Rabu, 21 April 2010

The Finest Wheat

20 November  2010

Mulai blog hari ini, 19 November 2010, seri artikel Terobosan Keuangan God Victorious Army oleh Morris Cerullo kami ganti dengan seri artikel The Finest of The Wheat oleh Watchman Nee. Artikel-artikel ini merupakan petikan pilihan karya Watchman Nee yang merupakan fondasi kokoh kekristenan, yang walaupun sudah diterbitkan sejak tahun 1992 tetapi yang nilai kebenarannya belum banyak dipahami dan dipraktekkan oleh sebagian besar umat percaya.
Penyadur


MEMPELAJARI FIRMAN TUHAN----------------------Home
SYARAT UNTUK BISA MEMPELAJARI FIRMAN ALLAH YAHWE

(Dalam artikel-artikel di blog ini dipakai kata ‘Allah Yahwe’ atau ‘Allah Yehova’ untuk menggantikan kata ‘Allah’ sehingga langsung bisa membedakannya dengan Allah-Allah atau illah-illah lain. – Penyadur).
Untuk bisa mempelajari Alkitab ada satu hal penting yang perlu diperhatikan: orang dan metode atau cara belajarnya harus benar. Sesungguhnya hanya orang benar yang bisa memakai metode yang benar. Metode memang sangat berarti karena tanpa itu sulit menguasai apa yang dipelajari. Tetapi manusianya sendiri yang harus sudah ditransformasi terlebih dahulu sebelum mampu belajar dengan baik. Mereka yang percaya kalau hanya sedikit orang saja yang mampu memahami Alkitab sama salahnya dengan mereka berangggapan hanya orang yang qualified saja yang mampu. Yang benar adalah hanya ada sekelompok orang tertentu yang sesungguhnya bisa mempelajari Alkitab. Jika kita tidak termasuk kelompok itu kita tidak akan mampu mempelajari Firman dengan baik. Itulah karena itu banyak orang yang berpegang pada metode. Tetapi jika manusianya sendiri tidak benar maka tidak akan ada satu metode pun yang akan berhasil; tetapi jika orangnya benar, semua metode yang baik bisa dipakai. Kita memang akan memakai metode tetapi itu bukan yang diprioritaskan. Manusianya yang harus dijadikan yang terutama.

Tiga Prasyarat untuk Mempelajari Firman TUHAN
ROHANI
“Perkataan-perkataan yang Kukatakan ... adalah roh”
Sekali waktu Tuhan Yesus berkata: “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh” (Yohanes 6.63). Jadi, apa yang tertulis di Alkitab itu bukan sekedar kata-kata, juga bukan rangkaian huruf, tetapi roh. Kita tidak boleh lupa yang Tuhan deklarasikan: “Allah Yahwe itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh” (Yohanes 4.24). Dia sedang mengatakan adanya prinsip dasar: jika seseorang tidak melatih rohnya, dia tidak akan mampu menjamah Allah Yahwe. Karena Allah Yahwe itu Roh, kita tidak akan bisa menyembah Dia kecuali dalam roh. Jika kita mencoba memakai yang bukan roh untuk terhubung dengan Dia, kita akan gagal untuk menyembah Dia. Kita tidak bisa menyembah Dia dengan pikiran maupun perasaan, atau kemauan. “Kemauan-menyembah” (Kol. 2.23) tidak punya nilai apa-apa. Karena Allah Yahwe itu Roh, Dia harus disembah dalam roh. Prinsip fundamental yang sama juga yang mendasari pernyataan Tuhan di Yohanes 6: “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh.” Karena perkataan Tuhan itu roh maka harus dibaca dalam roh. Dengan kata lain, hal-hal yang rohani hanya dapat disentuh dengan yang roh.
Alkitab yang kita miliki itu lebih dari sekedar kata-kata yang tercetak di atas kertas. Apa yang tertulis itu pada hakekatnya adalah roh. Jadi siapa pun yang bermaksud ingin membaca untuk memahami kitab ini harus menggunakan roh mereka. Tidak ada cara lain. Tentu, roh yang kita maksudkan adalah roh orang yang telah di-regenerasi-kan, yang sudah di-lahir-baru-kan, yang sudah melewati kematian ke kehidupan. Karena tidak setiap orang memiliki roh yang demikian maka tidak setiap orang bisa memahami Alkitab. Hanya mereka yang mempunyai roh yang demikian yang mampu mempelajari Firman. Roh tersebutlah yang bisa dipakai baik untuk membaca Alkitab maupun untuk menyembah Allah Yahwe.
Setelah seseorang menjadi orang Kristen dia harus mengenal hal-hal yang rohani. Tetapi mengapa banyak dari mereka yang masih tidak tahu? Mereka sudah lahir baru tetapi belum berarti mereka itu orang-orang rohani. Di 1 Korintus 2 dan 3 Paulus lebih menekankan pada yang “rohani” dan bukannya pada “roh”. Yohanes menekankannya pada “roh” sementara Paulus pada “rohani”. Manusia tidak cukup hanya memiliki roh yang hidup karena lahir baru, tetapi juga harus dikuasai oleh roh itu. Untuk bisa mempelajai Firman perlu memiliki roh yang demikian; tidak ada cara lain. Tetapi dengan memiliki roh tersebut haruslah hidup dengan prinsip-prinsipnya, berjalan menurut bimbingan roh, dan menjadi manusi rohani; kalau tidak, tetap tidak akan berhasil untuk mempelajari Firman yang hidup ini. 
(disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari The Finest of The Wheat oleh Watchman Nee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar