Rabu, 18 September 2013
Selasa, 17 September 2013
Selasa, 03 September 2013
Devosi Agustus 2013
MILIKI LEVEL BARU - Dutch Sheets Home
PERTANYAAN-PERTANYAAN TENTANG DOA DAN PROFETIS
#1 Apa perbedaan doa dan syafaat? Doa
mencakup hubungan pribadi dengan Tuhan. Syafaat merupakan tanggapan atas
keinginan Tuhan sehingga seseorang mendoakan orang lain, atau kota, atau
bangsa.
SAAT PESAN PROFETIS MEMICU PEPERANGAN ROHANI - Jenifer Leclaire Home
11-Agu-2013: #4 Bertahan dalam Peperangan – Bagaimana bisa melewati peperangan rohani kita? Memang dengan anugerah Allah; tetapi juga perlu mengingat akan nasihat Paulus kepada Timotius: Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni (1 Tim. 1:18). Artinya, kita terus mendeklarasikan pesan-pesan nubuatan atas hidup kita. Meskipun pesan nubuatan itu bukan Fiiman Alkitab, tetapi nubuatan yang telah diuji bisa dipakai sebagai pedang untuk melakukan peperangan dalam mematahkan serangan musuh. Sesungguhnya musuh itu tidaklah peduli dengan kita meskipun memang dia membenci kita. Tujuan musuh hanyalah mencegah agar pesan nubuatan tidak terwujud, sehingga kehendak Allah tidak bisa diwujudkan di muka bumi ini.
10-Agu-2013: #3 Mempersiapkan Diri untuk Peperangan – Saat kita menerima pesan profetis sejati dari Tuhan itu akan mengundang peperangan rohani. Memang kita tidak diburu ke padang gurun oleh raja yang iri, tetapi bisa saja kita diburu agar keluar gereja oleh gembala yang iri. Memang kita tidak dijual sebagai budak, tetapi bisa dikhianati oleh orang yang paling dekat. Kita mungkin tidak dituduh memperkosa tetapi dituduh dengan sesuatu yang tidak benar. Kita mungkin tidak dijeboskan ke penjara, tetapi dilempar keluar dari tempat nyaman kita.
Peperangan rohani datang dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bisa berupa anak-anak yang tidak mau taat sehingga mendatangkan masalah karena hidupnya yang menyimpang dari kebenaran. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat anak-anak yang hidupnya berantakan. Peperangan bisa berupa tekanan karena keuangan. Kadang-kadang terjadi peperangan dalam pikiran sehingga kita memakan umpan musuh, apa itu keletihan, depresi, kebingungan ataupun yang lainnya.
Saat kita menerima pesan profetis yang kuat dan tajam itu akan membawa kita memasuki peperangan luarbiasa. Ini bisa membutuhkan waktu bulanan atau tahunan untuk melawan kontrol roh agamawi, misalnya, yang mencoba menghancurkan kehidupan dan pelayanan. Belum lagi kalau disertai dengan serangan ganda yang menyerang orang yang kita kasihi. Peperangan bisa brutal, tetapi pada akhirnya kita bisa melihat buah-buah dari pesan nubuatan yang diberikan beberapa bulan atau tahun yang sebelumnya.
09-Agu-2013: #2 Menghadapi Goliat Kita – Daud dan Yusuf merupakan dua orang di alkitab yang menerima konsekwensi dari pesan profetis yang diberikan. Daud dinubuatkan menjadi raja dan diurapi Samuel di tengah-tengah saudaranya (1 Sam. 16:13). Tetapi dia kembali lagi ke pekerjaannya sebelum nubuatan. Sesungguhnya dia bisa segera diminta pergi dari rumahnya dan ditugaskan menjadi pembawa senjata raja Saul. Kemudian dia menghadapi pertempuran besarnya dengan raksasa Goliat.
08-Agu-2013: #1 Memahami Makna Pesan Nubuatan – Saat masih baru di dalam Tuhan, saat ada antrian untuk didoakan gembalanya, seseorang mengharap gembalanya akan memberi pesan profetis khusus kepadanya. Atau, saat ada pembicara seorang nabi di gerejanya, mereka mengharap akan dipanggil keluar tempat duduk dan menerima nubuatan. Tetapi semakin dewasa seseorang dalam Tuhan hal-ha yang demikian itu tidak lagi teraau diharapkan.
Setelah belajar mengenali suara Roh Kudus bagi diri sendiri, seseorang akan menyadari kalau dia tidak membutuhkan seorang nabi untuk berbicara – dan menengking penguasa dan kuasa jahat – agar tahu langkah berikut apa yang harus dilakukan dalam meresponi panggilan hidupnya. Dan segera seseorang akan menyadari adanya suatu pola: pesan profetis atau nubuatan akan memicu peperangan rohani.
Pesan profetis itu pemberitahuan Allah akan kehendak khusus-Nya bagi kita. Pesan yang membangun, menasihati, dan menghibur tidak membuat banyak iblis tergelitik; tetapi nubuatan yang sifatnya memberi arahan atau petunjuk atau kata-kata penyingkapan untuk tugas-tugas, panggilan atau destiny akan memberi agenda baru bagi musuh.
Dengan kata lain, begitu musuh tahu kalau seseorang menerima pesan profetis ke mana Tuhan ingin membawanya, mereka segera mempersiapkan diri untuk memasang jerat di sepanjang jalan yang akan dilewati – apa itu sebagai seorang Yudas yang akan mengkhianati, sakit-penyakit untuk memperlambat jalannya, masalah keuangan untuk memaksanya keluar, masalah hubungan, atau sekedar situasi yang menekan yang bisa membuatnya melupakan semua pesan nubuatan yang diterima dan memadamkan api gairah pribadi.
07-Agu-2013: #7 Roh Sombong (3) –
06-Agu-2013: #7 Roh Sombong (2) – Kehilangan Iman: Gereja Laodikia telah mencoba untuk mampu mencukupkan-diri. Mereka membanggakan kekayaan, bertambahnya barang-barang, dan tidak membutuhkan apa-apa lagi, bahkan juga tidak membutuhkan Tuhan. Mereka terkutuk oleh kekayaannya.
05-Agu-2013: #7 Roh Sombong (1) – (Wahyu 3:14–17, 21) Laodikia kota yang kaya dan makmur. Begitu kaya sehingga saat gempa bumi menghancurkannya mereka tidak membutuhkan bantuan dari luar untuk membangun kembali. Kota yang dibangun dari reruntuhan dengan sumber daya sendiri.
Kota dikenal dengan wool hitam gelapnya, pusat wool halus. Kota juga dikenal karena sekolah kedokterannya, yang menghasilkan dua obat terkenal untuk pengobatan mata dan telinga. Singkatnya, kota ini penuh kebanggaan dan kesombongan.
Tetapi gereja di Laodikia jatuh ke hal yang biasa-biasa saja. Tuhan Yesus sendiri membuat keputusan untuk gereja ini sebagai gereja suam-suam yang memuakan! Apa yang terjadi dengan gereja ini sehingga menjadi gereja yang biasa-biasa saja?
1-Hilang Kegigihannya: Menyedihkan, gereja ini menunjukkan keadaan kebanyakan gereja saat ini. Tidak terlalu dingin ... tidak terlalu panas. Tidak terlalu jelek ... tidak terlalu tidak-setia. Gereja Laodikia merupakan gereja biasa yang hangat tetapi tanpa api. Jika ditanya tentang pelayanan mereka mengatakan, ‘Kami memiliki pelayanan sendiri.’
Yesus muak dengan pelayanan yang biasa-biasa. Dia ingin gereja yang sedingin laut Artik atau sepanas padang gurun Sahara. Di pelayanan Tuhan tidak ada tempat bagi yang hanya sekedarnya.
Elia mengenali kebutuhan komitmen ini saat dia menantang orang Israel di kontes nabi Baal. Elia berteriak ke kerumunan orang, ‘Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia!’ Berdiri di tengah itu bukan pilihan.
Gereja yang puas-diri itu mengecewakan Yesus! Laodikia telah kehilangan api kasihnya kepada Yesus dan kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Mezbah api doa dibutuhkan untuk menyalakan kembali. Berminggu-minggu terjadi hal yang biasa-biasa. Membutuhkan doa!
04-Agu-2013: #6 Roh Rendah-Diri (2) – Gereja di Filadelfia dalam resiko diambil alih oleh roh rendah-diri ini. Jika gereja tersebut pernah menjadi soko-guru di kerajaan, dan mau mempertahankannya, maka mereka harus mengatasi roh ini.
03-Agu-2013: #6 Roh Rendah-Diri (1) – (Wahyu 3:7–8, 12) Banyak kali gembala dengan sikap mempertahan-diri mengatakan kalau gerejanya hanya gereja kecil ... Nada ucapannya menunjukkan kelemahan dan ketidak-mampuannya. Tetapi di kerajaan Allah itu tidak ada ‘kecil’ ataupun ‘tidak berarti’!
02-Agu-2013: #5 Roh Tradisi – TANDA GEREJA YANG MATI (3) –
01-Agu-2013: #5 Roh Tradisi – TANDA GEREJA YANG MATI (2) – Gereja yang mati itu menunjukkan beberapa tanda yang mudah diketahui.
3-Sep-2013: Sediakan Waktu – Menanggapi
secara benar akan musim-musim dalam masa kehidupan transisi bisa memberi penuaian
yang indah dalam kehidupan kita dan kehidupan mereka yang ada di sekitar kita.
Dengan ketekunan dalam melewati peregangan dan penantian yang lama serta
ketahanan yang kadang-kadang menghadapi tantangan yang memilukan hati demi
perubahan, itu bukan prestasi yang mudah. Namun, jika kita memposisikan hati
dengan benar, kita akan sampai di cakrawala musim tersebut dengan berkemenangan.
KOINONIA - Rick Joyner Home
2-Sep-2013: Temukan Hakekat Koinonia - Sebagian orang bisa saja berdalih dengan mengatakan kalau memiliki persekutuan dengan Tuhan, dan itu cukup bagi mereka. Tetapi Tuhan mengatakan kalau hal itu tidak cukup. Kita tidak dapat terhubung baik dengan Kepala tanpa terhubung benar dengan tubuh-Nya. Sebagian orang juga ada yang mengatakan kalau mereka mengasihi Tuhan tetapi tidak suka umat-Nya. Tetapi seperti apa yang dituliskan Yohanes, kita tidak benar-benar mengaihi Tuhan jika tidak juga mengasihi umat-Nya. ‘Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan (koinonia) seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.’ (1 Yoh. 1:7)
Jika tangan dipotong dari tubuh segera akan mati dengan cepat karena aliran darah tidak bisa mengalir lagi. Hal sama berlaku juga di spiritual sejati. Kita harus memiliki koinonia agar memiliki kehidupan Kristus yang mengalir. Kita tidak dapat memiliki semua yang tersirat di koinonia hanya dengan ngobrol-ngobrol bersama teman di warung kopi. Kita juga tidak bisa memilikinya hanya dengan melihat bagian belakang kepala sesama jemaat yang duduk di kebaktian. Tingkatan persekutuan ini merupakan bagian vital dalam Kekristenan sejati, tokh jarang ditemukan dalam Kekristenan saat ini. Kita harus menemukannya!
1-Sep-2013: Kehidupan Kristen yang Vital – Gereja disebut sebagai keluarga, bukan sekedar organisasi. Kita memang membutuhkan organisasi, tetapi struktur yang diberikan ke gereja lokal di Perjanjian Baru itu yang paling mendasar dan sederhana, yaitu ada para penatua dan diaken; dan hanya itu. Hidup dan kuasa ada dalam koinonia, bukan di ekklesia.
31-Agu-2013: Ekklesia dan Koinonia – Seluruh dunia pada akhirnya akan berurusan dengan masalahnya. Inilah ‘Lembah Penentuan’ yang pernah dinubuatkan. Fondasi-fondasi peradaban sdang digoncangkan. Pada saat pemerintahan-pemerintahan manusia jatuh, kerajaan Allah bertumbuh. Kita ada di masa kitab Daniel 2 sedang digenapkan. Patung yang melambangkan kerajaan manusia diruntuhkan dengan batu kecil yang melambangkan kerajaan Allah yang sedang bertumbuh menjadi suatu gunung atau pemerintahan, dan akan tetap bertumbuh sampai memenuhi seluruh bumi. Kehidupan kita sedang dibangun di yang mana?
BERSYAFAAT DARI SORGA MENYINGKIRKAN KEGELAPAN - John Belt Home
30-Agu-2013: Bersyafaat dari Langit Ketiga – Agar termanifestasi kemuliaan yang demikian itu kita dipanggil masuk ke ‘syafaat perspektif Sorga’ atau ‘bersyafaat perspektif langit ketiga,’ domain TUHAN. Kita bukannya mencoba menerobos langit. Langit bukan lagi yang kita permasalahkan. Yang Tuhan maui ialah terjadinya terobosan di dalam diri kita, terobosan dari dalam keluar.
29-Agu-2013: Penglihatan Atmosfir Kemuliaan – Baru-baru saja saya dapat penglihatan tentang manifestasi besar-besaran dimana malaikat sedang giat ‘menumpuk’ Sorga di bumi dengan melepaskan gumpalan-gumpalan kemuliaan Tuhan di atmosfir. Di dalam salah satu gumpalan tersebut saya melihat terjadinya transformasi; saya melihat alam semesta ada di dalamnya. Penglihatan berkembangnya Sorga yang tanpa batas melalui kemuliaan Tuhan.
28-Agu-2013: Tempat Tertinggi – Saat kita telah membangun tempat keintiman dengan Tuhan maka kita punya tanggung-jawab besar dan keistimewaan bersama Yesus bersyafaat dari sorga, bersyafaat dengan cara pandang sorgawi (Ibr. 7:25). ‘di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Ef. 2:6).
DOA 'CRAFTED-PRAYER' - Graham Cooke Home
27-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (4) – Dengan janji yang dinyatakan di Efesus 3:14-21 Tuhan ingin menguatkan kita dengan kuasa melaui Roh-Nya. Dia ingin kita yakin, berani dan bersukacita karena bersama Dia yang mengetahui, melihat, dan mengerjakan segala sesuatu bagi kita. Pengenalan kita akan Siapa Tuhan bagi kita akan semakin bertumbuh sampai memenuhi kita, dan melakukan lebih lagi berdasarkan keyakinan tersebut. Sesungguhnya kita bisa dipenuhi Tuhan sedemikian rupa sehingga orang-orang di sekitar kita menjadi percaya. Tubuh kita bisa terisi dengan suatu keyakinan dan pengurapan untuk mengambil seluruh komunitas bagi Tuhan. Satu orang bersama Tuhan selalu ada di pihak yang berkuasa dan berkemenangan.
Kia terbiasa hidup yang biasa-biasa dan memikirkan hal-hal yang kecil. Sesungguhnya kita dipanggil untuk lebih dari itu. Kita telah berjumpa Yesus, Manusia yang sangat berkuasa dan berkeyakinan. Tidak ada satu perkara pun yang bisa menggganggu Dia, yang membuat-Nya cemas. Dia penuh sukacita bahkan bernyanyi bagi umat-Nya. Dia melihat para lawan-lawan-Nya dan menertawakannya. Dia berkata kepada lawan-lawan-Nya, ‘Apa hanya itu yang kalian punyai? Bawa semua!’ Kita begitu membiarkan apa yang telah dicuri. Pertempuran yang baik ialah yang bisa kita menangkan. Jika saja kita mau belajar berjalan bersama Tuhan dengan cara-cara yang Dia inginkan, kita akan terus-menerus berkemenangan.
Efesus 3:14-15 itu suatu doa tentang pengenalan kepada Bapa dengan dikuatkan dari dalam oleh Dia. Kehendak Bapa itu agar Kristus yang berdiam di dalam kita, menjadikan kita berakar di dalam kasih-Nya. Anak-anak-Nya diharapkan sebagai rajawali yang terbang di atas badai, bukan berperilaku sebagai anak-anak ayam. Kepenuhan itu destiny kita, kekosongan itu penopang kita. Kita harus mengebaskan semua kelemahan kita. Dalam Kristus kita ini jagoan Allah, yang lahir untuk memproklamirkan dan mendeklarasikan kebesaran dan kebaikan-Nya. Kita telah ditetapkan sebagai manusia-manusia yang terilhami, yang hidup dalam keyakinan. Kita bukannya arogan atau terobesesi, tetapi riang dan yakin akan penyediaan Tuhan bagi kita. Sukacita di dalam Tuhan sesungguhnya kekuatan kita.
Doa ‘crafted-prayer’ membawa kita ke fokus keyakinan kepada Tuhan sehingga musuh tidak bisa menjerat kita dalam ketakutan dan keragu-raguan. Musuh senantiasa memakai kata-kata pembukan yang menimbulkan keragu-raguan, ‘Memangnya Tuhan ... ?’ Dengan doa ‘crafted-prayer’ kita bisa berkata, ‘Ya, Tuhan memang berkata demikian. Dan inilah doa ‘crafted-prayer’-nya!’ Saya suka doa ‘crafted-prayer’ dan paket yang disertakan Roh Kudus didalamnya. Saya suka iman yang tinggal dalam diri saya saat saya mendoakan hal-hal yang Tuhan telah nyatakan kepada saya untuk didoakan. Saya suka bertekun dalam doa – dan menjadi suatu kesukaan dan kenikmatan, bukan suatu pekerjaan rumah atau beban dan kewajiban. (BERSAMBUNG)
26-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (3) – Doa ‘crafted-prayer’ itu juga sebagai alat. Kita melihat situasi yang ada, ambil waktu untuk mempelajari Firman, ambil waktu untuk mengucap-syukur, membawa hati kita selaras dengan apa yang Tuhan ingin lakukan di situasi tersebut, kemudian melakukan doa ‘crafted-prayer’ yang mencakup masalah secara utuh. Tuliskan doa kita berulang-ulang sehingga merasa meresap di hati. Tuliskan bersama teman, saling membantu, saling belajar dan saling menginspirasi. Mulai memutuskan untuk mendoakan secara ‘crafted-prayer.’
25-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (2) – Saat kita menjadikan doa yang ‘crafted-prayer’ maka setiap krisis yang kita alami merupakan kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja. Setiap hal itu bermanfaat untuk pertumbuhan kita di dalam Roh karena Tuhan ada di setiap situasi. Perhatikan apa saja yang tidak bisa memisaihkan kita dari kasih Tuhan: tuduhan, penghukuman, kesulitan, pencobaan, kesulitan, kelaparan, penelanjangan, pedang, kematian, kehidupan, malaikat, penguasa, hal-hal yang sekarang dan yang akan datang, hal-hal yang tinggi maupun yang rendah. Tidak peduli seberapa besar dan kuat hal yang menentang kita – Tuhan akan menjadikan kita lebih dari pemenang. Doa itu berbicara tentang kepastian. Harus ada keberanian di hati kita saat kita berdoa, karena sorga sedang mendengarkan doa-doa kita. Tuhan ingin mengatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati-Nya. Sepertinya Tuhan berkata, ‘Inilah yang Aku mau lakukan. Doakan ini.’
Yesus mengatakan, ‘Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.’ (Mr. 11:24). Saat kita berdoa dalam kehendak Tuhan, apapun yang kita minta akan diberikan. Tidak ada bedanya antara doa yang diurapi dan doa yang tidak diurapi. Doa itu doa kepada Tuhan. Kadang-kadang memang emosi kita menyertai iman kita. Untungnya Tuhan itu begitu baik sehingga memperhatikan kita, sehingga di saat kita bingung sehingga tidak bisa berdoa dengan kata-kata, Tuhan sepertinya berkata, ‘Mengerang sajalah – Saya bisa memahami apa yang engkau maksudkan. Saya janji!’ Tuhan bisa, dan akan menafsirkan erangan kita.
24-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (1) – Doa itu seharusnya tidak dipakai sebagai jala nelayan untuk menjaring kehendak Tuhan. Tetapi untuk mendoakan kehendak Bapa sehingga kita bisa memasuki tempat iman dan proklamasi. Sewaktu doa-doa kita mengubah kita menjadi lebih serupa Dia kita akan bertambah percaya akan kehendak Bapa. Dalam suatu situasi apa pun kita akan mengikuti proses agar Dia bisa menyingkapkan kehendak yang Dia ingin singkapkan kepada kita.
Paulus menuliskan, ‘Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.’ (Rm 8:29). Di setiap situasi pasti ada jalan yang memampukan kita untuk menjadi lebih serupa Yesus. Doa itu sebagian sebagai inisiatif untuk menemukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar menjadi lebih serupa Dia. Selalu ada area dalam kehidupan dimana kita bisa menjadi serupa Kristus. Tuhan sendiri berbicara, ‘Kalau engkau mau mengikuti cara yang Saya mau untuk engkau doakan, engkau tidak hanya punya jawaban terhadap doa itu, tetapi engkau juga akan bertumbuh di dalam Saya. Disetiap situasi ada hal-hal yang telah disediakan dan ditetapkan untuk mengubahkan kalian – Saya ingin memberi Diri Saya kebih lagi kepada kalian.’
Setiap halangan, setiap masalah, setiap serangan diijinkan dan dirancang untuk mengajar kita menjadi lebih serupa Yesus. Itulah sebabnya mengapa setiap masalah datang dengan disertai penyediaan yang melekat dengannya. Sebagai orang Kristen, kita harus berdiri di tengah-tengah masalah, mengenali janji Tuhan, dan mengharapkan adanya penyediaan dan menerimanya. Dalam ekonomi Tuhan segala perkara bekerja bersama-sama. Tidak ada ‘Great Depressions’ atau ‘stock market crashes.’ Paulus bertanya, ‘Siapa yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?’ (Rm. 8:35). Tidak ada! Dia menjawab, ‘baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.’ (ayat 38-39). Saya yakin apa yang Paulus sebutkan itu sesungguhnya dirancang untuk menyingkapkan kasih Bapa kepada kita.
23-Agu-2013: Percakapan Sorgawi (2) – Dengan mencari-tahu percakapan yang ada di sorga bagi kita, kita akan memulai petualangan rohani besar dimana kita akan diserupakan dengan kehendak Tuhan. Ini merupakan kehidupan yang mengasyikkan karena menjadikan kita bangkit di atas situasi-kondisi kita, dan berdoa selaras dengan kehendak Tuhan, yang pada prinsipnya Tuhan mau kita berani melakukan kehendak-Nya. Dia mau kita menemukan sukacita di situasi kita dan memahami kalau tidak ada apapun yang bisa mengalahkan kita, karena tahu Siapa yang ada di dalam diri kita. Dengan mendengarkan percakapan sorgawi kita belajar bahwa dalam suatu situasi apapun akan bisa terjadi pembalikan keadaan yang dahsyat. Yesaya mendengarkan percakapan sorga dan menemukan kehendak Tuhan akan dirinya (Yes. 6). Kita bisa menjadi suara kenabian dengan memproklamirkan dan mendeklarasikan kehendak Tuhan, dan mendoakannya. Setelah Tuhan menunjukkan kehendak-Nya kita bisa berani mengejar Tuhan dengan bertanya, ‘Apa lagi Tuhan? Saya tahu kalau Engkau tidak hanya punya yang yang satu itu!’ Tuhan itu selalu akan melakukan limabelas atau duapuluh hal untuk kehidupan. Dia menunjukkan kepada kita apa yang sedang dalam penyelesaian.
Sesungguhnyalah kita tahu kalau Tuhan itu bekerja bagi orang-orang yang sepertinya tidak diperhitungkan dan di situasi-situasi yang mustahil. Sewaktu kita membuktikan kesetiaan kita untuk doa-doa dan masalah-masalah kecil, Tuhan akan memberi kita perkenanan yang lebih besar lagi untuk mendoakan kehendak-Nya.
Doa yang tidak berkeputusan akan terjadi saat seseorang telah menemukan kehendak Tuhan dan doa-doa, sampai situasinya menunjukkan apa yang Dia inginkan. Para pendoa-syafaat sepertinya telah tahu hasil apa yang akan diberikan dengan waktu-waktu yang telah mereka pakai untuk berdoa, sehingga mereka bisa berdoa dengan sukacita dan penuh gairah. Tidak peduli berapa lama yang dibutuhkan untuk terjadi perubahan – doa-doa kita itu diperlukan Tuhan untuk melakukan sesuatu sementara Dia menanti momentnya datang. Kita hanya perlu berdoa tanpa berkeputusan saja.
22-Agu-2013: Percakapan Sorgawi (1) – Ayat-ayat lain yang sesuai dengan situasi jenis tersebut ditemukan di Lk. 22:31-32, ‘Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.’
21-Agu-2013: Bagaimana Menerima Jawaban Doa (2) – Sekarang Anda tahu kalau Anda punya ‘seorang’ Pribadi yang yang mendedikasikan diri-Nya untuk memperbaiki kehidupan doa Anda, maukan Anda bekerja sama dengan Dia? Roh Kudus akan membantu kita bisa berdoa dengan menyingkapkan kehendak Bapa. Jika kita berdoa selaras dengan apa yang Roh Kudus sedang lakukan, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak berdoa mencoba untuk ‘menemukan’ jawaban tetapi berdoa ‘dengan’ jawaban. Sudah terlalu lama kita dipuaskan dengan memakai doa untuk mencoba menemukan Tuhan. Ini bukanlah maksud doa sesungguhnya – doa itu untuk minta Tuhan melakukan hal khusus yang Dia sudah katakan kepada kita yang ingin Dia lakukan. Itu ditaruh di hati kita karena kita telah mengetahui, atau mendengar kehendak-Nya; kita tahu kalau kita sedang mendoakan apa yang Dia inginkan, dan Dia akan menjawabnya.
20-Agu-2013: Bagaimana Menerima Jawaban Doa (1) – Sebelum kita berdoa, kita perlu perenungan. Bentuk doa yang paling sederhana ialah mencari-tahu apa yang Tuhan ingin lakukan dan kemudian memohon kepada Tuhan agar Dia melakukan apa yang Dia inginkan. Salah satu cara paling baik untuk melekat dengan hati Tuhan ialah dengan membaca firman-Nya. Yohanes menuliskan, ‘Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.’ (1 Yoh. 5:14-15). Untuk bisa melihat doa-doa kita dijawab, masuklah dalam hadirat Tuhan dengan ucapan-syukur dan penyembahan. Kemudian tinggal diam di tempat rahasia, merenungkan firman-Nya dan pesan-pesan khusus yang diberikan kepada kita. Minta Tuhan menunjukkan apa yang Dia ingin lakukan di suatu yang sekarang kita hadapi? Dengar dan nantikan sampai Tuhan menjawab dan mengarahkan kita bagaimana untuk mendoakan hal itu. Prinsip ini bisa kita temukan di Rm. 8:26-29.
19-Agu-2013: Berdiam-Diri/Keheningan (2) – Tuhan berkata kepada Daud, ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah’ (Mz. 46:10). Ini merupakan kata-kata yang memberi makna dalam akan kehadiran Tuhan kepada Daud di situasi sulit. Menarik kalau Mazmur 46 itu dimulai dengan goncangan-goncangan tetapi diakhiri dengan ‘Diamlah.’ Hanya Tuhan yang bisa berbicara agar berdiam-diri di tengah-tengah goncangan. Jika seluruh tatanan kehidupan kita lenyap, hanya Tuhan saja yang bisa berkata, ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.’
18-Agu-2013: Berdiam-Diri/Keheningan (1) – Berdiam-diri itu bukan pergi ke suatu tempat yang tenang, meskipun itu sering membantu; tetapi tindakan ‘mendiamkan’ suara-suara yang ada di dalam kepala kita. Untuk ini dibutuhkan disiplin, dan kita harus melakukannya. Kita pasti bisa melakukannya karena Tuhan bersama kita. Berdiam-diri itu membuka saluran komunikasi antara kita dengan sorga.
17-Agu-2013: Ucapan Syukur – Pertama-tama kita mengucap syukur kepada Tuhan, di segala hal, karena setiap masalah yang kita hadapi itu datang dengan penyediaan Ilahi yang melekat di dalamnya. Tuhan itu punya rencana dan tujuan bagi kita; Dia mengatakan kalau segala sesuatu itu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28). Janji ini merupakan sumur yang dalam bagi penyediaan kita. Apa pun bencana kehidupan yang dikirimkan kepada kita, Tuhan bisa memakai itu untuk memberi berkat dan keutungan kepada kita. Atribut hakekat Allah tersebutlah yang menjadikan begitu penting untuk kita senantiasa ada di pengucapan syukur. Memasuki hadirat-Nya dengan ucapan syukur di tengah-tengah masalah menjadikan Tuhan bertindak bagi kita. Tempat sentral kebenaran dimana kita bisa berkumpul bersama – dalam kebaikan Tuhan.
16-Agu-2013: Crafted-Prayer (2) – Sedihnya, doa-doa kita terhenti gara-gara terfokus kepada seseorang yang ada dalam kebutuhan dan membuat kita berupaya menemukan Tuhan. Kita lupa mendoakan apa yang sesungguhnya Tuhan ingin lakukan, sebaliknya, kita yang mencarikan itu untuk Dia. Kita tidak seharusnya memakai doa untuk menemukan Tuhan – kita pakai ucapan syukur kita. Alkitab cukup jelas – bukan dengan doa kita masuk ke gerbang-Nya, tetapi dengan ucapan-syukur.
15-Agu-2013: Crafted-Prayer (1) – Yesus meengatakan, ‘Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.’ (Mat. 21:22). Tetapi mengapa kita sepertinya hanya sedikit saja menerima jawab atas doa-doa kita? Apa Yesus bohong? Tidak! Masalahnya ada pada kita – kita tidak percaya dengan apa yag sedang kita doakan.
Cara doa yang banyak diajarkan gereja tidak berhasil. Diajarkan bahwa saat ada sesuatu yang buruk terjadi kita harus segera berdoa. Ini sepertinya beralasan dan benar, tetapi dalam tingkatan lebih dalam, apa yang dilakukan ini sesungguhnya sedang menghalangi kuasa Tuhan bekerja bagi kita. Dalam pengalaman saya di banyak gereja dan pertemanan, saya bisa melihat bahwa jika terlalu cepat berdoa, sesungguhnya sedang berdoa dalam ketidak percayaan kita. Kita sedang berdoa karena terkejut, atau trauma, akibat situasi yang sedang terjadi, dan kita sedang berdoa dalam kepanikan, kecemasan, dan sesungguhnya ‘tidak-kepedulian’.
14-Agu-2013: Pengantar (2) – Saya percaya Tuhan sedang membangkitkan pasukan Ester, pasukan pendoa syafaat mempelai, dan sekaranglah saat untuk meninggalkan tembok dan berdiam di ruang tahta hadirat Tuhan – di tempat rahasia kita bersama Dia. Memang sulit bagi sebagian orang untuk ‘meninggalkan’ pelayanannya dan memasuki disiplin berdiam-diri; sekaranglah saat untuk ‘meletakkan’ pelayanan agar bisa menambah kesegaran keintiman.
13-Agu-2013: Pengantar (1) – Tiba saatnya melakukan doa dengan cara baru. Tetapi, doa cara baru ini sesungguhnya sudah lama; doa ini yang membuat mereka yaang setia seperti Daud dan Paulus bertumbuh. Doa ini saya, Graham Cooke, namakan doa ‘crafted-prayer’. Jenis doa yang mendatangkan sukacita karena sudah tepat mendoakan apa yang Tuhan kehendaki dan melihat jawaban Tuhan dinyatakan di depan mata. Doa ini yang bisa mentransformasi orang kehidupan Kristen, mengubah kehidupan doa yang biasa-biasa menjadi doa syafaat mempelai yang memberikan sukacita.
Dalam 35 tahun pelayanan, saya telah
melewati banyak transisi. Dalam tiga tahun terakhir saja kami telah ditransisi
keluar dari 20 tahun pelayanan penggelmbalaan gereja yang sehat untuk menopang
pelayanan anak-muda ; dan sekarang ini melayani di Christ for the Nations
Institute Dallas. Kami masih saja dalam transisi, masih menerima penugasan baru
dan masih tetap mencari arahan Roh Kudus bagaimana haarus menjalankannya.. Itu
yang membuat kami tetap muda!
Meskipun melewati pergantian-pergantian
yang drastis di lokasi dan penugasan, mandat hidup saya tidak berubah: membawa
mandat apostolik untuk memulihkan pengharapan Amerika dan menjadi suara untuk
membangunkan dan reformasi. Diberbagai kota di bangsa membawa pesan untuk
menjadikan gereja mau berdoa, menantang umat percaya untuk menjadi ekklesia dan
mengobarkan api kebangunan dan kebangkitan.
Di sepanjang perjalanan ini, dalam
melewati transisi-transisi dan penantian, dari satu penugasan ke penugasan yang
berikutnya, juga agar tetap bisa berdiri tegak serta mengejar kebangunan dan
reformasi, pelajaran yang paling penting yang saya pelajari ialah: Sediakan
waktu untuk mendengarkan dan mentaati suara Allah.
KOINONIA - Rick Joyner Home
2-Sep-2013: Temukan Hakekat Koinonia - Sebagian orang bisa saja berdalih dengan mengatakan kalau memiliki persekutuan dengan Tuhan, dan itu cukup bagi mereka. Tetapi Tuhan mengatakan kalau hal itu tidak cukup. Kita tidak dapat terhubung baik dengan Kepala tanpa terhubung benar dengan tubuh-Nya. Sebagian orang juga ada yang mengatakan kalau mereka mengasihi Tuhan tetapi tidak suka umat-Nya. Tetapi seperti apa yang dituliskan Yohanes, kita tidak benar-benar mengaihi Tuhan jika tidak juga mengasihi umat-Nya. ‘Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan (koinonia) seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.’ (1 Yoh. 1:7)
Jika tangan dipotong dari tubuh segera akan mati dengan cepat karena aliran darah tidak bisa mengalir lagi. Hal sama berlaku juga di spiritual sejati. Kita harus memiliki koinonia agar memiliki kehidupan Kristus yang mengalir. Kita tidak dapat memiliki semua yang tersirat di koinonia hanya dengan ngobrol-ngobrol bersama teman di warung kopi. Kita juga tidak bisa memilikinya hanya dengan melihat bagian belakang kepala sesama jemaat yang duduk di kebaktian. Tingkatan persekutuan ini merupakan bagian vital dalam Kekristenan sejati, tokh jarang ditemukan dalam Kekristenan saat ini. Kita harus menemukannya!
1-Sep-2013: Kehidupan Kristen yang Vital – Gereja disebut sebagai keluarga, bukan sekedar organisasi. Kita memang membutuhkan organisasi, tetapi struktur yang diberikan ke gereja lokal di Perjanjian Baru itu yang paling mendasar dan sederhana, yaitu ada para penatua dan diaken; dan hanya itu. Hidup dan kuasa ada dalam koinonia, bukan di ekklesia.
Di 1 Korintus 10 dan 11 satu-satunya di
Alkitab yang disebut mengapa orang-orang Kristen ada yang lemah, sakit, atau
meninggal sebelum waktunya. Ini karena mereka tidak memiliki koinonia. Rasul
Paulus mengingatkan agar kita tidak sekedar ambil bagian dalam ritual koinonia (dalam teksnya kata
koinonia dipakai kata ‘persekutuan/communion’). Kalau kita sekedar melakukan
ritualnya, ini tindakan yang tidak berharga karena hanya akan membuat seseorang
untuk menuduh diri-sendiri, atau orang lain. Dengan mengambil bagian dalam ritual
yang tidak punya nilai ini artinya orang-orang ikut ambil bagian di acaranya meskipun
mereka sesungguhnya tidak memiliki kehidupan yang dilambangkan dalam ritualnya.
Inilah yang mengharuskan kita untuk memiliki koinonia. Di bagian Alkitab lain tidak ditemukan lagi peringatan
yang Paulus berikan seperti itu, peringatan karena tidak memiliki ecclesia
dalam arti yang sesungguhnya.
Koinonia itu lebih dari sekedar menyambut
ramah atau saling memberi salam manis satu dengan lain saat datang di pertemuan
atau ibadah seminggu satu atau dua kali. Koinonia itu menunjukkan adanya ikatan
bersama sampai ke suatu tingkatan yang tidak akan bisa dipisahkan lagi kecuali melalui
kematian. Itulah sebabnya mengapa rasul mengingatkan bahwa kalau seseorang tidak
memiliki koinonia dalam kehidupan, akan menjadikan seseorang lemah, sakit, dan
meninggal. Jadi, koinonia itu merupakan sesuatu yang vital dalam kehidupan
Kristen.
31-Agu-2013: Ekklesia dan Koinonia – Seluruh dunia pada akhirnya akan berurusan dengan masalahnya. Inilah ‘Lembah Penentuan’ yang pernah dinubuatkan. Fondasi-fondasi peradaban sdang digoncangkan. Pada saat pemerintahan-pemerintahan manusia jatuh, kerajaan Allah bertumbuh. Kita ada di masa kitab Daniel 2 sedang digenapkan. Patung yang melambangkan kerajaan manusia diruntuhkan dengan batu kecil yang melambangkan kerajaan Allah yang sedang bertumbuh menjadi suatu gunung atau pemerintahan, dan akan tetap bertumbuh sampai memenuhi seluruh bumi. Kehidupan kita sedang dibangun di yang mana?
Jika kita harus menggenapkan Perintah
Agung untuk menjadikan semua bangsa murid, gereja haruslah bisa menjadi kota
yang memang seharusnya, kota di atas bukit, yang ditinggikan, sehingga semua
bisa melihat terangnya. Kota yang demikianlah yang menjadikan Abraham meninggalkan
Urkasdim yang memiliki budaya terbesar dijamannya. Dia mengembara di padang
gurun dengan tanpa tahu kemana harus pergi, tetapi dia tahu yang sedang dia
cari – kota yang dibangun oleh TUHAN, bukan dibangun oleh manusia. Menjadi
seorang melakukan perjalanan yang demikian itu masih tetap sebagai hakekat
seorang Kristen sejati yang hidup dari iman.
Di Perjanjian Baru ada dua kata Yunani
yang diterjemahkan sebagai ‘gereja’. Yang satu ‘ekklesia’, yang berbicara tentang
struktur dan pemerintahan gereja. Yang kedua ‘koinonia’ yang berbicara tentang
ikatan-hubungan para orang kudus, yang bisa diterjemahkan secara lepas ‘hubungan/fellowship’
atau ‘persekutuan/communion.’ Ekklesia itu ada untuk koinonia, bukan berputar-putar.
BERSYAFAAT DARI SORGA MENYINGKIRKAN KEGELAPAN - John Belt Home
30-Agu-2013: Bersyafaat dari Langit Ketiga – Agar termanifestasi kemuliaan yang demikian itu kita dipanggil masuk ke ‘syafaat perspektif Sorga’ atau ‘bersyafaat perspektif langit ketiga,’ domain TUHAN. Kita bukannya mencoba menerobos langit. Langit bukan lagi yang kita permasalahkan. Yang Tuhan maui ialah terjadinya terobosan di dalam diri kita, terobosan dari dalam keluar.
TUHAN itu diam di dalam diri kita.
Inilah yang menjadikan kita bisa didudukkan
di alam sorgawi dan bisa melihat bumi yang di bawah dengan dipersenjatai otoritas Kristus. Kita tidak
bersyafaat dari balik awan-awan, tetapi di atasnya. TUHAN sudah menjadikan kita
ada di atas segala sesuatu dan Dia telah datang dan tinggal di dalam diri kita,
dengan tujuan untuk meledakkan diri kita dari dalam; keintiman dan otoritas
Kristus yang ada di dalam diri kita akan memanifestasikan kemuliaan-Nya keluar.
Melalui bejana-bejana yang memberikan
keintiman dengan TUHAN akan mengalir syafaat dari dalam diri kita sehingga terjadi
peningkatan manifestasi kemuliaan Sorga atas kehidupan kita yang pada akhirnya mampu
membuka mata-mata mereka yang buta akan realita TUHAN dengan demonstrasi dan
manifestasi kuasa-Nya.
29-Agu-2013: Penglihatan Atmosfir Kemuliaan – Baru-baru saja saya dapat penglihatan tentang manifestasi besar-besaran dimana malaikat sedang giat ‘menumpuk’ Sorga di bumi dengan melepaskan gumpalan-gumpalan kemuliaan Tuhan di atmosfir. Di dalam salah satu gumpalan tersebut saya melihat terjadinya transformasi; saya melihat alam semesta ada di dalamnya. Penglihatan berkembangnya Sorga yang tanpa batas melalui kemuliaan Tuhan.
Sesuatu yang begitu mengagumkan sehingga
saya ingin mengambil foto. Tetapi kamera HP saya tidak berfungsi karena adanya tingkat
kuasa Tuhan. HP saya ‘lumer’ dan terbakar dan mengeriput, menjadi rongsokan.
Apa yang Tuhan sedang curahkan itu
begitu kuat sehingga kita tidak bisa memperdagangkannya. Kompromi tidak mampu
memotongnya. Kita tidak bisa memanfaatkannya untuk mempromosikan diri. Tuhan
akan mendapatkan semua kemuliaan, dan memastikan itu memang terjadi. Kuasa-Nya
akan me’lumer’kan cara-cara pemikiran duniawi kita untuk memahami dan menerima
hal itu.
Sama seperti Uza yang ceroboh menyentuh
Tabut dengan menganggap bisa seenaknya mencampurkan sesuatu yang bukan
kemuliaan Tuhan. Tuhan tidak membutuhkan bantuan manusiawi kita untuk itu (1
Samuel 5). Berikan saja kepada Tuhan kemuliaan yang dari Dia, dan cepat-cepat
menyingkir. Tuhan telah memberi anugerah kemuliaan hadirat-Nya tinggal di dalam
kita. Saat Dia menyatakan tanda heran mujizat tanpa, atau, melalui tangan kita,
segera saja lepaskan, tanpa menunda-nunda sedikitpun untuk mencoba menjamah
atau mencurinya demi agenda pribadi kita.
28-Agu-2013: Tempat Tertinggi – Saat kita telah membangun tempat keintiman dengan Tuhan maka kita punya tanggung-jawab besar dan keistimewaan bersama Yesus bersyafaat dari sorga, bersyafaat dengan cara pandang sorgawi (Ibr. 7:25). ‘di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga (Ef. 2:6).
Kita
didudukan di bersama di sorga bersama Kristus, tempat paling tinggi yang pernah
ada! Yesus menyambut kita di tempat yang paling istimewa untuk memerintah
bersama Dia sebagai raja-raja dan imam-imam. Pengorbanan dan darah-Nya telah
menjadikan hal ini mungkin bagi kita. Tuhan dengan sepenuh hati merindukan agar
kita memegang pewahyuan ini: posisi kita di dalam Dia!
Ini seperti apa yang
Yesus pernah katakan, ‘Jika engkau melekat di dalam Aku dan mengijinkan firman-Ku
melekat di dalammu, mintalah ... ‘ Keintiman kita dengan Dia memberi jalan ke otoritas
sorga dalam kehidupan kita sehingga bisa berdoa seperti yang Yesus minta kitaa
doakan, ‘Datanglah kerjaan-Mu dan jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga
... ‘
Tuhan merindukan Kerajaan-Nya
mengembang melalui kita. Begitu kita belajar hidup di tempat kediaman Tuhan,
dipenuhi dengan hadirat dan kemuliaan-Nya, otoritas-Nya akan dilepaskan melalui
kehidupan kita sedemikian rupa sehingga atmosfir kemuliaan korporat akan
dilepaskan untuk menyingkirkan pekerjaan kegelapan.
DOA 'CRAFTED-PRAYER' - Graham Cooke Home
27-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (4) – Dengan janji yang dinyatakan di Efesus 3:14-21 Tuhan ingin menguatkan kita dengan kuasa melaui Roh-Nya. Dia ingin kita yakin, berani dan bersukacita karena bersama Dia yang mengetahui, melihat, dan mengerjakan segala sesuatu bagi kita. Pengenalan kita akan Siapa Tuhan bagi kita akan semakin bertumbuh sampai memenuhi kita, dan melakukan lebih lagi berdasarkan keyakinan tersebut. Sesungguhnya kita bisa dipenuhi Tuhan sedemikian rupa sehingga orang-orang di sekitar kita menjadi percaya. Tubuh kita bisa terisi dengan suatu keyakinan dan pengurapan untuk mengambil seluruh komunitas bagi Tuhan. Satu orang bersama Tuhan selalu ada di pihak yang berkuasa dan berkemenangan.
Kia terbiasa hidup yang biasa-biasa dan memikirkan hal-hal yang kecil. Sesungguhnya kita dipanggil untuk lebih dari itu. Kita telah berjumpa Yesus, Manusia yang sangat berkuasa dan berkeyakinan. Tidak ada satu perkara pun yang bisa menggganggu Dia, yang membuat-Nya cemas. Dia penuh sukacita bahkan bernyanyi bagi umat-Nya. Dia melihat para lawan-lawan-Nya dan menertawakannya. Dia berkata kepada lawan-lawan-Nya, ‘Apa hanya itu yang kalian punyai? Bawa semua!’ Kita begitu membiarkan apa yang telah dicuri. Pertempuran yang baik ialah yang bisa kita menangkan. Jika saja kita mau belajar berjalan bersama Tuhan dengan cara-cara yang Dia inginkan, kita akan terus-menerus berkemenangan.
Efesus 3:14-15 itu suatu doa tentang pengenalan kepada Bapa dengan dikuatkan dari dalam oleh Dia. Kehendak Bapa itu agar Kristus yang berdiam di dalam kita, menjadikan kita berakar di dalam kasih-Nya. Anak-anak-Nya diharapkan sebagai rajawali yang terbang di atas badai, bukan berperilaku sebagai anak-anak ayam. Kepenuhan itu destiny kita, kekosongan itu penopang kita. Kita harus mengebaskan semua kelemahan kita. Dalam Kristus kita ini jagoan Allah, yang lahir untuk memproklamirkan dan mendeklarasikan kebesaran dan kebaikan-Nya. Kita telah ditetapkan sebagai manusia-manusia yang terilhami, yang hidup dalam keyakinan. Kita bukannya arogan atau terobesesi, tetapi riang dan yakin akan penyediaan Tuhan bagi kita. Sukacita di dalam Tuhan sesungguhnya kekuatan kita.
Doa ‘crafted-prayer’ membawa kita ke fokus keyakinan kepada Tuhan sehingga musuh tidak bisa menjerat kita dalam ketakutan dan keragu-raguan. Musuh senantiasa memakai kata-kata pembukan yang menimbulkan keragu-raguan, ‘Memangnya Tuhan ... ?’ Dengan doa ‘crafted-prayer’ kita bisa berkata, ‘Ya, Tuhan memang berkata demikian. Dan inilah doa ‘crafted-prayer’-nya!’ Saya suka doa ‘crafted-prayer’ dan paket yang disertakan Roh Kudus didalamnya. Saya suka iman yang tinggal dalam diri saya saat saya mendoakan hal-hal yang Tuhan telah nyatakan kepada saya untuk didoakan. Saya suka bertekun dalam doa – dan menjadi suatu kesukaan dan kenikmatan, bukan suatu pekerjaan rumah atau beban dan kewajiban. (BERSAMBUNG)
26-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (3) – Doa ‘crafted-prayer’ itu juga sebagai alat. Kita melihat situasi yang ada, ambil waktu untuk mempelajari Firman, ambil waktu untuk mengucap-syukur, membawa hati kita selaras dengan apa yang Tuhan ingin lakukan di situasi tersebut, kemudian melakukan doa ‘crafted-prayer’ yang mencakup masalah secara utuh. Tuliskan doa kita berulang-ulang sehingga merasa meresap di hati. Tuliskan bersama teman, saling membantu, saling belajar dan saling menginspirasi. Mulai memutuskan untuk mendoakan secara ‘crafted-prayer.’
Tujuan utama doa ‘carfted-prayer’ ialah
melepas kebesaran Tuhan yang ada dalam kita, yang akan menjadikan kita besar.
Kemuliaan Israel yang menuju ke Tanah Perjanjian itulah kemuliaan Tuhan yang
menyertai mereka saat itu dimana tidak ada satu bangsa pun yang menang terhadap
kebesaran Tuhan yang ada dalam mereka. Seperti itulah kita. Kita harus
membebaskan hati dan pikiran kita dari cara-pikir miskin, dan memasuki tempat
dimana kita akan memahami kalau keagungan Tuhan dan keagungan Gereja-Nya itu
dua hal yang sama. Kalau kita umat Tuhan, tidak ada apa pun yang bisa melawan
kita. Kita harus menjadi umat percaya yang tahu kalau Tuhan itu bekerja bagi
kita. Itulah identitas kita, destiny kita, warisan kita. Tidak ada satu senjata pun yang ditempa melawan Gereja akan
berhasil! karena ada kuasa Allah yang menyertainya. Tuhan berkata, ‘Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak
kakimu Kuberikan kepada kamu.’ (Yosua 1:3) Gereja itu sudah ditetapkan
untuk menang!
Sekaranglah waktu memakai doa untuk
membalikkan meja-meja musuh. Kita bisa membuat musuh letih, terbeban, depresi,
berkecil-hati, terengah-engah dan butuh bantuan. Sesungguhnya kita bisa mecopot
musuh sama seperti musuh akan mencopot Gereja. Dimana tempat pembalasan dan
perkenanan yang Yesus ucapkan sebagai warisan yang dikutip dari Yesaya 61? Kita
mendapat perkenanan Tuhan dan manusia, dan pembalasan kita terhadap musuh
itulah yang dipakai Tuhan untuk mengubah setiap serangan musuh menjadi berkat
bagi kita.
25-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (2) – Saat kita menjadikan doa yang ‘crafted-prayer’ maka setiap krisis yang kita alami merupakan kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja. Setiap hal itu bermanfaat untuk pertumbuhan kita di dalam Roh karena Tuhan ada di setiap situasi. Perhatikan apa saja yang tidak bisa memisaihkan kita dari kasih Tuhan: tuduhan, penghukuman, kesulitan, pencobaan, kesulitan, kelaparan, penelanjangan, pedang, kematian, kehidupan, malaikat, penguasa, hal-hal yang sekarang dan yang akan datang, hal-hal yang tinggi maupun yang rendah. Tidak peduli seberapa besar dan kuat hal yang menentang kita – Tuhan akan menjadikan kita lebih dari pemenang. Doa itu berbicara tentang kepastian. Harus ada keberanian di hati kita saat kita berdoa, karena sorga sedang mendengarkan doa-doa kita. Tuhan ingin mengatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati-Nya. Sepertinya Tuhan berkata, ‘Inilah yang Aku mau lakukan. Doakan ini.’
Yesus mengatakan, ‘Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.’ (Mr. 11:24). Saat kita berdoa dalam kehendak Tuhan, apapun yang kita minta akan diberikan. Tidak ada bedanya antara doa yang diurapi dan doa yang tidak diurapi. Doa itu doa kepada Tuhan. Kadang-kadang memang emosi kita menyertai iman kita. Untungnya Tuhan itu begitu baik sehingga memperhatikan kita, sehingga di saat kita bingung sehingga tidak bisa berdoa dengan kata-kata, Tuhan sepertinya berkata, ‘Mengerang sajalah – Saya bisa memahami apa yang engkau maksudkan. Saya janji!’ Tuhan bisa, dan akan menafsirkan erangan kita.
24-Agu-2013: Menjadikan Doa Crafted-Prayer’ (1) – Doa itu seharusnya tidak dipakai sebagai jala nelayan untuk menjaring kehendak Tuhan. Tetapi untuk mendoakan kehendak Bapa sehingga kita bisa memasuki tempat iman dan proklamasi. Sewaktu doa-doa kita mengubah kita menjadi lebih serupa Dia kita akan bertambah percaya akan kehendak Bapa. Dalam suatu situasi apa pun kita akan mengikuti proses agar Dia bisa menyingkapkan kehendak yang Dia ingin singkapkan kepada kita.
Paulus menuliskan, ‘Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.’ (Rm 8:29). Di setiap situasi pasti ada jalan yang memampukan kita untuk menjadi lebih serupa Yesus. Doa itu sebagian sebagai inisiatif untuk menemukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar menjadi lebih serupa Dia. Selalu ada area dalam kehidupan dimana kita bisa menjadi serupa Kristus. Tuhan sendiri berbicara, ‘Kalau engkau mau mengikuti cara yang Saya mau untuk engkau doakan, engkau tidak hanya punya jawaban terhadap doa itu, tetapi engkau juga akan bertumbuh di dalam Saya. Disetiap situasi ada hal-hal yang telah disediakan dan ditetapkan untuk mengubahkan kalian – Saya ingin memberi Diri Saya kebih lagi kepada kalian.’
Setiap halangan, setiap masalah, setiap serangan diijinkan dan dirancang untuk mengajar kita menjadi lebih serupa Yesus. Itulah sebabnya mengapa setiap masalah datang dengan disertai penyediaan yang melekat dengannya. Sebagai orang Kristen, kita harus berdiri di tengah-tengah masalah, mengenali janji Tuhan, dan mengharapkan adanya penyediaan dan menerimanya. Dalam ekonomi Tuhan segala perkara bekerja bersama-sama. Tidak ada ‘Great Depressions’ atau ‘stock market crashes.’ Paulus bertanya, ‘Siapa yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?’ (Rm. 8:35). Tidak ada! Dia menjawab, ‘baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.’ (ayat 38-39). Saya yakin apa yang Paulus sebutkan itu sesungguhnya dirancang untuk menyingkapkan kasih Bapa kepada kita.
23-Agu-2013: Percakapan Sorgawi (2) – Dengan mencari-tahu percakapan yang ada di sorga bagi kita, kita akan memulai petualangan rohani besar dimana kita akan diserupakan dengan kehendak Tuhan. Ini merupakan kehidupan yang mengasyikkan karena menjadikan kita bangkit di atas situasi-kondisi kita, dan berdoa selaras dengan kehendak Tuhan, yang pada prinsipnya Tuhan mau kita berani melakukan kehendak-Nya. Dia mau kita menemukan sukacita di situasi kita dan memahami kalau tidak ada apapun yang bisa mengalahkan kita, karena tahu Siapa yang ada di dalam diri kita. Dengan mendengarkan percakapan sorgawi kita belajar bahwa dalam suatu situasi apapun akan bisa terjadi pembalikan keadaan yang dahsyat. Yesaya mendengarkan percakapan sorga dan menemukan kehendak Tuhan akan dirinya (Yes. 6). Kita bisa menjadi suara kenabian dengan memproklamirkan dan mendeklarasikan kehendak Tuhan, dan mendoakannya. Setelah Tuhan menunjukkan kehendak-Nya kita bisa berani mengejar Tuhan dengan bertanya, ‘Apa lagi Tuhan? Saya tahu kalau Engkau tidak hanya punya yang yang satu itu!’ Tuhan itu selalu akan melakukan limabelas atau duapuluh hal untuk kehidupan. Dia menunjukkan kepada kita apa yang sedang dalam penyelesaian.
Sesungguhnyalah kita tahu kalau Tuhan itu bekerja bagi orang-orang yang sepertinya tidak diperhitungkan dan di situasi-situasi yang mustahil. Sewaktu kita membuktikan kesetiaan kita untuk doa-doa dan masalah-masalah kecil, Tuhan akan memberi kita perkenanan yang lebih besar lagi untuk mendoakan kehendak-Nya.
Doa yang tidak berkeputusan akan terjadi saat seseorang telah menemukan kehendak Tuhan dan doa-doa, sampai situasinya menunjukkan apa yang Dia inginkan. Para pendoa-syafaat sepertinya telah tahu hasil apa yang akan diberikan dengan waktu-waktu yang telah mereka pakai untuk berdoa, sehingga mereka bisa berdoa dengan sukacita dan penuh gairah. Tidak peduli berapa lama yang dibutuhkan untuk terjadi perubahan – doa-doa kita itu diperlukan Tuhan untuk melakukan sesuatu sementara Dia menanti momentnya datang. Kita hanya perlu berdoa tanpa berkeputusan saja.
Bagaimana kita mendengarkan
percakapan sorgawi? Pertama-tama, kita memasuki hadirat Tuhan dengan ucapan
syukur. Kemudian mendiamkan-diri kita, menemukan dan tinggal di tempat rahasia
yang telah Tuhan siapkan bagi kita. Tuhan akan menyingkapkan diri-Nya kepada
kita dengan banyak cara. Kita memiliki firman karena firman itu akan menunjukkan
kepada kita apa hati dan pikiran Tuhan akan suatu situasi. Itu seperti kertas
kerja sorgawi. Tuhan sudah memberi kita sebuah kitab yang penuh dengan
firman-Nya, dan Roh Kudus akan menuntun kita ke bagian-bagian yang khusus. Kita
akan bisa memikirkan, dan merenungkan, dan menyingkapkan, saat kita membacanya.
‘Ya,’ Tuhan akan menjawab, ‘Pakai itu sebagai dasar, karena hati-Ku
saat ini bersamamu.’
Jawaban bisa saja datang dengan cara
lain seperti mimpi atau impresi. Saya sarankan untuk melihat-ulang jurnal pribadi
atau kata-kata profetis yang pernah diberikan kepada kita. Kadang-kadang kita
minta Tuhan sesuatu yang sebenarnya sudah Dia katakan – kita bisa berdoa dengan
memakai ‘bahan’ dari pesan-pesan profetis lama yang pernah diberikan.
Tuhan itu sangat bermurah-hati dan
Pribadi yang paling baik. Dia ingin kita tahu apa kehendak-Nya. Dia rindu
melepaskan anak-anak-Nya dari kecemasan dan ketakutan. Dia ingin menunjukkan
kepada kita apa yang sedang Dia kerjakan di situasi dan kehidupan kita. Dia
sangat rindu kita mendoakan apa yang sedang Dia doakan.
22-Agu-2013: Percakapan Sorgawi (1) – Ayat-ayat lain yang sesuai dengan situasi jenis tersebut ditemukan di Lk. 22:31-32, ‘Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.’
Yesus bisa dengan mudah memakai
otoritas-Nya mencegah agar Simon tidak ditampi, tetapi Dia menyadari kalau kejadian
tersebut penting bagi Simon Petrus lewati agar sampai ke tempat iman dan
hubungan yang lebih dalam bersama-Nya. Simon harus menemukan dan mengalami sesuatu
yang mendalam mengenai dirinya dan kasih Tuhan kepadanya.
Tuhan ingin kita tahu apa yang sedang
Dia doakan. Yesus memberitahu Petrus
kalau Setan ingin menampi para murid seperti gandum. Yesus mengatakan, ‘Tetapi Saya telah berdoa untuk engkau.’ Begitu
Yesus mengatakan apa yang Dia doakan, ‘Agar
imanmu tidak gugur; dan jikalau sudah insaf, kuatkan saudara-saudaramu’ ini
moment paling berarti dalam kehidupan Petrus, yang kemudian menjasi sokoguru
Gereja. Dia tahu bahwa serangan musuh ini bukanlah untuk menghentikan dia, tetapi
untuk menjadikannya cukup kuat sehingga bisa membantu saudara-saudaranya yang
lain. Setan ingin menjatuhkan Petrus tetapi sorga punya rencana yang berbeda.
Sebagian Gereja Barat sepertinya
salah dalam memahami Trinitas. Mereka menggambarkan Bapa punya otoritas yang
besar, Yesus anugerah sedang dan Roh Kudus sebagai seekor burung! Mereka ceroboh
dalam menurunkan derajad kuasa Roh Kudus dalam kehidupan – apa yang bisa
dilakukan seekor burung?
Pandangan gereja Timur lebih baik:
tiga Pribadi yang sama, duduk di meja dan berbicara. Yesus duduk bersyafaat di
sebelah kanan Bapa dan Roh Kudus berdoa mendoakan seturut kehendak Bapa. Pastinya
telah terjadi percakapan di antara Mereka bertiga. Mungkin kita bertanya-tanya apa
yang Mereka bicarakan tentang suatu situasi dan kondisi yang sedang kita
hadapi? Percakapan apa yang sekarang sedang terjadi di sorga mengenai kehidupan
kita? Dengan menggali dan mencari-tahu percakapan yang terjadi si sorga ini
kita akan bisa belajar apa kehendak Tuhan untuk suatu situasi dan kondisi yang sedang terjadi, dan akhirnya
akan tahu apa yang seharusnya kita doakan.
21-Agu-2013: Bagaimana Menerima Jawaban Doa (2) – Sekarang Anda tahu kalau Anda punya ‘seorang’ Pribadi yang yang mendedikasikan diri-Nya untuk memperbaiki kehidupan doa Anda, maukan Anda bekerja sama dengan Dia? Roh Kudus akan membantu kita bisa berdoa dengan menyingkapkan kehendak Bapa. Jika kita berdoa selaras dengan apa yang Roh Kudus sedang lakukan, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak berdoa mencoba untuk ‘menemukan’ jawaban tetapi berdoa ‘dengan’ jawaban. Sudah terlalu lama kita dipuaskan dengan memakai doa untuk mencoba menemukan Tuhan. Ini bukanlah maksud doa sesungguhnya – doa itu untuk minta Tuhan melakukan hal khusus yang Dia sudah katakan kepada kita yang ingin Dia lakukan. Itu ditaruh di hati kita karena kita telah mengetahui, atau mendengar kehendak-Nya; kita tahu kalau kita sedang mendoakan apa yang Dia inginkan, dan Dia akan menjawabnya.
Dalam pelayanan profetis ada
waktunya pesan-pesan yang kita terima bagi harus tetap tinggal di ruang tahta.
Bila memang itu yang terjadi, lebih luarbiasa kalau pesan-pesan itu kita
jadikan sebagai doa ‘crafted-prayer’ dan haya diucapkan kepada Bapa daripada
disampaikan melalui pesan dan pelayanan profetis. Kita bisa terus mendoakannya
kepada Bapa sampai bebannya doa terangkat.
Kita harus belajar terus berdoa sampai
Tuhan mengatakan ‘Cukup!’ Memang kadang-kadang ada doa-doa ‘PUSH’ (Pray Until
Something Happen), kita berdoa sampai terjadi sesuatu. Di kesempatan lain kita
berdoa sampai Tuhan memberitahu untuk menghentikan doa kita, atau, sampai mendapat
jaminan kalau Dia sudah mendengarkan dan akan bertindak.
Contoh di Kis. 20:22-23, ‘Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku
pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa
penjara dan sengsara menunggu aku.’ Di satu pihak Tuhan menyingkapkan dan
meneguhkan kepada Paulus bahaya-bahaya yang menantinya. Di pihak lain, Paulus
tidak punya petunjuk akan hasil akhirnya. Tetapi Paulus mengerti kehendak Tuhan
di Yerusalem dan sepertinya dia melakukan doa ‘crafted-prayer’ yang
menyelaraskan dirinya dengan tujuan Tuhan. Paulus tahu bahwa damai dari Tuhan,
yang melampaui segala pengertian, akan mencegah kecemasan dan melindungi
hatinya (Flp 4:7).
20-Agu-2013: Bagaimana Menerima Jawaban Doa (1) – Sebelum kita berdoa, kita perlu perenungan. Bentuk doa yang paling sederhana ialah mencari-tahu apa yang Tuhan ingin lakukan dan kemudian memohon kepada Tuhan agar Dia melakukan apa yang Dia inginkan. Salah satu cara paling baik untuk melekat dengan hati Tuhan ialah dengan membaca firman-Nya. Yohanes menuliskan, ‘Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.’ (1 Yoh. 5:14-15). Untuk bisa melihat doa-doa kita dijawab, masuklah dalam hadirat Tuhan dengan ucapan-syukur dan penyembahan. Kemudian tinggal diam di tempat rahasia, merenungkan firman-Nya dan pesan-pesan khusus yang diberikan kepada kita. Minta Tuhan menunjukkan apa yang Dia ingin lakukan di suatu yang sekarang kita hadapi? Dengar dan nantikan sampai Tuhan menjawab dan mengarahkan kita bagaimana untuk mendoakan hal itu. Prinsip ini bisa kita temukan di Rm. 8:26-29.
Roh Kudus membantu kita berdoa dalam
kelemahan kita, tetapi biasanya kita tidak begitu mempedulikan apa yang Dia
sedang katakan. Misalnya, jika saya mengatakan kepada seseorang, ‘Tuhan memberi
Anda pesan nubuatan yang luar-biasa,’ kemudian saya berbalik dan keluar ruangan,
umumnya orang itu akan mengejar saya dan bertanya, ‘Apa pesannya?’ Ini respon alamiah
sebagai manusia.
Jika saya mengatakan kepada Anda
bahwa sekarang ini Roh Kudus sedang bersyafaat bagi Anda sesuai kehendak Allah,
apa yang akan Anda tanyakan? Pastinya, ‘Apa yang sedang Roh Kudus doakan?’ Dan
jika saya tambahkan, ‘Yesus juga ada di sebelah kanan Bapa dan sedang mendoakan
Anda juga,’ Anda pasti akan bertanya, ‘Apa yang sedang Dia doakan?’ Dan ‘Apa
yang didoakan Yesus dan Roh Kudus sama/sepakat?’
Kata-kata Paulus di Rm 8:26 begitu
luarbiasa, ‘Roh membantu kita dalam
kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang
tidak terucapkan.’ Bapa misalnya berkata kepada Roh Kudus, ‘Ini yang Saya maui untuk Joni (atau sebut
nama Anda). Minta Saya melakukan itu.’ Jadi, Roh Kudus akan mendoakan itu
bagi si Joni seturut dengan kehendak Bapa, sementara Joni sendiri di bumi, tidak
yakin bagaimana harus berdoa. Dalam keadaan yang demikian, siapa Sahabat Joni?
Siapa pembimbing Joni? Siapa Penasihat Joni? Siapa nama-Nya? Roh Kudus! Hanya
Dia yang bisa membantu Joni di kelemahan Joni dalam berdoa.
19-Agu-2013: Berdiam-Diri/Keheningan (2) – Tuhan berkata kepada Daud, ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah’ (Mz. 46:10). Ini merupakan kata-kata yang memberi makna dalam akan kehadiran Tuhan kepada Daud di situasi sulit. Menarik kalau Mazmur 46 itu dimulai dengan goncangan-goncangan tetapi diakhiri dengan ‘Diamlah.’ Hanya Tuhan yang bisa berbicara agar berdiam-diri di tengah-tengah goncangan. Jika seluruh tatanan kehidupan kita lenyap, hanya Tuhan saja yang bisa berkata, ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.’
Pengenalan akan Tuhan datang melalui
damai-sejahtera dan berdiam-diri/keheningan. Tuhan ingin mengirim kita ke
pertempuran, tetapi jika kita tidak bisa menemukan keheningan terlebih dahulu,
bagaimana kita bisa menemukan damai-sejahtera dalam pertempuran? Berdiam-diri
itu senjata paling baik untuk melawan musuh, sebab dengan berdiam-diri
menjadikan kita bersembunyi di tempat persembunyian kita di dalam Tuhan. Iblis
membenci kita dengan seluruh kedengkian dan keganasan yang tidak terbayangkan. Meskipun
begitu Iblis tidak bodoh – dia tidak akan mengejar kita ke ruang Mahakudus,
hadirat Tuhan yang sesungguhnya, karena dia tahu siapa yang akan dia temui di
tempat itu. Kita harus belajar bagaimana menjadikan Tuhan sebagai tempat
pelarian dan perlindungan, sebagai benteng, sebagai tempat tinggi kita, sebagai
tempat rahasia dimana musuh tidak mampu menjamah kita, bahkan juga tidak bisa
menemukan kita. Jika musuh tidak bisa menemukan kita, dia tidak akan bisa
melukai kita. Tuhan sudah menyediakan tempat rahasia bagi kita di dalam Dia.
Melangkahlah masuk ke tempat tersebut dan belajar hidup di dalamnya.
Jika mau berjalan dengan Tuhan kita
harus belajar menghilangkan kepanikan kita. Kita harus menghilangkan kecemasan
juga. Ada tempat-tempat rahasia yang memang sudah disiapkan bagi masing-masing
kita. Tuhan itu kasih, dan dalam kasih-Nya Dia telah menyediakan tempat dimana
kita bisa hidup bersama Dia, tidak peduli apa pun yang sedang terjadi. Dia mau
mengajar dimana tempat itu, karena saat anak-anak-Nya sampai ke tempat
rahasianya, mereka bisa menikmati kehidupan sepenuhnya. Tidak peduli apa pun
yang mereka hadapi – mereka bisa bangkit menghadapi tantangan tersebut. Tanpa berdiam-diri
pengalaman kita dengan Tuhan terbatas. Berdiam-diri itu yang mendahului kita untuk
bisa ‘rest’ di dalam Tuhan, suatu disiplin rohani yang bisa menjadikan kita
memiliki pengalaman akan hadirat-Nya. Rest inilah, keheningan inilah, tempat
rahasia Tuhan inilah, yang akan membangun persekutuann yang tidak terputuskan
dengan Tuhan – ini yang akan membawa kita ke apa yang Alkitab katakan ‘doa yang
tidak berkeputusan.’ Dan kedamaian itu sebagai tanah yang menumbuhkan
pewahyuan.
18-Agu-2013: Berdiam-Diri/Keheningan (1) – Berdiam-diri itu bukan pergi ke suatu tempat yang tenang, meskipun itu sering membantu; tetapi tindakan ‘mendiamkan’ suara-suara yang ada di dalam kepala kita. Untuk ini dibutuhkan disiplin, dan kita harus melakukannya. Kita pasti bisa melakukannya karena Tuhan bersama kita. Berdiam-diri itu membuka saluran komunikasi antara kita dengan sorga.
Di kepala kita selalu terjadi perkacapan,
atau yang sementara orang menyebut dengan ‘kegaduhan di kepala’, suara
internal, rekaman suara yang bergema dalam hidup kita, yang terus-menerus
berbicara, suara percakapan satu arah yang disadari, yang mengkomentari setiap
ada sesuatu yang disingkapkan.
Suara-suara yang ada di kepala kita
inilah yang biasanya kita ubah menjadi ‘doa-doa’ jika terburu-buru mau masuk ke
doa-syafaat kita. Karena belum mendiamkan-diri diri kita, kita akan berdoa
dengan kekuatan sendiri, mengetok pintu Tuhan dengan beban dan kepanikan,
akibat situasi yang terjadi. Memang kita sering berbicara dan jarang
berdiam-diri – sesungguhnya hal ini bertentangan dengan Tuhan.
Tuhan itu diam dan jarang berbicara,
sehingga ada perbedaan antara Tuhan yang berbicara DALAM diri kita dengan Tuhan
yang berbicara KEPADA kita. Saat kita mengatakan ‘Tuhan berbicara kepada saya,’
yang biasanya terjadi ialah kita mengeluarkan semua simpanan kata-kata,
pikiran, perenungan, percakapan, dan ayat-ayat yang pernah Tuhan pilih untuk
kita, dan yang masih kita bawa dalam roh kita, semuanya muncul kembali di
pikiran sadar kita. Itu yang kita anggap Tuhan sedang berbicara. Sesungguhnya
saat Tuhan berbicara, itu merupakan suatu kejadian. Saat Tuhan berbicara kepada
kita ada sesuatu diimpartasikan. Hadirat-Nya sangat mendalam dan kuat. Satu
kali Tuhan berbicara, seluruh dunia tercipta. Saat Tuhan berbicara, ada yang
terjadi, ada yang digoncang, ada yang diciptakan dan dihasilkan. Saat Tuhan
berbicara selalu akan ada jejak dinamis hadirat-Nya yang tertinggal bersama
kita – yang merupakan bukti yang tidak bisa disangkali!
17-Agu-2013: Ucapan Syukur – Pertama-tama kita mengucap syukur kepada Tuhan, di segala hal, karena setiap masalah yang kita hadapi itu datang dengan penyediaan Ilahi yang melekat di dalamnya. Tuhan itu punya rencana dan tujuan bagi kita; Dia mengatakan kalau segala sesuatu itu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm. 8:28). Janji ini merupakan sumur yang dalam bagi penyediaan kita. Apa pun bencana kehidupan yang dikirimkan kepada kita, Tuhan bisa memakai itu untuk memberi berkat dan keutungan kepada kita. Atribut hakekat Allah tersebutlah yang menjadikan begitu penting untuk kita senantiasa ada di pengucapan syukur. Memasuki hadirat-Nya dengan ucapan syukur di tengah-tengah masalah menjadikan Tuhan bertindak bagi kita. Tempat sentral kebenaran dimana kita bisa berkumpul bersama – dalam kebaikan Tuhan.
Daud sendiri bernyanyi, ‘Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan
nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.’ (Mz.
95:2). Di sepanjang waktu kita butuh bersukacita, dan berdoa seperti, ‘Terimakasih karena Engkau, Tuhan, bersama
saya dalam hal ini. Saya tidak tahu apa yang akan Engkau lakukan, tetapi saya
tahu kalau Tuhan bersama saya karena Engkau telah mengatakan itu, dan itu cukup
bagi saya. Saya tidak harus merasakan kehadiran-Mu – sebab firman-Mu sudah
cukup. Terimakasih.
Ucapan syukur dan terimakasih itu
merupakan landasan kehidupan dan penyembahan kita. Seringkali kita tidak
menyembah di sepanjang minggu karena kita anggap di kebaktian hari Minggu atau
di saat ada seminar saja yang merupakan waktu untuk menyembah. Tetapi,
penyembahan itu bagian kehidupan sehari-hari kita. Kita perlu melatih-diri
untuk selalu sering bersyukur lebih lagi. Suara apa yang sesungguhnya ingin
dunia dengar dari orang-orang Kristen? Suara yang senantiasa bisa didengar
sebagai suara penyembahan kepada Tuhan. Jika penyembahan kita itu dibangun atas
dasar ucapan-syukur, seharusnya ada visi dan gairah untuk mengucap syukur. Kita
juga butuh rencana, sebab visi tanpa strategi hanya berupa pemikiran yang
sekedar mengharap saja. Kita butuh rencana untuk memasuki hadirat Tuhan dengan
ucapan syukur, buka doa kita. ‘Terimakasih
Tuhan. Saya tidak tahu bagaimana yang akan Engkau lakukan terhadap hal itu,
tetapi yasa tahu kehendak-Mu. Saya memuji-Mu. Saya menyembah-Mu.’ Dan
begitu kita ada di hadirat-Nya, kita perlu berdiam-diri dan mendengarkan hati
Tuhan.
Ada suatu peringatan yang perlu kita
simak bahwa kadang-kadang kita membuat pujian kita menjadi penjara bagi emosi
kita, bukannya jalan untuk membebaskan diri kepada Tuhan. Dan dalam proses
menyembahlah Tuhan mengkomunikasikan kehadiran-Nya kepada manusia.
16-Agu-2013: Crafted-Prayer (2) – Sedihnya, doa-doa kita terhenti gara-gara terfokus kepada seseorang yang ada dalam kebutuhan dan membuat kita berupaya menemukan Tuhan. Kita lupa mendoakan apa yang sesungguhnya Tuhan ingin lakukan, sebaliknya, kita yang mencarikan itu untuk Dia. Kita tidak seharusnya memakai doa untuk menemukan Tuhan – kita pakai ucapan syukur kita. Alkitab cukup jelas – bukan dengan doa kita masuk ke gerbang-Nya, tetapi dengan ucapan-syukur.
Rasul Paulus menuliskan, ‘Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu.’ (1 Tes. 5:16-18). Pada tahapan awal, doa
itu bukanlah untuk berbicara, tetapi untuk mendengarkan dan membaca. Itu
tentang mengucap syukur kepada Tuhan karena di antara milyaran manusia yang ada
di bumi ini, orang-orang Kristen seharusnya manusia-manusia paling santai dan
paling bisa mengucap-syukur, manusia yang paling bahagia di bumi. Meskipun ada
di hari-hari yang paling berat sekalipun, sukacita Tuhan merupakan enersi
kekuatan kita. Jika kita dipenuhi dengan kepenuhan Allah, kita akan berperilaku
tidak seperti orang-orang yang ada di sekitar kita. Tidak ada tempat kekuatiran
atau kepanikan dalam kehidupan orang Kristen. Iman dan kekuatiran itu tidak
bisa bersama-sama ada di tempat yang sama. Salah satunya harus pergi, dan kita
yang memilih.
Kita harus datang ke hadapan Tuhan
dengan ucapan-syukur, tetapi Tuhan tidak meminta kita menjadi orang supra-alami
yang suka kesusahan, ‘Oh, terimakasih Tuhan, mobil saya hancur.‘ Bukan! Apa
yang kita syukuri itu itu realita kehadiran-Nya. Tuhan memberi janji di Ibr.
13:5, ‘Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak
akan meninggalkan engkau.’
Samuel M. Shoemaker menuliskan, ‘Jangan berdoa agar dibebaskan dari
kesulitan. Jangan berdoa untuk membuat nyaman emosi. Berdoalah untuk melakukan
kehendak Tuhan di setiap situasi. Selain hal itu, tidak ada yang layak untuk
didoakan.’
15-Agu-2013: Crafted-Prayer (1) – Yesus meengatakan, ‘Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.’ (Mat. 21:22). Tetapi mengapa kita sepertinya hanya sedikit saja menerima jawab atas doa-doa kita? Apa Yesus bohong? Tidak! Masalahnya ada pada kita – kita tidak percaya dengan apa yag sedang kita doakan.
Cara doa yang banyak diajarkan gereja tidak berhasil. Diajarkan bahwa saat ada sesuatu yang buruk terjadi kita harus segera berdoa. Ini sepertinya beralasan dan benar, tetapi dalam tingkatan lebih dalam, apa yang dilakukan ini sesungguhnya sedang menghalangi kuasa Tuhan bekerja bagi kita. Dalam pengalaman saya di banyak gereja dan pertemanan, saya bisa melihat bahwa jika terlalu cepat berdoa, sesungguhnya sedang berdoa dalam ketidak percayaan kita. Kita sedang berdoa karena terkejut, atau trauma, akibat situasi yang sedang terjadi, dan kita sedang berdoa dalam kepanikan, kecemasan, dan sesungguhnya ‘tidak-kepedulian’.
Misalnya, jika ada anggota jemaat
gereja sakit dan didiagnosa dengan penyakit serius, itu membangkitkan rasa
belas-kasihan, dan kita langsung saja mendoakannya. Kita berdoa seperti senapan
mesin memuntahkan pelurunya, memberondong sorga dengan setiap permohonan yang
muncul di benak kita. Kita bisa membuka dengan, ‘Bapa, saya mendoakan ini.’
Kemudian, saat terlintas pikiran lain, kita segera berpindah jalur, ‘Oh, Bapa,
saya doakan yang itu.’ Saat ada keragu-raguan menyerang, kita berpindah jalur
lagi, ‘Baiklah, Tuhan, jika memang kehendak-Mu, saya mendoakan ini,’ dan
kemudian, ‘Bapa, saya berdoa agar Engkau kiranya melakukan ini.’ Karena kasih
kita kepada yang sakit, di pikiran kita muncul ingatan untuk mengingatkan Tuhan
bagaimana bernilainya si sakit bagi Tuhan, ‘Tuhan, Engkau tahu bagaimana dia
hamba-Mu yang setia.’ Tuhan sepertinya harus mengerinyitkan dahi-Nya dengan
serbuan permohonan doa dalam beberapa menit saja; dan badai doa akan
menjadi-jadi jika yang bersyafaat lebih dari satu orang. Kita bisa memaafkan
kalau seandainya Tuhan duduk dan berpikir, ‘Apa ini? Pilihan-ganda?’
14-Agu-2013: Pengantar (2) – Saya percaya Tuhan sedang membangkitkan pasukan Ester, pasukan pendoa syafaat mempelai, dan sekaranglah saat untuk meninggalkan tembok dan berdiam di ruang tahta hadirat Tuhan – di tempat rahasia kita bersama Dia. Memang sulit bagi sebagian orang untuk ‘meninggalkan’ pelayanannya dan memasuki disiplin berdiam-diri; sekaranglah saat untuk ‘meletakkan’ pelayanan agar bisa menambah kesegaran keintiman.
Janganlah kita berdoa dengan bersusah-payah,
tetapi berdoalah dengan sukacita dan perkenanan. Jangan berdoa ‘melawan’ musuh,
tetapi biarkan doa-doa yang menyenangkan kita membuat Sang Raja tergelitik turun
untuk menjumpai kita. Pengurapan Tuhan akan membuat kita bisa bersyafaat dengan
sukacita sehingga kemuliaan Tuhan memenuhi bumi. Salah satu kemuliaan Tuhan itu
ialah ‘Tuhan itu baik!’ (Ulangan
33:18-19).
Sebagai pendoa syafaat mempelai,
merupakan kesenangan dan sukacita untuk mendoakan agar kebaikan Tuhan datang
sehingga gereja-Nya belajar kalau kita sesungguhnya bisa memenangkan kejahatan
dengan kebaikan. Roh Kudus akan memberi strategi baru dalam doa dan ketekunan,
sesuatu yang mengandung ‘sukacita dan tawa’ dan penuh gairah kasih yang
membara, diselimuti penyembahan segar sebagai hasil keintiman yang lebih dalam.
Saya percaya doa ‘crafted-prayer’ ini merupakan bagian perubahan.
Mari kita berdoa agar pewahyuan akan
kasih Tuhan memenuhi hati kita sehingga kita akan sampai ke tempat kerohanian
baru yang utuh, tempat baru dimana kita bisa berjalan bersama Dia secara utuh,
dimana kita akan mengerti kalau Tuhan itu memang mengasihi kita, mempedulikan
kita, dan ada bagi kita – Tuhan mau kita berhasil. Amien!
13-Agu-2013: Pengantar (1) – Tiba saatnya melakukan doa dengan cara baru. Tetapi, doa cara baru ini sesungguhnya sudah lama; doa ini yang membuat mereka yaang setia seperti Daud dan Paulus bertumbuh. Doa ini saya, Graham Cooke, namakan doa ‘crafted-prayer’. Jenis doa yang mendatangkan sukacita karena sudah tepat mendoakan apa yang Tuhan kehendaki dan melihat jawaban Tuhan dinyatakan di depan mata. Doa ini yang bisa mentransformasi orang kehidupan Kristen, mengubah kehidupan doa yang biasa-biasa menjadi doa syafaat mempelai yang memberikan sukacita.
Saya percaya Tuhan sedang membawa
banyak orang memasuki musim keintiman baru doa mempelai. Peperangan sejati di
Keraajaan Allah itu selalu berkaitan dengan pertempuran keintiman. Sekaranglah
saat meninggalkan medan perang dan masuk ke tempat permohonan keintiman baru.
Terlalu bayak pendoa-syafaat yang keletihan dan ‘hangus’ karena terus berdoa
dengan doa-doa yang diajarkan oleh gerejanya. Kita akan belajar diubahkan
serupa Tuhan dan hakekat-Nya, serta ditransformasikan dalam cara-pikir dan
kepribadian kita. Tuhan yang akan mengajar dengan melihat jauh melampaui dunia
alami dan masuk ke dunia supra-alami sehingga memampukan kita melihat Kerajaan
Sorga terwujud di setiap kebutuhan yang ada. Tidak lagi menjadi masalah apa
yang sedang kita hadapi, kehidupan, manusia, atau bahkan musuh, sebab kita akan
mampu mendengar percakapkan di sorga dan memahami kalau Tuhan itu bekerja di
sekitar kita.
PERTANYAAN-PERTANYAAN TENTANG DOA DAN PROFETIS
12-Agu-2013:
#2 Apa pemetaan-rohani itu? Pemetaan
rohani merupakan penggabungan antara penelitian sejarah dan syafaat-profetis
dalam mengenali stronghold / orangkuat / benteng yang ada di suatu kota,
wilayah, dan bangsa. Stronghold itu adalah sistem kepercayaan (belief-system) di
luar iman yang dipercayai sebagai
kebenaran. Belief-system inilah yang seringkali mencirikan karakteristik
wilayah tertentu yang menentang kabar baik (injil) bisa diterima.
#3 Karunia
apa saja yang termasuk profetis? Ada empat karunia rohani utama yang dianggap
profetis: kata-hikmat, kata-pengetahuan, membedakan-roh, dan nubuatan.
#4 Bagaimana
tahu kalau seseorang itu sebagai pendoa syafaat-profetis? Seorang pendoa
syafaat-profetis biasanya memiliki salah satu dari empat karunia pewahyuan: kata-hikmat,
kata-pengetahuan, membedakan-roh dan nubuatan, yang berfungsi dan selalu
menyertai setiap ekspresi doanya.
#5 Ekspresi
profetis apa yang paling umum ditunjukkan? Mimpi, penglihatan, kesan, indra-profetis,
firman-rhema, nubuatan, dan lain-lain.
#6 Apa
syafaat-profetis itu? Syafaat-profetis ialah mengenali hikmat Tuhan tentang
seseorang, atau situasi, dan berdoa sepakat dengan arahan Tuhan yang
disingkapkan. Hikmat ini biasanya datang melalui empat karunia wahyu: kata-hikmat,
kata-pengetahuan, membedakan-roh dan nubuatan.
#7 Bagaimana
Syafaat-Profetis diaktifkan? – Pemimpin kelompok menyiapkan sasaran bagi team
untuk menyediakan waktu menanti-nanti Tuhan dalam mengenali hati Tuhan, dan bagaimana
mendoakannya. Cara ii seringkali bisa mengaktifkaan doa profetis mengalir.
#8 Apa
yang membuat hubungan gembala dan pendoa-syafaat tegang? – Secara umum, adanya kesan
yang salah dan salah mengerti dari keduanya. Masing-masing menilai berdasarkan
cara pandang, penilaian dan peran masing-masing, serta bagaimana keduanya bisa saling
terhubung dengan benar. Itu yang paling banyak menimbulkaan gesekan.
#9
Bagaimana seorang gembala bisa terhubung lebih baik dengan para pendoa syafaat-profetisnya?
Bersedialah membangun
hubungan dengan mereka dan belajar memahami bagaimana anggota Tubuh Kristus itu
berfungsi. Cari cara-cara yang bisa membangun jembatan untuk bisa saling memahami
dan saling menilai serta menghargai sebagai manusia. Belajar bagaimana bisa
lebih saling peka dan menghormati satu dengan yang lain.
#10 Bagaiman
doa itu bermanfaat bagi gembala? Ada hubungan yang kuat antara doa dan
pelayanan efektif. Doa merupakan kendaraan dimana Tuhan menyalurkan hikmat
bagaimana pelayanan bisa terus maju,
dan bagaimana gereja lokal dan regional bisa berkembang.
#11 Apa
beda ‘watchman’ (penjaga) dan syafaat-profetis? Semua ‘watchman’ itu orang syafaat-profetis, tetapi
tidak semua syafaat-profetis itu ‘wathcman.’ Seorang ‘watchman’ biasanya punya beban
spiritual yang relatif menetap atas apa yang Tuhan tugaskan untuk dijagai, apa
itu gereja lokal, wilayah, kota, atau bangsa. Sebaliknya, pendoa
syafaat-profetis itu berfungsi di satu atau beberapa karunia pewahyuan hanya saat
mereka bersyafaat, tetapi tidak terus-menerus terbeban untuk berdoa
menjagainya.
SAAT PESAN PROFETIS MEMICU PEPERANGAN ROHANI - Jenifer Leclaire Home
11-Agu-2013: #4 Bertahan dalam Peperangan – Bagaimana bisa melewati peperangan rohani kita? Memang dengan anugerah Allah; tetapi juga perlu mengingat akan nasihat Paulus kepada Timotius: Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni (1 Tim. 1:18). Artinya, kita terus mendeklarasikan pesan-pesan nubuatan atas hidup kita. Meskipun pesan nubuatan itu bukan Fiiman Alkitab, tetapi nubuatan yang telah diuji bisa dipakai sebagai pedang untuk melakukan peperangan dalam mematahkan serangan musuh. Sesungguhnya musuh itu tidaklah peduli dengan kita meskipun memang dia membenci kita. Tujuan musuh hanyalah mencegah agar pesan nubuatan tidak terwujud, sehingga kehendak Allah tidak bisa diwujudkan di muka bumi ini.
Jika saat ini
kita sedang ada di musim menanti dan musim berperang, bertahanlah. Daud paling
tidak 15 tahun menunggu pesan profetisnya tergenapkan untuk menjadi raja. Yusuf
menanti 13 tahun setelah mendapat mimpi baru dipromosi menjadi pangeran Mesir. Kita
mungkin tidak harus menanti selama itu untuk bisa melihat buah-buah awal pesan
profetis yang diberikan atas hidup kita. Tetapi, meskipun harus menanti lama,
jangan menyerah pada strategi musuh. Ingat kalau pertempuran itu kepunyaaan
Tuhan. Deklarasikan saja pesan profetis atas hidup kita dan terus berperang
dengan iman yang baik.
10-Agu-2013: #3 Mempersiapkan Diri untuk Peperangan – Saat kita menerima pesan profetis sejati dari Tuhan itu akan mengundang peperangan rohani. Memang kita tidak diburu ke padang gurun oleh raja yang iri, tetapi bisa saja kita diburu agar keluar gereja oleh gembala yang iri. Memang kita tidak dijual sebagai budak, tetapi bisa dikhianati oleh orang yang paling dekat. Kita mungkin tidak dituduh memperkosa tetapi dituduh dengan sesuatu yang tidak benar. Kita mungkin tidak dijeboskan ke penjara, tetapi dilempar keluar dari tempat nyaman kita.
Peperangan rohani datang dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bisa berupa anak-anak yang tidak mau taat sehingga mendatangkan masalah karena hidupnya yang menyimpang dari kebenaran. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada melihat anak-anak yang hidupnya berantakan. Peperangan bisa berupa tekanan karena keuangan. Kadang-kadang terjadi peperangan dalam pikiran sehingga kita memakan umpan musuh, apa itu keletihan, depresi, kebingungan ataupun yang lainnya.
Saat kita menerima pesan profetis yang kuat dan tajam itu akan membawa kita memasuki peperangan luarbiasa. Ini bisa membutuhkan waktu bulanan atau tahunan untuk melawan kontrol roh agamawi, misalnya, yang mencoba menghancurkan kehidupan dan pelayanan. Belum lagi kalau disertai dengan serangan ganda yang menyerang orang yang kita kasihi. Peperangan bisa brutal, tetapi pada akhirnya kita bisa melihat buah-buah dari pesan nubuatan yang diberikan beberapa bulan atau tahun yang sebelumnya.
09-Agu-2013: #2 Menghadapi Goliat Kita – Daud dan Yusuf merupakan dua orang di alkitab yang menerima konsekwensi dari pesan profetis yang diberikan. Daud dinubuatkan menjadi raja dan diurapi Samuel di tengah-tengah saudaranya (1 Sam. 16:13). Tetapi dia kembali lagi ke pekerjaannya sebelum nubuatan. Sesungguhnya dia bisa segera diminta pergi dari rumahnya dan ditugaskan menjadi pembawa senjata raja Saul. Kemudian dia menghadapi pertempuran besarnya dengan raksasa Goliat.
Kita tahu
kisahnya. Saat Daud telah mengalahkan Goliat dengan cara-cara yang tidak lazim,
Saul menjadi iri dan mencoba membunuhnya. Daud melarikan diri ke padang gurun
memasuki segala jenis bahaya sewaktu pasukan Saul memburunya. Isteri-isteriya
ditangkap. Pengikutnya menentangnya. Mazmur-mazmur Daud menyingkapkan emosi
seseorang yang sedang menghadapi peperang untuk menjadikan kenyataan destiny
profetisnya.
Yusuf
memperoleh dua pesan profetis melalui mimpi saat masih belasan tahun. Keduanya
mimpinya menunjukkan kalau dia akan memerintah atas saudara-saudaranya. Saat
dia menyadaari hal iitu, mulailah ada peperangan. Saudara-saudara Yusuf
melemparkan dia ke sumur dan kemudian menjualnya sebagai budak. Dia dituduh mau
memperkosa isteri Potifar dan dimasukkan ke penjara.08-Agu-2013: #1 Memahami Makna Pesan Nubuatan – Saat masih baru di dalam Tuhan, saat ada antrian untuk didoakan gembalanya, seseorang mengharap gembalanya akan memberi pesan profetis khusus kepadanya. Atau, saat ada pembicara seorang nabi di gerejanya, mereka mengharap akan dipanggil keluar tempat duduk dan menerima nubuatan. Tetapi semakin dewasa seseorang dalam Tuhan hal-ha yang demikian itu tidak lagi teraau diharapkan.
Setelah belajar mengenali suara Roh Kudus bagi diri sendiri, seseorang akan menyadari kalau dia tidak membutuhkan seorang nabi untuk berbicara – dan menengking penguasa dan kuasa jahat – agar tahu langkah berikut apa yang harus dilakukan dalam meresponi panggilan hidupnya. Dan segera seseorang akan menyadari adanya suatu pola: pesan profetis atau nubuatan akan memicu peperangan rohani.
Pesan profetis itu pemberitahuan Allah akan kehendak khusus-Nya bagi kita. Pesan yang membangun, menasihati, dan menghibur tidak membuat banyak iblis tergelitik; tetapi nubuatan yang sifatnya memberi arahan atau petunjuk atau kata-kata penyingkapan untuk tugas-tugas, panggilan atau destiny akan memberi agenda baru bagi musuh.
Dengan kata lain, begitu musuh tahu kalau seseorang menerima pesan profetis ke mana Tuhan ingin membawanya, mereka segera mempersiapkan diri untuk memasang jerat di sepanjang jalan yang akan dilewati – apa itu sebagai seorang Yudas yang akan mengkhianati, sakit-penyakit untuk memperlambat jalannya, masalah keuangan untuk memaksanya keluar, masalah hubungan, atau sekedar situasi yang menekan yang bisa membuatnya melupakan semua pesan nubuatan yang diterima dan memadamkan api gairah pribadi.
07-Agu-2013: #7 Roh Sombong (3) –
3- Kehilangan Rasa Takut akan Tuhan: Gereja
ini tidak lagi gemetar di hadapan Tuhan yang benar. Tidak tampak adanya
penyesalan akan kegagalannya. Yesus memperingatkan mereka dengan memberi tiga
motif untuk bertobat: kasih-Nya, teguran-Nya, dan tongkat hajaran-Nya. Tiga hal
ini yang bisa memberi motivasi untuk mengembalikan gereja ini ke jalurnya
kembali.
4-Kehilangan Persekutuan: Yesus berdiri dan mengetok di luar pintu
gereja. pintu tertutup bagi Yesus. Yesus bukan lagi pusat segala hal. Gereja
tidak punya landasan hubungan dengan gereja lain karena Yesus Kristus-lah sebagai
satu-satunya dasar hubungan yang sama di gereja. Tanpa Dia, gereja bisa
bersama-sama tetapi tanpa ada kesatuan yang sesungguhnya! ‘Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami
beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami.
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus
Kristus.’ (1 Yoh. 1:3). ‘Tetapi jika
kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita
beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa.’ (1 Yoh. 1:7).
Kehadiran Yesus Kristus merupakan dasar semua persekutuan sejati, tetapi saat
ini terlalu banyak gereja yang telah menutup pintu bagi Yesus.
Janji dan Pengharapan Tuhan: Yesus terus mengetuk, mengharap ada
seseorang di gereja yang mau membukakan pintu bagi-Nya. Jika itu terjadi, di akan
terjadi pemulihaan kebangunan dan persekutuan di gereja. Saat kita menyambut Yesus,
Dia menjanjikan akan duduk bersama di meja. Kita bisa berbagi kemuliaan-Nya
untuk memerintah! Jadi, marilah kita menyalakan api dan terbakar bagi Dia,
sampai Dia datang dan terbakar bersama-sama dalam kemuliaan-Nya!
06-Agu-2013: #7 Roh Sombong (2) – Kehilangan Iman: Gereja Laodikia telah mencoba untuk mampu mencukupkan-diri. Mereka membanggakan kekayaan, bertambahnya barang-barang, dan tidak membutuhkan apa-apa lagi, bahkan juga tidak membutuhkan Tuhan. Mereka terkutuk oleh kekayaannya.
Saat Thomas Aquinas mengunjungi Vatican, Paus membawanya melewati lorong
besar dan kubah yang dihiasi dengan permata dan emas. Paulus berkomentar, ‘Kita tidak lagi berkata, ‘Emas dan perak
aku tidak punya.’’ Aquinas membalas, ‘Juga
tidak mengatakan lagi, ‘Dalam nama Yesus, bangkit dan berjalanlah!’’
Jangkauan gereja haruslah melebihi apa yang telah diraihnya. Visi yang
tidak pernah mengembang harus ditempa. Tantangan yang kita ambil haruslah di
luar jangkauan sumberdaya kita, sehingga sandaran dan iman kita tetap pada
Tuhan. Impian dan rencana kita harus sebesar ukuran Tuhan.
Saat Tuhan memberkati dengan keuangan, gereja haruslah memberi ke misi
lebih lagi, membangun gedung yang dibutuhkan, menambah pekerja, dan punya iman
untuk meregangkan sumberdaya tersebut sampai ke batasnya.
Sayangnya, gereja Laodikia tidak melihat realita mereka yang sesungguhnya.
Tuhan mengatakan kalau mereka itu ‘melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang’ – mereka sangat menyedihkan dalam pandangan Tuhan: tanpa kekayaan
dan buta rohani. Tuhan melihat keadaan mereka yang sesungguhnya: bangkrut
rohani!
05-Agu-2013: #7 Roh Sombong (1) – (Wahyu 3:14–17, 21) Laodikia kota yang kaya dan makmur. Begitu kaya sehingga saat gempa bumi menghancurkannya mereka tidak membutuhkan bantuan dari luar untuk membangun kembali. Kota yang dibangun dari reruntuhan dengan sumber daya sendiri.
Kota dikenal dengan wool hitam gelapnya, pusat wool halus. Kota juga dikenal karena sekolah kedokterannya, yang menghasilkan dua obat terkenal untuk pengobatan mata dan telinga. Singkatnya, kota ini penuh kebanggaan dan kesombongan.
Tetapi gereja di Laodikia jatuh ke hal yang biasa-biasa saja. Tuhan Yesus sendiri membuat keputusan untuk gereja ini sebagai gereja suam-suam yang memuakan! Apa yang terjadi dengan gereja ini sehingga menjadi gereja yang biasa-biasa saja?
1-Hilang Kegigihannya: Menyedihkan, gereja ini menunjukkan keadaan kebanyakan gereja saat ini. Tidak terlalu dingin ... tidak terlalu panas. Tidak terlalu jelek ... tidak terlalu tidak-setia. Gereja Laodikia merupakan gereja biasa yang hangat tetapi tanpa api. Jika ditanya tentang pelayanan mereka mengatakan, ‘Kami memiliki pelayanan sendiri.’
Yesus muak dengan pelayanan yang biasa-biasa. Dia ingin gereja yang sedingin laut Artik atau sepanas padang gurun Sahara. Di pelayanan Tuhan tidak ada tempat bagi yang hanya sekedarnya.
Elia mengenali kebutuhan komitmen ini saat dia menantang orang Israel di kontes nabi Baal. Elia berteriak ke kerumunan orang, ‘Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia!’ Berdiri di tengah itu bukan pilihan.
Gereja yang puas-diri itu mengecewakan Yesus! Laodikia telah kehilangan api kasihnya kepada Yesus dan kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Mezbah api doa dibutuhkan untuk menyalakan kembali. Berminggu-minggu terjadi hal yang biasa-biasa. Membutuhkan doa!
04-Agu-2013: #6 Roh Rendah-Diri (2) – Gereja di Filadelfia dalam resiko diambil alih oleh roh rendah-diri ini. Jika gereja tersebut pernah menjadi soko-guru di kerajaan, dan mau mempertahankannya, maka mereka harus mengatasi roh ini.
Firman menunjukkan kalau gereja itu merupakan kumpulan umat percaya yang
berkemenangan dimana gerbang neraka pun tidak sanggup menahannya (Mat. 16:18). Dalam
doa untuk gereja di Ef. 3:14–21 Paulus mengakhirinya dengan kata-kata ‘Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh
lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata
dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat
dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya.’
Sayangnya, justru didalam gereja Yesus kehilangan kemampuan Ilahi-Nya,
tenaga-Nya, dan kemuliaan-Nya. Jawab terhadap kerendahan-diri kita ialah superioritas
atau keunggulan Kristus! Ini bukan dengan cara melakukan kerja atau pelayanan lebih
keras atau lebih banyak, tetapi mempercayakan seluruhnya kepada karya sempurna
yang telah digenapkan-Nya.
Gereja Filadelfia punya kekuatan tidak seberapa. Budaya Yunani, perdagangan
internasional dan beragam agama mendominasi mereka. Di masyarakatnya ada dewi
kafir Dionysus yang disembah; dewi anggur Yunani ini yang dipercayai telah
menginspirasi ritual kegilaan dan ekstasi. Kota juga merupakan pusat
penyembahan Yahudi ortodoks.
Gereja kecil ini bisa saja menyerah pada tekanan yang ada di sekitarnya. Tetaapi
mereka tetap bertahan! Sejarah mencatat hampir 1400 tahun kota tetap berdiri
tegak sebagai kota Kristen meskipun mendapat tekanan Muslim. Hanya oleh kekuatan
militer tidak kudus Byzantium dan Muslim, setelah mereka bertahan dengan berani
selama berabad-abad, akhirnya kota bisa ditumbangkan.
Bagaimana gereja ini menang atas kerendahan-diri dan punya pelayanan yang
bertahan selama 1400 tahun? Mereka belajar mengenal Tuhan Yang Memberi Peluang (Why.
3:7–8). Ketaatan selalu menuntun ke peluang! Tuhan menjanjikan kunci Daud
kepada gereja ini. Dengan perkenanan Tuhan dan menggantungkan diri pada
superioritas Tuhan, tidak ada sesuatu pun yang bisa menghentikan umat percaya!
03-Agu-2013: #6 Roh Rendah-Diri (1) – (Wahyu 3:7–8, 12) Banyak kali gembala dengan sikap mempertahan-diri mengatakan kalau gerejanya hanya gereja kecil ... Nada ucapannya menunjukkan kelemahan dan ketidak-mampuannya. Tetapi di kerajaan Allah itu tidak ada ‘kecil’ ataupun ‘tidak berarti’!
Di pihak lain ada gereja yang mengira kalau mereka punya semua jawaban, dan
dengan senang menunjukkan kondisi gerejanya dengan statistik dan angka-angka,
tetapi merasa puas dengan usahanya yang biasa-biasa saja, asal mereka bisa
menunjukkan kalau gerejanya dikenal dan diakui.
Tuhan berurusan keras dengan gereja-gereja yang demikian seperti yang ditunjukkan
di Wahyu 3:10-12.
Terlalu banyak gereja dan individu memakai apa yang dianggap kelemahan
mereka sebagai dalih untuk tidak mau melangkah maju demi Kristus. Kata-kata dan
pernyataan murahan yang mereka ajukan itu asing sebagai gambaran gereja di
Perjanjian Baru. Sikap yang seperti itu bukan hanya salah dan melukai tetapi
pada dasarnya karena dirasuk roh jahat. Ini merupakan kubu rendah-diri,
mengasihani diri-sendiri, dan kelemahan. Musuh telah menipu mereka dengan
mengira kalau sikap yang ditunjukkan itu sikap kelembutan dan kerendahan-hati.
Kerendahan-hati palsu ini melemahkan kerajaan Allah, melumpuhkan perkembangan
Inil, dan menghina Roh Kudus.
02-Agu-2013: #5 Roh Tradisi – TANDA GEREJA YANG MATI (3) –
3-Meninggikan Reputasi di atas Realita: Sardis itu
gereja yang sibuk bekerja dengan nama baik – tetapi ada kematian di atasnya.
Suatu organisasi, bukan organisme yang hidup. Sedihnya, gereja Sardis begitu
terbelenggu dengan reputasinya sehingga tidak menyadari kalau dirinya sudah
mati.
Pergi ke gereja itu baik, jika menemukan Tuhan di dalamnya. Penyembahan itu
baik, jika bisa menghadirkan Tuhan. Memberi persembahan itu baik jika kita
sudah mempersembahkan diri kita terlebih dahulu. Doa itu baik, tetapi jika ada
ketidak-benaran di hati kita Tuhan tidak akan mendengarkan. Bentuk dan formalitas
dan kekuatan itu membawa kematian bagi gereja. Itu sama dengan toko buah yang
dipasangi poster-poster buah segar yang menyembunyikan buah yang kosong di
dalamnya.
4-Menambah Jumlah Orang Tanpa Menumbuhkan:
Surat ke Sardis menunjukkan bahwa orang-orang Kristen yang hidup di gereja
Sardis sedang sekarat di lingkungan yang dingin. Gereja seharusnya menawarkan
pelayanan yang bisa mendorong anggotanya bertumbuh di dalam Tuhan.
5-Pelayanan dan Pekerjaan yang tidak
sempurna: Memulai suatu program atau penjangkauan
baru itu gampang; tetapi untuk menjadikannya berhasil jauh lebih sulit. Gereja
yang mati merupakan kuburan, baik untuk tujuan yang tidak terwujudkan maupun program-program
yang setengah matang. Pola yang ada merupakan bukti kalau gereja sudah
menyimpang dari Tuhan dan duduk diam membelakangi-Nya. Gereja yang berjalan
mundur ditakdirkan untuk mati.
6-Melepaskan
Diri dari Kematian!: Untuk menyingkirkan roh agama dari
gereja kepemimpinan harus berkumpul bersama dan bertobat atas kematian karena agamawi.
Mereka bersama-sama mengakui kalau kerajaan Yesus sedang datang, dan akan ada
perhitungan dengan apa yang telah dicapai dalam nama-Nya. Walaupun begitu di
hampir setiap gereja yang mati masih ditemukan sedikit umat percaya yang hidup
berkemenangan dan rindu hidup dalam Tuhan. Kelompok orang ini harus diangkat
dan didorong. Tinggallah bersama kerumunan pemenang! Akhirnya, usir kesombongan
agamawi yang mencekik gereja kita. Tolak sikap yang mengasihi agama dan
perintah-perintahnya serta reputasinya, dan jatuh cintalah kepada Yesus.
Pastikan bertekad untuk mendengarkan suara Roh Kudus dalam semua
pengambilan-keputusan berkenaan dengan gereja, dan sampaikan Firman-Nya yang
meluruskan, memerintah, dan berkuasa melalui mimbar.
01-Agu-2013: #5 Roh Tradisi – TANDA GEREJA YANG MATI (2) – Gereja yang mati itu menunjukkan beberapa tanda yang mudah diketahui.
1-Mengesampingkan Roh Kudus: jika karya Allah yang sempurna tidak dipegang erat di suatu gereja, sesungguhnya gereja itu sedang menuju ke kuburannya. Yesus mengatakan kalau gereja Sardis memiliki roh agamawi dan tidak punya Roh Allah. Roh Kudus tidak bisa diatur atau dikontrol oleh tradisi agamawi atau preferensi arau pilihan! Yoh. 3:8 menuliskan bahwa angin bertiup ke mana ia mau ... demikian juga tiap-tiap orang yang lahir dari Roh (Yoh. 3:8).
2-Kurangnya Kepemimpinan Ilahi: Tujuh bintang yang disebutkan di Wahyu 3 menunjuk pada pembawa-berita atau gembala di tujuh gereja yang disebutkan. Apa yang dibutuhkan gereja Sardis ialah seorang pemimpin yang dipanggil oleh Allah untuk melayani Dia dengan sepenuh hati. Hari ini banyak gereja gagal menemukan pemimpin yang memang dari Allah. Jika gereja memilih gembala berdasarkan reputasi, resume, penampilan fisik, atau rekomendasi, pada akhirnya mereka baru sadar kalau telah melakukan kesalahan besar. Seberapa besar kita menganggap latar-belakang itu penting, sebesar itu pula kita harus meneliti buah yang dihasilkan dari kehidupan orang tersebut serta bagaimana kehidupan kesehariannya bersama Roh Kudus. Yang luaran itu memang tidak terlalu dipermasalahkan dibandingkan dengan yang supra-alami. Mempekerjakan hanya berdasarkan fakta yang di kulit akan mengakibatkan masa-jabatan pemimpin yang pendek, bersinar sejenak, atau kebangkrutan moralitas.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus
Langganan:
Postingan (Atom)