Sabtu, 30 November 2013

Devosi NOVEMBER 2013

5-LEVEL KEPEMIMPINAN - John Maxwell
30-Nov-2013: #5 - Level Puncak/Penghormatan – level dimana orang-orang mengikuti karena siapa/pribadi yang mereka ikuti dan apa yang diwakilinya. Jarang ada pemimpin yang sampai ke level ini – level puncak. Bukan hanya kepemimpinan di level ini merupakan puncak kepemimpinan empat level lain, tetapi juga karena di level ini membutuhkan ketrampilan tingkat tinggi dan kemampuan alamiah kepemimpinan. Banyak hal yang harus dikerjakan dan dikembangkan oleh para pemimpin lain untuk mencapai level-4 dan itu sudah dikerjakan pemimpin level-5 ini. Mereka yang mencapai level ini telah lama memimpin begitu baik sehingga mereka memiliki legacy/kewarisan kepemimpinan di perusahaan atau pelayanan yang mereka layani.
Para pemimpin puncak memang akan membutikan dirinya. Mereka menanjak dan sepertinya menunjukkan keberhasilan kemanapun mereka pergi dan berada. Kepemimpinan di tingkat ini mengangkat seluruh perusahaan/pelayanan dan menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi siapapun yang ada di dalamnya, dan membagikan keberhasilannya. Para pemimpin level ini seringkali mengangkat perusahaan dan pelayanan dimana mereka ada.
Hampir semua pemimpin yang mencapai level ini  tetap akan terus seperti itu sebab level ini bukan tempat untuk beristirahat, untuk berhenti dan memandang keberhasilannya. Itu merupakan tempat untuk menghasilkan-ulang dimana mereka bisa memberi dampak terbesar di kehidupannya. Itulah mengapa para pemimpin yang mencapai level ini akan terus berusaha selama mereka bisa. Dengan ucapan-syukur dan kerendahan hati mereka harus mengangkat sebanyak mungkin pemimpin, dengan memberi tantangan sebesar mungkin, dan mengembangkan pengaruhnya untuk bisa memberi perbedaan yang positif di luar perusahaan dan pelayanannya.

29-Nov-2013: #4 - Level Mengembangkan Manusia/Reproduksi  - level dimana orang lain mau mengikuti karena adanya sesuatu yang telah dilakukan terhadap mereka. Di level-3 penekanan pada produktivitas perorangan atau perusahaan/pelayanan. Meskipun kemampuan  menciptakan team yang mampu memberikan produksi tinggi menunjukkan tingkat tinggi kemampuan kepemimpinan, tetapi untuk mencapai kepemimpinan level tinggi yang bisa menciptakan orang-orang elite perusahaan, pemimpin harus berpindah dari level pemberi hasil ke level pengembang. Mengapa? Karena manusia merupakan harta paling dihargai di perusahaan/pelayanan
Para pemimpin yang baik di level-4 menanamkan waktu mereka, tenaga, uang, dan pikiran untuk bagaimana menumbuhkan orang lain menjadi pemimpin. Mengubah fokus dari memperoleh hasil yang dikerjakan orang lain ke mengembangkan potensi mereka. Mereka hanya memberi 20% fokusnya ke produktivitas perorangan dan 80% fokus ditujukan ke bagaimana mengembangkan dan memimpin orang lain. Ini merupakan perubahan yang sulit bagi mereka yang memiliki produktivitas tinggi. Tetapi, perubahan yang dilakukan akan membuat perombakan total yang akan memberi masadepan yang lebih cemerlang bagi perusahaan/pelayanan.

28-Nov-2013: #3 - Level Produksi/Hasil – level dimana orang lain mau mengikuti karena melihat sesuatu yang sudah dihasilkan. Apa yang dihasilkan itulah yang akan menguji, memisahkan dan membedakan antara para pemimpin sejati dari mereka yang sekedar mau menduduki posisi kepemimpinan. Pemimpin yang baik selalu bertekad untuk membuat sesuatu terjadi. Mereka mendapat hasil. Mereka memberikan pengaruh yang berarti bagi pelayanan atau perusahaan. Bukan hanya mereka produktif secara perorangan, tetapi mereka juga mampu membantu team agar memberikan hasil. Tidak ada yang bisa memalsukan posisi level-3 ini. Seseorang itu hanya bisa memilih salah-satu dari dua hal berikut: menghasilkan sesuatu atau tidak menghasilkan apa-apa. Hanya salah satu yang bisa terjadi.
Ada sebagian orang tidak bergerak dari level-Permisi ke level-Produksi. Mereka sepertinya tidak bisa menghasilkan sesuatu. Ini terjadi biasanya karena mereka kurang dalam mendisiplinkan-diri, kerja yang etis, memahami perusahaan atau pelayanannya, atau memiliki ketrampilan agar bisa memberi hasil. Meskipun begitu, jika seseorang ingin naik ke level yang lebih tinggi dalam kepemimpinan, dia memang  mau tidak mau harus bisa memberi hasil. Tidak ada cara lain.

27-Nov-2013: #2 - Level Permisi/Hubungan – level dimana orang lain ikut karena mereka memang menginginkannya. Membuat perpindahan dari level-posisi ke level-permisi akan menjadikan seseorang mulai mau mengambil langkah pertama memasuki kepemimpinan. Kepemimpinan itu suatu pengaruh, dan saat seorang pemimpin belajar untuk berfungsi di level-permisi, segala sesuatunya akan berubah. Orang-orang akan bersedia melakukan pekerjaan  bukan sekedar memenuhi tugas atau perintah tetapi mereka memang benar-benar mau mengikutinya. Mengapa? Karena pemimpin mulai memberikan pengaruhnya kepada orang-orang berdasarkan hubungan, bukan sekedar posisi.
Saat seseorang merasa disukai, dipedulikan, dilibatkan, dinilai, dan dipercayai, mereka akan mulai bekerja sama dengan pemimpinnya, dan dengan rekan-rekannya. Ini akan mengubah seluruh lingkungan kerja. Orang-orang akan berjalan bersama pemimpin yang menyertainya.

26-Nov-2013: #1 - Level Posisi/Hak – level dimana orang lain ikut karena ada keharusan. Ini level paling rendah kepemimpinan – level pintu masuk. Mereka yang hanya di level bisa saja sebagai boss tetapi tidak akan pernah menjadi pemimpin. Mereka punya bawahan tetapi bukan anggota team. Mereka bersandar pada aturan-aturan, ketetapan-ketetapan, kebijaksannaan, dan struktur organisasi untuk bisa mengontrol orang-orangnya. mereka mau ikut hanya sampai di batas-batas otoritas formal organisasi saja.
Di posisi ini tidak membutuhkan kemampuan dan usaha yang perlu dicapai. Seseorang yang ditunjuk, atau menginginkan, untuk menduduki suatu posisi itu baik, tetapi sebagai seorang pemimpin harus mau menumbuhkan diri di atas level-1 ini.

25-Nov-2013: Memelihara Firman – Kesimpulannya, saat kita bertahan dalam memelihara Firman Allah, pewahyuan akan datang menerangi dan memunculkan kebenaran bagi kita (Ef. 1:17-18). Jika mengarahkan kepada (Ams. 4:20), menjagai (Ams. 4:23), melanjutkan (Yoh. 15; Yak. 1:25), dan merenungkannya (Yos. 1:8; Mz. 1:1-3). Firman Allah akan memberi buah yang Dia janjikan.
Galatia 6:9 memberi dorongan, ‘Janganlah jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.’
Tancapkan diri ke Firman Allah. Bungkus  diri kita dengan Sang Pemberi-Hidup yang akan berdoa bersama kita, bagi kita, dan menjadikan kita bertanggungjawab pada standar-standar Allah yang telah memanggil kita. Terus melekat kepada-Nya, melekat dengan Firman-Nya, maka kita dibebaskan untuk menjadi seperti apa yang telah Dia tetapkan, dan alami kuasa identitas kita dalam Kristus.

24-Nov-2013: Pembatalan Proses – Yesus juga mengatakan suatu kebenaran yang kita butuhkan agar benar-benar menyadari saat sedang menumbuhkan benih kita: apa harus melewati rasa takut, tekanan keuangan, nafsu, dll. tujuan utama setan itu mau menggugurkan proses sehingga bisa mencuri benih tersebut. Serangan-serangannya dipilih pada di waktu yang tepat dan ditujukan di saat-saat kita dalaam keadaan rentan.
Dengan mengabaikan badai yang datang untuk mengganggu dan menantang kematangan benih kita, kita harus memperkokoh diri di dalam Tuhan dan ‘berpegang kuat pada pengharapan kita’ (1 Sam. 30:6; Ibr. 10:23). Jika kita terus-menerus memberikan diri pada Sang Penjunan, Dia akan memberikan anugerah-Nya untuk membantu kita pada waktunya, dan menyempurnakan pekerjaan yang telah Dia mulai dalam diri kita (lihat Ibr. 4:16; Flp. 1:6).


23-Nov-2013: Prinsip Pertumbuhan Benih – Bertumbuhnya benih itu mengikuti suatu prinsip. Seseorang tidak akan bebas dari suatu masalah di area kehidupan jika tidak menyediakan waktu dalam Firman Tuhan yang berkenaan dengan area-area permasalahan tersebut. Kita harus melewati prosesnya. Benih-informasi harus bisa menjadi pewahyuan-penghasil-buah. Agar terjadi hal itu kita harus memelihara dan menumbuhkan benih tersebut.
Matius 13, Markus 4, dan Lukas 8 membicarakan kisah penabur dimana Yesus membicarakan secara rinci tentang prinsip pertumbuhan benih ini. Yesus menunjukkan kalau kematangan benih – Firman-Nya dalam kita – itu suatu proses pertumbuhan. Jika benih tersebut dipelihara dan diberi makanan, sama seperti benih alami, akan bertumbuh dan memberi buah. Yesus meringkaskan proses pemeliharaan benih Firman-Nya melalui MENDENGAR (menerima Firman Allah tertulis atau yang diucapkan - Mat 13:23), MENGERTI (menanamkan Firman Allah bersama-sama pengetahuan Allah yang telah kita miliki untuk pewahyuan yang lebih lagi – Mat. 13:23), MENERIMA (menerima dan memegang dalam ketaatan – Mar. 4:20), dan MEMEGANG ERAT (dalam memelihara benih – Luk. 8:15).

22-Nov-2013: Buah ditumbuhkan dari benih– Beberapa tahun yang lalu ada pewahyuan terbesar bagi saya. Saya sepertinya sedang menanyakan kepada Dia mengapa Firman sepertinya tidak bekerja bagi saya. Jujur saja, saya sedang mengeluh akan kurangnya buah yang saya hasilkan dalam hidup saya. Saya sudah belajar dari banyak guru luarbiasa, mendengarkan semua kaset yang benar, membaca semua buku klasik, dan semua yang saya dengarkan itu tentang bagaimana bisa hidup berkemenangan dalam setiap segi kehidupan saya.
Dengan kemurnian hati agar bisa dipakai Tuhan dengan luarbiasa, saya menaruh sasaran untuk bisa menjadi orang Kristen sebaik mungkin yang bisa. Seringkali dalam pencarian ini saya akan meninggalkan kebaktian dan ibadah pertemuan doa dengan harapan bisa memiliki apa yang saya butuhkan untuk akhirnya bisa melihat perubahan yang permanen. Tetapi beberapa hari kemudian ternyata saya kembali ke keadaan yang sama.
Saya berteriak, ‘Tuhan, mengapa itu tidak terjadi dalam diri saya?’ Saya sangat jengkel, merasa seakan-akan gagal total. Kemudian Tuhan berbicara suatu hal yang sangat penting bagi saya. ‘Sebab semua kebenaran itu engkau terima sebagai benih.’ ‘Mereka yang mengajarmu – mereka yang telah memberikan kesaksiannya itu sudah melakukan apa yang mereka harus lakukan – yang sekarang sudah menjadi buah bagi mereka. Itu tidak akan ditransferkan sebagai buah, tetapi sebagai benih. Apa benih itu nantinya menjadi buah yang sama tergantung dengan apa yang akan engkau lakukan.’
Untuk sementara saya mencerna hal ini. Saya mulai memikirkan semua mereka yang saya kenal yang dengan jelas menghasilkan buah-buah dalam area-area kehidupan mereka. Ada yang tadinya orang ketagihan obat yang pikirannya menjadi ‘kering’ segera setelah membenamkan diri dalam Firman Tuhan setelah memberikan hidupnya kepada Kristus. Selama berjam-jam setiap harinya dia membaca, merenungkan, menghafal, dan mengatakan Firman. Setelah sekian bulan, bukan hanya orang muda itu dibebaskan sepenuhnya dari setiap pencobaan akan obat, pikirannya benar-benar disembuhkan.
Demikian juga ada orang muda lain yang dibebaskan dari mentalitas miskin, yang senantiasa hidup dalam kemiskinan. Benih pewahyuan ditanamkan saat mendengar seseorang yang membagikan kemakmuran sejati diberkati Tuhan untuk bisa memberkati. Transformasi berpikirnya terjadi setelah menghabiskan berbulan-bulan untuk mengenali dan merenungkan Firman Tuhan tentang penyediaan, menabur, menuai, dll. Tidak lama ikatannya diputuskan dan ditumbuhkan iman luarbiasa dalam keuangan. Dia menjadi salah satu orang yang paling makmur yang saya tahu ... dan yang memberi paling baik.

21-Nov-2013: Ikuti Proses Yang Disediakan - Sebagai bapa untuk suatu generasi perlu terus mengembangkan diri untuk bisa membantu orang lain menyadari dan menggenapkan impian-impian Tuhan bagi mereka. Saat mengimpartasikan pelajaran-kehidupan untuk memunculkan para pengubah-dunia selalu menekankan kalau kita bisa sepenuhnya memegang identitas kita dalam Kristus hanya saat kita bersedia berpartisipasi dalam proses yang telah Tuhan raancangkan bagi kehidupan kita.
Hal yang baik kalau merindukan pertumbuhan, perubahan, kedewasaan, dan hasil, tetapi kita seringkali menginginkan hasil tanpa memasuki ‘proses’ yang harus dilalui untuk itu. Demikian juga kita merindukan ‘hasil akhir,’ tanpa mau melakukan dan memegang gairah dalam perjalanan untuk melengkapkannya.
Kita tidak bisa mengharapkan iman terjadi dalam semalam. Kehidupan ketaatan itu sebagai sarana keserupaan Allah (proses-Nya) yang sama dengan Dia mengakhirinya (hasil akhir). Jika kita terus melekat dan melekat dan melekat, hal itu akan terjadi. Kebenaranlah yang akan membebaskan kita. ‘demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.’ Yes. 55:11


PENGHALANG UNTUK SERUPA KRISTUS - Frange Frangipane
20-Nov-2013: Tujuan Tertinggi Tuhan (2)  Saat kita lahir kembali, kehadiran Tuhan Yesus melalui Roh Kudus memasuki hidup kita. Seberapa besar tingkat kerjasama kita dengan kehendak Tuhan, sebegitulah kemuliaan Tuhan yang akan mendahului kita. Yesus mengumpamakan keselamatan kita itu sebagai lampu-penerang. Dia katakan, ‘Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.’ (Luk. 11:36).Kehadiran Tuhan memberikan perlindungan yang tidak terhancurkan karena adanya benteng dalam diri kita yang menjadikan kita tersembunyi dari si jahat. Melalui Dia kita memasuki keutamaan jalan-jalan-Nya dalam hubungan dengan Bapa dan sesama. Oleh karena itu kita berjalan dalam kekebalan dari serangan setan yang tidak terhitung jumlahnya. Memang, begitu kepenuhan-Nya dalam diri kita meningkat, dan akan digenapkan, ‘sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini’ dan ‘Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.’ (1 Yo. 4:17; 5:18).Kita harus menyadari bukanlah Setan yang mengalahkan kita, tetapi karena kita telah membuka diri kepadanya. Agar bisa menaklukkan iblis dengan telak kita harus berjalan dalam ‘lindungan Yang Mahatinggi’ (Mz. 91:1). Setan itu Tuhan beri toleransi dengan satu maksud: peperangan antara iblis dan orang-orang kudus Tuhan akan mendorong keserupaan mereka dengan Kristus, dimana hakekat Kristus menjadi satu-satunya tempat beristirahat dan terlindung. Tuhan mengijinkan peperangan untuk memfasilitasi rencana kekal-Nya, yaitu menjadikan manusia segambar Dia (Kej. 1:26).Begitu kita menyadari kalau tujuan Bapa itu bukan sekedar menyelamatkan kita tetapi untuk mentransformasikan kita, kita akan terus-menerus mendapati kalau Tuhan memiliki satu jawaban terhadap semua permasalahan rohani kita: memastikan terbentuknya hakekat Putra-Nya dalam diri kita!Apa kita disusahkan oleh roh ketakutan dan keraguan? Serahkan area-area tersebut kepada Tuhan, bertobat atas ketidak-percayaan kita, dan serahkan diri kita ke iman Kristus yang ada di dalam diri kita. Apa kita disusahkan oleh roh nafsu dan malu? Serahkan dosa-dosa tersebut kepada Tuhan, bertobat atas hakekat lama kita, ambil pengampunan Kristus dan kemurnian hati-Nya. Kalau iblis tahu serangan yang dia lakukan itu bukannya menjauhkan kita dari Tuhan tetapi mendekatkan kita kepada-Nya – begitu dia mengetahui kalau cobaan-cobaan itu justru akan memunculkan perilaku Kristus – maka musuh akan mundur dengan sendirinya. Ingat: Kemenangan itu dimulai dengan nama Yesus yang keluar dari bibir kita, dan dikobarkan oleh hakekat Yesus dalam hati kita.


19-Nov-2013: Tujuan Tertinggi Tuhan (1) – Keikutsertaan sebagian besar orang Kristen dalam peperangan rohani itu berharap untuk memperoleh kelegaan atas tekanan atau mempertahankan ke’normalan’nya. Tetapi tujuan seluruh aspek rohani, termasuk peperangan, ialah untuk menjadikan kita segambar Kristus. Dan bukan yang lain, bukan penyembahan atau peperangan, dan juga bukan kasih maupun pelepasan; sasaran tunggal iman kita ialah keserupaan dengan Kristus.
Mari kita lihat-ulang, tujuan Tuhan membebaskan orang Ibrani dari Mesir itu agar bisa membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Demikian juga kita dilepaskan dari dosa bukan agar hidup untuk diri-sendiri, tetapi agar kita menyerupai Kristus. Apa yang kita namakan ‘keselamatan’, itu merupakan fase awal dijadikannya kita serupa Kristus. Jika kita gagal melihat ini kita akan mudah terjerat kembali dengan dosa yang pernah menindas kita.
Banyak konflik rohani kita yang tidak selesai-selesai sampai karakter Yesus terbentuk dalam hati kita. Tujuan Bapa melepaskan kita itu bukan sekedar melepaskan beban-beban kita, tetapi melakukan segala perkara dalam kehidupan kita untuk menjadikan kita ‘segambar dengan Putra-Nya.’ Tujuan Bapa dengan keselamatan kita ialah agar Yesus menjadi ‘yang sulung di antara banyak saudara’ (Rom. 8:29). Dengan kata lain, untuk bisa menyadari kemenangan utama Tuhan, kita harus menjangkau tujuan utama Tuhan, yaitu transformasi keserupaan Kristus yang utuh dalam hidup kita.

18-Nov-2013: Memecah Fokus (2) – Fokus salah menjadikan pikiran seseorang terus-menerus mencari-cari musuh.  Otomatis di sekitarnya akan dilihat musuh-musuh. Karunia ‘membedakan roh’ merupakan karunia penyeimbang yang memampukan seseorang bisa mengenali adanya roh-roh malaikat yang lebih banyak lebih dibandngkan roh-roh jahat. Karunia ini lebih banyak berfokus dan memberi pengaruh positif serta memberi pengharapan, bukannya pengaruh jelek yang mendatangkan ketakutan.
Di 2 Raja-raja misalnya, saat pasukan Syria mengepung kota Israel membuat bujang Elisa cemas. Untuk menenangkan rasa takutnya, Elisa berdoa agar mata rohani bujangnya dibukakan. Kemudian berkata, ‘Jangan takut sebab yang menyertai kita lebih banyak dibandingkan mereka’ (2 Raja-raja 6:16). Saat Tuhan membuka mata bujang itu dia bisa melihat apa yang Elisa lihat, ‘Gunung dipenuhi oleh kuda dan kereta berapi’ (ay. 17).
Dalam peperangan rohani pertempuran itu tidak dibatasi dengan ‘kita melawan mereka’ secara manusiawi, tetapi mencakup ‘mereka ... yang menyertai kita’ melawan ‘mereka ... yang menyertai musuh’. Cara membedakan yang benar ialah dengan menyadari banyak kumpulan malaikat yang setia kepada Tuhan, dan menyadari kalau pasukan malaikat itu ada di pihak kita serta lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya dibandingkan musuh. Ingat, jika kita gagal ‘mendengar musik’ di saat terjadi peperangan artinya kemampuan membedakan roh kita belum lengkap.
Kita harus belajar lebih baik mengembangkan perilaku yang baik daripada menghabiskan waktu berdoa melawan iblis. Sukacita Tuhanlah yang akan mengusir roh depresi. Iman yang hidup kitalah yang menghancurkan roh-roh ketidakpercayaan; kasih yang agresif yang akan mengusir ketakutan kita. Kemenangan itu dimulai dengan nama Yesus yang keluar dari bibir kita, dan dikobarkan oleh hakekat Yesus dalam hati kita.

17-Nov-2013: Memecah Fokus (1) – Ada saatnya Tuhan memanggil kita untuk berkonfrontasi dengan penghalang yang ada di gereja dan komunitas kita, tetapi saat menghadapi peperangan rohani bisa membuat kita menyimpang dari ketaatan kita kepada Tuhan. Yesus mengalahkan Setan saat di Getsemani dan di atas kayu salib, bukan dengan berkonfrotasi langsung, tetapi dengan menggenapkan panggilan destiny-Nya di Kalvari. Pertempuran terbesar terjadi dan dicapai dengan mati-Nya Sang Pemenang, tanpa diucapkan kata-kata hardikan ke lawan-Nya. Penguasa dunia diadili, dan penguasa-penguasa serta penghulu-penghulu dunia dilucuti bukan dengan berkonfrontasi dalam pertempuran, tetapi dengan penyerahan-diri Yesus di atas kayu salib.
Ada saatnya peperangan dengan iblis itu dirancang untuk membelokkan kita dari tujuan yang Tuhan telah tetapkan bagi kita. Para pendoa syafaat dan pemimpin peperangan perlu mencermati hal ini: ada roh jahat yang memang ditugaskan untuk membuat jebakan agar pikiran seseorang membawanya memasuki neraka. Roh ini bisa dinamakan ‘Roh Pemecah Fokus.’ Kita bisa saja berperang dengan sengit melawan roh ini yang menampakkan diri di orang-orang atau benda-benda yang ada di sekitar kita. Tujuan utama roh ini membuat seseorang sakit mental dengan menyibukkan diri dengan pelayanan pelepasan. Kita sesungguhnya tidak dipanggil bukan untuk berfokus pada peperangan atau pada iblis, kecuali jika peperangan itu memang kita lakukan karena menghalangi kita mengalami traansformasi untuk serupa Kristus. Panggilan kita itu untuk fokus hanya pada Yesus. Pekerjaan iblis untuk memindahkan mata dari Yesus. Begitu kita memandang kembali pada Yesus, peperangan segera lenyap.


10 KONSEP GEREJA UMAT PERCAYA - Joseph Mattera                     Home 
16-Nov-2013: #10 Konsep Gereja Bergerak – Ada beberapa pelayanan berkeliling yang menyebutkan team keliling mereka itu gereja mereka. Mereka terlalu jauh menafsirkan kata-kata Yesus yang ada di Matius 18, ‘Dimana ada dua-tiga orang berkumpul berkumpul bersama dalam nama-Ku, Aku ada di tengah-tengah mereka.’ Yesus tidak pernah menyebut hal yang demikian itu sebagai suatu gereja; kitab Kisah Para Rasul dan Kitab-Kitab suratan memberikan model gereja yang melayani ke semua orang, mulai dari anak-anak sampai di kuburkan. Team-team keliling harus berdoa bersama dan saling belajar satu  dengan yang lain dan berfungsi sebagai bagian Tubuh Kristus yang lebih besar, tetapi setiap anggota team seharusnya memiliki gereja dan gembala atau rasul sendiri sehingga mereka bisa menyelaraskan diri dan diselaraskan agar punya kredibilitas dalam gereja di dunia, di samping mereja juga akan mendapat pemeliharaan dan penjagaan yang terbaik.

Di samping 10 konsep gereja di atas tentunya masih banyak bentuk-bentuk dan/atau model-model gereja yang bisa kita bahas. Tetapi ini sekedar model-model utama yang bisa dicermati.

15-Nov-2013: #9 Konsep Gereja Duniakerja – Banyak para pemimpin bisnis frustrasi dengan kurangnya kecerdasan bisnis atau kepemimpinan gereja lokalnya sehingga mereka mengartikan pesan kerajaan terlalu jauh dan membangun gereja di bisnisnya. (Di Kerajaan Allah semua umat percaya itu para imam dan para raja, bukan hanya gembala dan pengkotbah. Jadi jika mereka melakukan PA setiap minggunya dengan karyawan, mereka menyebut itu gereja mereka!)
Meskipun hal baik untuk menggembalakan karyawannya dan memberi PA kepada mereka, setiap pemimpin bisnis itu membutuhkan gereja lokal, khususnya untuk menggembalakan dan menjagai keluarga mereka. Jika kita pemimpin duniakerja yang berhasil dan frustrasi dengan gembala dan/atau visi gereja lokal kita, sebaiknya kita temukan seorang pemimpin apostolik dimana kita bisa menyelaraskan diri dan menerima masukan-masukan!
Di beberapa kasus, pemimpin duniakerja bisa punya pemimpin apostolik sendiri sebagai mentor, sementara keluarga mereka digembalakan dalam gereja lokal. Menurut pengalaman, para pemimpin duniakkerja yang berhasil itu membutuhkan pemimpin apostolik gereja yang kuat agar mereka bisa mempertanggungjawabkan keluarga, ambisi-ambisi, dan etka kerja mereka. Tanpa gereja lokal banyak para pemimpin duniakerja yang menyimpang demi mengejar sesuatu yang tidak alkitabiah, yang akhirnya mengundang cemooh dan kandas.

14-Nov-2013: #8 Konsep Gereja-Cyber – Banyak orang Kristen yang memiliki gereja di rumah dengan kotbah-kotbah rohani yang dipilih dari internet sebagai kebaktian hari Minggunya, membuat mereka merasa menerima berkat rohani meskipun tidak harus menjejakkan kakinya di gedung gereja!
Pelayanan gereja-cyber ini sedang populer dan ideal bagi mereka yang mengikatkan diri dengan itu, tanpa harus berinterakksi dengn komunitas suatu gereja sehingga akan kehilangan hubungan sejati dengan komunitas seiman. Gereja jenis ini memang lebih baik daripada tidak bergereja sama sekali, tetapi akan membatasi panggilan mereka dalam menggenapkan tujuan mereka diciptakan, sebab untuk itu membutuhkan fungsi Tubuh Kristus (1 Korintus 12).

13-Nov-2013: #7 Konsep Gereja-Baru – Gereja-baru khususnya dibangun oleh para injili muda, yang dibesarkan di gereja yang kering dan membosankan, dengan memakai gaya modern, dengan pendekatan logis, dalam mengajarkan iman. Mereka kembali ke bentuk aliran post-modern, dengan tujuan kebenaran seharusnya nyata dalam kehidupan; ini akan menghasilkan sesuatu yang subyektif.
Meskipun Kekristenan itu sesuatu yang bersifat pengalaman pribadi yang subyektif, tetapi juga sesuatu yang bisa diketahui dan dipahami; kalau tidak, Yesus tidak akan mengatakan bahwa Dia itu Kebenaran (Yoh. 14:6) dan gereja itu disebut sebagai dasar dan penopang kebenaran (1 Tim. 3:15)! Dengan menyangkali kalau kita bisa tahu kebenaran absolut dalam kehidupan bisa membawa ke liberalisme, karena iman akan didasarkan pada perasaan dan cara-pandang orang, bukannya firman Allah yang tidak tergoyangkan.

12-Nov-2013: #6 Konsep Denominasi – Meskipun konsep ini banyak ditinggalkan tetapi Tuhan masih punya maksud pemulihan terhadap denominasi-denominasi Roma Katolik, Orthodok, Anglikan, Metodis, dll.
Ada orang-orang yang mengasihi dan melayani Yesus di setiap denominasi Kristen. Meskipun banyak jemaatnya yang bergumul dan kehilangan kaum mudanya gereja-gereja ini sepertinya masih memiliki dampak besar di masa depan untuk penginjilan dunia! Denominasi-denominasi seperti gereja Roma Katolik sepertinya sedang mengalami pembersihan dan diharapkan terjadi pemulihan kembali ke panggilan semulanya sementara denominasi-denominasi leiberal Protestan sepertinya sedang melepaskan kewarisannya dan kehilangan anggotanya karena ideologinya yang tidak menunjukkan perbedaan dengan dunia non-Kristen.

11-Nov-2013: #5 Konsep Gereja Apostolik – Model ini terjadi saat asa suatu gereja yang membantu untuk menyatukan gereja-gereja lain yang berpikiran serupa dalam memberitakan Injil ke komunitas dan/atau wilayahnya dan memberi kepemimpinan dan visi dalam usaha-usaha penjangkauan kota. Banyak gereja ini yang pada akhirnya membentuk asosiasi formal dengan gereja-gereja lain dan berfungsi bersama-sama sebagai suatu jaringan atau koalisi yang terorganisir. Gereja-gereja berfungsi sangat mirip dengan gereja-gereja abad-pertama sehingga mereka tidak terdorong bekerja-sama sebagai suatu denominasi tetapi melakukannya berdasarkan pada kerelaan karena persamaan visi.
Model gereja ini meledak di Afrika, Asia, Amerika Latin dan tempat-tempat lain, yang tujuan utamanya untuk ekspansi Kekristenan global.

10-Nov-2013: #4 Konsep Jemaat Bebas – Ada ribuan ‘gereja bebas’ yang merupakan pulau-pulau menyendiri tanpa ada afiliasi formal apapun dengan gereja, asosiasi, denominasi ataupun gerakan-gerakan lain.
Meskipun konsep gereja ini lebih baik dari dua konsep pertama, tetapi sangat terbatas’ karena setiap kota seharusnya memiliki gereja regional yang bisa mengekspresikan kesamaan pemikiran gembala-gembala yang ada di suatu regional yang bekerjasama melayani komunitasnya. Satu gereja saja tidak bisa menjadi jawab untuk suatu komunitas kota. Setiap jemaat itu paling-paling hanya sebagai bagian tubuh Kristus, bukan keseluruhannya. Para gembala dan jemaat yang ‘bebas’ harus bertanya pada diri-sendiri mengenai pertanyaan theologis Yesus yang diberikan ke tujuh gereja kota yang ada di kitab Wahyu. Pertanyaan yang mana yang ditujukan kepada mereka? Jika Yesus datang di kota kita, keoada siapa Dia akan memberikan pesan-Nya? Ke pemimpin mana Dia akan bicara? Ini menjukkan juga bahwa jika kita tidak ada di kesatuan gereja, sesungguhnya itu membatasi apa yang Roh Kudus bisa katakan ke suatu wilayah!

09-Nov-2013: #3 Konsep Gereja Rumah – Konsep gereja mikro ini juga dikenal dengan konsep gereja rumah. Ini usaha untuk mencoba kembali ke kesederhanaan gereja abad pertama dimana ada kelompok 30-70 orang yang bertemu di rumah-rumah, yang begitu relasional, dan memenangkan jiwa melalui mulut-ke-mulut dan pertemanan.
Mereka yang ada di gereja mikro cenderung begitu kritis dengan apa yang mereka katakan ‘gereja kotak’ atau ‘gereja institusi’ yang menurut mereka dalam memberitakan injil berantung pada besar dan mewahnya gereja dan program-program; mereka dianggap telah menyedot banyak waktu dan uang untuk membangun gedung, mengembangkan tata-suara untuk bisa memberikan pengalaman sensasional dalam penyembahan dan kebaktian di hari-hari Minggunya.
Saya memang setuju dengan pendapat kalau gereja institusi itu telah banyak kehilangan fokus dan menjadikan sebagian besar yang hadir sekedar menjadi penonton; tetapi saya juga percaya kalau tubuh Kristus itu dipanggil untuk mampu menembus dan memberi pengaruh pada budaya yang ada. Di hari-hari sekarang ini sangat sulit bisa memberi pengaruh ke pemimpin puncak, baik pemerintahan maupun duniakerja tanpa memiliki model institusi yang bisa dihormati para pemimpin tersebut. Saya percaya juga meskipun kita punya gereja besar dengan fasilitas canggih tetapi tetap bisa memenuhi panggilannya tanpa harus mengkompromikannya, dan tetap memiliki persekutuan sejati melalui kelompok-kelompok kecilnya yang mengadakan pertemuan di rumah-rumah. Yang menjadi masalah bukanlah besarnya ukuran gereja dan mahalnya fasilitas tetapi kapasitas pelayanan dan pemuridan gereja lokal.
Satu-satunya alasan mengapa gereja abad pertama itu memakai rumah-rumah, atau gereja mikro, bukan karena kehebatan metode gerejaa rumah, tetapi karena adanya penganiayaan dimana mereka dilarang melakukan penyembahan secara umum dan tidak bisa membangun bangunan besar. Begitu penganiayaan berhenti di tahun 313 AD tubuh Kristus mulai membangun bangunan-bangunan besar (kaatedral-katedral) sehingga bisa menampung banyak orang di dalamnya.

08-Nov-2013: #Konsep ‘keluarga saya itu Gereja’ – Banyak umat percaya jarang berpartisipasi dalam komunitas iman lokal karena mereka mengisi acara di hari Minggu dengan keluarganya. Mereka pegang mantra ‘mengutamakan keluarga’ terlalu berlebihan dengan anggapan bahwa jika memberi waktu dengan keluarga mereka anggap mendahulukan Kerajaan Allah.
Apa yang tidak disadari ialah jika anak-anak mereka tidak melihat orangtuanya punya kehidupan yang mau berkorban bagi Kerajaan Allah dalam konteks berjemaat di gereja lokal maka anak-anaknya setelah dewasa dipastikan juga tidak akan mau bergabung dengan gereja sama sekali. Mereka membuat definisi sendiri tentang keKrisitenan. Anak-anak juga akan melihat kalau orangtuanya mencoba menumbuhkan mereka hanya berfokus pada diri-sendiri, bahkan mereka juga akan melihat bahwa Kristus itu sepertinya hanya berputar-putar bagi kehidupan mereka saja; mereka tidak akan mampu melihat konteks pelayanan dalam jemaat lokal.

07-Nov-2013: #1 Konsep ‘Saya adalah Gereja’ Banyak orang yang secara pribadi tidak bergabung dengan gereja lokal apapun meskipun mereka masih tetap mencoba membangun hubungannya dengan Tuhan. Bahkan mereka masih membaca alkitab, berdoa, dan membagikan iman mereka tetapi mereka tidak punya hubungan organik dengan komunitas umat percaya manapun.
Bagi saya, umat percara yang seperti ini punya iman yang terpisah dari Tubuh dan secara bodoh mengira bisa menggenapkan rencan Kristus sendirian! Ini sebagai sesuatu yang lucu seperti memotong jari dan mngira bisa tetap hidup dan berfungsi dengan normal tanpa tubuh (baca 1Kor. 12)!


BULAN KISLEV - Chuck D. Pierce                     Home 
6-Nov-2013: #Bulan ini waktu membiarkan sungai TUHAN mengalir dari bagian terdalam kita. Akan ada hubungan yang besar antara kesentosaan dan kepenuhan. Jika kita tidak menghubungkan apa yang ada di dalam diri kita dengan benar, kita tidak dapat masuk ke kepenuhan. Saat sungai kita mulai mengalir, kita bisa masuk ke ukuran yang berikutnya. Itulah prinsip Yehezkiel 47. Kedalaman air mulai mencapai mata-kaki, kemudian selutut, lalu sepinggang, dan akhirnya menenggelamkan kepala. Itulah proses pewahyuan di tahun ini. Pewahyuan itu sebagai air yang dalam. Kita harus melewati proses di setiap level pewahyuan dengan cara berenang dan berurusan dengan trauma-trauma dan permasalahan masa lal, di setiap levelnya, sebelum bisa bergerak ke level yang berikut.
Kislev itu bulan dimulainya Hanukkah, satu-satunya liburan di kalender Yahudi yang menghubungkan dua bulan, diawali bulan Kislev dan diselesaikan di bulan Tevet.
Pesan Hanukkah: di tengah-tengah penghancuran ada kemurahan. Di Hanukkah terang tidak akan dipadamkan. Di tengah-tengah setiap kehancuran TUHAN akan menemukan jalan untuk mengimpartasian kemurahan kepada kalian. Tidak peduli aspek kehancuran yang kalian sedang hadapi– baik itu eksternal, internal, fisik atau spiritual – TUHAN punya jalan untuk mengimpartasikan kemurahan dalam membangun masa depan. Anugerah-Nya cukup dan kasih-Nya itu kekal.

5-Nov-2013: #Bulan sebelum ini adalah bulan air-bah; berarti sekarang bulan pelangi. Cermati apa yang telah kita perangi dalam melewati tahun-tahun yang telah lewat agar kita bisa sampai ke tempat kedamaian. TUHAN membuat kovenan sehingga kita tidak harus berperang lagi dengan hal-hal yang sama; ini yang dilambangkan dengan pelangi. TUHAN berbicara, "Kalian sudah melewati banjir dan tidak dihanyutkan. Sekarang Saya akan membuat kovenan dengan agar kalian tidak berperang lagi dengan perkara itu." (Kejadian 9:13-17). Ada hal-hal tertentu di setiap tahun yang perlu kita beri tanda dengan "Saya tidak akan melewati itu lagi."
Di bulan kesentosaan dan kedamaian ini, meskipun ada di tengah-tengah peperangan, kita akan punya kedamaian. Banyak orang tidak mengerti aspek peperangan ini. Arti gampangnya, saat ada di tengah peperangan, kita begitu giat menyerang sehingga memiliki kedamaian meskipun ada di tengah-tengah konflik. Saat kita terjerat dan keluar dari tempat melekat kita dengan Tuhan, di saat itulah kita sebenarnya menghadapi masalah.
Ini merupakan bulan impian dan penglihatan malam. Melewati sepanjang tahun yang kita jalani. Tuhan telah mencurahkan sesuatu sedemikian kepada kita sehingga pada saatnya semuanya bisa Dia tarik keluar melalui mimpi-mimpi kita. Kadang-kadang itulah satu-satunya cara yang Tuhan bisa lakukan agar bisa berkomunikasi dengan kita. Dalam kehidupan kita telah begitu ditekan-tekan sedemikian rupa sampai kelelahan dan tertidur. Di saat seperti itulah Tuhan bisa mulai menggelitik pewahyuan bagi kita. Bulan ini juga bulan untuk melihat-ulang pola tidur kita kita sehingga di tahun-tahuan mendatang kita bisa hidup lebih sehat lagi.
Salah satu masalah besar saya muncul karena adanya trauma di masa pertumbuhan saya. Pola tidur saya kacau. Hampir semua orang yang punya trauma punya pola tidur tidak-teratur. Ingatan-ingatan trauma datang di malam hari dan membuat saya tetap terjaga. Saya harus melewati suatu proses untuk bisa membiarkan TUHAN menyembuhkan saya agar bisa tidur. Di saat bersamaan Dia juga membersihkan trauma saya.
Di suatu waktu saya ikut perjalanan doa ke Vietnam. Di saat pulang saya bermimpi suatu situasi saat saya kecil. Beberapa mimpi terulang seperti di saat kejadiannya berlangsung. Tuhan akan memainkan-ulang ingatan-ingatan kita sehingga Dia bisa menyembuhkan kita. Di suatu malam, saat saya tidur, Tuhan memainkan-ulang ingatan trauma hidup saya, yang tidak saya lupakan, dan yang hampir tidak mampu lagi saya atasi. Saya terbangun bermandi peluh, dan harus mengatasi trauma itu. Pam terbangun dan mendoakan saya. Dia berkata, "Tidak bisakah kamu sembuh sehingga tidak mengganggu tidur saya lagi? Traumamu itu menganggu tidur saya."
Kita harus berurusan dengan apa yang TUHAN munculkan di malam hari. Tanya kepada-Nya jika ada sesuatu yang lain, terus maju dan bereskan apa yang Dia tunjukkan di saat sadar agar kita tidak Dia bangunkan di tengah malam.

4-Nov-2013: #1 Hari ini (jam 18.00) merupakan hari pertama memasuki bulan baru Ibrani, bulan ke-9, bulan Kislev, dengan berbagai karakteristik profetisnya. Dan karena gereja itu pada hakekatnya berkarakteristik profetis maka seyogyanya mencermati hal-hal profetis di setiap bulannya.
Bahan diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi
Bulan ini bisa 29 atau 30 hari. Kislev dikaitkan dengan huruf Ibrani SAMEKH, lambang mempercayakan-diri, menopang / mendukung, dan menjadi penuhnya lingkaran. Kita harus menjadi lingkaran yang penuh dalam mengembangkan pemercayaan-diri dan rasa percaya kita. Dengan memperhatikan hati dan motivasi-motivasi kita selama bulan Kislev di setiap tahunnya, kita akan bisa mematahkan dan keluar dari pola-pola lama kita karena tidak bisa mempercayakan-diri, hal mana telah menghambat kemampuan kita untuk bisa berjalan bersama Tuhan, dan sesama, yang ada dalam lingkup pengaruh kita.
Nama Kislev diturunkan dari kata Ibrani untuk "keamanan” dan "mempercayakan-diri." Ini merupakan bulan memasuki level baru untuk bisa mempercayakan-diri dan istirahat.
Kislev dikaitkan dengan suku Benyamin, suku yang paling berkarunia dalam seni memainkan busur. Sewaktu kita mengembangkan strategi-strategi peperangan di bulan ini, kita bisa menampung secara profetis sehingga menambah pewahyuan berkenaan dengan musim peperangan di waktu mendatang. Ini berkaitan dengan awal tahun sehingga kita bisa memasuki tahun baru dengan benar.
Benyamin juga merupakan satu-satunya anak Yakub yang lahir di tanah perjanjian sehingga ini merupakan bulan untuk mencermati Israel. Di bulan ini akan terjadi hal-hal yang akan mengubah jalan dan sejarah Israel.
Kislev dihubungkan dengan konstelasi Sagitarius (pemanah). Bulan ini adalah bulan untuk memerangi kekaisaran-kekaisaran dan budaya-budaya. Ini merupakan bulan untuk membidik-langsung dan bergerak-cepat. Bayangkan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang pemanah: potong kerugian-kerugian yang ada dan bergerak-maju.
Lihat-ulang sistem dukungan kita selama Kislev, termasuk siapa yang menopang dan siapa yang kita topang. Renungkan siapa sahabat kita dan persekutuan kita, dan mengapa kita terhubung dengan mereka.


11 KOTBAH YANG MERUSAK - Joseph Mattera                     Home 
3-Nov-2013: #11 ‘Contekan’, bukan ‘orsinil’ – Banyak pengkotbah yang begitu sibuk mencari bahan kotbah orang lain dari internet! mereka itu menyimpang dari Kis 6:2-40. Mereka sekedar menyalin dan menyampaikan komentar-komentar dari pengkotbah lain dan tidak pernah mendapatkan satu kata pun dari Tuhan untuk apa yang akan dikatakan ke gereja! Lebih jauh, era tehnologi informasi sekarang ini mencobai kita untuk bergantung pada program alkitab di komputer, bukannya Roh Kudus! Ini menjadikan kita pandai berbicara tetapi tanpa pengurapan; kaya kata-kata tetapi miskin pengurapan, punya konsep tanpa keyakinan, dan mempunyai kerumunan orang bukannya murid!
Saya tahu beberapa komunikator besar yang menyediakana waktu sedikit saja untuk mencari wajah Tuhan. Bahkan, meskipun mereka menyampaikan pesan yang luarbiasa ada sesuatu yang hilang. Mereka sekedar menjadi gema atau gaung atau menyontek dan meiru pengkotbah lain, bukannya mengatakan suara kenabian yang dari tahta Allah! Di hari-hari yang sulit saat ini jemaat membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar pintar bicara, atau penyampai informasi sejarah, atau kutipan ayat-ayat, atau kutipan-kutipan bijak serta tayangan video. Mereka butuh mendengar apa yang Roh katakan kepada gereja sehingga mampu  berkembang di budaya yang saat ini dipenuhi dengan sekuleritas! 

2-Nov-2013: #10 Mengistimewakan satu kelompok – Saya pernah hadir di beberapa pertemuan di gereja dengan mayoritas etnis tertentu yang menyampaikan kotbah yang membuat etnis lain tidak nyaman! Bahkan pernah mereka berbicara dari mimbar menentang etnis saya dengan menyertakan kata-kata ‘dengan menghormati Anda dan etnis Anda’! Ada juga jemaat yang meninggalkan gereja tertentu karena gereja tersebut lebih memperhatikan hanya pada yang muda, atau yang tua, atau yang kaya, yang lajang, yang miskin, dst.
Meskipun Tuhan memberi masing-masing gereja dan pengkotbah bidang-bidang dan fokus yang berbeda, kita perlu melayani dengan mewakili isi hati Tuhan ke semua orang! Tuhan itu tidak hanya yang berpusat ke orang kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit indo, atau spanyol/Hispano! Tuhan bukan hanya Tuhan orang miskin tetapi juga orang berada! Tuhan peduli baik dengan yang tua dan yang muda dan juga mengasihi dunia (Yoh. 3:16)!
Ada pengkotbah juga yang membungkus injil dengan partai politik atau bangsa tertentu, dan mengkotbahkannya sedemikian rupa seperti hanya untuk bangsa tertentu saja yang ditetapkan untuk memberkati dunia. Berkat itu datang dari benih Abraham — bukan dari suatu bangsa tertentu (Kej. 3:15; 12:1-3; 17:5-7; Gal. 3:29)!
Mereka yang kotbahnya berdasarkan injil dengan mengistimewakan suatu etnis tertentu dibandingkan etnis lain sesungguhnya sedang mencemari jemaatnya dengan prasangka-prasangka, bukannya hati Tuhan bagi setiap orang!

1-Nov-2013: #9 Mengatakan ‘Tuhan berbicara’ – Pengkotbah yang dengan gampang mengatakan ‘Tuhan berbicara’ agar gereja atau pemimpinnya mentaati apa yang dikatakan itu hal yang sangat membahayakan! Jika yang dikatakan dari Tuhan itu tidak terbukti, maka ada yang akan meninggalkan gereja dan/atau ada cemoohan bagi Tuhan di samping hal itu akan membuat bingung orang yang baru percaya. Saya pernah tahu beberapa pengkotbah yang biasa mengucapkan ‘Tuhan berbicara kepada saya’ dengan tujuan memanipulasi pendengarnya agar termotivasi ikut ambil bagian dalam suatu proyek – meskipun yang dikatakan pengkotbah tidak pernah terjadi. Itu berarti kalau bukan pengkotbahnya yang bohong karena tertipu oleh keinginan sendiri, atau Tuhan yang dibuat bingung dan tidak bisa mengambil keputusan (saya percaya pada yang pertama!). Ini membuat kekacauan besar bagi mereka yang percaya ucapan pengkotbah tersebut!
Saya sendiri jarang mengatakan ‘Tuhan berkata kepada saya.’ Saya selalu mendahuluinya dengan mengatakan, ‘Saya percaya Tuhan memberi kesan di hati saya.’ Saya belajar menguji setiap impresi yang timbul di hati dengan mendoakannya bersama isteri, serta minta konsensus dari semua pemimpin kunci, sebelum mengatakannya ke umum; apa itu Tuhan menuntun untuk melakukan suatu proyek besar, atau mengganti arahan, atau mengikuti visi khusus.

Kitab Yeremia penuh contoh bagaimana Tuhan akan menghakimi para nabi yang bernubuat bukan dari Tuhan, tetapi dari pikiran mereka sendiri!
Disiapkan dan disadur oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus

Senin, 04 November 2013

Devosi Oktober 2013

BULAN KISLEV - Chuck D. Pierce                     Home 
4-Nov-2013: #1 Hari ini (jam 18.00) merupakan hari pertama memasuki bulan baru Ibrani, bulan ke-9, bulan Kislev, dengan berbagai karakteristik profetisnya. Dan karena gereja itu pada hakekatnya berkarakteristik profetis maka seyogyanya mencermati hal-hal profetis di setiap bulannya.
Bahan diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi
Bulan ini bisa 29 atau 30 hari. Kislev dikaitkan dengan huruf Ibrani SAMEKH, lambang mempercayakan-diri, menopang / mendukung, dan menjadi penuhnya lingkaran. Kita harus menjadi lingkaran yang penuh dalam mengembangkan pemercayaan-diri dan rasa percaya kita. Dengan memperhatikan hati dan motivasi-motivasi kita selama bulan Kislev di setiap tahunnya, kita akan bisa mematahkan dan keluar dari pola-pola lama kita karena tidak bisa mempercayakan-diri, hal mana telah menghambat kemampuan kita untuk bisa berjalan bersama Tuhan, dan sesama, yang ada dalam lingkup pengaruh kita.
Nama Kislev diturunkan dari kata Ibrani untuk "keamanan” dan "mempercayakan-diri." Ini merupakan bulan memasuki level baru untuk bisa mempercayakan-diri dan istirahat.
Kislev dikaitkan dengan suku Benyamin, suku yang paling berkarunia dalam seni memainkan busur. Sewaktu kita mengembangkan strategi-strategi peperangan di bulan ini, kita bisa menampung secara profetis sehingga menambah pewahyuan berkenaan dengan musim peperangan di waktu mendatang. Ini berkaitan dengan awal tahun sehingga kita bisa memasuki tahun baru dengan benar.
Benyamin juga merupakan satu-satunya anak Yakub yang lahir di tanah perjanjian sehingga ini merupakan bulan untuk mencermati Israel. Di bulan ini akan terjadi hal-hal yang akan mengubah jalan dan sejarah Israel.
Kislev dihubungkan dengan konstelasi Sagitarius (pemanah). Bulan ini adalah bulan untuk memerangi kekaisaran-kekaisaran dan budaya-budaya. Ini merupakan bulan untuk membidik-langsung dan bergerak-cepat. Bayangkan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang pemanah: potong kerugian-kerugian yang ada dan bergerak-maju.
Lihat-ulang sistem dukungan kita selama Kislev, termasuk siapa yang menopang dan siapa yang kita topang. Renungkan siapa sahabat kita dan persekutuan kita, dan mengapa kita terhubung dengan mereka.

11 KOTBAH YANG MERUSAK - Joseph Mattera                     Home 
3-Nov-2013: #11 ‘Contekan’, bukan ‘orsinil’ – Banyak pengkotbah yang begitu sibuk mencari bahan kotbah orang lain dari internet! mereka itu menyimpang dari Kis 6:2-40. Mereka sekedar menyalin dan menyampaikan komentar-komentar dari pengkotbah lain dan tidak pernah mendapatkan satu kata pun dari Tuhan untuk apa yang akan dikatakan ke gereja! Lebih jauh, era tehnologi informasi sekarang ini mencobai kita untuk bergantung pada program alkitab di komputer, bukannya Roh Kudus! Ini menjadikan kita pandai berbicara tetapi tanpa pengurapan; kaya kata-kata tetapi miskin pengurapan, punya konsep tanpa keyakinan, dan mempunyai kerumunan orang bukannya murid!
Saya tahu beberapa komunikator besar yang menyediakana waktu sedikit saja untuk mencari wajah Tuhan. Bahkan, meskipun mereka menyampaikan pesan yang luarbiasa ada sesuatu yang hilang. Mereka sekedar menjadi gema atau gaung atau menyontek dan meiru pengkotbah lain, bukannya mengatakan suara kenabian yang dari tahta Allah! Di hari-hari yang sulit saat ini jemaat membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar pintar bicara, atau penyampai informasi sejarah, atau kutipan ayat-ayat, atau kutipan-kutipan bijak serta tayangan video. Mereka butuh mendengar apa yang Roh katakan kepada gereja sehingga mampu  berkembang di budaya yang saat ini dipenuhi dengan sekuleritas! 

2-Nov-2013: #10 Mengistimewakan satu kelompok – Saya pernah hadir di beberapa pertemuan di gereja dengan mayoritas etnis tertentu yang menyampaikan kotbah yang membuat etnis lain tidak nyaman! Bahkan pernah mereka berbicara dari mimbar menentang etnis saya dengan menyertakan kata-kata ‘dengan menghormati Anda dan etnis Anda’! Ada juga jemaat yang meninggalkan gereja tertentu karena gereja tersebut lebih memperhatikan hanya pada yang muda, atau yang tua, atau yang kaya, yang lajang, yang miskin, dst.
Meskipun Tuhan memberi masing-masing gereja dan pengkotbah bidang-bidang dan fokus yang berbeda, kita perlu melayani dengan mewakili isi hati Tuhan ke semua orang! Tuhan itu tidak hanya yang berpusat ke orang kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit indo, atau spanyol/Hispano! Tuhan bukan hanya Tuhan orang miskin tetapi juga orang berada! Tuhan peduli baik dengan yang tua dan yang muda dan juga mengasihi dunia (Yoh. 3:16)!
Ada pengkotbah juga yang membungkus injil dengan partai politik atau bangsa tertentu, dan mengkotbahkannya sedemikian rupa seperti hanya untuk bangsa tertentu saja yang ditetapkan untuk memberkati dunia. Berkat itu datang dari benih Abraham — bukan dari suatu bangsa tertentu (Kej. 3:15; 12:1-3; 17:5-7; Gal. 3:29)!
Mereka yang kotbahnya berdasarkan injil dengan mengistimewakan suatu etnis tertentu dibandingkan etnis lain sesungguhnya sedang mencemari jemaatnya dengan prasangka-prasangka, bukannya hati Tuhan bagi setiap orang!

1-Nov-2013: #9 Mengatakan ‘Tuhan berbicara’ – Pengkotbah yang dengan gampang mengatakan ‘Tuhan berbicara’ agar gereja atau pemimpinnya mentaati apa yang dikatakan itu hal yang sangat membahayakan! Jika yang dikatakan dari Tuhan itu tidak terbukti, maka ada yang akan meninggalkan gereja dan/atau ada cemoohan bagi Tuhan di samping hal itu akan membuat bingung orang yang baru percaya. Saya pernah tahu beberapa pengkotbah yang biasa mengucapkan ‘Tuhan berbicara kepada saya’ dengan tujuan memanipulasi pendengarnya agar termotivasi ikut ambil bagian dalam suatu proyek – meskipun yang dikatakan pengkotbah tidak pernah terjadi. Itu berarti kalau bukan pengkotbahnya yang bohong karena tertipu oleh keinginan sendiri, atau Tuhan yang dibuat bingung dan tidak bisa mengambil keputusan (saya percaya pada yang pertama!). Ini membuat kekacauan besar bagi mereka yang percaya ucapan pengkotbah tersebut!
Saya sendiri jarang mengatakan ‘Tuhan berkata kepada saya.’ Saya selalu mendahuluinya dengan mengatakan, ‘Saya percaya Tuhan memberi kesan di hati saya.’ Saya belajar menguji setiap impresi yang timbul di hati dengan mendoakannya bersama isteri, serta minta konsensus dari semua pemimpin kunci, sebelum mengatakannya ke umum; apa itu Tuhan menuntun untuk melakukan suatu proyek besar, atau mengganti arahan, atau mengikuti visi khusus.

Kitab Yeremia penuh contoh bagaimana Tuhan akan menghakimi para nabi yang bernubuat bukan dari Tuhan, tetapi dari pikiran mereka sendiri!

31-Okt-2013: #8 Memberi beban yang bukan dari Tuhan Yesus mengkritik orang-orang Farisi dan para pemimpin agama di jaman-Nya karena meletakkan beban pada orang yang mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (Mat. 23).
Lebih mudah mengkotbahkan pesan-pesan keras perlunya doa, kekudusan, kepenilikan alkitabiah dan penginjilan daripada mempraktekkan sendiri dan membantu umat percaya menjalani proses pemuridan sehingga menjadi murid Kristus sejati.
Jika kita memberitakan kebenaran tanpa memberi penjelasan serta memampukan jemaat untuk punya pilihan agar mereka bisa diberdayakan menjadi murid, sesungguhnya kita sedang memberi beban tambahan rasa bersalah, dan bukannya memberi kemerdekaan bagi mereka! Akan jauh lebih efektif bila pemberian pesan tersebut dilakukan di kelompok-kelompok kecil sel group, pemahaman Alkitab, pementoran, pertemuan-pertemuan doa, dan retreat, sebagai sarana proses pemuridan efektif. Di kelompok-kelompok ini, jika ada yang termotivasi untuk mentaati pesan suatu pengajaran yang diberikan, ada orang-orang di sekitarnya yang bisa membantu mereka mempraktekannya di kehidupan nyata.

30-Okt-2013: # Kotbah ideal tanpa konteks kenyataan – Ada yang mengkotbahkan konsep pernikahan dan keluarga dengan cara sama seperti 40 tahun silam! Memang kebenaran alkitabiah berkenaan dengan fungsi dan peran anggota keluarga (baca Ef. 5:22-6:4) tidak berubah, tetapi karena jaman telah bergeser dengan drastis maka baik cara penyampaian maupun ilustrasinya harus diselaraskan! Misalnya, kita tidak bisa mengkotbahkan pernikahan dan keluarga tanpa ada kepekaan fakta bahwa 75% yang sedang mendengarkan itu (di Amerika) berasal dari rumah-tangga berantakan, yang tidak pernah mengalami berkat-berkat keluarga inti!
Jika kita sekedar berkotbah sesuatu yang ideal tanpa mengkwalifikasi pernyataan-pernyataan kita, ini bisa membuka luka rasa-bersalah yang dalam bagi mereka yang bercerai dan terjadinya pelecehan pasangan dan anak; mereka yang dipaksa masuk neraka dunia, yang seharusnya menerima kesembuhannya sebelum bisa memahami bagaimana bisa menghormati pasangan, menghormati orangtua, dan juga belajar bagaimana bisa mempercayakan diri kembali ke orang lain! Para pengkotbah seharusnya bisa memahami bagaimana mengkotbahkan dengan benar, keseimbangan antara yang nyata maupun yang ideal sehingga bisa menjadi komunikaator efektif.

29-Okt-2013: #6 Kotbah dengan paradigma terbatas dan tidak bertumbuh – Beberapa pengkotbah berhenti mempelajari firman yang tinggal di lingkaran denominasinya yang terbatas, mengkotbahkan doktrin kesayangannya tanpa ada perubahan selama 20 sampai 30 tahun! Memang pesan dasar Injil di 1 Kor. 15:1-4 (the kerygma) harus tetap sama, tetapi jemaat harus diberitahu bagaimana menerapkan injil ke budaya yang sekarang, yang terus mengalami perubahan berdasarkan perubahan cara-pandang yang ada. Sementara masih ada yang saat ini berkotbah sama dengan kotbah di tahun 1970-an!
Sebagai pengkotbah kita dipanggil untuk terus-menerus mendengarkan firman Tuhan, seperti anak-anak Isakhar, yang harus memahami waktu dan strategi-strategi yang harus dilakukan sesuai dengan jaman dimana kita sekarang hidup (1 Taw. 12:32). Mereka yang tidak bertumbuh dan tetap berkotbah seperti 20 tahun yang lalu yang membuat jemaatnya terus berkurangnya, karena mereka mengurung jemaat dengan hal-hal yang tidak punya makna lagi dalam kehidupan sehari-hari.

28-Okt-2013: #5 Mengkotbahkan perasaan frustrasi, marah dan letih – Orang yang bertanggungjawab akan gereja itu pekerjaan yang sangat berat! Agar tetap efektif dalam pelayanan gembala harus terus mengikuti seminar dan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan kepemimpinan, seluk-beluk real estate, mengurusi manusia, menjadi pengkotbah yang baik, bekerja 60 sampai 80 jam seminggu dalam tugas penggembalaan jemaat, mengelola visi, serta mengurusi masalah keuangan, pemberontakan dan kemurtadan, permasalahan keluarga dan krisis-krisis pribadi seperti iman dan keragu-raguan.
Akibatnya, pada saat gembala dalam emosi letih, mereka terdorong untuk mengkotbahkan permasalahan yang berkaitan dengan perasaan marah, benci, rasa-tidak aman, dendam, sakit hati dan luka-luka, sehingga kotbahnya merupakan campuran kebenaran dan rasa marah yang berasal dari jiwa yang rusak. Saya pernah menyaksikan pengkotbah yang dari mimbar menyebutkan nama-nama orang yang dianggap memusuhinya; mimbarnya menjadi mimbar-penggertak, bukan mimbar-profetis. Jika pengkotbah melakukan ini sesungguhnya mereka sedang merusak jemaatnyaa, bahkan mengimpartasikan kemarahan dan kebencian yang mencemari, bukannya memurnikan.
Jika pengkotbah dipenuhi dengan rasa marah dan atau sedang mengalami keletihan fisik maupun emosi, mereka untuk sementara perlu meninggalkan mimbarnye agar menerima kesembuhan, sampai dipulihkan kembali baik secara emosional maupun spiritual.

27-Okt-2013: #4 Kotbah Promosi Agenda-Sendiri – Tidak diragukan terbukanya kesempaatan pengkotbah untuk dicobai menhkotbahkan pesan yang didasarkan pada ambisi dan ego sendiri, bukan yang dimaui Roh Kudus melalui firman rhema dari Tuhan. Jika pengkotbah memanfaatka Alkitab atau mimbar untuk menyampaikan agenda pribadi (apakah untuk mengumpulkan dana menjebak orang dalam mengambil keputusan) ini perbuatan sangat tercela. Seyogyanya kita punya kesaksian murni roh yang diarahkan Tuhan dan tidak memakai mimbar untuk memanipulasi! Oleh karena itu kita harus berbicara bagi Allah (1 Ptr. 4:11) bukannya agenda pribadi. Saya pernah mengikuti beberapa kebaktian dimana para pengkotbah profesional mengobarkan semangat pendengarnya untuk mau memberi uang berdasarkan arahan ketrampilan berbicaranya. Dan orang-orang memberi uang karena emosionalnya yang telah diaduk-aduk, dan bukan karena iman kepada Tuhan.
Berkotbah itu bukan mimbar pertunjukan, bukan untuk mempermainkan perasaan orang, atau mewujudkan agenda sendiri; tetapi merupakan kepenilikan kudus Tuhan yang dipercayakan kepada lima-jawatan (Ef. 4:11) untuk mendewasakan setiap orang dalam Kristus (Kol. 1:28).

26-Okt-2013: #3 Firman Keluar Konteks – Saya mempelajari penafsiran alkitab selama bertahun-tahun dan memadukannya dengan ajaran para filosof serta theolog-theolog besar; meskipun begitu dalam penafsiran saya hanya berfokus pada beberapa peraturan dasar saja.
Pada prinsipnya firman harus menafsirkan firman. Sepertinya ini aturan yang paling penting dalam menafsirkan firman! Jadai, dalam menafsirkan bagian firman tertentu dengan benar perlu membaca konteksnya serta bagian-bagian lain yang ada kaitannya dengan  yang akan ditafsirkan. Misalnya, jika mau memberi pengajaran tentang doktrin seperti kedatangan pertama Kristus maka kita perlu punya pemahaman semua bagian Kristologi yang ada di alkitab dimulai dari kitab Kejadian agar punya keseimbangan dan kematangan pemahaman akan tujuan dan kedatangan Kristus yang dituliskan di Perjanjian Baru – bukan hanya bagian-bagian khusus yang sedang kita tafsirkan.
Para pengkotbah bisa salah dalam menjajikan firman Tuhan ke jemaatnya jika mereka mencomot begitu saja serta memisahkan suatu bagian tertentu dan memberikan makna subyektif dan memberikannya kepada jemaat. Sayangnya, hampir semua gereja tidak mau mempelajari sendiri Alkitab secara serius, tetapi percaya saja dengan yang ajarkan orang lain kepada mereka. Menurut saya, sebelum kita mengkotbahkan bagian tertentu alkitab atau kebenaran alkitab, kita perlu membaca seluruh kitab di Alkitab untuk memperoleh gambaran dan pengertian yang menyeluruh dan utuh, menangkap semua yang berkaitan dengan thema, membaca apa yang disebutkan mengenai topik atau kebenaran alkitabiah yang akan disampaikan, sehingga kita bisa mengkotbahkannya secara meta-naratif, bukannya mengkotbahkan pikiran sendiri yang subyektif.
Meskipun tidak ada seorangpun menjamin pengertian yag tepat akan makna suatu teks, kita bisa mendapatkan makna yang lebih mendekati kebenaran jika mau melakukan hal-hal berikut: membaca konteksnya; membandingkan rujukan alkitabiah akan kebenarannya dengan rujukan lain yang ada di Alkitab; berusaha menyampaikan apa yag sedang ingin disampaikan oleh penulis alkitab, sebelum kita mencoba menerapkan prinsipnya ke konteks atau keadaan yang ada saat ini. 

25-Okt-2013: #2 Pesan Setengah Kebenaran – Paulus mengatakan kalau dia bebas dari darah semua orang karena dia tidak ragu-ragu mengkotbahkan SELURUH maksud Allah kepada mereka (Kis. 20:27).
Para pengkotbah akan melakukan lebih banyak kerusakan saat mereka mengabaikan peringatan ini hanya karena mau mengkotbahkan sesuatu yang bersifat pesan-pesan topikal, dan yang didasarkan hanya pada semangat dan keahlian mereka. Konsekwensinya, mereka sekedar memberi makan jemaatnya dengan pesan-pesan tentang iman, anugerah, kekudusan, dan kelimpahan. Ini akan membuat kerusakan pada jemaat karena setiap kebenaran itu sebenarnya memiliki persyaratan-persyaratan dan kwalifikasi. Oleh karena itu, jika tidak diseimbangkan dengan konsep-konsep alkitabiah yang lain, akan saling bertentangan dengan kebenaran-kebenaran lain yang ada.
Misalnya, ANUGERAH atau kasih karunia dengan KEBENARAN itu datangnya dari Yesus Kristus (Yoh. 1:18); bukan anugerah saja, dan bukan kebenaran saja. Jika kita megkotbahkan kebenaran tanpa anugerah itu namanya legalisme; jika kita kotbahkan anugerah tanpa kebenaran itu namanya ‘antinomianisme’ (injil tanpa hukum, aturan, serta standar-standar alkitabiah) yang akan menjurus ke hyper-grace. Yesus mengatakan ada sebagian orang yang ‘error’ atau ‘sesat’ karena tidak megerti Kitab Suci maupun kuasa Allah (Mat. 22:29). Dalam hal ini Yesus sedang membicarakan tentang keseimbangan. Tidak cukup hanya tahu Alkitab; tetapi juga perlu pemahaman tentang doktrin-doktrin alkitabiah dan juga pengalaman akan kehadiran dan kuasa Allah!
Saya dulu ada di sekolah Alkitab yang secara fundamental anti kharismatik, memiliki kelas-kelas yang mau mempelajari Alkitab selama tiga sampai enam jam setiap hari; tetapi mereka begitu bergumul kalau diminta berdoa lima menit setiap harinya. Jadi mereka mengajarkan sesuatu yang sangat menekankan pada pengalaman kejiwaan keKristenan tanpa pengalaman lekat dengan Roh Kudus.
Tuhan memanggil kita untuk mengkotbahkan secara seimbang antara iman dan usaha, anugerah dan kebenaraan, dan untuk mengejar suatu kehidupan yang mengasihi Tuhan baik dengan cara pikir maupun hati kita. Perlu mengkotbahkan kitab-demi-kitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru agar setiap pokok utama penting alkitabiah bisa  disampaikan secra seimbang dan utuh. Jika kita hanya berkotbah secara topikal, akan beresiko hanya menyampaikan apa yang menarik perhatian kita saja!

24-Okt-2013: Firman Tuhan mengajar kita kalau Yesus memakai kata ‘kebodohan’ pemberitaan Injil untuk menyelamatkan mereka yang percaya (1 Kor. 1:21) dan Tuhan menyingkapkan kehendak-Nya mengenai kehidupan yang kekal melalui pemberitaan Injil (Tit. 1:4). Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu melebih-lebihkan dalam kotbah kita dalam menggenapkan kehendak TUHAN di bumi ini. Saya menemukan ada para pengkotbah yang justru merusak dalaam menyampaikan pesan kotbahnya. Jenis kotbah tersebut antara lain:
#1 Membiarkan ‘dosa-bawaan’, bukannya mengkonfrontasi – Banyak kotbah hari ini yang mirip dengan pidato dan pengajaran motivator: pesan yang mengobarkan semangat yang meninggikan kemampuan manusiawi dalam menetapkan tujuan dan memaksimalkan potensi diri sebagai mahluk hidup.
Sementara memang hal tersebut mengandung kebenaran tetapi ada cacad yang fatal di dalamnya: menganggap manusia bisa mencapai potensi dan tujuan tanpa harus bersandar kepada Yesus Kristus! Di Yohanes 15 Yesus mengatakan, ‘di luar Saya kamu tidak bisa melakukan apa-apa.’ Para pembicara motivaasi ini menekankan pesan ‘Semipelagian’ yang hampir semuanya menekankan pada pada apa yang baik dari manusia tanpa mempedulikan dosa asal manusia!
Sayangnya jenis kotbah ini sekarang memenuhi gereja, dimana pengkotbah mencoba merohanikannya dengan sekali-kali menyebut nama Yesus dan mengutip ayat-ayat di kotbahnya! Kotbah yang demikian ini membiarkan ‘dosa-bawaan’, dan hanya mencoba menggenapkan kebutuhan akan mimpi-mimpi sendiri, menjagai-diri, kebahagiaan, dan mencapai seluruh impian – semuanya dikerjakan tanpa bersedia memikul salib dan mematikan-diri!
Seorang pengkotbah yang hanya membangkitkan potensi manusiawi dan berpusatkan pada pemenuhan ‘impian-impian’ sendiri dengan didasarkan pada ‘semangat bergairah’ tanpa didasarkan pada mematikan-diri dan mendahulukan Kerajaan Allah akan memberi kerusakan kepada para pengikutnya! Pada akhirnya, kalau kotbah yang demikian diteruskan, umat percaya akan jatuh terjerembab karena Tuhan tidak akan membiarkan mereka menggenapkan tujuan Ilahinya yang hanya didasarkan pada pencapaian dan usaha manusiawi.

KWALITAS PEMIMPIN YANG BERHASIL - J. Lee Grady                     Home 
23-Okt-2013: #8 Harus Komit dengan Firman TUHAN – Nehemia 8:4 merupakan rujukan satu-satunya untuk mimbar – dan itu dibangun agar orang-orang Yahudi yang dikumpulkan kembali bisa mendengar Firman TUHAN yang dibacakan dengan keras di kota yang dipulihkan. Pemimpin yang baik memakai dan memberikan Firman sebagai fondasi – dan tidak menuliskan pesan lain untuk mencocok-cocokkan dengan budaya atau menyelewengkan orang dari Firman memakai pertunjukkan agamawi mereka. Pemimpin akan selalu menjadikan kebenaran TUHAN sebagai peristiwa utamanya – dan kemudian dijadikan mandat utama.

‘TUHAN, berikan kami para pemimpin seperti Nehemia! Di jaman kemurtadan ini, para pengkotbah menjadikan orang murtad dan membuat orang Kristen tidak memiliki pegangan. Biarlah kami berkomitmen untuk membangun jalan-Mu, TUHAN.’

22-Okt-2013: #7 Harus Menjadi Pegulat Begitu Nehemia menjejakkan kakinya di tanah Yerusalem, segera Sanbalat dan Tobiah mulai menyebarkan kampanye untuk menghentikannya. Saat kita mulai melakukan tugas rohani apapun, otomatis kita akan dijadikan sasaran kuasa jahat. Jika kita memang menginginkan kehidupan tanpa kesulitan, pencobaan, dan peperangan rohani, jangan pernah mencoba melakukan sesuatu yang besar bagi TUHAN. Peperangan begitu berat bagi Nehemia sehingga orang-orang harus bekerja dengan satu tangan memegang pedang dan satu tangan bekerja (4:15-17). Para pemimpin yang baik itu mampu melakukan tugas-ganda secara bersamaan: tahu bagaimana harus berperang dan tahu bagaimana harus membangun.

21-Okt-2013: #6 Punya Rencana Praktis – Saat raja menanyakan Nehemia apa yang dia inginkan tentang Yerusalem, dia tidak ragu-ragu membeberkan blueprint-nya. Dia perlu uang, dia perlu bahan-bahan khusus untuk pembangunan, dan dia perlu surat resmi dari yang berwewenang. Saat Nehemia tiba di Yerusalem, dia melaksanakan tugas-tugasnya yang sudah dirinci mengenai kerusakan-kerusakan yang ada. Dia tahu seberapa banyak dan seberapa besar pekerjaan yang harus di kerjakan. Jika TUHAN telah memanggil kita untuk membangun suatu gereja, atau pelayanan, atau bisnis, tidaklah cukup dengan hanya menerima beban dari sorga saja. Hitung biaya, buat anggaran, dan rencanakan langkah-langkah yang akan dikerjakan.

20-Okt-2013: #Rendah Hati – Para gubernur di jaman Nehemia itu suka menekan dan serakah. Mereka menuntut pesta dan mendapat perlakuan khusus, tetapi Nehemia menetapkan teladan baru dengan menunjukkan hidup sederhana (5:14-19). Sekarang ini para pemimpin harus menolak sikap yang menuntut hak, yang telah dipraktekkan oleh para pendahulunya, yang menganggap kepemimpinan Kristen itu dikaitkan dengan mobil mewah, pakaian ber-merk dan akomodasi mewah. Nehemia menetapkan trend baru saat berkata, ‘aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati’ (5:18). Mari kita memberi teladan kehambaan dalam kepemimpinan kita.

19-Okt-2013: #4 Menjadi Anggota Team – Meskipun Nehemia terbakar dengan visi yang besar, tetapi dia tidak mencoba mengerjakannya sendiri. Dia mengajak orang lain dengan mengatakan, ‘Mari, KITA bangun’ (2:17). Dia juga mau agar para anggota team juga mendapatkan keuntungan. Empatpuluh orang kunci yang memperbaiki gerbang dan tembok disebutkan di fasal ketiga. Seperti rasul Paulus – yang juga menyebutkan teman-teman sekerjanya – Nehemia tidak takut agar orang laain juga mendapat perhatian. Kita harus juga membuat kebiasaan untuk memperdayakan dan memuji orang lain yang terpanggil bersama-sama kita.

18-Okt-2013: #3 Hidup Penuh Doa – Kitab Nehemia dimulai dan diakhiri dengan doa – ini mengingatkan kita kalau setiap pemimpin yang berhasil itu harus hidup dalam kehidupan-syafaat. Charles Spurgeon menuliskan, ‘Doa itu sepenting nafas dan denyut jantung saya.’ Dalam kisah Nehemia seringkali disisipan kata-kata ‘Maka aku berdoa ...’ atau ‘kami berdoa ...’ ( (2:4; 4:9). Setiap pemimpin yang berhasil akan hidup dengan doa tulus yang dijawab.

17-Okt-2013: #2 Perlu Beban dari Sorga – Saat Nehemia mendengar kalau tembok Yerusalem dihancurkan dan orang-orang Yahudi diusir, dia menangis (1:4). Panggilannya untuk memimpin mengalir keluar dari rasa belas-kasihan sejati kepada orang-orang. Langkah para pemimpin yang berhasil memasuki tugasnya bukan karena keinginannya untuk punya nama bagi diri-sendiri atau untuk menerima bayaran dari pelayanannya, tetapi karena mereka ingin membantu orang lain. Jika motivasi kita bukan kasih, mintalah perkenanan dan menanti sampai ada rasa belas-kasihan dari TUHAN yang mencengkeram kita. Gereja sekarang ini tidak lagi membutuhkan pemimpin dengan agenda pribadi atau ambisi-ambisi keinginan sendiri.


KWALITAS PEMIMPIN YANG BERHASIL - J. Lee Grady                     Home 
16-Okt-2013: Kitab Nehemia menunjukkan prinsip-prinsip adanya 8 kwalitas yang menjadikan pemimpin berhasil.

#1 Harus Punya Panggilan Pasti – Nehemia berkata kepada raja, ‘UTUSLAH aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali’ (Neh. 2:5). Nehemia itu seorang ‘yang diutus.’ Dia dipanggil TUHAN, dan dia menyerahkan diri untuk panggilan itu. Kita harus pasti kalau memang dipanggil. Mungkin saja kita memiliki kemampuan berkotbah yang luarbiasa, pengurapan yang dahsyat atau kepribadian yang mampu menarik orang, tetapi kemampuan manusiawi dan talenta yang diberi TUHAN saja tidak akan bisa menjadikan kita berhasil. Kita harus benar-benar tahu dan yakin kalau TUHAN yang telah memanggil dan mengirim kita.


URAPAN KECEMBURUAAN - Paul Keith Davis                     Home 
15-Okt-2013: #5 Mengatakan Kebenaran dalam Kasih – Kapanpun kita menyatakan Firman kebenaran dalam kasih, itu akan memberi dampak yang berarti dan tidak akan kembali dengan sia-sia. Kerja Roh Kudus itu membersihkan dan memelihara Tubuh Kristus agar setia dalam menyatakan Kristus yang Hidup ke generasi sekarang. 
Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.’ Yehezkiel 36:25-27

Kita sedang diutus dengan hati baru yang sepenuhnya dipersembahkan bagi Tuhan dengan kecemburuan. Ini yang akan memampukan kita untuk mengatakan kebenaran dalam kasih yang menjadikan kata-kata kita akan terbungkus dengan kasih, dan kasih itu tidak pernah gagal!
14-Okt-2013: #4 Eliazar – hamba setia – Dalam memberikan ekspresi sejati hati kecemburuan kepada Tuhan membuat kita bergairah dalam mentaati ajaran Kristus. Yohanes 14:23, ‘Jawab Yesus: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.’
Semua yang bersedia membuat komitmen ini akan mulai dikenakan pakaian yang segar dan diberkati dengan karunia-karunia Roh Kudus dan pengurapan, dan yang kemudian akan diberikan mandat seperti yang diberikan kepada Eliazar.

Eliazar itu hamba setia Abraham, yang diberi tugas dengan tanggungjawab besar untuk mencarikan mempelai bagi Ishak. Eliazar diberi hal-hal yang berharga seperti permata, pakaian, dan minyak, yang harus diberikan ke mempelai yang terpilih bagi putranya. Hal yang sama, Roh Kudus rindu mengimpartasikan pemberian atau karunia-karunia berharga-Nya seperti pengurapan dan manifestasi kehadiran Roh untuk mempersiapkan mempelai bagi Tuhan Yesus. Kesetiaan dan loyalitas yang besar ditunjukkan oleh Eliazar saat menyerahkan pemberian-pemberian tersebut. Eliazar harus meyakinkan agar Ribka sepenuhnya bisa tahu kalau semua pemberian itu bukan dari dia, tetapi dari seseorang yang mengutus dia.

Kesetiaan ini yang dituntut juga dari kita dalam mempersiapkan mempelai Kristus. 

13-Okt-2013: #3 Mulut Kuningan Pinehas juga berarti ‘mulut kuningan.’ Ini merupakan gambaran bagi mereka yang akan mulai ‘menghakimi dan melihat pikiran dan maksud hati’ dan membantu orang lain mengenali hal-hal yang membuat mereka gampang dialihkan (Ibr. 4:12). Saat ada Firman Hidup segala sesuatunya akan terbuka dan telanjang di depan mata Dia dengan Siapa kita harus bekerja. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi. Firman Hidup ini bukan sesuatu yang perlu ditakutkan, sebaliknya harus dirangkul untuk menjadikan kedewasaan dan kemurnian jiwa kita bisa mengakses sorga.

Alkitab menggambarkan bahwa karunia pewahyuan itu membuka rahasia hati sehingga mereka yang melihatnya akan tersungkur dan berkata, ‘sungguh Tuhan ada di tempat ini’ (1 Kor. 14:24-25). Pewahyuan ini bukan berasal dari kecurigaan, tetapi pemahaman dari Tuhan dan penyingkapan rahasia Ilahi yang dilakukan melalui pelayanan tanpa pamrih dan kesetiaan.
Kerja ‘pengurapan Pinehas’ akan menjadikan takut Tuhan kembali ke gereja, dan yang akan membuka jalan pertobatan Ilahi yang menuntun ke pengenalan akan Kebenaran. Ini menjadikan Tubuh Kristus yang semakin benar dengan mana Tuhan akan menjadi intim dan berbagi misteri dan kuasa.
‘Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.’ (Rm. 13:10-11)

12-Okt-2013: #2 Keimaman yang setia seperti Pinehas – Seperti yang A W Tozer pernah tuliskan, ‘dalam Kekristenan akan ditemukan meningkatnya jumlah orang yang kehidupan agamawinya ditandai dengan bertumbuhnya rasa lapar akan Tuhan Sendiri. Mereka mendambakan realita spiritual dan yang bukan sebagai pulasan ucapan belaka. Mereka juga tidak akan dipuaskan hanya dengan ‘tafsiran’ kebenaran yang tepat. Mereka itu haus akan Tuhan, yang tidak akan dipuaskan, sampai meminum dari kedalaman Sumber Air Hiidup.’
Hari-hari ini bermunculan apa yang dinubuatkan Tozer, mereka yang putus-asa akan Tuhan dengan kecemburuan kudusnya. Realita ini mencirikan gambaran Pinehas di Perjanjian Lama. Imam setia ini menerima kovenan-sejahtera-nya karena kecemburuannya kepada Tuhan, dan komitmennya kepada Firman.
‘TUHAN berfirman kepada Musa: "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku. Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel.’ (Bil. 25:10—13)
Alkitab mengajar, kalau Tuhan berurusan dengan Israel, itu sebagai suatu contoh. Kehidupan para tokoh dan kesetiaan pria dan wanita di jaman dahulu itu dipakai sebagai perintah bagi kita dalam berjalan di jalan-jalan Tuhan dan aspek-aspek Pribadi dan pengurapan-Nya. Kita melihat kebenaran ini khususnya sebagai dalam kehidupan Elia dan pengurapan yang tinggal dalam hidupnya, yang juga mencirikan kumpulan orang yang ada di generasi ini.
Juga saat ini banyak yang akan mulai muncul dengan ‘pengurapan Pinehas’ dan menikmati kovenan pribadinya dengan Tuhan. Mereka dijadikan sebagai para imam bagi umat Tuhan, yang akan menginspirasikan pewahyuan Firman dimana Tuhan akan menunjukkan kepada kita hal-hal yang besar dan luarbiasa yang kita belum tahu.
Mereka akan mengemban ‘kecemburuan’ sorgawi dan integritas secara benar dalam menyampaikan Firman Tuhan tanpa ada campuran atau kompromi di dalamnya. Pengurapan ini akan melahirkan banyak kegiatan yang sehat dan ‘Giat dari Tuhan’ demi Roh Kebenaran; serta tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah dan tidak takut kepada manusia.

11-Okt-2013: #1 Mempersiapkan Para Raja dan Imam - Salah satu penekanan utama Roh Kudus ialah agar kita semua mendapatkan dan mengikuti kehendak Dia. Tuhan Yesus hanya melakukan apa yang Bapa sedang kerjakan. Makan-Nya ialah melakukan kehendak Bapa. Ini juga yang akan mencirikan musim yang akan datang ini.
Mandat rasul Paulus juga ada keterkaitannya dengan itu. Dia ditetapkan untuk mengenal kehendak-Nya; melihat Kebenaran; mendegarkan apa yang diucapkan; dan menyaksikan atau menjadi saksi apa yang dia lihat dan dengar.
‘Tuhan, kiranya itu juga merupakan mandat kami di musim ini.’
Rasa sakit di masa lalu itu merupakan persiapan kita untuk masa depan. Seperti Yusuf, kita harus berkonsiliasi atau mendamaikan diri kita dengan masa lalu kita agar masa depan kita bisa lebih berbuah.
Meskipun banyak aspek di masa lalu yang tidak menyenangkan dan sulit, namun itu dibutuhkan untuk menyiapkan kita bisa berfungsi sebagai raja dan imam. Rasa sakit di tahanan jelas sekali memperlengkapi Yusuf untuk naik ke tahta Mesir sebagai orang kedua setelah Firaun. Yusuf menunjukkan kebenaran ini saat menamai anak-anak Manaseh, ‘karena Tuhan ‘telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku,’ dan memberi nama anaknya yang kedua Efraim karena ‘Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.’
Di hari-hari terakhir ini akan bermunculan keimamam tatanan Melkisedek dari mereka yang matang dan luabiasa. Agar kita bisa termasuk di dalamnya, haruslah kita mendamaikan hati dan pikiran kita dengan hal-hal yang telah lewat, tidak peduli seberapa sulitnya, agar bisa siap dengan apa yang akan datang.
Seperti yang tertuliskan di Alkitab, keimaman Melkisedek itu menggabungkan dua jawatan: raja dan imam. Pelayanan ini yang akan membawa ‘Jaman Gereja’ memasuki ‘Jaman Kerajaan’, dengan menyingkirkan ragi pemikiran dan tradisi manusiawi.
Jaman Gereja itu sebagai suatu masa ‘pembayaran muka’, tetapi keimamam Melkisedek itu merupakan janji kepenuhannya. Anugerah ini sebagai jaminan bagi umat Allah untuk mengantar penuaian besar dan kedatangan kembali Tuhan. Bagian dari pengurapan tersebut menghasilkan ‘kecemburuan Ilahi’ dan devosi kepada Tuhan dan Firman-Nya sehingga tidak digoyahkan.
Konsep keimaman Melkisedek sederhananya ialah Tuhan sebaga Firman Hidup sepenuhnya menempati umat-Nya, Tubuh Kristus (Yoh. 1). Wahyu 5:9 menunjukkan sekumpulan orang yang menyanyikan suatu ‘nyanyian baru,’ yang mendeklarasikan kalau hanya Tuhan satu-satunya yang layak untuk mengambil kitab yang termeterai dan membukanya bagi umat-Nya.
Mereka yang digambarkan di Wahyu tersebut merupakan mempelai pemenang yang di posisikan untuk berfungsi baik sebagai para raja dan imam. Dan kwalitas mereka yang memiliki kunci tersebut ialah mereka yang ‘cemburu bagi Dia.’

BULAN CHESVAN -  Chuck D. Pierce                     Home 
10-Okt-2013: #3 - Konstelasi yang dikaitkan dengan bulan Cheshvan ialah Scorpio (kalajengking). Kalajengkig dan ular itu lambang bulan ini. Kita perlu memahami akan ular di taman Eden. Tetapi TUHAN sudah memberi kita otoritas untuk menginjak ular dan kalajengking, sehingga ini merupakan bulan kunci untuk berdiri di atas otoritas kita.
Cheshvan itu bulan yang dikhususkan untuk pengurapan dimana TUHAN minta kita menarik keluar pengurapan yang ada dalam diri kita. Ini bisa menjadi bulan yang mudah, atau yang berat, karena Tuhan harus menekan agar pengurapan bisa keluar dari kita. Beteriaklah agar pengurapan bisa ditekan dan diperas keluar dari kita.
Setan ingin menghajar kita; tetapi sekarang waktu kita mulai mengangkat tumit dan menginjak rencana musuh yang ingin membuat kita seperti gambarnya. Sebaliknya, sambil kita terus berurusan dengan pencobaan-pencobaan dan kesulitan-kesulitan dalam memakai pengurapan kita, kita akan diubahkan menjadi gambaran Kristus.
Seharusnya di bulan ini pewahyuan kita akan melimpah sehingga menjadikan kita mengalir dalam dimensi supraalami yang lebih lagi. Jika kita terus bergerak dalam pewahyuan dan pengurapan, kita akan lebih banyak menghajar Setan. Jadi, mulai angkat tumit dan injakkan ke leher musuh kita. Lihatlah sekarang kaki kita dan katakan, ‘Saya menyiapkan tumit saya untuk melangkah dan menginjak ular dan kalajengking.’
Kiranya gereja Tuhan memanfaatkan saat-saat baik yang ada di bulan ini dan mengalir secara profetis untuk menggenapkan rencana Tuhan.

09-Okt-2013: #2 - Sekaranglah saat mengaktifkan kemampuan kita untuk ‘memisahkan’ dan ‘menyatukan.’ Mulailah bergerak dalam pewahyuan baru, maka kita akan bisa mencerna dan menyatukan hikmat dan kebenaran TUHAN.
Sekarang bulan dimana kita harus berperang dengan kata-kata kita. Kata-kata yang tidak diucapkan dengan benar akan masuk ke bagian dalam perut kita. Banyak masalah atau penyakit perut karena menerima kata-kata yang salah. Kita harus berteriak yag berasal dari bagian paling dalam kita, ‘Saya puas!’ dan dorong keluar segala yang tidak puas yang ada di dalam kita.
Air Bah mulai pada hari ke-17 Cheshvan dan berakhir di hari ke-27 bulan Cheshvan tahun berikutnya, satu tahun 10 hari. Di esok harinya, hari ke-28 Cheshvan, Nuh membawa persembahannya kepada TUHAN, dan TUHAN bersumpah untuk tidak lagi menghancurkan umat manusia dengan air bah. TUHAN menyatakan tanda kovenan-Nya dengan dunia – pelangi.
Ada air bah yang akan terus bergerak sampai TUHAN berurusan dengan akar apa pun yang Dia sentuh dengan jari-Nya. Ini bulan yang menghubungkan akar-akar kita. Cepat atau lambat kita harus berurusan dengan akar-akar permasalahan yang ada. Saya, Chuck Pierce, selama bulan ini selalu mengambil waktu pelepasan untuk berurusan dengan akar-akar permasalahan.

08-Okt-2013: Pengantar – Salah satu hakekat gereja ialah bersifat profetis, artinya ada dan bergerak untuk dan demi masa depan; demi menggenapkan rencana / kehendak Bapa di muka bumi ini. Kalau gereja tidak memiliki sifa ini, sepertinya itu hanya gereja-gerejaan saja, bukan gereja sejati Tuhan Yesus Kristus.
Berkenaan dengan itu maka dalam devosi kita di setiap bulan akan kami muat devosi yang berkenaan dengan bulan-bulan Ibrani untuk bulan bersangkutan, sehingga gereja bisa memahami arahan profetis yang sedang ada di sepanjang bulan tersebut.
Bahan devosi diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi

Bulan Chesvan (05 Okt – 03 Nov 2013): #1 - merupakan bulan kedelapan dari duabelas bulan kalender Yahudi.  Angka ‘8’ melambangkan pewahyuan kekal dan awal yang baru. Cheshvan dikaitkan dengan suku Manaye, dan berkaitan dengan huruf Ibrani NUN, yang melambangkan Mesias. Oleh karena itu Cheshvan disebut bulan Mesias.
Bulan ini merupakan waktu untuk mengijinkan aroma TUHAN mulai merasuk hakekat jiwa kita. Banyak orang dengan cara pikir Yunaninya mengira kalau TUHAN hanya berurusan dengan masalah-masalah rohani saja, dan tidak menyinggung masalah tubuh, jiwa dan roh. Sesungguhnya TUHAN menguduskan roh kita, jiwa dan tubuh.
Orang Yahudi percaya jiwa akan merespon di bulan ini dengan cara-cara yang tidak biasa. Ini bulan untuk mencium keluarbiasaan TUHAN dan bulan saat aroma Roh Kudus mulai tercium sehingga gerakan ROH Kudus bisa dimulai.
Menjadi orang Kristen bukannya mengecualikan kita untuk tidak melewati saat-saat buruk. Meskipun begitu, saat kita mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup kepada TUHAN, kita ditransformasikan oleh pembaharuan pikiran dalam Kristus. Jika kita ada di dunia dan menjadi anak dunia, berarti kita anak Belial, semua yang bisa kita lakukan sama dengan gambaran dunia. Jika kita hidup dalam gambar Kristus dengan darah Yesus mengalir melalui kita dan membersihkan jiwa kita, maka kita tidak bisa lagi sama dengan dunia.

07-Okt-2013: #3 Karakter itu ukuran keserupaan dengan Kristus Tidak disangkali kalau kita memang membutuhkan lebih lagi pengurapan dalam hidup kita, tetapi kita juga membutuhkan karakter. Seseorang yang ingin berjalan lebih dalam lagi bersama Tuhan dalam pengurapan harus banyak juga menanamkan waktunya untuk mengembangkan karakter mereka juga.
Dari banyak contoh yang terjadi bisa disimpulkan bahwa diurapi itu tidak menjamin kedewasaan atau karakter seseorang. Kita bisa punya kuasa tetapi tidak diimbangi dengan perilaku yang baik. Ini akan akan membawa ke kebinasaan.
Perlu diingat bahwa kita harus bertumbuh. Tidak satu pun dari kita yang sudah sampai atau sudah sepenuhnya berkembang dan serupa dengan gambaran Yesus. Kita adalah orang-orang Kristen yang sedang dibangun dan dibentuk – yang jika sekali-sekali melakukan kesalahan atau bertindak tidak-dewasa untuk hal-hal tertentu, itu tidak berarti kita kurang berkarakter.
Kita juga perlu ingat kalau karakter itu tidak terjadi dalam semalam. Merupakan proses sepanjang hidup untuk menjadi serupa Yesus. Karakter ini dikembangkan dalam dapur peleburan kehidupan, dibentuk melalui ujian, pencobaan dan konflik serta refleksi-diri yang dituntun Roh Kudus. Saat kita mau dengan jujur menilai diri, mengenali cacat-cacat hidup kita, dan melakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, kita dipastikan akan semakin dekat dengan, dan menghidupi apa yang kita katakan – menjadi orang yang berintegritas!

06-Okt-2013: #2 Pengurapan tidak mengubah karakter seseorang Kerohanian sejati itu tidak dibuktikan dengan kemampuan mengutip ayat-ayat Alkitab, fasih berdoa, menopangkan tangan ke orang sakit atau mengusir roh-roh jahat; tetapi dibuktikan dengan bagaimana memperlakukan orang lain.
Pada suatu hari, sewaktu keluar ruang kebaktian rohani yang luarbiasa saya melihat ada orang-orang yang berbicara dengan panitia. Dari ucapan berisik dan gerakan-gerakan tubuh mereka sepertinya bukan sedang doa bersama.
Sewaktu mendekati untuk mencari saya  diberitahu kalau suami-isteri yang tidak puas itu sedang menegur petugas karena di dalam ruang kebaktian telah minta putri-putri remaja mereka agar tidak berisik sementara kotbah disampaikan. Memang saat itu saya juga melihat mereka dengan suara pelan meminta agar para remaja itu tidak mengganggu pertemuan.
Sekian menit sebelumnya di ruangan saya melihat orangtua tersebut tenggelam dalam penyembahannya, berdiri dengan mengangkat kedua tangan, air mata mengalir dan mata terpejam. Pengurapan dan hadirat Tuhan memenuhi ruangan saat itu, tokh, lima menit kemudian kita menyaksikan kemarahan yang meledak-ledak.
Apa yang terjadi? Kemana pengurapan yang sebelumnya ada?
Sesungguhnya pengurapan tidak menyingkirkan kepribadian, emosi, atau kehendak bebas seseorang, ataupun menjamin orang akan sdenantiasa mengucapkan apa yang benar. Ingat Petrus yang sesaat setelah dipuji karena mengenali Yesus sebagai Kristus, dihardik Yesus karena tidak memikirkan apa yang Tuhan pikirkan. ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’ (Mat. 16:23). Seberapa kuatpun suatu pengurapan tidak akan menuntun kita selalu melakukan dan mengatakan hal yang benar; juga tidak akan menggantikan karakter.
D.L. Moody mengatakan bahwa karakter itu ‘apa’ atau ‘siapa kita’ saat ada di tempat gelap’ saat tidak ada seorang pun yang melihat, atau mendengar. Itu merupakan pikiran, keinginan, perhatian yang akan diperhitungkan di hadapan Tuhan. Kita tidak harus punya kepribadian yang berbeda saat di depan umum dan saat sendirian; harus ada konsistensi siapa diri kita yang ada di dalam dan yang kelihatan.

05-Okt-2013: #1 Dua-duanya dibutuhkan – Seorang teman bertanya, ‘Jika harus memilih satu, yang mana yang akan diambil: karakter atau pengurapan?’ Mengapa? Sebab ada sebagian orang yang diurapi tetapi kredibilitasnya kurang karena tidak berkarakter.
Kita tidak bisa memilih salah satunya; karakter dan pengurapan harus ada bersama-sama sebagai dua kekuatan dalam hidup kita.
Sebagai orang Kristen itu berati menjadi seperti Yang Diurapi, artinya benar-benar dipenuhi Roh. Efesus 5:18 menuliskan agar kita dipenuhi Roh, sebab ini kehidupan orang Kristen sejati.
Tetapi, dengan dipenuhi Roh tidak berarti menghindar dari perlunya mengembangkan karakter, yang meneguhkan kalau memang Kristus itu ada dalam diri kita. Untuk dipenuhi dengan Roh mengharuskan kita menjadi serupa Kristus, artinya, sikap, motivasi, perkataan dan perbuatan kita semuanya haruslah murni.
Jika perilaku hidup kita tidak selaras dengan kehidupan yang dipenuhi Roh seperti yang disebutkan di Alkitab, sesungguhnya ada pertentangan yang sedang terjadi dalam hidup kita. Jika kita memiliki karakter tetapi tanpa ada gairah rohani, kita sekedar sebagai warganegara yang baik dan bermoral saja. Meskipun itu baik, tetapi tidak cukup hanya sampai di situ saja.
Orang yang berkarakter seharusnya menjadi orang mengalirkan semangat rohani: dua aspek ini bergandengan-tangan dan mutlak tidak terpisahkan. Barnabas sebagai  contoh keseimbangan tersebut: Dia orang berkarakter yang juga giat bagi Allah.
Hasilnya, dia memenangkan banyak orang bagi Kristus. Alkitab menyebutkan, ‘karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan’ (Kis. 11:24).

04-Okt-2013: #3 Mulai Peroleh Kemenangan-Kemenangan Kecil – Jika kita mampu menampung pengharapan kita dan menjadi lebih positif dalam cara-pikir, itu permulaan yang bagus. Tetapi itu belum cukup. Berpikir positif harus diikuti dengan tindakan positif. Jika kita ingin memperoleh keberhasilan besar, maka mulailah dengan memperoleh kemenangan-kemenangan kecil. Tidak ada yang bisa mendorong harapan selain keberhasilan.
Jika kita mampu memperoleh kemenangan-kemenangan kecil, ini akan mendorong kita, meningkatkan moral kita. Saat kita memperoleh satu kemenangan, kita akan mulai paham bagaimana itu bekerja. Kita bisa terus mengalami keberhasilan, dan setelah memperoleh beberapa kemenangan kita akan mulai mendapatkan kemenangan-kemenangan yang lebih besar lagi, dan itu sepertinya tinggal dijangkau saja.
Menciptakan lingkungan yang positif dengan pengalaman-pengalaman positif bisa berjalan bersama-sama agar membuat kita tetap berpengharapan, tetap berusaha, dan tetap belajar. Kita bisa melihat perbedaan yang terjadi saat seseorang menjadi pemenang dengan yang menjadi pecundang.
Pemenang mau berkorban agar berhasil; pecundang memberi sesedikit mungkin.
Pemenang mencari cara untuk menang; pecundang mencari dalih / alasan.
Pemenang bersemangat; pecundang letih.
Pemenang mengikuti rencana; pecundang mengacaukan rencana.
Pemenang membantu anggota team; pecundang melukai anggota team.

03-Okt-2013: #2 Ubah Cara Pikir – Pada umumnya kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan. Saya tidak tahu mengapa, tetapi memang begitulah. Ada seseorang yang mengingatkan, ‘Masalah utama dari putus-asa ialah apa yang diputus-asakan akan terjadi dengan sendirinya. Seseorang yang takut hal buruk sepertinya justru hal itu yang mengundangnya untuk terjadi. Kepala yang tunduk itu tidak bisa menjelajahi cakrawala untuk melihat hal-hal baru yang sedang datang. Kekuatan tidak memancar dari roh yang kalah. Putus-asa itu akhirnya akan membawa ke tanpa-pengharapan.’ Jika pengharapan kita akan kehidupan itu negatif, itu akan membawa ke banyak perkara negatif. Dan yang negatif itu akan mengumpul dan berlipat-ganda menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan, karena pengharapan negatif membuat seseorang tidak bisa belajar dari kerugiannya.
Kabar baiknya, kita tidak harus hidup dengan pemikiran negatif. Kita dapat mengubah cara-pikir negatif kita yang merasa tidak ada pengharapan. Jangan bersandar pada apa yang hilang, jangan mau dicobai untuk menyerah, tetapi berpikirlah positif, percaya segala hal bisa menjadi lebih baik, belajar dari kesalahan, dan tidak pernah berhenti.
Jika kita terbiasa memikirkan yang negatif dimana motivasi jarang dibangkitkan oleh pegharapan, kita setiap hari harus membuat keputusan untuk mencoba memperbaharui pengharapan, mengubah cara pikir kita menjadi lebih baik, dan percaya kalau hal-hal yang baik bisa dan akan terjadi bagi kita. Melakukan hal-hal yang demikian ini sesungguhnya akan mengubah hidup kita.

02-Okt-2013: #1 Haparan itu Pilihan – Karena harapan itu sesuatu yang sangat indah, ‘Bisakah seseorang mempunyainya?’ Jawabnya ‘ya!’ Tanpa mempedulikan situasi yang sekarang ada, latar-belakang, kepribadian, pendidikan, atau kondisi yang ada, seseorang bisa menjadi manusia berpengharapan. Untuk itu perlu dilakukan tiga hal. Yang pertama harus menyadari kalau pengharapan itu suatu pilihan.
Ada kisah sedih dari seorang pria yang tokonya terbakar habis di kebakaran besar Chicago tahun 1871. Esok paginya orang tersebut datang ke puing-puing tokonya dengan membawa meja. Dia meletakkan meja tersebut di tengah-tengah tokonya yang hangus dengan di atasnya ada tulisan, ‘Semua lenyap kecuali isteri, anak-anak, dan harapan saya. Besok pagi bisnis akan dimulai seperti biasa.’
Tanggapan orang tersebut sangat dihargai. Setelah semua usahanya lenyap, kemana dia memperoleh harapan? Dari lingkunganya? Tentu saja tidak. Dari waktu baik? Tidak. Dari para korban kebakaran yang lain? Tidak ada tanda-tanda kalau dia melakukan itu. Berapa banyak orang menghadapi masa depannya dengan sikap yang positif? Jika orang tersebut bisa melihat masa depannya yang gemilang bagi dirinya dan keluarganya, itu karena dia telah memilih untuk memiliki pengharapan.
Pengharapan itu ada di DNA pria dan wanita yang telah belajar dari apa yang telah hilang. Jika waktu kelihatan sangat sulit, mereka memilih punya pengharapan, karena itu dimengerti yang akan memotivasi mereka belajar dan berubah dari korban menjadi pemenang.
Sebagian orang mengatakan kalau memilih pengharapan itu seperti mengambil roti di langit. Mereka mengatakan itu tidak realistis. Seorang penulis mengatakan, ‘Perbedaan paling penting dalam mempelajari perjalanan sejarah orang Yahudi ialah membedakan ‘optimis’ dan ‘pengharapan’. Optimis itu percaya kalau keadaan akan menjadi lebih baik; sedang pengharapan itu iman yang, bersama-sama, bisa membuat keadaan menjadi lebih baik. Optimis itu sikap dan perbuatan pasif, pengharapan itu sikap yang aktif. Tidak perlu keberanian utuk menjadi optimis, tetapi akan menghadapi banyak urusan besar untuk berani memiliki pengharappan.’
Saya percaya, setiap orang bisa memilih punya pengharapan. Apa untuk ini dibutuhkan keberanian? Ya! karena pengharapan kita bisa dikecewakan. Tetapi saya percaya kalau keberanian memilih berpengharapan itu selalu ada imbalannya.

PRINSIP TRANSISI TUHAN -  Naomi Dowdy                     Home 
01-Okt-2013:  Menunggu dengan Sabar – Di dalam Tuhan, meskipun harus menunggu lama pun pasti punya arti dan tujuan. Tuhan akan memulihkan tahun-tahun yang hasilnya dimakan oleh belalang (Yoel 2:25). Dan Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm 8:28). Tidak ada satu menit pun dalam perjalanan rohani kita yang sia-sia. Waktu menunggu itu waktu yang sangat berharga untuk kesempatan belajar dan bertumbuh.
Seorang wanita tidak akan begitu saja melahirkan setelah hamil satu minggu. Tubuhnya perlu diregang dan disesuaikan karena adanya kehidupan baru yang ada di kandungannya. Pikirannya juga perlu disiapkan untuk menjadi seorang ibu, dan juga perlu mempersiapkan rumah untuk kehadiran bayinya.
Satu minggu setelah dibuahi tidak ada yang bisa menebak bayinya itu laki-laki atau perempuan. Tidak peduli seberapa ingin orangtuanya mau membelikan pakaian atau mengecat kamar bayi yang cocok, mereka harus menunggu berbulan-bulan sampai tahu benar-benar jenis kelaminnya.
Sementara itu bayi akan terus bertumbuh. Mulai muncul tangan dan kaki. Jantung dan otak dan paru-paru terbentuk. Sementara tubuh ibu pun juga mengalami perubahan sehingga bisa melahirkan bayi pada waktunya.
Jika bayi lahir prematur, bayi mengalami masalah yang serius, bahkan bisa meninggal. Dengan memberi cukup waktu untuk bertumbuh secara alami, bayi akan menjadi kuat dan sehat, dan ibu pun dipersiapkan untuk bisa melahirkan dengan lancar.
Demikian juga saat kita mengembangkan destiny yang belum disingkapkan. Saat kita bergerak ke tingkatan yang lebih tinggi, di masa transisi kita, sebenarnya sedang terjadi pertumbuhan yang vital dalam diri kita, yang begitu penting bagi pertumbuhhan dan masa depan kita.
Tuhan mau memberkati kita, tetapi Dia perlu yakin kita cukup bijaksana dan dewasa untuk menangani berkat-berkat yang akan Dia berikan. Dibutuhkan waktu untuk itu.
Oleh karena itu biarlah kita bersabar saat memasuki musim baru kita. Jangan terburu-buru mencoba mengubah diri-sendiri atau tergesa-gesa sehingga mendahului waktunya Tuhan. Rangkullah proses transisi yang ada dan mulailah bergerak maju, dan bergerak ke atas – sekarang.
                            Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus