Seseorang yang dengan sombong mengatakan kalau dirinya percaya akan Allah Yahwe tetapi tidak benar-benar percaya dengan hatinya tidak akan selamat dalam medan pertempuran rohani yang memisahkan bumi dengan sorga. Kalau ada seseorang yang dengan kecerobohannya gagal mengenakan senjata Allah Yahwe dan dengan tergesa-gesa bertelanjang-diri masuk ke pertempuran, sama saja dia sedang menanda-tangani sertifikat kematian sendiri.
Suatu kisah diceritakan tentang seorang fanatik di Munster yang dengan gagah berani mencoba menghadang tentara yang sedang menyerbu masuk dengan berteriak, ‘Dalam nama Tuhan Yang Mahakuasa, pergi!’ Jiwanya yang belum diperbaharui tidak menerima penugasan dari Jendralnya, maka dia segera binasa. Contoh ini seharusnya mengajar kita harga mahal yang harus dibayar atas kebodohannya. Kita seringkali mendengar perkataan yang berani tetapi bodoh, yang keluar dari mulut orang-orang penghujat dan ceroboh di antara kita! Mereka berharap kepada Allah Yahwe dan mempercayakan dirinya pada belas-kasihan-Nya, kemudian menantang iblis dan semua yang dilakukannya, tanpa menyadari kalau keadaan mereka itu miskin, ciptaan yang telanjang tanpa sepotong senjata Allah Yahwe atas dirinya. Kepongahan semacam itu tidak boleh ada di perkemahan Tuhan.

Orang Kudus Yang Dipersenjatai – Penyediaan Ilahi
Peringatan Paulus agar mengenakan perlengkapan senjata dibagi dalam dua kelompok umum. Pertama, petunjuk yang memberitahu kita apa yang harus dilakukan: ‘Kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah Yahwe ... ‘ Dan kedua, mengapa kita harus melakukan itu: ‘ ... supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;’ Setiap perekrutan tentara Kristus harus diperlengkapi dengan senjata secara benar.
Apa persenjataan ini?
Yang pertama, Kristus sebagai Senjata. Kita diberitahu, ‘kenakanlah Tuhan Yesus Kristus’ (Roma 13:14). Kristus dinyatakan sebagai senjata. Rasul tidak mendorong orang kudus untuk begitu saja menaruh orang yang tidak minum di tempat bermabuk-mabukan, atau pezinah ditaruh di tempat suci. Tetapi dia mengatakan untuk ‘mengenakan Tuhan Yesus Kristus’. Sebelum Kristus dikenakan, ciptaan itu tidak bersenjata. Ini bukan manusia yang menghiasi dirinya dengan moralitas atau berkebajikan filosofi agar bisa memukul mundur serangan yang dilontarkan dari meriam-meriam Setan, tetapi manusia yang dikenakan senjata –dalam Kristus.
Yang kedua, anugerah Kristus sebagai senjata. Saya sekarang berbicara tentang ‘berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan’. Kita diperintahkan untuk ‘mengenakan manusia baru’ (Efesus 4:24), yang dibangun dari semua anugerah.
Bila tanpa mengenakan Kristus dan semua anugerah-Nya itu berartri belum atau tidak bersenjata.
(disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari The Christian in Complete Armour oleh William Gurnall)