Senin, 20 September 2010

Sejarah Gereja

----Home
Sejarah Gereja
AWAL KEJATUHAN GEREJA
UNTUK MEMASUKI JAMAN KEGELAPAN GEREJA

PENGHANCURAN YERUSALEM PADA AD 70
Selama tahun AD 70 kaisar Romawi mengirim pasukan untuk mereda pemberontakan orang Yahudi di wilayah Yerusalem. Kota yang berkubu direbut dan baitnya dihancurkan. Dengan kejadian ini menunjukkan perbedaan yang besar antara Kekristenan dengan Yudaisme, antara orang Kristen dan orang Yahudi. Sampai sebelum kejadian itu dunia melihat kalau orang Kristen itu bagian dari agama Yahudi; keduanya sama-sama mempercayai Allah Yehova yang sama. Selama 40 tahun Gereja dipandang sebagai bagian Yudaisme. Tetapi dengan penghancuran tersebut Israel yang telah 13 abad memerintah sebagabi suatu bangsa, dihancurkan.
Pusat agama mereka di Yerusalem, dan bait-baitnya dihancurkan, dan orang-orang Yahudi kalau tidak dibunuh ya terpencar ke seluruh kekaisaran Romawi. Sejarahwan Yahudi, Josephus, mencatat ada 1,1 juta orang Yahudi tewas di dalam kota, sementara 257.660 yang lain di bunuh di wilayah sekitarnya, dan 9.700 lagi ditawan. Mereka yang berumur di atas 17 tahun dikerja-paksakan ke Mesir, tetapi hampir semuanya diserakkan ke provinsi-provinsi di seluruh Romawi untuk dibunuh dengan pedang atau dengan binatang-binatang buas sewaktu mereka dipaksa menghadapinya sebagai gladiator di amphi-amphitheater mereka.

NUBUAT YESUS DIGENAPI
Ribuan orang Kristen yang ada di Yerusalem percaya kalau nubuatan Yesus tentang kota Yerusalem sedang digenapkan, dan dari nubuatan itu mereka tahu apa yang harus dilakukan. Yesus bernubuat mereka harus segera melarikan diri dari kota. Dalam komentarnya Adam Clarke menuliskan, “Sangat mengherankan bahwa tidak ada satu orang Kristen pun di Yerusalem pada peristiwa itu yang binasa.” Kesempatan untuk melarikan diri itu terbuka saat kepemimpinan Romawi ada dalam kebingungan seelah ada transisi perubahan yang terjadi akibat persitiwa tersebut. Sementara pasukan Romawi di tarik dari sekitar Yerusalem, saat Allah Yehova memberi penundaan secara ilahi, semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus segera lari ke Pella dan tempat-tempat lain di seberang sungai Yordan.
Selama penghancuran Yerusalem dan bait dibakar, menyebabkan emas yang ada meleleh dan mengalir melalui dinding ke bagian bawah, serta masuk di antara balok-balok fondasi bangunan. Karena tentara membongkar batu dan tembok bangunan untuk mengambil logam mulianya, tidak ada satu batu pun yang tidak disingkirkan. Ini menggenapkan nubuatan yang Yesus berikan di Matius 24:2. Ini menyatakan fakta bahwa pusat atau markas besar Allah Yehova itu tidak lagi Hukum Taurat dan tabernakel Musa, atau di bait besar yang dibuat dari batu dan logam mulia, tetapi sekarang ada di Gereja-Nya.
Kejatuhan Yerusalem di AD 70 merupakan peristiwa yang sangat berarti bagi bangsa Yahudi, Gereja, dan penggenapan nubuatan. Peristiwa tersebut telah memisahkan, untuk selamanya, antara Kekristenan dengan Yudaisme. Ini merupakan langkah berikut dalam penggenapan tujuan Reformasi Pertama (BC 4 sampai AD 313) untuk menegakkan Gereja Kristus. Gereja sekarang adalah umat pilihan dan bangsa yang kudus Allah Yehova yang warganegaranya dibangun bersama untuk tempat tinggal Allah Yehova melalui Roh Kudus. Markas Besar Allah Yehova sekarang ada di bangunan Gereja. Tubuh Allah Yehova untuk mengekspresikan dan menyatakan kehendak-Nya di bumi sekarang adalah Tubuh Kristus secara korporat/bersama, Gereja. Selama Reformasi Pertama, Yesus menggenapkan Hukum Taurat dan nubuatan-nubuatan para nabi berkenaan dengan kedatangan Mesias Israel dan Penebus umat manusia. Kota Yerusalem natural yang lama sudah dihancurkan, dan Yerusalem yang baru, yang Sorgawi ditegakkan. Bait yang melambangkan Tabernakel Musa dimana Allah Yehova akan tinggal dan menemui umat-Nya disingkirkan. Sekarang Gereja adalah bait Allah Yehova dimana Dia tinggal dan menemui umat-Nya. Pemerintahan Israel disingkirkan, dan mereka bukan lagi bangsa Allah Yehova di dumi, tetapi sekarang Gereja yang merupakan bangsa kudus Allah Yehova, imamat rajani-Nya, dan umat kepunyaan-Nya Sendiri.

AWAL KEJATUHAN BESAR
Romawi menganggap kalau orang-orang Kristen itu hanya salah satu dari sekte yang ada di agama Yudaisme, karena itu mereka memberi toleransi sedemikian rupa, sampai terjadi penghacuran Yerusalem. Di saat itu mereka baru mengetahui kalau Kekristenan itu sebagai kelompok yang terpisah dan berdiri sendiri, tanpa ada hukum yang melindungi orang-orang Krsiten dari para musuhnya. Selama tahun-tahun penganiayaan besar Kekristenan (AD 100 sampai AD 313), agama Kristen dilarang di kekaisaran Romawi, dan para pengikutnya dicabut perlindungan hukumnya. Orang-orang Kristen tidak punya lagi hak kewarganegaraan. Penganiayaan tidak menghalangi Gereja untuk bertumbuh dan ditegakkan di seluruh dunia. Rasul Paulus mendeklarasikan bahwa mereka harus membawa Injil ke setiap orang yang ada di bawah matahari. Selama masa aniaya besar Gereja tetap menjagai perintah aslinya, semua dasar iman, dan pelayanan supraalaminya. Gereja terus memanifestasikan semua kuasa Roh Kudus dan menghidupi kehidupan Kristus.

PENGANIAYAAN BESAR TERAKHIR
Yang terakhir, yang paling sistimatis dan paling mengerikan dari serangkaian penganiayaan, terjadi selama pemerintahan kaisar Diocletian dan penerusnya, dari AD 303 sampai AD 310 – tujuh tahun aniaya dan kesengsaraan besar. (Orang-orang Kristensaat itu sepenuhnya percaya kalau dia sebagai antkris yang disebutkan di kitab Wahyu). Serangkaian maklumat dikeluarkan untuk membakar setiap Alkitab yang ada, dan semua gereja yang ada di wilayah kekaisaran dirobohkan, dan semua yang tidak mau meninggalkan agama Kristen akan kehilangan kewarhanegaraannya dan di luar perlindungan hukum. (Selama 50 tahun terakhir sebelum penganiayaan banyak pegawai pemerintahan Romawi dan orang-orang Romawi yang menjadi Kristen). Dalam peganiayaan ini di beberapa tempat, sementara orang-orang Kristen dikumpulkan, gerejanya dibakar dengan mereka ada di dalamnya. Disebutkan kaisar Diocletian mendirikan sebuah tugu yang bertuliskan, “Untuk menghormati pemusnahan klenik Kristen.” Tokh begitu, dalam waktu sepuluh tahun, Kekristenan bisa diterima lagi dan orang-orang Kristen diijinkan menjadi warganegara. Dalam 70 tahun, Kekristenan menjadi agama resmi kaisar, dewan, dan kekaisaran Romawi.

BERPINDAHNYA GEREJA DARI GEREJA SIPIRTUAL KE GEREJA STRUKTURAL
Di AD 313 kaisar Konstantin mengeluarkan Maklumat Milan yang menyatakan KeKkistenan diakui, penyembahannya dimasukkan ke undang-undang, dan semua penganiayaan berhenti. Maklumat ini tidak akan diganti sementara masih ada kekaisaran Romawi. Semua ini terjadi karena Konstantin mendapat suatu penglihatan menjelang matahari akan tenggelam. Saat itu dia melihat di langit ada penglihatan sebuah salib dengan kata-kata, “Dengan lambang ini, taklukkan.” Dia memutuskan untuk berperang di bawah panji Kekristenan, dan memenangkan peperangan di Mivlian Bridge, yang ada di luar Roma pada 28 Oktober, AD 312. Konstantin mulai memberi keistimewaan kpada orang-orang Kristen di berbagai hal. Dia mengisi kepala-kepala kantor dengan mereka, membebaskan pelayan-pelayan Kristen dari pajak dan wajib militer, dan mendorong serta membantu pembangunan gereja-gereja. Konstantin menjadikan Kekristenan agama pemerintahan, dan menganjurkan agar semua orang di wilayhnay memeluk Kekristenan.
Konstantin mendorong para pemilihnya menjadi Kristen. Tetapi, 70 tahun kemudian, kaisar Theodosius anjuran Konstantin dijadikan suatu kewajiban, dan menjadikan Kekristenan menjadi agama negara kekaisaran Romawi. Dekritnya memaksa seluruh kekaisaran Romawi tunduk secara resmi dan harus menerima Kekristenan agar kewarganegaraannya tetap bisa dipertahankan, tetap bekerja, dan tetap bisa melakukan bisnisnya. Ini merupakan ledakan terakhir yang menghancurkan keunggulan kerohanian Gereja mula-mula, yang mengajarkan bahwa pertobatan pribadi itu terjadi karena ada tempelakkan Roh Kudus akan dosa-dosa mereka dan mempercayai Injil, baru menjadi Kristen. Pertobatan yang sukarela dan dengan ditandai adanya perubahan sejati dalam hati dan kehidupan. Kristus telah merancang Reformasi Gereja Pertama untuk menaklukkan secara rohani murni dengan sarana supralami.
Bukan dengan menekan agama-agama lain dan melarang penyembahan berhala. Di bawah dekrit Kaisar, tempat-tempat penyembahan berhala dirobohkan, banyak darah yang dicurahkan di antara para imam dan penyembah berhala. (Sesuatu yang sangat berbalikan dengan apa yang dilakukan Gereja satu abad sebelumnya!) Roh militer buatan manusia Imperial Romawi telah memasuki Gereja. Dalam kondisi yang seperti ini kelihatannya Kekristenan sepertinya sudah memenaklukkan seluruh kekaisaran Romawi, tetapi sesungguhnya ini yang menjadikan Gereja ada di bawah bayang-bayang mereka, kekaisaran Romawi telah menaklukkan kerohanian Gereja!

BERKAT DAN IKATAN YANG TERJADI DI MASA TRANSISI
Popularitas dan kedudukan politik struktur Gereja nulai menggerogoti kerohanian Gereja seperti yang disingkapkan dalam kitab Kisah Para Rasul. Penerimaan dan dominasi politik Kekristenan akan memperkokoh struktur Gereja. Memang dalam masa ini dunia juga diberkati secara fisik, moral, dan kehidupan sosialnya. Perbudakan, perkelahian gladiator, dan pembunuhan anak-anak yang tidak dikehendaki / aborsi, dihapuskan. Penyaliban sebagai bentuk eksekusi hukuman di hapuskan dengan adanya Kristenisasi kekaisaran Romawi. Banyak pelayanan masyarakat emanusiaan didirikan oleh negara melalui pengaruh Gereja. Meskipun begitu, saat kerohanian Gereja terkontrol di hari-hari kerasulan, kebutuhan kemanusiaan dipenuhi oleh Gereja tanpa campur-tangan dan kontrol pemerintah.
Gereja memasuki kemerosotan dan kejatuhan besarnya. Reformasi Gereja Pertama berakhir, dan dimulailah deformasi/kecacatan/kemerosotan Gereja. Oleh karena itu, Gereja yang telah melewati masa pemeliharaan dan ekspansinya selama masa penganiayaan menjadi Gereja yang memiliki kelimpahan politik dan kepopuleran, yang mana ini akan membawanya menurun dan merosot. Kerohanian Gereja memudar dan tidak jelas lagi, dan struktur Gereja mulai mendominasi sampai awal Reformasi Kedua Gereja sekitar 1.200 tahun yang lalu.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari The Beginning of the Great Falling Away oleh Bill Hamon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar