28-Feb-2013 – #13. Tuhan meniup nyala yang berkelip-kelip – Saat
ada seseorang meniup lilin, nyala lilin akan mati. Tetapi jika TUHAN
menghembuskan nafas-Nya ke nyala dalam hidup kita yang hampir padam, nyala di
dalam diri kita akan bertambah terang dan panas. Ini musim pembaharuan kasih
mula-mula kita kepada TUHAN (Why
2:2-7). TUHAN sedang memberi dorongan dan sekaligus peringatan bahwa jika pekerjaan
atau pelayanan tidak dilakukan atas dasar kasih mula-mula maka kaki dian kita
akan diambil. Pekerjaan pelayanan harus dilakukan berdasarkan kasih mula-mula
kepada Yesus. TUHAN sedang memangggil orang untuk kembali ke kesederhanaan
penyembahan dan menghidupi kehidupan dalam hadirat-Nya. Ini akan menghasilkan
penyucian, kekudusan dan api Ilahi yang lebih dalam dan kuat. Ayat kunci Mat
12:20, sumbu yang pudar tidak akan dipadamkan.
Saya mendorong
kalian mendoakan ke-13 pemahaman dan deklarasi profetis di atas. Renungkan dan
terapkan dalam hidup kalian saat Roh Kudus menuntun.
27-Feb-2013 – #12. Pintu Terbuka – Selagi kita melewati hal-hal di atas kita akan sampai ke percepatan Ilahi. Perkenanan baru, kesempatan baru, dan perkembangan baru. Ayat kunci Wahyu 3:7-13. TUHAN akan melindungi kita di saat-saat datangnya pencobaan bagi dunia. Sekarang waktu untuk memegang erat-erat apa yang sudah kalian miliki sehingga tidak ada yang bisa merampok mahkota kalian. Bertahanlah dengan sabar. Nama TUHAN akan ada di atas kita.
26-Feb-2013 – #11. Terjadi Konvergensi Generasional – Ini musim bagi para pemimpin baru, pemimpin muda, untuk dimentor dan dibangkitkan. Generasi-generasi sedang dikonvergensikan / difokuskan bersama dalam hubungan, untuk tujuan pelipat-gandaan / multiplikasi. Sumur-sumur warisan dan sumur-sumur baru akan bersama-sama terbuka. Bapa-bapa dan ibu-ibu rohani sejati akan menempati posisi masing-masing dan anak-anak rohani mereka akan berdatangan kepadanya. Mereka yang belum menjadi bapa sekarang akan melangkah dalam peran pembapaan. Kej. 26:18-24 sebagai ayat kunci untuk ini.
Mazmur 105:37-44
menunjukkan adanya 10 janji yang menyertai kelepasan ini. Termasuk di dalamnya
penyediaan keuangan, kesehatan Ilahi, musuh yang menjadi takut akan Tuhan,
tudung hadirat-Nya, terang dalam kegelapan, makanan, tempat-tempat tandus yang
disegarkan, sukacita, negara dan bangsa, dan menuai di tempat tidak menabur.
Pegang terus janji-janji ini bagi keluarga kita, gereja, pelayanan dan bisnis
kita.
24-Feb-2013 – #9. Mewujudkan Impian - Sekarang ini musim mewujudkan impian. Banyak orang yang akan dibawa ke musim dimana firman Tuhan mengujinya. Saya mendapat pencerahan tentang mimpi kedua Yusuf yang ada di Kej. 37:9-11. Yusuf bermimpi tujuh bintang dan matahari serta bulan sujud menyembahnya, yang menyatakan pengangkatannya ke posisi otoritas dan pengaruh. Sebelas ditambah dua itu tigabelas, tahun sekarang ini. Orang-orang sedang melangkah memasuki manifestasi impian-impian yang belum terwujud. Peperangan masa lalu akan dibersihkan dan dijamin adanya perspektif sorgawi baru. Sama seperti penyangkalan dan pencobaan yang membawa Yusuf masuk ke penugasan dan destininya, demikian juga dengan pencobaan dan ujian-ujian yang ada dalam hidup kita, akan mendorong kita maju ke destini kita. Kunci ayat Kej. 37:9, 45:5-8, Mz. 105:17-24.
23-Feb-2013 – #8. Peperangan Rohani – Pemahaman tentang peperangan rohani akan berrubah. Kita sedang bergerak dari ‘peperanganuntuk menerobos’ menjadi ‘terobosan untuk mendeklarasikan dan menegakkan.’ Ini akan terjadi dengan pewahyuan yang lebih dalam tentang siapa kita dan dimana kita. Kita bukannya berperang untuk naik masuk ke sorga tingkat-dua, tetapi kita akan mengatur dan memerintah dari Sorga ketiga. Kita mengerti kalau kita tidak berperang dengan darah dan daging (Ef. 6:12), dan bahkan Yesus sendiri mengalami peperangan pribadi saat Dia dicobai iblis, dan memenangkan peperangan dengan mengucapkan Firman TUHAN. Peperangan ini tidak dilakukan untuk ‘memperoleh kemenangan’, tetapi dilakukan dari ‘tempat kemenangan’.
Orang-orang
Kristen hidup dalam realita Sorga ketiga, mengerti bagaimana menjadikan apa
yang ada di bumi seperti di Sorga. Akan dilepaskan cara-pandang baru, pewahyuan
baru, dan manifestasi otoritas Kerajaan baru. Tuhan sedang membawa orang-orang
untuk memasuki otoritas spiritual level baru. Efesus 2:5-6 merupakan ayat-ayat
kunci. Gereja akan berganti dari peperangan-rohani model Perjanjian Lama (Daniel
10:13) ke pewahyuan untuk menegakkan apa
yang telah dimenangkan (Kol. 2:15).
22-Feb-2013 – #7. Fondasi Kebenaran Spiritual - TUHAN sedang memberi pewahyuan-pewahyuan sebagai fondasi kebenaran spiritual. TUHAN memaksa kita harus melihat-ulang semua hal yang kita pikir sudah kita ketahui dan mengerti, Dia akan memberi pewahyuan dan pemahaman yang lebih dalam ke hal-hal yang kita anggap sudah tahu selama bertahun-tahun. Lihat kembali fondasi-fondasi kebenaran yang sudah kita miliki, maka kita akan menerima terang dan pewahyuan baru yang menerangi itu semua, dan yang akan memberikan manifestasi realita spiritual sejati.
21-Feb-2013 – #6. Identitas Umat Percaya Sejati - Tuhan akan menerangi dan memperdalam pemahaman akan identitas umat percaya sejati. Akan diberikan pewahyuan bagaimana hidup dalam kesatuan dengan Tuhan. Kita akan memahami kemanunggalan kita dengan Tuhan, dan akan hidup dalam manusia roh kita. Bagi mereka yang satu dengan Tuhan itu satu roh dengan Dia (1 Kor. 6:17, 19).
20-Feb-2013 – #5. Melakukan dengan cara berbeda – Awan Tuhan sedang bergerak sehingga kegiatan kita akan berubah. Fokus kita akan berubah. Beberapa struktur lama harus beradaptasi dan berubah dengan cara baru Tuhan yang sedang bergerak. Akan terjadi aktivitas yang dituntun Roh. Tuhan tidak menghendaki kita sibuk. Dia ingin kita berbuah. Bentuk-bentuk, struktur-struktur dan bahkan kegiatan-kegiatan yang telah kita lakukan di waktu lalu bisa berganti sewaktu Tuhan bergerak dengan cara-cara baru. Bersiaplah untuk melepaskan beberapa hal dan memegang serta melangkah memasuki ke hal-hal yang baru, yang kita belum pernah lakukan sebelumnya. Sangat penting ikut pergi kemana Roh sedang sedang berhembus. Jangan memegangi lagi apa yang tidak Tuhan hembuskan. Berbuahlah dengan bergerak dan dipimpin oleh Roh.
19-Feb-2013 – #4. Cetak-Biru untuk Kirbat-Baru - Tuhan sedang memberikan cetak-biru kirbat-baru yang sedang Dia bentuk. Di Yosua 3:3-6 dinyatakan kalau umat harus mengikuti tabut di jalan yang belum pernah mereka lewati. Sewaktu kita mengikuti gerakan hadirat Tuhan, Dia akan menuntun kita dengan Roh-Nya memasuki tempat-tempat yang belum pernah kita jalani. Berjalan dalam pengudusan sangat vital dalam mempersiapkan diri untuk ada dalam keajaiban yang Tuhan akan lakukan. Tuhan meminta agar kita senantiasa siap mencabut patok-patok kemah kita. Saat awan hadirat-Nya bergerak, kita harus bergerak juga bersama-Nya. Kita harus bersedia meninggalkan struktur dan cara-cara lama agar bisa tetap ada dalam arus segar bersama Tuhan. Tuhan akan memberi komando barisan-Nya. Akan ada penyelarasan baru dan struktur relasional baru untuk memfasilitasi gerakan Allah.
18-Feb-2013 – #3. Bahasa Baru – Bahasa baru akan Tuhan berikan agar bisa dengan tepat dan benar mengkomunikasikan kebenaran yang sedang Tuhan terangi daan katakan. Misalnya, istilah ‘berendam’ tidak dipakai sampai pencurahan Roh Allah di tahun 90-an. Kata ini membantu menjelaskan konsep keadaan yang sedang dipenuhi hadirat Tuhan. Bahasa baru akan Roh berikan agar bisa lebih dalam dan jelas memahami kebenaran Tuhan melalui realita rohani yang dinyatakan.
17-Feb-2013 – #2. Telinga profetik akan diberikan bukan hanya untuk mendengar tetapi juga untuk memahami – ‘Mendengar’ akan terjadi juga dalam posisi istirahat dalam hadirat-Nya. Kunci ayat 1 Samuel 3:3, 10. Di saat tidak ada lagi pewahyuan dan mata imam besar Eli mulai redup, terang masih menyala di bait dekat tabut. Saat Samuel beristirahat di dekat tabut dalam hadirat Allah, suara Allah berbicara kepadanya. Setelah beberapa kali mendengar tetapi tidak mengerti, Eli menyuruh Samuel berkata, ‘Berbicaralah Tuhan, hamba-Mu sedang mendengarkan.’
Ada berbedaan
besar antara ‘mendengar’ dan ‘mendengarkan’. Tuhan sedang mempertajam telinga dan
gerakan profetik. Dia sedang memanggil para nabi dan umat-Nya datang ke tempat
istirahat di hadirat-Nya dalam terang pewahyuan. Dari tempat tersebut suara
Allah akan terdengar. Bukan hanya mendengar suara-Nya, tetapi mendengarkan dan memahami.
Sedang datang kejelasan pemahaman baru akan apa yang didengarkan dan menangkapnya.
Ini bukan karena usaha-sendiri ataupun dengan pergumulan; tetapi karena adanya istirahat/rest
di hadirat-Nya. Bukan dengan gagah, bukan dengan kuat, tetapi oleh Roh Tuhan.
16-Feb-2013 – #1. Air yang mandeg akan diaduk agar kembali – Saya melihat kolam Bethesda sedang digoncangkan kembali sehingga bisa melepaskan pengurapan kesembuhan segar. Tahun ini Tuhan mau umat-Nya meletakkan pijakan pengurapan kesembuhan Ilahi dengan cara-cara baru. Ada kekacauan yang selalu mengganggu akan disembuhkan. Bagian-bagian jiwa dan daging yang membandel, yang telah bertahun-tahun diperangi, akan disembuhkan.
PEMIMPIN-KERAJAAN vs PEMIMPIN-GEREJA - Joseph Mattera Home
15-Feb-2013 – #23: Memberdayakan Orang Miskin – Pemimpin Kerajaan memberdayakan orang miskin agar punya kolam; pemimpin gereja memberi ikan kepada orang miskin.
Pemimpin
Kerajaan memahami bagaimana memutus cara-pikir yang membuat orang menjadi miskin
orang dengan memperlengkapi mereka untuk mampu menciptakan kekayaan sendiri.
Pemimpin gereja memiliki pendekatan dimana mereka hanya memberi makan orang
miskin, bukannya memperlengkapi untuk bisa memulai bisnis sendiri, atau bekerja
di posisi tngkat-tinggi, sehingga memampukan mereka bisa hidup makmur demi
kemajuan Kerajaan!
14-Feb-2013 – #22: Punya Kuasa di Masyarakat – Pemimpin Kerajaan melatih anak-anaknya hidup untuk memiliki kuasa di masyarakatnya sesuai apa yang dinyatakan Alkitab; pemimpin gereja berpengharapan agar anak-anaknya tidak menyimpang dari iman!
Pemimpin
Kerajaan menetapkan tujuan utama bagi anak-anaknya agar memiliki kuasa. Mereka
tidak mengajar anak-anaknya untuk mempunyai pekerjaan yang aman dan baik di
perusahaaan besar; mereka mengajar mereka menjadi para pemimpin utama 500-top perusahaan!
Mereka tidak mengajar mereka bagaimana cara memancing tetapi mengajar bagaimana
punya sebuah kolam! Mereka menggemakan kata-kata Musa di Ulangan 28:10-13 untuk
menjadi kepala dan bukan ekor, untuk naik dan tidak turun, untuk memberi
pinjaman ke banyak bangsa dan tidak meminjam!
Pemimpin
gereja melakukan sikap defensif bagi anak-anaknya dengan hanya berdoa agar iman
mereka tidak runtuh. Bahkan banyak yang mengajar bagaimana melakukan pembelaan-diri
yang alkitabiah. Mereka tidak mengajar anak-anaknya bagaimana untuk mengembangkan
Kerajaan!13-Feb-2013 – #21: Transformasi Budaya – Pemimpin Kerajaan melayani untuk transformasi budaya; pemimpin gereja berfokus menunggu pengangkatan.
Yesus mengatakan
pada gereja untuk menduduki dunia sampai Dia datang. Pemimpin Kerajaan sibuk membuat
strategi bagaimana bisa membangun sekolah-sekolah pemerintahan untuk melatih
para kandidat politik, membangun bisnis-bisnis untuk menciptakan kekayaan dalam
mengembangkan Kerajaan, dan mengembangkan program-program pendidikan untuk
memutus lingkaran kemiskinan yang mengundang resiko pada pendidikan anak-anak.
Mereka yang
punya cara-pikir gereja tidak mau melibatkan-diri dalam masalah peningkatan kwalitas
hidup karena theologi mereka tidak membolehkan untuk itu! Mereka punya anggapan
bahwa melakukan hal-hal yang dikerjakan pemimpin Kerajaan itu sama seperti mengatur
kursi di kapal Titanic yang akan karam sebab dunia akan segera berakhir digantikan
antikris!
12-Feb-2013 – #20: Mendoakan Kebangunan Rohani – Pemimpin Kerajaan mendoakan kebangunan rohani yang bisa membawa orang ke gereja dan mampu melakukan reformasi karena umat percaya sudah ditempatkan sebagai pemimpin di sistem-sistem dunia; pemimpin gereja hanya berdoa dan percaya akan pertambahan pengunjung di hari-hari Minggu.
Memang,
cara-pikir seseorang itulah yang akan membedakan sikap dan perbuatan yang
dilakukan. Ini bukan hasil yang diperoleh dari pelajaran di kelas, tetapi
diperoleh dari respon benar setiap proses kehidupan yang dijalani. Ini tidak
juga tergantung dari usia seseorang, pengalaman, lamanya menjadi umat percaya,
atau titel dan jabatan kekristenan yang dimiliki. Tetapi bagaimana membangun hubungan
pribadi dengan Tuhan serta bagaimana mentaati perintah-perintah-Nya serta hidup
dalam janji-janji-Nya. Ini berbicara tentang hakekat, atau ‘being’, atau
karakter seseorang; bukan karunia-karunia atau kharisma yang dimilikinya.
Keserupaan dengan Kristus itu suatu proses yang tidak bisa dipaksa-paksa maupun
dipercepat. Sama seperti suatu kisah yang disusun oleh huruf demi huruf, kata
demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, dst. Itulah
kisah-kisah orang Kristen sejati dalam kehidupan.
Cara-pikir
kedua pemimpin, pemimpin Kerajaan dan pemimpin gereja, yang akan membedakan
sikap dan perbuatan mereka. Tidak peduli dimana pemimpin itu melayani, apa di
gereja ataupun di luar gereja, mereka akan benar-benar menjadikan pelayanannya bisa
mewujudkan kerinduan Tuhan di muka bumi ini.
11-Feb-2013 – #19: Entreprenur – Pemimpin Kerajaan itu para entreprenur; pemimpin gereja terjebak pada keadaan bagaimana bisa mempertahankan diri sampai Yesus datang menjemput mereka ke sorga!
Entreprenuur
itu berasal dari bhs. Perancis, kata yang umumnya dipakai untuk menggambarkan orang
yang mengorganisasikan dan mengoperasikan satu atau beberapa bisnis, yang berani
ambil resiko keuangan. Seseorang yang mampu melihat adanya kesempatan, mendapatkan
dan memakai sumberdaya yang ada dengan segala resikonya.
Esensi gereja
menurut bapa-bapa gereja ialah: satu gereja yang kudus, universal dan
apostolik. Entreprenur itu terkait dengan esensi keapostolikan suatu gereja.
Artinya, jika gereja tidak memiliki para entreprenur bisa dikatakan organisasi
gereja akan mengalami kemunduran dan akhirnya mati.
Ini suatu sikap
yang berani melakukan terobosan dengan segala resikonya. Pemimpin gereja sedikit
atau tidak punya sikap ini, sebab mereka disibukkan oleh pekerjaan rutinnya yang
bersifat ‘bertahan’ atau ‘mempertahankan’ jumlah pengunjung dan persembahan.
10-Feb-2013 – #18: Ratu Ilmu – Pemimpin Kerajaan membayangkan adanya univesitas-univesitas dimana theologi melayani sebagai ‘ratu ilmiah’; pemimpin gereja membayangkan adanya institut-institut Alkitab yang berpusatkan pada gereja dengan menghindar dari seni dan kemanusiaan liberal.
Pemimpin
Kerajaan memakai dunia pendidikan di universitas untuk menanamkan esensi nilai-nilai
Kerajaan dengan membuang ‘baju luar’ atau istilah-istilah dan kata-kata serta
atribut-atribut agamawi yang ada, sehingga nilai-nilai itu bebas bermanuver di
segala bentuk ilmu dan disiplin yang diajarkan di universitas. Dan pada
akhirnya akan meresap dan otomatis akan dihidupi saat mereka belajar maupun
saat hidup di profesinya.
Pemimpin gereja
memikirkan bagaimana mendirikan institut-inststut atau sekolah-sekolah tinggi
theologia yang sarat dengan ilmu-ilmu agama, yang pada akhirnya akan
menghasilkan orang-orang yang berpengetahuan agamawi, yang umumnya tidak mampu
mengesan kebutuhan hakiki masyarakat dan tidak mampu memberi solusinya.
9-Feb-2013 – #17: Penerapan Iman – Pemimpin Kerajaan menerapkan iman mereka di bumi; pemimpin gereja berfokus bagaimana bisa melarikan-diri dari bumi dan masuk ke sorga.
Secara esensi
Alkitab itu bukanlah kitab tentang sorga. Tidak mempedulikan lokasi geografi spiritual
maupun fisik. Kitab khususnya peduli akan pribadi Kristus dan pemerintahan-Nya
dan kekuasaan-Nya dalam kosmos (baca Efesus 1:9-11)! Karena itu Alkitab merupakan
buku paling praktis yang pernah ditulis untuk kehidupan di bumi! Pemimpin
Kerajaan mengeerti dan memegang realita ini.
Pemimpin
gereja menekankan sorga karena tidak punya tujuan yang nyata yang bisa
diberikan ke jemaatnya, yang sebagian besar tidak terpanggil ke pelayanan
penuh-waktu di gereja.8-Feb-2013 – #16: Berpikir ke Depan – Pemimpin Kerajaan para memikirkan apa yang di depan; pemimpin gereja merindukan apa yang sudah lewat.
Pemimpin
Kerajaan bergairah akan perkembangan Kerajaan Kristus di masa depan di setiap area
kehidupan dan di setiap bangsa. Mereka bergairah atas meningkatnya pengaruh
Kristus di budaya. Mereka melatih umat percaya untuk mengisi bumi dengan para
pemimpin Ilahi yang ada di dunia ilmiah, seni, media, pendidikan, ekonomi dan
politik. Langitlah yang dipakai sebagai batas!
Mereka
yang punya cara-pikir gereja merindukaan apa yang sudah lewat, saat kehidupan begitu
mudah, dan setiap orang di suatu komunitas menghidupi peran kekristenannya di budaya.
Mereka tidak harus menemui kerumitan yang besar akibat adanya sekat-sekat
sosial yang terjadi seperti sekarang ini, sehingga tidak memaksa dan mengusik mereka
harus mengubah kenyamanan, kerapian, serta kehadiran jemaat di gereja hari Minggu, yang sudah diatur dengan
cermat.7-Feb-2013 – #15: Peran Ganda Kristus – Pemimpin Kerajaan menghormati peran ganda Yesus baik sebagai Penebus maupun sebagai Pencipta; pemimpin gereja memisahkan penebusan dan penciptaan.
Pemimpin
Kerajaan menyadari bahwa Yesus yang mati di salib (Yoh. 3:16) bagi dosa-dosa
dunia (Yoh. 1:29) itu juga sama dengan Yesus yang telah menciptakan dunia (Yoh.
1:3-4).
Saat kita
menerapkan Firman Tuhan di budaya kita, sesungguhnya kita sedang merangkul kepemilikan
Yesus untuk seluruh dunia. Tetapi jika kita hanya memberitakan salib Kristus secara
individu hanya untuk orang-orang yang berdosa, dan tidak menerapkannya juga ke
tatanan penciptaan yang lain, kita sesungguhnya memisahkan antara Sang Penebus
dari Sang Pencipta!6-Feb-2013 – #14: Memperlengkapi untuk Kehidupan – Pemimpin Kerajaan memperlengkapi orang untuk kehidupan dimana pun; pemimpin gereja memperlengkapi orang untuk kehidupan di gereja saja.
Pemimpin
Kerajaan menginspirasi dan memperlengkapi umat percaya untuk melayani di
kota-kotanya sebagai garam dan terang, untuk menjadi seperti Daniel dan Yusuf
yang makmur dan memegang peran kepemimpinan penting di tengah-tengah sistem dan
raja-raja kafir.
Pemimpin gereja
melatih orang untuk menjadi pekerja mimbar yang baik, penerima tamu, guru-guru
Sekolah Minggu, dll. pekerjaan yang ada di dalam gereja.
5-Feb-2013 – #13: Kerumitan dan Tantangan – Pemimpin Kerajaan cenderung untuk melibatkan diri dalam kerumitan dan tantangan yang ada di kota-kota; pemimpin gereja cenderung hidup menyendiri dan berfokus ke dalam.
Sebelum Perang
Saudara di Amerika, saat gereja memberitakan pesan Kerajaan, gereja mampu
melahirkan bangsa yang besar, dan mulai mendirikan sekolah-sekolah dan
perguruan-perguruan tinggi. Semuanya untuk menempatkan para pemimpin Ilahi masadepan
di masyarakat dan pemerintahan, sebagai presiden, gubernur, wali kota, ilmuan,
seniman, dll. Gereja mengambil alih reformasi-budaya bangsa.
Tetapi, setelah
pengalaman mengerikan selama Perang Saudara, gereja hilang-harapan bahwa Kerajaan
bisa dimanifestasikan di bumi, dan mulai berfokus pada kedatangan Kristus dan
pengangkatan. Ini membuat budaya Amerika diserahkan ke orang-orang sekuler dalam
kurun hanya satu generasi saja!
Berubahnya pesan
Kerajaan menjadikan para pemimpin gereja mengisolir diri dari ancaman-ancaman
kritikan akan apa yang alitabiah, baik dari aliran Marxis, aliran Darwin,
masuknya imigran non-WASP (White Anglo-Saxon Protestan), Sigmund Freud dan
psikologi, serta Revolusi Industri. Ini semua membawa banyak tekanan ke
keluarga-inti dan memaksa para pria mencari pekerjaan di kota-kota. Gereja
Amerika bukannya melibatkan-diri pada budaya dan tantangan yang ada, sebaliknya
mulai mencari pelarian dan mengubah theologinya! Syukurlah gerakan Allah saat
ini akhirnya kembali mendasarkan-diri pada pesan-pesan Kerajaan.
4-Feb-2013 – #12: Meningkatkan Kehidupan Ekonomi – Pemimpin Kerajaan percaya akan pesan Injil yang akan mampu meningkatkan kehidupan perekonomian suatu komunitas; pemimpin gereja percaya kalau yang bisa menopang program dan proyek-proyek mereka adalah dengan semakin besarnya perpuluhan dan persembahan yang diberikan jemaat.
Pemimpin
Kerajaan sangat percaya bahwa pesan-pesan yang ada di Injil itu mampu
mengubahkan cara-pikir dan tindakan seseorang menjadi produktif karena memunculkan
inovasi dan kreativitas yang bersumber pada Roh Kudus. Dengan cara ini umat
percaya mampu meningkatkan perekonomian dan kehidupan keluarganya, di samping dengan
bebas bisa membantu komunitasnya untuk memperoleh peningkatan taraf hidup yang
sejahtera.
Pemimpin gereja
hanya berupaya bagaimana bisa memperbesar persembahan yang masuk, yang
diberikan oleh jemaatnya, dengan bermentalitaskan ‘peminta-minta’ dan ‘penodong’,
yang pada akhirnya akan menjerumuskan gereja berkompromi demi menjaga dan
meningkatkan pemasukan.
3-Feb-2013 – #11: Kehendak TUHAN terjadi – Pemimpin
Kerajaan mendoakan agar kehendak TUHAN terjadi di bumi seperti di sorga;
pemimpin gereja mendoakan agar terjadi kebangunan rohani di gerejanya.
Doa Bapa Kami (Luk.
11) mengajar kita untuk mendoakan kehendak TUHAN terjadi dan Kerajaann-Nya
datang di bumi. Oleh karena itu pemimpin Kerajaan berdoa dengan fokus agar Kerajaan
bisa dimanifestasikan di bumi.
Pemimpin dengan
cara-pikir gereja hanya berfokus termanifestasinya tanda-tanda Kerajaan
(kesembuhan dan pelepasan pribadi seperti disebutkan di Mat. 12:28 dan Ibr. 2:1-3),
bukannya pada manifestasi Kerajaan di kota-kota, sehingga memberi dampak dan
pengaruh pada kwalitas kehidupan politik dan ekonomi masyarakat (Yes. 61:3-4).
2-Feb-2013 – #10: Mengusir Setan – Pemimpin Kerajaan berusaha mengusir roh-roh jahat keluar dari sistem sosial yang tidak mengenal Tuhan; pemimpin gereja hanya mengusir roh jahat dari kehidupan individu jemaatnya.
Pemimpin
Kerajaan memahami kalau Yesus datang untuk menebus dosa yang terjadi secara
sistemik, bukan hanya dosa-dosa perorangan (baca Kol. 1:20).
Pemimpin gereja
merasa hanya dipanggil untuk mengatasi roh jahat yang ada dalam hidup
perorangan. Oleh karena itu mereka menafsirkan kisah seperti yang di Luk. 4:18 sebagai
sesuatu yang mengurusi orang-orang miskin dan dirasuk setan, dengan mengabaikan
akar sumber datangnya masalah. Baca Yes. 61:1-4 untuk mengetahui kalau Luk. 4:18
itu berkenaan dengan penebusan dan pemulihan kota-kota yang tandus, bukan hanya
perorangan yang ada dalam kebutuhan.
1-Feb-2013 – #9: Menggembalakan Komunitas artikulasikan Kristus sebagai Raja – Pemimpin Kerajaan menggembalakan seluruh komunitas; pemimpin gereja menggembalakan hanya jemaat gerejanya.
Pemimpin
Kerajaan paham mereka dipanggil untuk komunitasnya, bukan hanya gereja
lokalnya. Oleh karena itu mereka melihat dan memfungsikan diri mereka sebagai
pelayan dan pemimpin rohani daerahnya.
Pemimpin
gereja tidak merasa punya tanggungjawab terhadap komunitasnya karena mereka
merasa hanya berkomitmen kepada mereka yang hadir di kebaktian gereja di hari
Minggu.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Kesatuan Tubuh Kristus