29-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Berhenti
dari hanya pergi ke Gereja, dan mulai menjadi Gereja. Home
TUHAN
mengatakan kalau musuh telah merampas Gereja. Jika kita memikirkan hal ini,
kita bisa melihatnya, bukan? Kita tidak berpikir atau bertindak seperti yang
dilakukan oleh murid gereja mula-mula. Apa kita telah melakukan sesuatu yang
lebih banyak dari yang Yesus telah lakukan dahulu sewaktu di bumi seperti yang
Dia minta?
Yohanes 14:12 menuliskan,
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang
Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab
Aku pergi kepada Bapa.”
Yohanes 7:38 ”Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang
dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup."
Musuh telah
mempengaruhi banyak sekali Gereja agar menganggap ayat tersebut tidak berlaku
hari ini. Musuh telah membuat kita semua rasa takut kepada manusia (yang mana
ini sesungguhnya menundukkan diri kepada musuh), dan musuh memberitahu kalau
kita akan sakit dan tidak memiliki kuasa supra-alami.
Beberapa tahun
yang lalu Tuhan memberi pesan yang pada dasarnya mengatakan, “Berhenti hanya
sekedar pergi ke Gereja dan mulai menjadi Gereja.”
Banyak umat
percaya bahkan tidak pergi ke gereja karena mereka dilukai atau tersinggung
dengan seseorang atau sesuatu di masa lalunya. Ini merupakan batu-sandungan bagi
kita dan bagi orang lain, dan harus ditanggunglangi. Paulus mendorong kita agar
tidak menjauhi persekutuan bersama!
Ibrani 10:25 ”Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.”
Banyak orang
percaya “hari Tuhan yang mendekat,” dan itulah saat untuk mentaati segala
sesuatu yang Tuhan katakan. Jika kita taat, kia akan melihat kemenangan yang
diperoleh Israel di 1 Samuel 7:10: "Sedang
Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang
melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur dengan bunyi yang
hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan mereka, sehingga mereka terpukul
kalah oleh orang Israel.”
Saat Tuhan
mengguntur, musuh akan panik! Demikian juga jika kita tidak sepenuhnya taat
kepada-Nya. Saat umat TUHAN berpuasa dan bertobat, dan TUHAN akan melakukan apa
yang perlu dilakukan. Dia memenangkan pertempuran bagi mereka. Haleluyah!
28-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Apa/Siapa Berhala Kita? Home
1 Samuel 7
mulai dengan pemurnian Israel dan umat TUHAN untuk melemparkan berhala-berhala
mereka agar TUHAN bisa memberi kemenangan kembali kepada mereka. Sekarang ini
waktu kita, Gereja, untuk melemparkan jauh-jauh berhala-berhala kita dan untuk
menjadi umat kudus seperti yang sedang Dia nanti-nantikan.
Mohon tidak
berpikir kalau saya sedang membicarakan gereja-gereja dengan patung-patung yang
ada. TUHAN berbicara tentang berhala yang ada di hidup kita. Ingat, kalau kita
ini Gereja. Apa berhala-berhala kita? Apa pun yang kita percayai bisa memberi
rasa aman. Siapa pun yang kita datangi di saat terjadi suatu masalah. Apa pun
yang banyak kita bicarakan atau pikirkan: keluarha, posisi, olahraga, keuangan,
kesehatan, makanan, gereja atau denominasi kita, gembala kita, pekerjaan kita,
kebohongan-kebohongan yang kita percayai.
Bahkan Alkitab
sendiri bisa menjadi berhala. Banyak orang yang membacanya dan bisa mengutip ayat-ayatnya,
tetapi tidak mau mentaati apa yang diminta. Mereka terus membacanya setiap hari
sebagai latihan agamawi harian, hampir sama dengan klenik. Kita mengira bisa
selamat karena telah melakukan itu semua. Itulah apa yang dipikirkan oleh orang
Israel saat membawa Tabut TUHAN ke peperangan! Itu tidak berhasil karena mereka
tidak menyingkirkan berhala-berhalanya! Mereka memakai TUHAN sebagai jaminan.
Apa kita juga begitu?
27-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Rasa Takut Kudus kepada TUHAN Home
Di 1 Samuel 6 kita
baca dikembalikannya Tabut ke umat pemilik yang sebenarnya, Israel. Sungguh
hari yang menyukakan hati. Demikian juga sukacita yang terjadi di gereja-gereja
saat Kemuliaan TUHAN datang kembali. Tetapi sukacita itu segera lenyap karena
ada kematian bagi mereka yang terlalu dekat dengan itu, yang terlalu membebaskan
diri sampai melewati batas-batas yang diijinkan.
Ayat 19 membuat
saya ngeri. Dan saya melihat begitu banyak orang yang terlalu terbiasa dengan
TUHAN. Ya, benar, Yesus itu Sahabat kita, Mempelai Pria kita, tetapi Dia itu
juga Raja di raja dan Tuhan segala tuhan. Kita jangan pernah melupakan hal ini.
Dia itu TUHAN yang Kudus dan kita harus menyembah Dia dalam posisi-Nya yang
seperti itu. Harus ada rasa takut yang kudus kepada TUHAN. Kita juga harus
senantiasa ingat kalau Dia itu api yang menghanguskan segala sesuatu (Ibrani
12:29).
26-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Sujud hanya kepada TUHAN Sejati Home
Sementara ada
di wilayah Filistin, Tabut TUHAN menjerembabkan berhala Dagon dari tempat
bertenggernya, dan menjadikan tanpa kepala dan tanpa tangan.
Di hadirat TUHAN
Sejati para berhala tidak akan punya kepala dan tangan lagi; itu artinya mereka
tidak dapat berpikir dan melakukan apa-apa lagi. Haleluyah! Adakah saat ini kita
sebagai Gereja Tuhan, sudah menunjukkan kehidupan di tengah-tengah musuh yang
sudah tidak punya kuasa lagi?
Apa orang
Filistin tidak akan sujud dan mengakui bahwa TUHAN orang Israel itu memang Maha
Kuasa saat melihat apa yang telah diperbuat kepada berhalanya, si Dagon? Apa
sesungguhnya yang membuat orang-orang tidak lagi ingin menjadi keluarga TUHAN? Berapa
banyak mereka yang hari ini melihat pekerjaan TUHAN kita yang ajaib tetapi
menolak untuk berlutut dan menyembah Dia? Sungguh menyedihkan! Banyak
sakit-penyakit dan siksaan yang terjadi di perkemahan TUHAN, karena Dia tidak
disembah.
25-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Mengklenikkan hadirat TUHAN Home
1 Samuel 4-7 - Orang Israel sedang menghadapi masalah dengan orang Filistin sehingga
mereka mengambil Tabut TUHAN ke medan perang bersamanya sebagai semacam maskot atau
simbol keberuntungan. Mereka hidup dalam fantasi atau kleniknya. Melihat itu
orang Filistin menjadi gempar dan panik karena orang Israel antusiasnya
terbangun kembali. Tetapi dengan segera orang Filistin menguatkan diri kembali dan
memenangkan pertempuran. Akibatnya, Tabut TUHAN dirampas dan dibawa ke wilayah
Filistin.
Jika Gereja
merasa aman dalam Tuhan seperti simbol keberuntungan, atau sebagai klenik, itu
tidak akan berhasil! Jika kita percaya bahwa "dengan pergi ke gereja"
akan membuat kita berhasil dalam peperangan di kehidupan ini dan bisa masuk ke
sorga, kita salah. Musuh itu kuat dan sepertinya seringkali jauh lebih kuat
dalam kesatuannya dibandingkan dengan umat TUHAN.
Dalam
pertempuran dengan orang Fisilistin tersebut banyak umat TUHAN yang mati,
termasuk anak-anak Eli yang sebelumnya sudah diperingatkan akan perilakunya (1Sam.
3:11-14). Tanggungjawab Eli adalah sebagai orangtua, secara fisik dan rohani. Jika kita tidak
membapaki generasi berikut maka musuh akan mencuri mereka dari kita.
Ketika Eli
yang tua diberitahu kematiaan anak-anaknya dan juga Tabut yang direbut, dia
jatuh dari kursinya dan tewas karena tulang lehernya patah. Alkitab memberitahu
kalau dia itu gemuk dan melalaikan tanggungjawabnya.
Berapa banyak pemimpin
Gereja dan anggota Gereja yang kalian dan saya ketahui, yang sudah begitu gemuk
karena teralu banyak makan di rumah TUHAN dan tidak menjadi orangtua atau
gembala yang baik bagi kawanan dombanya? Gereja itu manusia, bukan bangunan,
dan juga bukan gembala atau imam. Gereja itu kalian dan saya.
Yesus tidak pernah meminta
kita untuk membangun gedung, untuk punya program-program atau mendapatkan uang.
Pada dasarnya Yesus meminta kita mengasihi Dia dan pergi memberitahu
bangsa-bangsa akan kasih-Nya kepada kita dan mereka. Kalau kita terus bergerak,
kita tidak gampang menjadi gemuk sehingga sukar bergerak! Jika kita tidak memperlakukan
hadirat TUHAN dalam hidup sebagai klenik, kita akan banyak memenangkan pertempuran.24-Feb-2012 MUSUH TELAH MERAMPAS GEREJA – Gereja Sejati Dirampas Home
Sewaktu saya
membuka Alkitab di 1 Samuel 4, mata saya tertangkap perikop: "Orang
Filistin merampas Tabut Allah." Saya segera mendengar Tuhan berkata, "Musuh
telah merampas Gereja."
Musuh telah
membuat kita mempercayai kalau “Gereja” itu suatu bangunan, suatu tempat
penyembahan, dimana kita pergi, tetapi sesungguhnya tidak seperti itu. Kkata “gereja”
di Alkitab itu menunjuk kepada suatu kelompok umat percaya, dan tidak pernah
menunjuk suatu gedung atau bangunan.
Yesus memanggil
para rasulnya untuk mengubahkan dunia. Dan kita gagal dengan menyedihkan. Dia
minta kita untuk mengasihi sesama, tetapi kita mengasihi diri-sendiri dan
gedung-gedung gereja kita, serta membiarkan dunia menuju ke neraka. Yesus
mendoakan agar para pengikut-Nya ada dalam kesatuan, tetapi kita ada dalam
perpecahan demi perpecahan. Ini semua pekerjaan musuh.
Yesus
mengatakan kalau Dia akan membangun gereja-Nya (Mat. 16:18), dan selama 2000
tahun kita telah mencoba melakukan itu untuk Dia. Begitulah cara musuh mencurinya
– kita telah kehilangan. Ya, saya tahu kalau itu musuh, bukan kalian dan saya
secara pribadi. Dan terserah kalian dan saya masing-masing untuk merebut
kembali. Apa kalian ingat doa Daniel? Daniel, orang yang tidakikut berdosa
telah mengidentifikasikan dirinya sebagai orang berdosa bersama umatnya.
Bisakah kita melakukan hal yang sama?
Seperti Daniel
9:3-6 saya berdoa kepada Tuhan, Allah saya, dan mengaku: “Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian
dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada
perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa
dan salah, kami telah berlaku fasik
dan telah memberontak, kami telah
menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah
berbicara atas nama-Mu ... "
Daniel telah
mengidentifikasikan dirinya dengan dosa bangsanya. Di seluruh dunia orang Kristen
telah mengijinkan musuh mencuri Gereja sejati, dan sekaranglah waktu bagi
kita-kita yang menyadarinya untuk bertobat dan memohon belas-kasihan-Nya.
Banyak yang
bisa kita pelajari dari kisah di Alkitab yang menyoroti pesan ini, dan jelasnya,
inilah yang saya anggap penting.
23-Feb-2012 JIWA DI
PADANG GURUN – Pengurapan Segar Home
Sewaktu tekanan yang ada meningkat, kita segera menyadari kalau pengurapan yang
kemarin itu tidak akan cukup untuk menghadapi peperangan yang harus kita lakukan.
Tuhan memberi awal baru hidup Elia di Horeb---sesuatu yang akan memampukan dia
memberikan dobel-porsi kekuatannya ke Elisa, penerusnya. Dengan pengurapan baru
ini Isebel bisa dihancurkan, penyembaan Baal dihentikan, dan suku-suku di
sebelah utara bisa memiliki pengalaman kebangunan rohani.
Untuk sampai
ke tempat terobosan seperti itu dibutuhkan lebih dari sekedar momentum kegiatan.
Kita tidak heran kalau TUHAN akan memanggil kita untuk melewati Horeb-Horeb
kita.
Bagaimana
kita bisa mengenal Horeb? Horeb itu suara padang-gurun pribadi kita; itu desakan
keputus-asaan hati untuk ingin memiliki TUHAN lebih lagi. Kita sekarang harus
dengan seksama mendengar suara TUHAN. Di Horeblah TUHAN akan membawa kita
semakin dalam memasuki diri-Nya. Disinilah, di bawah tudung gairah-Nya, kita
akan menemukan maksud-maksud kehancuran hati kita: padang-gurun kita merupakan
waktu persiapan untuk itu.
Tuhan sedang
membawa awal baru bagi kita semua. Saat kalian kembali ke pertempuran, kalian
akan berperang dengan perlindungan Yang Mahatinggi.
“Tuhan Yesus,
terpisah dengan Engkau hidup saya akan kering dan masuk ke padang-gurun. Ampuni
saya yang telah melakukan kehendak-Mu tanpa melekat dalam hadirat-Mu. Saya
benar-benar sangat membutuhkan Engkau, Tuhan. Hari ini saya mengkomitkan hati untuk
kembali ke kasih mula-mula saya kepada-Mu. Ajar saya, Tuhan, untuk memahami,
dan menjadikan keintiman dengan-Mu itu merupakan ukuran terbesar keberhasilan
saya. Ijinkan saya melihat kemuliaan-M dan singkapkan kebaikan-Mu. Roh Kudus, tuntun
saya masuk ke benteng-benteng rohani hadirat TUHA, Amien.
22-Feb-2012 JIWA DI PADANG GURUN – Bagaimana sampai ke Horeb Home
Mungkin
kwalitas terbesar Elia ialah gairahnya. Dua kali Elia mengatakan kalau dia
telah bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan. Tetapi gairah tanpa disertai hikmat bisa
menjadi ilah bagi diri kita. Ini membuat kita mengacu pada
pengharapan-pengharapan sendiri yang tidak realistis, dan di luar waktu dan
pengurapan TUHAN.
Agar tetap
seimbang gairah dan kerja-keras harus dikendalikan dan dibebani dengan perjumpaan-perjumpaan
Ilahi dengan TUHAN yang hiidup. Kalau tidak, kita akan frustrasi dengan manusia
dan tidak tahan dengan adanya penundaan-penundaan yang terjadi. Kita akan
melangkah keluar, baik dari kekuatan maupun perlindungan rohani kita.
Elia telah
sampai di Horeb dan bersembunyi di sebuah gua. Segera Firman Tuhan berbicara
kepadanya, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (ay. 9). Ini pertanyaan
sangat penting dari Tuhan yang diajukan ke kita. Pertanyaan ini menyorot
realita status rohani kita, "Bagaimana pelayananmu kepada-Ku bisa menjadi
kering dan tandus?" TUHAN ingin kita tahu bahwa saat kita gagal menjadikan
Dia sebagai kasih kita yang mula-mula, kita akan selalu masuk ke padang-gurun.
Tujuan utama kehidupan
kita itu haruslah melekat dalam Kristus. Kalau tidak, kita akan begitu tersedot
oleh kondisi yang dunia yang membusuk sehingga gagal melihat pembusukan kondisi
jiwa kita. Karena kasih-Nya, Tuhan akan menghentikan kita dan memaksa untuk
dengan jujur melihat hati kita: Apa saat ini kita ada dalam kehidupan yang
melimpah seperti yang dijanjikan Kristus?
Mari kita
bicara jujur. Kita tidak usah membuktikan sesuatu atau menutup-nutupi sesuatu. Kita
tinggalkan pembelaan diri dan keangkuhan kita. Jika kita dikecewakan, kita
bebas mengungkapkannya; jika kita frustrasi, kita bisa mengakuinya. Kita harus menilai
kondisi rohani kita yang sesungguhnya dengan jujur, tanpa berdalih.
Keterbukaan merupakan
jubah kerendahan-hati; dan kerendahan-hati itu akan menarik augerah TUHAN masuk
ke hati kita. Apa memang kita sudah mengabaikan keintiman dengan TUHAN? Dan
bukan kekuatan Tuhan yang menjadi sumber satu-satunya kekuatan kita dalam melakukan
peperangan? Jika musuh bisa mengacaukan waktu persekutuan kita dengan Tuhan,
musuh akan bisa memisahkan kita dari pertolongan yang datangnya dari TUHAN.
Mari
kita mulai mendekati TUHAN yang hidup hanya dengan jubah keterbukaan.21-Feb-2012 JIWA DI PADANG-GURUN – Kembali ke Fondasi Kita Home
" Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan
makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke
gunung Allah, yakni gunung Horeb " (1 Rj. 19:8).
Tuhan memberi
kekuatan kepada Elia bukan untuk kembali ke pertempuran tetapi kembali ke dasar
utamanya. Jika kekuatan kita begitu disedot oleh tugas-tugas dan bukannya oleh
kasih kita kepada TUHAN, maka pada akhirnya hidup kita akan rapuh dan ada di
padang-gurun. Untuk memulihkan jiwa kita, Tuhan membawa kembali ke esensi iman
kita. Bahkan, Dia akan menghentikan semua kegiatan dan usaha kita, dan membawa
kita kembali ke realita doa yang sederhana, waktu untuk Firman, dan
penyembahan. Dia mengingatkan kita bahwa apa yang Dia minta agar kita genapkan ialah
Perintah Agung-Nya untuk mengasihi Dia dengan "segenap hati” (Mar. 12:30).
Tanpa fokus ini kita akan kehilangan jamahan hadirat TUHAN; kita akan ada di
luar perlindungan Yang Mahatinggi.
Tuhan membawa
Elia ke gununga Allah, Horeb. Kata Ibrani Horeb artinya paadang-gurun atau terisolir. Lingkungan
mandul yang mencerminkan jiwa Elia saat itu. Tetapi bagi TUHAN, Horeb itu
sesungguhnya suatu tempat dimana permasalahan yang ada di hati manusia akan
tersingkap. Di Horeb tidak ada panggung lagi dan tidak ada tindakan. Ini merupakan
tempat dimana kejujuran dan inti keterbukaan akan muncul ke permukaan.
20-Feb-2012 JIWA DI PADANG-GURUN – Waspadai Keletihan Rohani dan Emosi Home
Tetapi
Tuhan belum selesai. Setelah Elia membereskan para imam Baal, dia pergi ke
puncak Gunung Karmel. Sambil bersujud dengan muka ke tanah Elia berdoa tujuh
kali agar Tuhan mencurahkan hujan deras yang mengakhiri musim kering selama tiga
tahun itu. Dalam satu hari, secara mujizat, api dan hujan turun dari langit!
Mungkin jika hari yang dahsyat ini terjadi di waktu yang berbeda dalam sejarah Israel, bangsa itu sudah bertobat; tetapi tidak terjadi di jaman Elia. Penyembahan Baal seharusnya lenyap, tetapi kenyataannya terus berlagsung. Bukan terjadi kebangunan seperti yang diharapkan Elia, tetapi yang terjadi adalah: Isebel yang murka dn bersumpah untuk membunuh nabi Tuhan itu. Ini memaksa Elia melarikan-diri ke padang gurun. Elia yang ambruk dan kecapaian itu ada di bawah pohon arar dan berkata, "Sudah cukup, Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Rj. 19:4).
Mungkin jika hari yang dahsyat ini terjadi di waktu yang berbeda dalam sejarah Israel, bangsa itu sudah bertobat; tetapi tidak terjadi di jaman Elia. Penyembahan Baal seharusnya lenyap, tetapi kenyataannya terus berlagsung. Bukan terjadi kebangunan seperti yang diharapkan Elia, tetapi yang terjadi adalah: Isebel yang murka dn bersumpah untuk membunuh nabi Tuhan itu. Ini memaksa Elia melarikan-diri ke padang gurun. Elia yang ambruk dan kecapaian itu ada di bawah pohon arar dan berkata, "Sudah cukup, Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Rj. 19:4).
Elia telah
memberikan yang paling baik kepada Tuhan. Hari itu sepertinya puncak hidupnya.
Elia telah berdoa agar Israel mengenal Tuhan sebagai TUHAN-nya, dan agar Tuhan membalikkan
hati orang Israel untuk bertobat kembali (1 Rj. 18:37). Tokh, seperti para nabi
sebelumnya, Elia tidak bisa menyulut api kebangunan bagi Israel. Rasa kecil
hati dan takut membebani dia. Itu tidak tertahankan.
Pernahkah
kalian ke titik keletihan spiritual atau emotional yang membuat kalian juga
berkata, “Cukup, TUHAN!”? Mungkin kalian dibuat frustrasi oleh ketidak-mampuan
kalian untuk bisa memberi dampak perubahan positif di keluargamu; atau, kalian
sudah berdoa dan berpuasa untuk gereja atau masyarakat, tetapi tidak kelihatan
adanya perubahan yang terjadi. Kalian sudah memberikan segalanya tetapi hanya memperoleh
hasil yang sangat sedikit. Semua kekayaaan dan sumber-dayamu sudah habis, dan
kalian capai dan tawar-hati seperti Elia.
Elia
berbaring dan tidur. Malaikat menyentuh dia dan berkata, "Bangunlah,
makanlah!” (1Rj. 19:5). Di atas kepalanya ada roti dan air. Elia yang kecapaian
makan dan kembali tidur.
Sekali lagi
malaikat menyentuh dia. "Bangunlah," katanya. "Bangunlah,
makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu " (ay.
7). In merupakan pesan untuk kita juga, karena visi, rencana-rencana, dan
program-program kita, serta perjalanan yang harus kita tempuh juga “terlalu
besar.” Sesungguhnya perjalanan kita, di beberapa bagian, akan selalu dibuat terlalu
besar bagi kita. Mengaapa? Karena hidup kita diatur sedemikian rupa agar terus mau
lebih mendekat kepada TUHAN.
19-Feb-2012 JIWA DI PADANG GURUN – Waspadai akan Keberhasilan Home
Dalam usaha membuat terobosan-terobosan banyak orang Kristen yang menjadi letih. Kasihnya menjadi dingin, gairahnya menjadi suam-suam. Nabi Daniel mengingatkan akan masa dimana musuh "… akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi " (Dan. 7:25). Di waktu yang demikian itu agar muncul sebagai pemenang kita harus naik ke realita di Mazmur 91 yang telah TUHAN berikan kepada kita. Di situ ada tempat yang menyegarkan kehidupan dan pancaran sinar dimana kita bisa melekat dengan TUHAN. Alkitab mengatakan tempat ini tempat perlindungan dari Yang Mahatinggi.
Elia itu manusia seperti kita, dia orang
yang bergairah seperti kita, dan melakukan peperangan rohani sama seperti kita.
Di dalam peperangannya, demi jiwa orang-orang Israel, dia melawan muslihat
Isebel dan suaminya, raja Ahab. Meskipun begitu peperangan Elia paling besar
bukanlah melawan musuh-musuh yang kelihatan tetapi melawan sesuatu yang tidak
kelihatan, yang mengecilkan hatinya.
Orang yang
berani seperti Elia melarikan diri keluar masuk gua dan tempat-tempat yang
tersembunyi. Isebel telah membunuh hampir semua nabi Tuhan, dan mengganti pengaruh
Ilahi dengan sesuatu yang gelap melalui kekuatan roh jahat yang disebarkan oleh
para imam Baal dan Ashera. TUHAN menciptakan kontes pertandingan: dimana baik
Elia maupun para nabi Baal harus mendirikan
mezbah untuk masing-masing Allah yang dilayani. Siapa yang menjawab dengan api
itulah yang dianggap sebagai TUHAN atas bangsa itu.
Raja
Ahab dan seluruh Israel menyaksikan konfrontasi tersebut. Dengan sekuat tenaga imam-imam Baal mencoba memperoleh
jawab dari illah berhalanya, Baal, tetapi tidak dijawab. Secara dramatis TUHAN menjawab
doa Elia, api menyambar persembahan yang telah dia disediakan. Ini merupakan
kemenangan terbesar Elia. Dan ketika orang Israel menyaksikan demonstrasi kuasa
TUHAN, mereka sujud ke tanah dan berkata, “Tuhan, Dialah TUHAN; Tuhan, Dialah
TUHAN " (1 Raj. 18:39).18-Feb-2012 Kata Nubuatan Home
"Saya punya jalan yang bisa engkau lompati untuk menuju apa yang ada di depanmu. Jalan jalan baru bagimu untuk memasuki fase berikut yang telah Aku sediakan bagimu untuk memasuki panggilanmu. Saya punya kuda baru untuk engkau pakai. Bukan kuda dari daging tetapi kuda putih Roh-Ku yang memerintah. Bersiaplah untuk menungganginy, karena Saya punya suatu pasukan yang tidak kebingungan. Pasukan yang sedang saya mobilisasi. Saya punya team ksatria yang akan memenangkan peperangan, kuda-kuda bangsawan yang sudah dipersiapkan untuk hari peperangan. Mereka itu berasal dari Saya yang tidak nampak, dari kekuatan Saya yang tidak kelihatan, yaitu kekudusan. Jika engkau menunggangi kuda perang bangsawan-Ku engkau akan bergerak dengan perkasa dan berbeda. Engkau penuh keberanian dan akan memperoleh kemenangan saat Saya menghembuskan angin-Ku ke atasmu."
17-Feb-2012 Kristus bekerja melalui Gereja-Nya, Kita
Melalui kotbah, dengan menjamah atau menumpangkan tangan ke atas orang sakit, dengan pernyataan atau penyembahan, kuasa TUHAN mulai mengalir ke dunia melalui manusia, kita, Gereja TUHAN.
Di Yohanes 7:38 Yesus berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Aliran-aliran air hidup ini sama dengan sungai air kehidupan yang disebutkan di Wahyu 22. Tidak ada perbedaan antara sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari Anak Domba dengan yang mengalir dari rahim Gereja, kita sebagai Tubuh Kristus.
Roh TUHAN tidak menumpangkan tangan kepada orang sakit, tetapi kita. Roh TUHAN tidak menahbiskan seseorang tetapi Ia menyuruh kita untuk melakukannya. Ia tinggal di dalam kita. Ia berfirman melalui kita. Kehidupan, kuasa dan kekuatan TUHAN akan mengalir keluar dari mulut kita dan menembus hati orang-orang yang tidak percaya sehingga mereka dilahirkan kembali.
Kitalah yang memiliki pedang Roh firman Tuhan. Ketika Roh TUHAN hendak campur tangan dalam suatu situasi, Ia tidak mengatakan di balik awan-awan. Ia akan berbicara melalui mulut umat-Nya, dari dalam roh kita. Ketika kita memperkatakan firman-Nya dalam situasi tertentu dengan bimbingan Roh Kudus, itu seperti TUHAN sendiri yang berfirman. Ini akan melepaskan kehidupan TUHAN! Jadi kita merupakan rahim TUHAN yang mengalirkan suungai kehidupan.
16-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Terus Menerobos Home
Sekarang, waktu kita menyelesaikan fase terakhir fokus doa ini, saya ingin kalian membaca kata-kata Ras Robinson berikut ini. Sepertinya ini apa yang TUHAN ingin katakan kepada kita.
“Negeri susu dan madu ada di depan kalian. Kalian akan menyeberangi sungai dengan mudah sewaktu TUHAN menyibakkan airnya bagi kalian. Ada banyak buah-buahan yang melimpah sewaktu kalian bergerak maju. Lihat, para raksasa telah menampakkan diri dan mengancam. Dengan mempercayakan-diri kepada Saya akan menjamin kalian memenangkan satu-persatu para raksasa ini. Semua itu baik, bahkan kehadiran para raksasa dan halangan-halangan yang lain. Kemenangan merupakan kunci kalian untuk berhasil dan penuaian yang melimpah. Dengan iman kalian akan menemukan jejak-jejak mereka yang telah pergi sebelum kalian. Kalian sendiri akan meninggalkan jejjak-jejak bagi mereka yang akan mengikuti kalian. Nikmati susu dan madunya. Negeri baru ini sekarang menjadi milik kalian. Jelajahi dan miliki semua itu.”
Kejadian 28:4, "Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."
15-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Hati Bapa Home
“Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya” (Mal. 4:6). “Hati bapa” yang sedang Tuhan pulihkan itu sesungguhnya gambaran profetis yang indah mengenai siapa TUHAN sesungguhnya; suatu kebangunan-kembali pemahaman peran “bapa” sedang terjadi ti Tubuh Kristus. Di buku “You Have Not Many Fathers”, Dr. Mark Hanby menggambarkan hati bapa sebagai berikut: “Inilah hati seorang bapa sejati: Anaknya harus melakukan lebih baik, lebih tahu, pergi lebih jauh. Seringkkali kerinduan pribadi kita dan kasih yang memiliki akan membuat anak-anaknya tinggal dimana bapa ada atau membuat mereka menggenapkan impian-impian bapa. Pementingan-dirilah yang membuat anak-anak menjadi pelayan agenda-agenda pribadi bapanya. Tetapi setiap bapa sejati tahu kalau harinya akan tiba dimana impian-impiannya akan menyingkir pergi.” Contoh untuk ini bisa kita temukan dalam diri Peter Wagner, yang telah memberi kepemimpinan ke kegerakan doa di tahun’90-an, yang saat ini muncul sebagai gambaran seorang di New Apostolic Reformation. Saya tahu dia dan dimentor selama beberapa tahun. Dia menampilkan sikap tepat seperti apa yang ditunjukkan oleh Mark Hanby. Di suatu kesempatan saya membaca penilaian yang diberikan oleh peserta suatu seminar yang baru diselesaikan oleh Peter bersama Cindy Jacobs, yang menjadi anak rohaninya. Peserta memberi nilai 10 untuk Peter sedangkan Cindy mendapat 10 plus. Peter sepertinya kurang memikat dibandingkan Cindy. Saat saya bertanya kepadanya mengenai ini, dia menjawab bahwa jika orang yang dia mentor tidak memperoleh nilai yang lebih tinggi dan mencapai lebih dari dia di Kerajaan, maka dia mengangggap dirinya gagal sebagai seorang bapa di Kerajaan. Peter tidak peduli apa Cindy mengenalinya di publik. Jika Cindy terus bergerak maju dan mencapai destiny TUHAN baginya, maka Peter telah berhasil sebagai seorang bapa yang hatinya telah berbalik ke anak-anaknya.
14-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Domba Yang Terhilang/Tersesat Home
“Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” (Gal. 6:1). Sewaktu kita mulai memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pemulihan yang kita pelajari, kita bisa mulai melihat TUHAN membawa para anak yang terhilang kembali ke rumah Tuhan – khususnya mereka yang telah dilukai oleh umat TUHAN. Saya percaya TUHAN saat ini sedang membawa semua generasi anak terhilang kepada kita. Ini penting, kalau kita mengerti kerinduan TUHAN untuk pemulihan generasi ini. Kita tidak harus berespon seperti yang telah dilakukan oleh Gereja di tahun ’60-an dan ’70-an saat TUHAN mencoba membawa masuk suatu generasi, yang akhirnya ditolak oleh umat-Nya sendiri. Kita harus mengosongkan diri dari semua kemunafikan, penghakiman dan pembenaran-diri sehingga Dia bisa mulai membawa pulang kembali domba-domba yang terhilang itu. Begitu kita melakukan ini, kita akan melihat banyak para anak-hilang datang ke tempat pemulihan dan membawa destiny TUHAN ke generasi mendatang.
13-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Bagian Kita Home
“Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10). Saya suka kisah Ayub, yang walaupun dalam kesakitan dan kehilangan tetap berfokus pada pemahaman akan karakter dan hakekat TUHAN. Seandainya saat itu musuh diijinkan untuk membunuhnya pun kita punya cukup bukti dari sikapnya, bahwa Ayub akan tetap percaya dan akan tetap mengasihi dan menghormati TUHAN. Suatu kesaksian yang luar-biasa. Mulai saat Ayub mendoakan teman-temannya yang mengira kalau penderitaannya itu hukuman TUHAN, keadaan Ayub mulai dipulihkan menjadi dua-bagian. Demikian juga meskipun bagian kita diuji dan kelihatannya telah hilang, kita tidak boleh menganggap kalau TUHAN melupakan atau mengguoncang kita. Kita harus tetap fokus pada Siapa TUHAN sebenarnya. Kita juga harus dikuatkan bahwa apa pun yang telah hilang, TUHAN punya rencana untuk menggantinya berlipat-ganda.
12-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Jiwa Kita Home
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.” (Mz. 23:1-3). Firman yang terkenal dan indah ini merupakan pengingat yang kuat bahwa TUHAN itu Pemulih jiwa kita. Melewati trauma-trauma, pencobaan-pencobaan, situasi dan kondisi atau dosa, jiwa kita bisa terserpih-serpih. Serpihan-serpihan ini bisa mempengaruhi kepribadian kita yang dari TUHAN. Kepribadian yang telah diberi ke masing-masing kita itu merupakan gambaran sebagian dari Diri TUHAN sendiri. Sebagian dari kita mungkin mencerminkan kasih-Nya kepada orang lain; sebagian lagi mencerminkan pemahamkan akan tatanan Dia; sebagian lagi mencerminkan rasa-berbelas kasihan-Nya yang tanpa akhir; sementara yang lain lagi mencerminkan kemampuan-Nya untuk memimpin maju. Masing-masing itu baik, dan diciptakan sendiri oleh TUHAN. Tetapi di saat kita terlukai oleh situasi dan kondisi, atau sewaktu kita memilih untuk berdosa – kepribadian kita – jiwa kita yang sebenarnya – menjadi cacat dan terserpih, dan di kasus khusus bisa sama sekali berbeda dengan apa yang telah TUHAN berikan kepada kita. Meskipun begitu, TUHAN bisa memulihkan jiwa kita secara utuh- sehingga kepribadian TUHAN sendiri bisa bersinar melalui kepribadian kita.
11-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Kewarisan Kita Home
“Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki” (Rut 4:15). TUHAN itu Pemulih kehidupan. Kewarisan itu merupakan pilihan antara hidup dan mati. Sewaktu kita memilih untuk bergerak maju dalam zoe kehidupan TUHAN yang kita miliki, TUHAN akan memulihkan kewarisan kita. Di kisah Rut, TUHAN memulihkan kewarisan Naomi dengan menegakkan tempatnya dan mengirimkan seorang sanak sebagai penebus. Naomi memahami rencana pemulihan di hidupnya dan bergerak maju sampai seluruh kewarisannya di pulihkan bagi dia. “Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat!” (Za. 9:12). Di ayat ini kita bisa melihat bagaimana pemulihan dan harapan itu berkaitan. TUHAN itu TUHAN yang mengembalikan umat-Nya ke kepenuhan pengharapan. Di proses ini TUHAN tidak hanya memulihkan kewarisan, tetapi Dia juga membawa kita memasuki porsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan porsi sebelumnya!
10-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Sukacita Kita Home
“Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mz. 51:14). Musuh ingin merampas sukacita sehingga kita keluar dari proses keselamatan. Meskipun begitu, meskipun sukacita kita terampas tidak berarti kalau musuh bisa mencuri keselamatan kita, tetapi dengan itu dia bisa menjauhkan kita dari pengampunan, kesembuhan, kemakmuran dan pemulihan, yang semuanya hanya sebagai hasil-sampingan keselamatan. Seringkali musuh memakai strategi seperti yang dipakai untuk Daud: melalukan dosa. Tidak ada yang bisa merampas sukacita dari Tuhan seefektif adanya dosa dalam hidup kita. Tetapi sekarang ini adalah hari-hari dimana TUHAN rindu untuk memulihkan sukacita bagi umat-Nya melalui level-level pertobatan yang lebih dalam lagi. TUHAN mampu memulihkan sukacita kita yang diakibatkan dosa. Amsal 17:22 mengatakan, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Sukacita itu bekerjanya sepperti obat yang menyembuhkan tulang-tulang kita. Itulah mengapa Firman menyebutkan kalau sukacita dari Tuhan itu kekuatan kita (Neh. 8:10); yang akan memberi kuasa untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan yang TUHAN berikan kepada. Bahkan meskipun Daud telah berdosa dan kehilangan sukacitanya, kita bisa melihat di Mazmur 51 bagaimana dia mampu memohon kepada Tuhan untuk memulihkan kembali sukacitanya. Melalui darah Kristus kita diposisikan dalam perkenanan yang lebih besar dari Raja Daud yang memohon Tuhan untuk mengampuni kesalahan kita dan memulihkan sukacita akan keselamatan kita.
9-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Kesehatan Kita Home
“Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN, sebab mereka telah menyebutkan engkau: orang buangan, yakni sisa yang tiada seorang pun menanyakannya.” (Yer. 30:17). Melalui dosa-dosa yang kita lakukan, kita sebagai manusia utuh yang Ilahi menjadi terserpih-serpih dan tercerai-berai sedemikian rupa sehingga bisa menimbulkan sakit-penyakit jasmani yang bisa mengurangi masa hidup kita. Tetapi TUHAN adalah Dokter Yang Berkuasa, yang akan memulihkan kesehatan kita. Nyatakan hari ini kalau sakit-penyakit tidak punya kuasa lagi di lingkup pengaruh kalian!
8-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Tempat / Posisi Kita Home
“Semuanya akan diangkut ke Babel dan akan tinggal di sana sampai kepada hari Aku memperhatikannya lagi, demikianlah firman TUHAN, lalu membawanya kembali ke tempat ini” (Yer. 27:22). Ayat ini dari menunjuk ke tawanan orang Israel di Babilon. TUHAN telah membuat suatu kovenan untuk membawa mereka keluar dari tawanan. Jadi, setalah waktunya tiba, TUHAN mengembalikan mereka ke jalan keberhasilan dan menegakkan mereka di tempat yang baru. Demikian juga TUHAN akan melakukan hal yang sama bagi kita. Dia sangat rindu untuk menegakkan kita secara fisik di suatu tempat sebagai bagian kewarisan kita.
7-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Kemerdekaan Kita Home
Ini tahun untuk meruntuhkan struktur dunia dan memulihkan berkat-berkat yang selama ini ditahan. Sementara kita mengiktu langkah-langkah proses pemulihan ini nytakan kalau kalian mau mengambil apa pun yang musuh telah curi, tahan, dan rebut!
“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” (Gal. 5:1). TUHAN rindu umat-Nya dibebaskan dari rantai apapun yang telah mengikat mereka. Baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru TUHAN membuktikan pola ini. Bangsa Israel misalnya, berteriak dalam keputus-asaanya saat mereka diperbudak di Mesir. TUHAN mendengar teriakan mereka dan mengingat akan perjanjian yang telah diberikan kepada nenek moyang mereka. Di kitab Keluaran ditunjukkan perjalanan panjang bagaimana TUHAN dengan cara luarbiasa melepaskan umat-Nya dan menepati janji-janji-Nya. Kemudian kita bisa melihat bagaimana nabi Yeremia dibebaskan dari tawanan dan diberi beberapa pilihan. “Maka sekarang, lihatlah aku melepaskan engkau hari ini dari belenggu yang ada pada tanganmu itu. Jika engkau suka untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, marilah! Aku akan memperhatikan engkau. Tetapi jika engkau tidak suka untuk ikut pergi dengan aku ke Babel, janganlah pergi! Lihat, seluruh negeri ini terbuka untuk engkau: engkau boleh pergi ke mana saja engkau pandang baik dan benar.” (Yer. 40:4).Kata “melepaskan” di ayat ini kata Ibrani 'pathach' yang berarti membuka lebar, melonggarkan, melepaskan, membebaskan, memerdekaan, melepaskan dari beenggu. Melalui kemerdekaan itu, “pathaching,” Yeremia bukan hanya merdeka dari tawanan yang selama ini dia terima, tetapi dia juga mampu menetapkan beberapa pilihan dan memulai proses hidup barunya secara utuh; belenggu-belenggu telah dilepaskan dan sebuah pintu baru telah dibuka lebar-lebar. Tentunya contoh yang paling indah tentang kemerdekaan yang langsung punya dampak ke masing-maisng kita hari ini ialah apa yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang Tuhan Yesus, “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,” (Yes. 61:1). Yesus melepaskan dan membebaskan kita dari kuasa dosa dan memulihkan kita ke hubungan yang benar dengan Bapa. Saat ini hambatan pemulihan telah dihancurkan. Dosa telah menahan kemerdekaan, tetapi Kristus melepaskan kita memasuki kemerdekaan dan telah membalikkan hukuman mati kita untuk memulai hidup yang bebas merdeka!
Kita harus menyadari kalau TUHAN itu menghendaki kita merdeka. Saya mendengar cerita seekor anjing yang telah diikat selama beberapa tahun di suatu tiang. Untuk bisa pergi anjing itu harus sampai ke ujung tali yang mengikatnya dan hanya mampu berjalan berputar-putar mengeliling tiang yang menahannya. Setelah sekian tahun melakukan ini anjing itu membuat jejak yang membentuk parit di tanah. Meskipu anjing itu bisa melihat dunianya lebih jauh tetapi hanya dia hanya bisa bergerak sejauh talinya terentang. Di suatu hari pemilik anjing melepas ikatan anjing itu. Setelah tali ikatan dilepas dia memperhatikan sambil mengharap anjingnya akan berlari kencang sejauh mungkin mengelilingi halaman yang selama ini haya bisa dia pandang saja. Aneh, anjing itu tidak lari atau bermain-main untuk menyelidik. Meskipun pemiliknya telah mencoba untuk membuatnya pergi, anjing itu hanya bergerak hanya mengelilingi parit yang telah dia buat selama terikat. Kita juga seperti anjing itu, seringkali tidak menyadari kalau penghalang kita sudah disingkirkan. Bahkan, meskipun Tuhan mencoba membuat kita bergerak dalam kebebasan kita yang baru, kita ada kecenderungan untuk tetap di tempat aman yang selama ini telah kita ciptakan bagi diri sendiri.
6-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Memulihkan Iman seperti Anak Kecil Home
TUHAN melihat semua peperangan dan tempat-tempat padanggurun yang telah kita alami. Dengan melewati waktu-waktu yang demikian itulah TUHAN menambah ukuran iman kita. Begitu iman seperti anak kecil ini mulai bangkit, kemuliaan TUHAN bisa tinggal di atas kita. Selama ini saya selalu menganggap sebagai orang beriman. Saya memimpin pertemuan di seluruh dunia dengan iman dan harapan yang besar akan apa yang TUHAN akan lakukan. Meskipun begitu, belakangan ini saya belajar sesuatu dengan iman seperti anak kecil. Sebagai tambahan tanggungjawab lain saya baru saja bekerja dengan C. Peter Wagner, Doris Wagner dan Ted Haggard di proyek yang World Prayer Center (WPC). Proyek unik yang punya potensi besar untuk membangun pendoa yang besar di seluruh dunia; yang juga berpotensi sebagai sasaran musuh. Tugas saya sebagai direktur Eksekutif WPC termasuk memimpin syafaat untuk menggalang dana proyek. Karena pengalaman tingkat peperangan yang pernah kami alami, saya tahu kalau saya tidak punya iman yang saya butuhkan untuk melihat proyek ini berhasil. Di suatu pagi saya minta Tuhan meningkatkan iman saya berkenaan dengan WPC ini. Di hari yang sama saya harus mengadakan perjalanan ke Texas Selatan untuk memimpin kebaktian kebangunan rohani. Sementara saya akan berangkat, anak saya yang berusia 15 tahun, Daniel, datang dan berkata, “Daddy, saat nanti di Texas Selatan, saya percaya TUHAN ingin engkau membawa pulang burung beo untuk saya.” Dengan berdecak saya menjawab, “Daniel, harga beo itu $1,500. Mengapa engkau tidak minta saja kepada Tuhan apa Dia benar-benar ingin engkau memilikinya? Jika ya, Dia akan memberimu.” Setuju dengan pernyataan saya Daniel lari ke luar ruangan. Sekitar 10 menit dia kembali dan dengan yakin mengatakan, “Daddy, saya telah minta Tuhan untuk beo saya, dan Dia mengatakan kalau Dia ingin memberi saya.”
Saya tidak mempercayai ini. Apa yang bisa saya katakan? Saya pergi dengan menggelengkan kepala dan bertanya-tanya jangan-jangan saya telah mengajar sedemikian rupa kepadanya untuk memanipulasi apa yang dia dengarkan dari TUHAN. Saat saya sampai di Texas Selatan, saya menceritakan hal itu kepada pasangan dimana saya tinggal. Suaminya dan saya tertawa lepas, tetapi isterinya melihat lekat ke saya dan berkata, “Di sepanjang waktu ada burung-burung beo yang terbang melintasi perbatasan dari Mexico ke sini.” Saya melihat kepadanya dan bingung apa kaitannya dengan itu. Kita tidak akan pernah bisa menangkap beo liar. Esoknya saya bangun jam 5 pagi untuk bersaat teduh. Di tengah-tengah doa saya mendengar sesuatu di luar. Sewaktu saya mengintip dari jendela, saya melihat ibu itu menyiapkan sangkar di pohon dan sedang berdoa sambil berlutut. Saya kuatir jangan-jangan saya membuat wanita tersebut salah-paham. Apa dia mengharap beo liar akan begitu saja memasuki sangkar yang dipasangnya? Dengan terkekeh saya kembali bersaat teduh. Hari itu saya memimpin pertemuan doa yang besar, semuanya dipenuhi iman. Pagi berikutnya saya bangun untuk bersaat teduh kembali. Saya berdoa sungguh-sungguh untuk World Prayer Center - dimana saya sangat memerlukan iman. Sekali lagi saya mendengar suara di luar. Saya membuka jendela dan tampak wanita tersebut menutup pintu sangkar. Tanpa bisa dijelaskan, ada seekor burung beo yang indah terbang di halaman dan berjalan memasuki sangkar yang telah disediakan! Saya mendongak ke Tuhan dan berkata, “Tuhan, saya ada masalah dengan iman saya. Saya kurang iman!” Dan sepertinya Tuhan setuju dengan saya. Hari itu Tuhan mulai berbicara ke hati saya dan berkata, “Wilayah imanmu terlalu sempit. Saya bisa menyeberangi batas-batas wilayah imanmu. Saya bisa memberi penyediaan yang kalian butuhkan. Jika saja kamu memiliki iman seperti anak kecil, sekarang juga Saya akan melepaskan apa yang engkau butuhkan.” Hari ini beo itu ada di rumah saya. Saat melihat burung itu saya senantiasa diingatkan akan penyediaan TUHAN jika memiliki iman seperti anak kecil. Saya mendorong kalian, dimanapun kalian berada dalam kehidupanmu, TUHAN punya rencana untuk meningkatkan ukuran iman kalian!
5-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Memulihkan hubungan Bapa/Anak Home
Saat kita tidak mengetahui TUHAN sebagai Bapa dan belum memasuki adopsi roh akan apa yang TUHAN miliki bagi kita, sesungguhnya kita belum memiliki hubungan yang bisa memahami pemulihan kita dan kewarisan yang ada. Ini penting untuk dimengerti. Banyak kali dalam rangka memulihkan hubungan Bapa/anak yang kita miliki di dalam Dia TUHAN mulai berurusan dengan ayah jasmani kita dan permasalahan otoritas. Dalam kasus-kasus dimana para ayah salah dan memanipulasi serta melecehkan otoritas mereka, atau tidak mengambil peran benar di keluarganya, TUHAN harus menyusun-ulang cara-pikir kita, tetapi biarkan Dia yang melakukan dengan cara-cara-Nya sendiri. Dia bukanlah Bapa yang semena-mena maupun absen di keluarga. Dia Bapa yang mengasihi dan yang begitu mempedulikan kita – sedemikian besarnya sehingga Dia punya rencana untuk memulihkan kehidupan kita. Kita perlu mengijinkan Dia membuat kita mengerti akan hal ini. Begitu permasalahan yang ada tertata, firman Tuhan atas hidup kita akan mulai berbuah.
4-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Memulihkan Hubungan Intim Home
Luk. 10:38-42 – Dalamproses membaharui kantong kulit kita, untuk menjadikan prosessnya sempurna ada beberapa hal yang harus dipulihkan. Kita akan berfokur pada tiga faktor kunci yang akan membuat kita bergerak maju ke pemulihan!
Dia memulihkan hubungan intim dengan diri-Nya dan dengan sesama. Bagi banyak orang Kristen hubungan ini begitu akibat dari masyarakat kita yang telah menyemaikan rasa-takut akan keintiman. Kita cenderung untuk saling melindungi diri-sendiri. Kita tidak ingin terlukai. Perasaan kita tidak ingin dilihat orang lain. Dan mereka yang di masa lalunya mempunyai pengalaman putus hubungan tidak mau lagi berusaha memperoleh kesempatan untuk punya keintiman lagi di masa depan. Tetapi, pada dasarnya kita membutuhkan satu dengan yang lain. Kita membutuhkan TUHAN. Tanpa orang lain kita tidak akan pernah masuk ke dalam kepenuhan pemulihan. Kita harus membiarkan TUHAN mulai membangun komunikasi intim dengan diri-Nya, dan kemudian dengan sesama. Yang pertama dan yang terutama, kita perlu memegang hubungan intim dengan TUHAN. Contoh klasik ialah hubungan yang ada antara Maria dan Martha dengan Tuhan (lihat Lukas 10:38-42). Kita begitu terperangkap dengan apa yang harus kita lakukan sehingga melupakan siapa kita sebenarnya. Maria duduk di kaki Yesus sampai dia tahu destinynya. Begitu dia tahu tujuan hidupnya maka dia bisa pergi membantu Martha mencuci piring, atau melakukan hal-hal lain yang perlu dikerjakan. Dia tidak melalaikan tugasnya. Maria ingin menambah apa yang dia butuhkan bagi hidupnya baru dia melakukan pekerjaan yang ada di rumah. TUHAN sedang memanggil kita untuk memasuki tempat keintiman baru. Dari tempat keintiman ini kita akan menambah strategi-strategi kita untuk bergeak maju. Tetapi keintiman ini bukan hanya bagi diri-sendiri. Sama seperti TUHAN ingin memulihkan kita secara individu, Dia juga tertarik untuk memulihkan kita sebagai Mempelai Kristus. Untuk alasan tersebut kita harus mengijinkan Dia membawa kita memasuki hubungan keintiman dengan sesama sehingga bisa mendorong maju kita ke destiny yang alkitabiah.
3-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Menyingkirkan Penghakiman Home
Yes. 58 – Sama seperti kita harus menyingkirkan tuduhan-diri, demikian juga kita harus menyingkirkan sikap dan tindakan menuduh orang lain melalui penghakiman. Karena adanya hukum tabur-tuai maka kita tidak bisa melakukan yang satu tanpa menerima yang lain. Jika kita menuduh orang lain, kita akan dituduh. Dan yang lebih buruk lagi, Alkitab mengatakan ada dalam bahaya akan jatuh di dosa yang sama yang kita tuduhkan kepada orang lain. Jangan bodoh. Kita ada bukan untuk menghakimi orang. Penghakiman itu memiliki konsekwensi rohani yang serius dan punya kuasa menahan sehingga tidak bisa memasuki proses pemulihan. Yesaya 58 mengatakan jika kita berdoa dan berpuasa, biarkan TUHAN sendiri yang menetapkan jenis puasa apa yang harus kita lakukan (jangan melakukannya secara agamawi), dan tidak lagi menunjuk-nunjukkan jari, melainkan melakukan kebajikan, maka TUHAN akan membuat terangmu merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Ijinkan proses TUHAN membawa kalian memasuki kepenuhan yang Dia punyai bagi kalian. Tidak menghakimi orang lain merupakan bagian untuk membersihkan kantung kulit lama kita untuk diperbaharui.
2-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Menyingkirkan Tuduhan-Diri Home
Gal. 4-6 - Setan itu pembohong dan pencuri. Dia membohongi kita tentang posisi kita bersama TUHAN agar bisa mencuri pemulihan yang Tuhan miliki bagi kita. Salah satu taktik kesukaannya ialah memborbardir umat percaya dengan mengingatkan akan kegagalan-kegagalan atau kejatuhan-kejatuhan yang telah mereka lakukan sehingga mereka akan tetap mengenakan penuduhan-diri dan rasa bersalahnya. Akibatnya, mereka akan mengatakan kata-kata seperti, “TUHAN tidak bisa memulihkan saya karena saya telah bercerai, telah melakukan aborsi, punya perselingkuhan, membohongi teman, mengambil apa yang bukan menjadi milik saya, dst. dst. (isikan sendiri apa yang menyangkut dengan diri kita.)” Ini semua kebohongan! Kalian tidak harus mengenakan pakaian lama tersebut. Siklus masa lalu bisa berakhir. Bangun hubungan yang benar dengan TUHAN, mohon ampun untuk itu dan ampuni diri-sendiri. Ini akan mematahkan muslihat musuh yang bermaksud ingin terus membungkus kalian dengan rasa bersalah, tidak peduli apa pun yang kalian lakukan. Jack Hayford menuliskan, “Begitu hubungan kalian dengan TUHAN dipulihkan maka rasa bersalah kalian sudah melakukan tugasnya, dan sudah tidak ada lagi tempat di hidup kalian. Biarkan rasa bersalah itu pergi. Dan tolak semua alasan atau argumentasinya untuk kembali ke tempatnya semula untuk bisa menyiksa pikiran dan perasaan kalian kembali.” Biarkan Roh Kudus menyirami kalian dengan air pembersih pengampunan dan pembaharuan-Nya. Ini kunci lain untuk memperbaharui kantong kulit lama sehingga kalian bisa menampung anggur pemulihan.
1-Feb-2012 PROSES PEMULIHAN – Menyingkirkan Legalisme Home
Bagaimana kita bisa mengubah kirbat kulit kita? Bagaimana kirbat kita bisa diperbaharui sehingga kita bisa mulai bergerak maju dalam pemulihan kita? Pertama kali harus terjadi proses penyingkiran atau mbuangan. Khususnya ada tiga hal yang TUHAN harus singkirkan dari kehidupan kita untuk bisa memperbaharui kantong kulit kita.
Pertama-tama Roh TUHAN harus menyingkirkan legalisme. Hampir semua orang Kristen akan banyak dikejutkan jika tahu adanya begitu banyak struktur legalitas yang kita pegang. Sederhananya, legalisme ialah menyempitkan proses berpikir sampai kita tidak bisa lagi menerima pikiran TUHAN. Legalisme itu menjadikan kita bukannya lagi memiliki cara pikir yang dipenuhi anugerah dan kasih TUHAN, tetapi cara pikir yang berpijak pada pendapat dan kontrol manusia.
Legalisme selalu membawa ke keangkuhan dan ketidak-percayaan. Di Galatia legalisme disamakan dengan penyembahan berhala. Paulus mengingatkan orang-orang Galatia bahwa mereka telah melakukan perkara-perkara besar. Mereka punya waktu yang baik, bertumbuh dalam Tuhan dan berjalan dalam iman. Kemudian dia bertanya siapa yang telah menipu mereka? Dengan kata lain, siapa yang telah menyempitkan cara pikir mereka sampai ke tingkat mereka tidak mampu lagi menerima anugerah TUHAN? Siapa yang membawa legalisme memasuki cara pikir mereka? Pemulihan kita tidak dapat dibebaskan selamat TUHAN dikunci di dalam kotak.
Siapa yang harus mengijinkan Tuhan menyingkirkan legalitas kita, cara-cara pikir agamawi kita yang kaku? Misalnya, apa ada suatu situasi di hidup kita, di hidup keluarga kita atau di kota kita yang sepertinya sama sekali tidak bisa diubahkan? Apa ada pola-pola perilaku yang sebegitu menyengkeram sehingga tidak ada apa pun yang bisa melepaskannya? Jika jawabnya ya, maka kalian sebenarnya sedang berurusan dengan cara pikir yang legalitas. Kita mengatakan kalau tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tetapi apakah memang kita sebenarnya percaya kalau memang tidak ada yang mustahil bagi TUHAN? Di setiap area dimana hati kita merasa tidak ada jaminan, disitulah kita sebenarnya memiliki suatu legalitas, struktur terpesona yang mempersempit TUHAN. Minta Tuhan menyingkapkan tempat-tempat legalitas tersembunyi yang ada di pikiran kita, dan bersedialah untuk melepaskan struktur lama tersebut. Ijinkan iman yang baru bangkit di dalam kita. Inilah kunci untuk bisa menjadikan kantong kulit kita lentur.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari The Process of Restoration oleh Chuck D. Pierce