Senin, 19 Juli 2010

Memperlengkapi Gereja

GEREJA KECIL
"Kotbah dan kunjungi." Bukankah kata-kata ini yang kedengaran umum bagi kalian? Itu bukan hanya kerangka pelayanan di ribuan gereja kecil, tetapi juga merupakan harapan mereka. Mengajar Firman Allah dan menggembalakan jemaat itu jelas suatu yang baik. Tetapi bagaimana itu bisa dilakukan merupakan hal yang sangat berbeda..
Di banyak gereja kecil mendatang-pergikan gembala selama beberapa tahun dan para dewan atau majelis dan pemimpin kunci gereja yang ‘menjalankan fungsi’. Merupakan harapan dari gembala untuk bisa mengajar setiap hari Minggu, mengunjungi yang sakit, dan memberi kepedulian pastoral bagi anggota jemaatnya. Saya melihat ini tertulis dalam perincian-tugas (job description). Termasuk "dewan atau majelis yang akan menetapkan arah dan bisnis gereja."
Saya ini dengan rujukan yang berasal dari pemimpin-sukarela di gereja (yang tidak digaji/volunteer) yang mengasihi gembalanya dan yang mendedikasikan dirinya di gereja. Mereka mengasihi Tuhan dan pekerja-keras di gerejanya. Gereja-gerejanya termasuk geraja yang baik, yang melakukan hal-hal yang baik, tetapi tokh masih tetap menjadi gereja kecil. Ini bukan masalah salah atau benar. Dan jika kita mau jujur akan hal ini, Allah itu sesungguhnya mengharapkan setiap gereja itu bertumbuh.
Salah satu cara penting untuk membantu gereja bertumbuh ialah dengan memperlengkapi (equipping) (melatih/training) orang-orangnya untuk melayani dan membiarkan gembalanya melakukan hal-hal lain, termasuk bermitra dengan majelis dalam ‘menjalankan’ (kepemimpinan) gereja yang sesungguhnya. Poses ini akan menguatkan ‘otot’ gereja, membuat gereja lebih kuat dan meningkatkan kapasitas untuk menjangkau lebih banyak lagi jiwa. Ilustrasinya gampang. Bila satu orang bisa mengangkat 25 kg maka seratus orang akan mampu mengangkat 2.500 kg.

Ubah Cara Pikir Kalian
Gereja kalian ada di jalur yang benar jika yang melayani itu bukan hanya segelintir anggota jemaat. Tetapi akan ada ujian besar untuk ini. Jika kalian mendengar ada orang berkata, "Saya membantu gembala dan pelayanannya” (atau ungkapan yang sejenisnya), jemaat tidak memiliki pemikiran yang benar, dan usaha untuk memperlengkapi mereka tidak akan pernah berhasil.
Efesus 4:11-13 dengan jelas menyebutkan bahwa gembala itu salah satu jawatan untuk membantu umat percaya menggenapkan pelayanan mereka! "11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus."
Sebagai gembala, pekerjaan kalian ialah membangun jemaat dan melatih mereka untuk mampu melakukan pelayanan yang benar dan berarti. Bukan sekedar mengumpulkan orang untuk agar ada pekerjaan yang bisa dikerjakan. Tujuan besarnya ialah untuk membangun Tubuh Kristus dan mengembangkan kedewasaan rohani mereka. Jika kalian, para staff, dan para pemimpin kunci, mau mempercayai prinsip alkitabiah ini, maka ini akan bisa diajarkan ke jemaat. Dan semakin diajar, mereka akan menjadi DNA gereja kalian, artinya, bagian dari siapa sebenarnya kalian itu.

Ubah Pendekatan Kalian
Jangan ingin menjadi pahlawan sendirian, tetapi jadilah ‘coach’ (pelatih/tutor). Seperti yang kalian lihat di Efesus 4, fungsi para gembala itu seperti seorang ‘coach’ yang bertanggungjawab untuk melatih teamnya menang, dan bukannya menjadi bintang di teamnya. Sangat menggoda saat mendengar ada orang yang mengatakan bagaimana bagusnya kotbah kalian, dan orang itu melanjutkan dengan mengatakan tidak tahu bagaimana jadinya mereka tanpa kehadiran kalian di saat-saat terakhhir dalam krisis yang dihadapinya. Jika ini sepertinya mirip dengan pengalaman kalian, saya senang kalian mengasihi jemaat kalian, tetapi pelayanan kalian akan bisa bertumbuh dengan pesat lagi jika kalian mau berhenti untuk bisa melakukan segala sesuatu, sebaliknya latih orang lain untuk ikut melayani.
Jangan minta orang untuk membantu, sebaliknya, undang mereka untuk berpartisipasi dalam apa yang Allah telah rancangkan bagi mereka. Misalnya, jika kalian tulis di warta gereja bahwa kalian sangat berputus-asa mendapatkan pekerja untuk mengasuh anak-anak, jemaat akan menanggapinya dengan cara yang negatif. (Kalian tidak seharusnya memakai kata-kata putus-asa dengan maksud agar orang lain ikut merasakannya). Beberapa gereja memaksa jemaatnya untuk ‘bekerja’ di bagian anak-anak. Saya punya usulan yang lebih baik. Undang jemaat untuk berpartisipasi dalam visi besar yang Allah punyai untuk diwujudkan melalui setiap orang. Efesus 2:8-10 menjelaskannya. “8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
Jika kalian mengundang seseorang untuk pelayanan, undang secara benar untuk melakukan yang besar. Jika kalian melihat melalui cara pandang Allah kalian akan bisa melihat potensi yang lebih lagi, percaya kepada mereka dan berdayakan (empower) mereka untuk melakukan tanggungjawab yang lebih besar lagi. Biasanya sangat bijak untuk memberi tanggungjawab kecil sedikit-demi sedikit, tetapi jangan dihalangi jika mereka bisa melakukannya dengan baik. Jadikan dia seorang pahlawan. Bawa dia ke panggung di hari Minggu. Ceritakan bagaimana kehidupan seseorang itu diubahkan saat yang bersangkutan bangkit untuk pelayanan!

Ubah Cara Kerja Kalian
Mulai dengan gambaran besarnya di pikiran. Jadikan kalian tidak terlibat di dalamnya. Ini bukan berarti kalian menyerahkan semua kepemimpinan rohani, komunikasi pada Minggu pagi, tanggungjawab untuk penggalangan dana dalam gereja (kepenilikan), dan tanggungjawab sebagai penginjil. Tetapi itu semua merupakan lusinan hal lain yang bisa kalian lepaskan, dan harus, untuk dikerjakan oleh orang lain!
Kalian bisa melakukan ini dengan ‘coaching’ satu persatu jemaat kalian. Ajak seseorang menyertaimu saat melakukan pelayanan dan tunjukkan kepada dia bagaimana cara melayani. Mulai dari mencetak warta sampai ke kunjungan ke rumah sakit, mereka bisa melakukannya! Jujur saja, banyak pekerjaan kecil yang jemaat tidak bisa melakukannya. Itu bisa diubah dengan mulai mengubah bagaimana kalian mengubah cara pandang itu semua. Mereka mungkin saja tidak semuanya sebagai pemimpin hebat. Mulai dengan apa yang kalian sudah miliki. Ini apa yang Tuhan telah berikan kepada kalian. Tumbuhkan dan latih mereka! Kalian akan terheran-heran bagaimana mereka akan bisa melayani dan memimpin!
Kalian bisa juga lakukan dengan berkelompok, besar dan kecil. Bantu jemaat kalian menemukan karunia-karunia rohaninya. Ada banyak test-uji karunia rohani yang saat ini tersedia. Saya telah menuliskannya satu, yang bisa kalian peroleh di injoy.com. Ambil satu yang kalian maui dan berikan ke jemaat. Biarkan jemaat kalian mengetahui kesempatan-kesempatan yang tersedia. Jangan cepat-cepat minta seseorang untuk mengikuti suatu sekolah pelayanan. Lemparkan visi kepada mereka untuk membuat perubahan di generasi berikut! Jika kalian membutuhkan beberapa penyambut tamu, tunjukkan kepada mereka bagaimana pentingnya peranan ini untuk menyiapkan momen Allah berbicara kepada umat di kebaktian hari Minggu. Kalian akan mendapat idenya!
Biarkan orang bereksperimen dengan pelayan yang berbeda-beda. Jika mereka menyadari tidak terpatok dalam suatu pelayanan tertentu dalam hidup mereka, mereka akan lebih cocok untuk mencoba berbagai pilihan dan menemukan salah-satu yang benar-benar mereka sukai. Yakinkan bahwa mereka mendapat pelatihan yang mereka butuhkan, berikan banyak dorongan kepada mereka, sering-sering berterimakasih kepada mereka atas apa yang telah mereka kerjakan.
Proses ini tidak akan terjadi dalam satu malam, khususnya jika jemaat kalian sudah berusia 20 tahun ke atas. Akan membutuhkan pendekatan intensif yang bisa membutuhkan waktu 12-18 bulan sebelum kalian bisa mulai melihat hasilnya di jemaat. Jadi, jangan mencari hasil yang cepat dan mudah. Satu kali kotbah tidak akan bisa menjadikan berhasil. Tetap bertekun untuk melakukannya. Ajak para pemimpin kunci duduk bersama dengan kalian dan mulailah menjalani kepemimpinan pelipat-gandaan dengan memperlengkapi gereja untuk melayani.

GEREJA BESAR
Saya sedang ada di rumah sakit dimana seorang tehnisi MRI sedang mencoba menusukkan jarum di lengan saya untuk memasukkan cairan kontrast-pewarna. Kalian akan menangkap gambarannya. Juga kalian akan bertemu dengan si monster penusuk lengan jika tehnisi tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan. Setelah beberapa kali menusuk-nusuk, dia berkata, "Sepertinya tidak berhasil" Pikir saya – apa yang engkau maksud dengan ‘sepertinya’?! Pastinya yang dimaksudkan ialah berhasil atau gagal. Dan jika engkau sendiri tidak tahu, lalu siapa?” Kemudian dia berpindah dari lengan ke tangan saya, dan tidak berhasil juga. Kemudian dia mencoba ke lengan yang satunya. Saya merasa seperti balon ditusuk jarum! Dan, oh tidak! Itu bukan pembuluh vena saya, itu sih pembengkakan! Pada akhirnya dia berhasil setelah banyak menusuk-nusuk daging yang tidak perlu. Jelas bagi saya kalau orang itu tidak diperlengkapi untuk melakukan pekerjaannya.
Memperlengkapi (equipping) itu esensinya adalah pelatihan (training). Gampang untuk mengetahui kalau seseorang tidak diperlengkapi. Kalian tidak akan menusukkan jarum sembarangan di lengan seseorang yang sedang mengunjungi gereja kalian; tetapi jika pengerja kalian tidak mendapat pelatihan yang benar bisa saja ini yang akan terjadi. Tindakan mereka akan menyakitkan orang jika ada seorang staf atau pengerja tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan. Semakin seseorang kurang diperlengkapi akan semakin memberi sakit kepada orang lain.
Jika petugas parkir gereja mengarahkan seseorang sehingga terjebak kemacetan, penerima tamu menyambut tanpa senyuman, dan guru sekolah minggu membiarkan anak-anak berlarian sendiri – ini sebagai tanda kurangnya memperlengkapi pekerja. Mereka itu para pengerja yang buruk, mereka merupakan orang-orang yang belum mendapat pelatihan untuk melakukan tugasnya.
Jika saatnya sudah tiba untuk memperlengkapi gereja, baik gereja kecil maupun gereja besar, sesungguhnya ada beberapa hal yang mirip untuk ke duanya. Tetapi juga ada beberapa hal yang spesifik antara gereja kecil dan gereja besar, yang kalau dilakukan, atau tidak dilakukan, akan memberi pengaruh besar.
Pertama-tama kalian harus menyadari bahwa ada suatu alasan mengapa gereja kalian besar. Banyak kemungkinannya – mulai dari lokasi keberadaan sampai ke kepemimpinannya. Karena lebih besar, harapan-harapan juga akan lebih besar, dan pelayanannya akan lebih kompleks, yang jika ada suatu pelatihan untuk memperlengkapi pengerjanya, akan segera memberi perubahan yang nyata. Sepertinya memang agak kurang adil untuk membandingkan gereja kecil dengan gereja besar. Kita sepertinya membandingkan antara puskesmas dengan rumah sakit internasional. Apa yang diharapkan dari hasil pelatihan bagi keduanya akan sangat berbeda. Ya memang begitulah. Kalian bisa saja menganggap bahwa seharusnya gereja kecil maupun besar itu sama saja di hadapan Allah. Dan memang benar. Tetapi gereja yang berjemaat 50 orang dengan gereja 500 orang akan berbeda dalam melakukan fungsinya. Orang yang sudah memsuki pintu gerbangnya akan segera menyadari hal itu.
OK, tidak ada satu pun dari kita yang memimpin gereja yang sudah sempurna. Jika kalian sudah melakukannya, beritahu saya, dan saya akan menuliskan artikel khusus tentang Anda! Kita ada itu karena anugerah semata. Tapi, ijinkan saya berterus-terang di sini, mungkin saja di gereja kecil ada ada suatu anugerah walaupun kurangnya pelatihan pengerja. Tetapi jelas ini bukan anugerah lagi kalau terjadi di gereja besar. Pemimpin gereja dengan 1.000 jemaat harus tahu apa yang sedang kalian kerjakan. Pemimpin gereja dengan 2.000 – 3.000 jemaat kalian harus mampu melatih gereja lain bagaiman cara melatih pengerjanya!
Ini ada beberapa petunjuk dalam melewati proses untuk memperlengkapi pengerja.
Atmosfir atau budaya itu tidak sama dengan informal equipping.
Kami punya manual pelatihan setebal 10 halaman bagaimana melayani sebagai penerima tamu (usher) di 12Stone Church dimana saya menjabat sebagai Executive Pastor. Saya ingat bagaimana setelah memberikan petunjuk itu ke usher baru, tanggapannya sangat mengherankan. Dia mengatakan, "Berapa halaman yang diperlukan untuk menunjukkan kepada saya bagaimana harus memindah kerajang sampah?!" Setelah dia selesai membaca bahannya dan mempraktekkannya, dia tahu bagaimana bisa menjadi seorang usher yang baik, dan bukan sekedar menatap mata orang yang baru datang. Setelah masing-masing usher yang baru melihat-ulang materi-training-nya dan melayani paling tidak satu kali di hari Minggu mereka menerima buku kecil berjudul 5 Things You Can Do to Lead Effectively, oleh Phil Stevenson. Jika untuk melatih seorang usher saja harus dilakukan seperti ini, apa yang bisa kalian lakukan untuk memperlengkapi para pemimpin sekolah minggu, pemimpin kelompok sel, dan team-team pengerja yang lain? Sesuatu yang tidak resmi itu baik dalam membangun hubungan, tetapi lakukan pelatihan untuk memperoleh pelatihan kelas dunia.
Membangun lingkungan untuk memfungsikan equipping
Saya telah belajar begitu banyak dari gereja besar yang memperlengkapi orang-orangnya dengan luarbiasa. Sungguh menyenangkan ada di lingkungan yang demikian. Suatu hembusan angin segar! Tetapi saya juga mengkonsultasi beberapa gereja besar dimana euipping tidak berjalan dengan baik. Itu bukan karena tidak dihargai atau tidak dipandang dengan benar. Suatu kejadian di gereja sangat besar, dimana gembalanya merupakan seorang komunikator yang luarbiasa dan pemimpin berkharisma. Segala sesuatu yang dianggap bernilai di gereja itu hanya terjadi di ruang penyembahan. Tidak ada equipping atau training, karena jika gembalanya tidak melakukan, itu tidak dianggap sesuatu yang cukup penting untuk diikuti. Pengalaman lain yang berbeda terjadi di sebuah gereja yang sangat haus akan training tetapi saat diadakan berlangsung dengan buruk. Itu karena dilakukan dengan terburu-buru dan tidak dipersiapkan dengan baik. Gereja ketiga yang saya konsultasi melakukan equipping dengan baik dengan tetapi dilakukan dengan pendekatan yang sangat mekanis. Itu dilakukan seperti mengadakan seminar dengan perasaan ada di suatu pabrik. Itu diadakan dengan sikap “Lakukan saja trainingnya agar mereka bisa melakukan pekerjaannya dengan benar.” Mereka benar-benar kehilangan hakekat yang sebenarnya dari pelatihan.
Equipping yang baik selalu mengutamakan manusianya. Jika kalian berfokus untuk membantu volunteer menyukai pelayanan mereka dan menemukan arti di dalamnya, mereka akan mendapati pelayanannya akan dikerjakan dengan baik. Kenyataannya, equipping yang disebutkan di Efesus 4 menunjuk kepada "memelihara dan membuat utuh." Itulah yang utama yang dituju dalam equipping, menuju kedewasaan dan pelayanan!
• Pahami perbedaan antara memperlengkapi (equipping) dan mengembangkan (developing).
Ada beberapa hal yang tercampur dan mengaburkan antara equipping dan developing, tetapi jika kalian tidak mengetahui apa perbedaan keduanya kalian akan kehilangan faktor penting dari keduanya.
Equipping itu melatih seseorang untuk bisa melakukan suatu tugas pelayanan khusus. Misalnya menyiapkan pekerja pelayanan anak untuk menuntun seorang anak kepada Kristus, atau menceritakan suatu cerita yang menawan, atau bagaimana mengkomunikasikan kasih antar sesama anak. Equipping ialah menunjukkan kepada penerima tamu bagaimana menyambut seseorang untuk memasuki gereja. Equipping ialah coaching pemimpin kelompok sel untuk kelompok yang dinamis. Equipping ialah spesifik dan sebagian besar didasarkan atas agenda gereja. Itu hal yang bagus. Jika itu adalah Amanat Agung, itu agenda Allah juga!
Developing ada di dimensi yang berbeda. Jika training/equipping itu untuk fungsi pelayanan khusus, developing itu secara umum membantu seseorang menjadi orang yang lebih besar, lebih baik, dan lebih kuat. Men-developing seseorang itu menginvestasikan training kepemimpinan rohani sedemikian rupa sehingga mereka bisa melakukan kehidupan yang lebih baik, bukan sekedar bisa melayani di gereja dengan lebih baik. Mereka akan bisa memimpin di rumah dengan lebih baik, mereka akan lebih cepat berkembang di pekerjaannya, dan memberi sumbangan besar ke komunitas yang lebih luas. Developing itu tidak didasarkan atas agenda gereja, tetapi lebih menekankan pada pertumbuhan pribadi individu. Gereja akan menerima manfaatnya, tetapi itu bukan tujuan utama, tidak seperti equipping untuk pelayanan.
• Perlakukan equipping sebagai proses yang berkelanjutan.
1. Komunikasikan dengan cepat dan jelas hasil yang diinginkan. (Jangan pernah menurunkan standar kalian).
2. Beri banyak pujian dan apresiasi.
3. Tanyakan pendapatnya dan masukan secara umum. Kalian akan memperoleh hasil yang besar saat kalian menginventasikan diri di team kerja yang besar.
4. Sediakan training yang berkelanjutan, tetapi jangan dibuat rumit.
• Review komponen-komponen equipping.
1. Pastikan masing-masing sedang melayani di pelayanan yang benar bagi mereka.
2. Tetapkan hasil spesifik yang diinginkan dari masing-masing pelayanan.
3. Kenali ketrampilan yang dibutuhkan dan kopetensi inti masing-masing pelayanan.
4. Masukkan dalam pertimbangan adanya kerancuan budaya dan filosofi yang ada di gereja kalian.
5. Sediakan materi training yang sesuai.
6. Pakai orang yang berkwalifikasi untuk melakukan training.
7. Sediakan peralatan dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengerja sehingga mereka bisa melakukan pekerjaannya.
Masih ada banyak lagi yang berkenaan dengan seni dan ketrampilan melakukan equipping, tetapi yang di atas itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kalian mulai bertindak dan membicarakan lebih lanjut akan topik-topik di gereja kalian. Tetaplah melakukan equipping, ada nilai yang besar di dalamnya . . . dan terusterang, ini bukan sesuatu yang perlu di-negosiasikan lagi untuk memperoleh kesehatan dan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Equipping the Smaller Church dan Equipping the Larger Church oleh Dan Reiland