Kamis, 02 Mei 2013

Devosi April 2013

7-SIKAP PEMIMPIN MENGHADAPI KRISIS - John Maxwell       Home
2-Mei-2013: # 4 Sederhanakan Situasinya – Di saat-saat krisis, emosi akan meningkat tinggi dan keadaan sekitar sepertinya juga menekan. Untuk bisa membuat keputusan dengan kepala dingin seorang pemimpin harus melangkah mundur dari peristiwa yang sedang terjadi untuk bisa menetapkan aspek-aspek situasi yang memang sudah tidak bisa diperbaiki lagi, dan mengenal permasalahan utamanya. Ini yang akan dipakai sebagai tiang pancang untuk bergerak maju. Selama krisis, untuk sementara kita bisa menarik diri dari segala sesuatu agar bisa menetapkan hal-hal yang paling penting. Kita bisa mengumpulkan para pemimpin inti, mengumpulkan masukan dari mereka, dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan menuliskan di kertas permasalahan utamanya akan membantu dalam memikirkan krisis yang sedang terjadi dengan tetap fokus meskipun ada di tengah-tengah kekacauan.

1-Mei-2013: # 3 Beri Dorongan/Jaminan – Tempat untuk bisa menangani krisis itu bukanlah di belakang meja tetapi di depan mereka yang sedang menghadapi krisis. Kehadiran seorang pemimpin selama krisis akan memberi inspirasi rasa-percaya, dan memberi rasa aman kepada orang lain. Tentunya kemampuan pemimpin untuk menguasai emosi sendiri merupakan hal yang penting dalam suatu krisis. Juga, mengadakan persiapan itu merupakan kunci. Jelaslah ada beberapa krisis tidak bisa diramalkan; tetapi, organisasi bisa membuaat rencana strategi dalam mengantisipasi keadaan darurat. Mereka yang memiliki rencana kedaruratan akan bisa menempatkan diri jauh lebih baik dalam menangani krisis yang mendadak daripada yang cara kerja para pemimpinnya tidak menginjak bumi.

30-Apr-2013: #2 Bertindak Cepat – Kemampuan untuk bisa bertindak cepat bisa mengubah segala sesuatu yang sedang terjadi. Ini bukan berarti bertindak sembrono atau bodoh karena  didorongeaksi spontan, bukannya merespon. Musuh senantiasa menciptakan situasi dan kondisi agar kita bertindak spontan reaktif emosional sehingga mudah memasuki perangkapnya. Kita harus belajar senantiasa untuk mau merenung sesaat, minta tuntunan Roh Kudus, dengan tidak terburu-buru, sehingga mampu melakukan apa yang memang sorga inginkan.

29-Apr-2013: Dalam kehidupan sehari-hari kita akan dihadapkan dengan  kejadian yang tidak terduga-dua, yang langsung muncul dan menciptakan situasi krisis. Meskipun kita tidak bisa menghindar dari hal ini, kita masih bisa belajar menuntun mereka yang terjebak di dalamnya untuk melewati situasi krisis tersebut. Sesungguhnya di saat-saat yang gelap dan sulit seperti itulah merupakan momen dimana akan muncul kepemimpinan sejati yang sangat dibutuhkan.
Meskipun sangat sedikit kita yang akan bertanggung-jawab dalam memimpin keadaan kritis berskala besar seperti bencana alam misalnya, tetapi ada saat kita akan diperhadapkan pada permasalahan dalam lingkungan atau pekerjaan. Pada hakekatnya suatu krisis itu menuntut perhatian sesegera mungkin, meskipun sulit bagaimana harus merespon di saat ada kejadian yang mendadak. Kiranya devosi harian ini bisa memperlengkapi kita agar bisa membimbing orang lain scara tenang dan percaya-diri bisa melewati badai kehidupan yang terjadi.
#1 Menemukan masalah sebenarnya – Tanggung jawab pertama-tama dari seorang pemimpin ialah menjelaskan realita, apa yang terjadi. Pemimpin itu harus mengarungi telaga untuk bisa belajar tahu apa sesungguhnya yang telah terjadi dan bisa memahami kondisi terkini yang sedang terjadi.

7-SIKAP UNTUK PERTUMBUHAN - John Maxwell       Home
28-Apr-2013: #7 Terus bertumbuh dan terus memberi – Jika seseorang berhenti belajar dengan aktif dan bertumbuh, maka detik jam hidupnya mulai melambat sampai ke keadaan tidak punya apa-apa lagi yang bisa diberikan.
Kita tidak boleh mencapai suatu tempat dan mulai menjadi nyaman di tempat itu dan berhenti . Kita harus selalu bertindak untuk menang, bukannya untuk kalah. Para pemimpin yang bangkit ingin belajar dari mereka yang sedang memimpin mereka dengan baik. Kepemimpinan itu diawali dengan penuh perhatian untuk terus bertumbuh.
Kita harus menerapkan 7 hal di atas dalam hidup kita untuk mengejar pertumbuhan sehingga bisa menginvestasikan pada kehidupan orang lain. Dengan mau memberikan diri kita untuk membimbing mereka akan memperoleh imbalan dalam penuaian: para pemimpin yang berkwalitas, dan berkarakter pertumbuhan hidupnya serta berhasil mendedikasikan diri demi perkembangan.
Hari ini, tuliskan bagaimana kita bisa melakukan pertumbuhan kita. Yang mana dari 7 hal tersebut yang harus kita komitmen untuk bisa diberikan kepada orang lain? 

27-Apr-2013: 
#6 Fokus pada Pengembangan-Diri, bukan Pemenuhan-Diri – Pemenuhan-diri artinya melakukan apa yang paling kita sukai; kita akan banyak menerima konsekwensi karena itu. Pengembangan-diri artinya melakukan apa yang sesuai dengan diri kita, yang secara unik cocok untuk itu, dan itu menjadi tanggung-jawab kita.
Dengan memfokuskan diri para pengembangan-diri pada akhirnya ternyata kan menumbuhkan bukan hanya kita tetapi juga orang lain. Tanpa perlu memperhatikan situasi kita, kita bisa selalu menumbuhkan-diri. Ambil setiap kesempatan yang ada untuk pengembangan-diri kita.

26-Apr-2013: #5 Kesuksesan sebagai Penabur, bukan Penuai – Jika kita menghidupi kehidupan yag berfokus untuk bisa membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain, maka hidup kita akan penuh, bukannya kosong.
Begitu sering orang menabur dengan harapan bisa cepat menerima kembali  sehingga kecewa saat terjadi tidak seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kita harus menabur dan menyiapkan diri untuk menuai di waktu yang ditetapkan. Di saat menunggu, mundurlah selangkah dan perhatikan bagaimana dampak besar yang telah diberikan ke orang lain. Inilah alasan sejati kehidupan itu.

25-Apr-2013: #4 Jangan biarkan ada orang yang memiliki kita – Akan sulit melepaskan diri jika ada seseorang yang ‘memiliki’ kita. Kita mau bisa menilai orang tanpa ada tali-ikatan yang mengikat kita.
Meskipun kita terus-menerus memperoleh keuntungan dari orang lain, kita tidak boleh terikat kepada mereka dengan pemberian tersebut. Jika kita ‘dimiliki’ orang lain, kita tidak punya kesempatan, atau tidak akan dianggap, jika mau memberi sesuatu yang benar, yang berbeda dengan kemauan mereka. Sebaliknya, dalam setiap hubungan yang ada kita harus selalu ada di posisi yang bisa memberi.

24-Apr-2013: #3 Jangan ada yang menguasai kita – Sebagian orang memanfaatkan barang-barang yang mereka punyai untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi mereka. Mereka terus melakukan ini tanpa melihat sudah berapa banyak yang mereka miliki.
Begitu banyak orang yang membanggakan dirinya dengan apa yang mereka punyai. Sesungguhnya ini tidak menguntungkan mereka. Sebaliknya, kita harus belajar untuk melepaskan apa yang kita punyai dan memberikannya kepada orang lain, apa itu waktu, perhatian, uang, maupun sumber-sumber lainnya – ini akan memberi manfaat besar bagi orang lain.

23-Apr-2013: #2 Utamakan Manusia – Manusia itu akan terus bertumbuh. Apa yang kita bagikan untuk membantu orang lain akan membangun mereka untuk mampu memberikan ke orang lain juga. Ini merupakan siklus yang terus berlanjut, bahkan setelah kita tidak ada di dunia sekalipun. Jika kita mengingat kembali akan keberhasilan hidup kita, apa yang kita ingat? Kita mengingat orang-orang yang telah bersama-sama dalam keberhasilan kita. Orang-orang itu merupakan bagian yang memberi andil begitu besar dalam hidup kita, dan sebagai seorang pemimpin, tindakan kita akan memberi dampak juga ke banyak orang. Dengan membangun orang-orang yang ada di sekitar kita dan mengutamakan mereka, kita menunjukkan kalau mereka itu berharga dan punya nilai dalam pertumbuhan besar.

22-Apr-2013: J
ika kita menumbuhkan diri-sendiri itu berarti membuat kita mampu menumbuhkan orang lain. Tetapi, kita tidak cukup hanya dengan bermurah-hati dalam membagi pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki; tetapi kita harus dengan penuh perhatian berusaha untuk bisa menambah nilai-nilai ke kehidupan orang lain. Kwalitas positif yang kita miliki bisa dimultiplikasi saat kita menanamkan sikap yang memberi.
#1 Berterimakasih – Kita sebagaimana kita ada saat sekarng itu karena telah menerima banyak kebaikan, meskipun tidak dengan sengaja kita cari; yang yang positif maupun negatif. Kita memperoleh ini karena ada orang lain yang telah membayarnya bagi kita. Sungguh beruntung kita! Oleh karena itu kita tidak boleh menahan kebaikan yang positif ini hanya untuk diri-sendiri. Bagaimana cara kita berterimakasih? Dengan setiap hari mencurahkan kebaikan tersebut ke orang lain. Memberikan kepada mereka sehingga mereka bisa berlari lebih cepat mencapai apa yang tidak bisa kita capai. Kita tahu, dan percaya, tidak ada keberhasilan yang hanya dilakukan oleh satu orang saja. Panggilan kita ialah untuk memberikan apa yang telah kita peroleh di sepanjang hidup kita, termasuk pengaruh. Dalam membagikan ini kepada orang lain berarti kita melipat-gandakan usaha kita, dan mempercayakan kepada orang yang kita pimpin kalau mereka akan menumbuhkan orang lain juga.

5-KARAKTER PEMIMPIN BAIK - Steve Murrell       Home
21-Apr-2013 #5 Kerendahan-hati – ‘Tidak merasa lebih baik dari yang lain.’ (Ul 17:20) Pemimpin yang baik biasanya tidak menyadari kalau dia itu pemimpin yang baik. Mereka tidak merasa lebih baik dari orang lain. Mereka memberikan semuanya bagi Tuhan dan ke team yang dipimpinnya.

20-Apr-2013 #4 Firman – Harus menuliskan salinan hukum ... harus membaca seumur hidupnya untuk belajar takut akan Tuhan.’ (Ul 17:18,19) Pemimpin yang baik akan menjadi pemimpin besar saat mereka mau menuliskan dan membaca firman Allah sebagai bagian kehidupan sehari-harinya.

19-Apr-2013 #3 Integritas – ‘Tidak punya banyak isteri ... juga banyak emas dan perak.’ (Ul 17:17) Pemimpin tidak memanfaatkan posisinya untuk memenuhi sakunya atau memikat wanita sertaa memuaskan nafsunya. Ini kedengaran seperti tidak-berotak, tetapi sedihnya, memang banyak pemimpin yang sepertinya memang tidak punya otak. Integritas itu melebihi intelek, karakter melebihi kharisma.

18-Apr-2013 #2 Visi – ‘Tidak mengembalikan ke Mesir’ (Ul 17:16) Para pemimpin harus melihat ke depan dan menuntun mereka yang dipimpin untuk terus bergerak maju, bukannya mundur. Pemimpin yang baik berfokus ke arah mana mereka menuju, bukan ke arah mereka berasal. Mereka punya suatu visi untuk masa depan, bukan sekedar mengingat-ingat hari-hari baik masa lalu.

17-Apr-2013 #1 Panggilan - Di Alkitab Musa menyampaikan sesuatu yang dia terima dari Tuhan bagaimana untuk memilih pemimpin yang baik. Karena apa yang disampaikan Tuhan itu suatu kebenaran maka demikian juga seharusnya yang kita ikuti untuk mendapatkan pemimpin yang baik.
‘Hanya mengangkat yang dipilih Tuhan.’ (Ul 17:15) Kita tidak seharusnya menunjuk seseorang di posisi kepemimpinan jika bukan Tuhan sendiri yang menunjuk dan mengurapinya. Dengan kata lain, panggilan Ilahi itu esensial bagi kepemimpinan yang baik.

ROH YATIM vs. ROH KEPUTRAAN - Joseph Mattera       Home
16-Apr-2013 #11 Roh yatim merasa memperoleh identitas utamanya melalui kepemilikan materi, penampilan fisik, dan kegiatan yang dilakukan. Identitas roh keputraan didasarkan atas keputraan mereka dan afirmasi Bapa. Mereka yang punya roh yatim tidak akan pernah puas meskipun sudah berhasil dalam karir, punya materi, kenikmatan, atau hubungan; ini semua tidak akan mampu memuaskan lobang yang ada di hatinya, yang berkaitan dengan identitasnya. Akibatnya, mereka senantiasa bergumul untuk memperoleh kepuasan dengan memakai berbagai hal atau orang dalam hidupnya. Di banyak hal, bahkan bentuk pakaian yang dikenakan, banyak tatoo di tubuh, goretan-goretan di kulit, dan tatanan rambut, bisa menjadi cara mereka agar bisa tampil berbeda, dan ini merupakan jeritan agar diperhatikan, karena kurangnya harga-diri dan merasa tidak diterima bapa.
Mereka yang berjalan dalam roh keputraan begitu kokoh di afirmasi Ilahi Bapa sehingga dipuaskan dengan melakukan pelayanan yang tidak harus tampil, dan bisa merayakan keberhasilan dan atensi yang diterima orang lain, karena kehampaan di jiwa mereka telah terisi dengan kasih tidak bersyarat Bapa.
Karunia terbesar yang diberikan ke manusia ialah untuk menerima, memperoleh dan berjalan dalam kasih Bapa, yang begitu mengasihi dunia ini, sehingga memberikan Putra tunggal-Nya sehingga kita tidak binasa atau menyia-nyiakan hidup kita tetapi mengalami kelimpahan hidup yang hanya bisa diberikan oleh Allah Bapa!

15-Apr-2013 #10 Roh yatim kurang menghargai diri-sendiri; roh keputraan berjalan dalam kasih dan penerimaan Allah Bapa. Mereka yang punya roh yatim sulit mengasihi dan menerima diri-sendiri. Mereka yang berjalan dalam roh keputraan dipenuhi dengan perasaan kasih dan penerimaan Ilahi yang memampukan mereka berjalan dengan percaya-diri dalam sukacita Tuhan, dengan memahami bahwa semua manusia itu orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

14-Apr-2013 #9 Roh yatim selalu berkompetisi dengan orang lain; roh keputraan selalu memberkati orang lain. Mereka yang memiliki roh yatim selalu mencoba mengalahkan orang lain baik di gerejanya, di keluarga, di bisnis atau denominasinya, karena dengan kemenangan mereka menganggap dirinya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, dan diharap bisa mendapatkan pengakuan akan identitasnya. Sebaliknya, mereka yang berjalan dalam roh keputraan senantiasa mencari kesempatan untuk bisa memberkati orang lain, karena mereka sudah menganggap menerima pengkuan Tuhan dalam jiwa mereka, sehingga mereka bebas membagikan kasih Bapa ke orang lain.

13-Apr-2013 #8 Roh yatim punya masalah dengan amarahnya dan dorongan balas-dendamnya; roh keputraan tenang dalam kemampuan Bapa yang mengatur dan membimbing masa depannya. Mereka yang punya roh yatim punya masalah dengan amarah yang tidak terkendali, balas-dendam dan bentuk-bentuk manipulasi lain karena mereka merasa harus mengontrol orang lain dan lingkungannya untuk menggenapkan tujuannya, karena kurangnya mereka bisa mempercayakan-diri kepada Bapa sorgawi untuk menuntun dan mengontrol masa depannya. Mereka yang punya roh keputraan berjalan dalam peristirahatan dengan Bapa, dan telah berhenti melakukan pekerjaannya sehingga Bapa bisa memberikan jalan-jalan-Nya ke hidup mereka.

12-Apr-2013 #7 Roh yatim menolak anak-anaknya; roh keputraan menarik anak-anaknya. Para pemimpin dan orangtua dengan roh yatim senantiasa dalam gejolak, peperangan, dan ketegangan dalam hidupnya yang memberi kesan kepada anak-anak rohaninya kalau mereka dalam kompetisi, bukannya mengasihi mereka. Ini akan menghasilkan penolakkan baik dalam anak-anak rohani maupun biologinya, yang dapat menghilangkan pengaruh mereka atas generasi yang berikut! Mereka yang berjalan dalam roh keputraan dalam pengurapan Bapa akan menarik anak-anak mereka mendekat karena anak-anak mereka mendengar suara seorang gembala yang mempedulikan mereka.

11-Apr-2013 #6 Roh yatim memanfaatkan orang lain sebagai obyek untuk mencapai tujuan mereka. Anak-anak dewasa melayani orang lain untuk memberkati Kerajaan. Mereka yang memiliki roh yatim cenderung memanfaatkan orang lain sebagai obyek untuk menggenapkan tujuan mereka. Kapanpun kita menjadikan orang lain sebagai obyek, kita sedang memanipulasi mereka dengan perkataan kita, dengan ancaman, dan segala sesuatu yang diperlukan agar bisa mengatur dan mengontrol mereka. Orang yang dewasa yang berjalan dalam keputraan tidak memanfaatkan orang; mereka melayani dan membebaskan orang lain untuk menggenapkan destininya dalam Kristus

10-Apr-2013 #5 Roh yatim itu dirorong oleh keinginan untuk berhasil; Roh Kudus menuntun anak dewasa ke panggilan dan misinya. Banyak orang yang mencoba melakukan hal-hal besar untuk memuaskan jeritan yang ada di dalam hatinya agar bisa diterima bapanya. Ini akan menjadikan mereka lebih cenderung berhasil dengan kekuatan sendiri dibandingkan dituntun oleh Roh. Bahkan banyak para pemimpin terperangkap jerat hutang besar karena ingin membangun gedung besar, membawa banyak orang mengeruminya karena mereka dibutakan oleh perasaan tidak-cukup yang ada dalam dirinya; mereka pikir mereka bisa merasa enak tentang dirinya jika memperoleh keberhasilan besar.
Hanya mereka yang memiliki keputraan kuat saja yang akan mengijinkan Tuhan mengarahkan dan memberi kesempatan kepadanya tanpa mencoba menghidupkan dan meneriakan keberhasilan mereka. 

9-Apr-2013 #4 Roh yatim mencoba  mengobati keterasingan internalnya dengan rangsangan fisik; anak yang dewasa berjalan dalam sukacita dan hadirat Tuhan. Roh yatim senantiasa mencoba menekan rasa keterasingan, kesepian dan kurangnya hargadiri dengan terus-menerus menyibukkan-diri, pergi dari hubungan satu ke yang lain, mencari kepuasan fisik dan kehidupan narsis serta kesenangan-diri. Meskipun begitu, semakin mereka memuaskan-diri, semakin mereka menjadi ketagihan. Lubang di hatinya menjadi semakin besar sebab emosi yang mereka butuhkan ini hanya bisa ditutup oleh kasih Bapa. Sebaliknya, mereka yang berjalan dalam keputraan berendam di hadirat dan kasih Bapa, yang merupakan sumber kekuatan mereka yang terus-menerus mereka praktekkan, sebab mereka mengerti kalau mendasarkan pada rasa aman dan kehidupan-diri mereka, dan bukan kepada Tuhan, itu seperti membangun rumah di atas pasir.

8-Apr-2013 #3 Roh yatim melayani agar mendapat kasih Bapa; anak dewasa melayani karena ada rasa penerimaan dan perkenanan Ilahi. Oleh karena itu mereka yang punya roh yatim senantiasa bergumul dan berusaha mendapat kasih Bapa melalui keberhasilan dalam pelayanan dan karir. Mereka yang memiliki kedewasaan roh tahu kalau mereka sudah diterima dalam Kristus dan melayani orang lain dari kelimpahan penerimaan yang telah diterima.

7-Apr-2013 #2 Roh yatim iri terhadap keberhasilan orang lain; anak yang dewasa berkomitmen demi keberhasilan saudara-saudaranya. Mereka yang memiliki roh yatim bersukacita saat melihat ada saudaranya yang gagal sebab mereka merasa lebih baik dari mereka. Sebaliknya, mereka yang memiliki roh keputraan, dengan penuh sukacita mengkomitmen dirinya untuk melayani, merayakan, dan membantu saudaranya berhasil, karena mereka tidak bekerja untuk mendapat pujian manusia tetapi keluar dari rasa kasih yang mendalam dan menghormati Allah Bapa.

6-Apr-2013 Mematahkan Roh Yatim Satu-satunya cara untuk mematahkan roh yatim ialah memenuhinya dengan menerima kasih Bapa dalam Kristus, yang akan memampukan mereka menjadi anak-anak dewasa yang melayani Tuhan karena anugerah, bukan mencoba mendapatkan kasih Bapa melalui prestasi.
Bisa jadi roh inilah yang merupakan kutuk terbesar yang ada di bumi. Dibutuhkan para orangtua rohani yang memiliki kedalaman dan otoritas rohani untuk membalikkan kutuk yang menghalangi mengalirnya berkat-berkat generasi. Hanya setelah seseorang disembuhkan dari ketiadaan-bapa melalui kasih Bapa, roh ini bisa dihancurkan sehingga mereka bisa memulai proses untuk memasuki keputraan yang matang. Manifestasi keputraan ini begitu penting, yang manifestasinya dinanti-nantikan oleh semua makhluk (Rm 8:19)!
Ada 11 karakter yang membedakan mereka yang memiliki roh yatim dan mereka yang memiliki roh keputraan.
#1 Roh yatim bekerja atas dasar rasa tidak-aman dan irihati; roh keputraan bekerja atas dasar kasih dan penerimaan. Mereka dengan roh yatim senantiasa bergumul dengan rasairi dan tidak-amannya, karena rasa aman itu berasal dari hubungan yang aman dengan orangtua kita. Mereka dengan roh yatim begitu merasa tidak-aman, bahkan mereka sangat kesulitan untuk bisa mendengarkan baik bapa biologi maupun rohaninya saat mereka memuji orang lain. Mereka yang memiliki roh keputraan begitu merasa aman dalam kasih dan perkenanan Bapa sehingga mereka dipuaskan untuk melayani dalam kapasitas apapun yang dibutuhkan, baik saat diberi tugas maupun saat menerima penghargaan.

5-Apr-2013 Roh Yatim yatim ini memasuki dunia sejak Adam dan Hawa menjadi orang yang ‘terasing’ dari Bapa di Taman Eden. Roh ini yang telah menyebabkan kerusakan besar di bumi ini. Roh yatim adalah mereka yang merasa ditinggalkan, kesepian, terasing, dan terpisah. Segera setelah kejatuhan di Eden, buah roh yatim ini menaburkan rasa iri di Kain sehingga membunuh adiknya, Habel, karena Allah Bapa tidak menerima persembahannya. Di masyarakat sekarang ini, dengan pecahnya keluarga inti, menghasilkan banyak orang yang bukan hanya ter-‘asing’ dari Tuhan tetapi mereka juga mengambil keputusan untuk tidak mau mempedulikan, mengasihi, dan memiliki rasa aman dengan bapa-bapa biologinya.
Saya percaya semua emosi, fisik dan roh yang sakit yang ada di masyarakat bisa ditelusuri berasal dari manusia yang merasa diasingkan dari Tuhan dan para bapa biologinya. Orang-orang yatim ini kesulitan untuk terhubung dengan pasangan hidupnya, anak-anaknya, orang-orang yang punya otoritas rohani di atasnya dan supervisornya, serta kesulitan juga untuk bisa menerima dan mengasihi diri sendiri. Ada jutaan manusia yang melakukan kekerasan dan pemberontakan karena di latar-belakangi bapa biologinya menolak mereka! Banyak gereja yang dipenuhi dengan gembala dan pemimpin yang memanfaatkan orang lain dan menghancurkan hubungan karena mereka terdorong agar berhasil supaya memperoleh pujian bapanya; sesungguhnya lobang kebutuhan tersebut terlalu besar untuk sekedar diisi oleh keberhasilan pelayanan atau prestasi!


GEREJA LOKAL SUDAH USANG? - Joseph Mattera       Home
4-Apr-2013 Memisahkan diri dari gereja lokal itu mengundang bencana - Sejarah menunjukkan jika pemimpin bisnis dan politik memisahkan diri dari gereja lokal itu artinya hanya mengundang bencana. Ini juga salah satu penyebab utama mereka yang di Amerika kehilangan budayanya. Mark Noll di bukunya ‘The Scandal of the Evangelical Mind’ dan yang lain-lain mendokumentasi fakta bahwa di universitas-universitas tertentu yang meninggalkan dunia-pandang kekristenannya dengan mengganti para gembala dan keimaman universitas dengan pemimpin-pemimpin bisnis dan komunitas selama abad 18 – 19, membuat sekolah-sekolah ini kehilangan identitas kekristenannya dan menjadi benteng-benteng liberalisme, serta mengkompromikan nilai-nilai alkitabiahnya, hanya dalam waktu beberapa puluh tahun saja. Sebaliknya, di perguruan-perguruan tinggi yang tetap terhubung dengan gereja lokal atau tetap membiarkan sekolahnya ada di bawah pengawasan gereja biasanya tetap berfokus pada sesuatu yang alkitabiah dan akan tetap menjadi bagian dari para pemimpin tertinggi bangsa maupun bisnis, bagi Kerajaan dan kemuliaan Tuhan!

Tantangan sesungguhnya ialah kurangnya gereja lokal apostolik yang dipimpin oleh pemimpin apostolik dengan kepemimpinan yang mampu memberikan dampak besar ke para pemimpin duniakerja yang akan mengapostolikkan budaya. Ini tentunya bukan dengan men-campakkan gereja lokal (yang bertentangan dengan pola alkitab yang ada di Perjanjian Baru) tetapi dengan membentuk-ulang gereja sehingga strategi-strategi dan kepemimpinan apostolik menjadi norma, bukan pengecualian.
Jika kita termasuk pemimpin duniakerja yang frustrasi karena gereja lokal kita tidak punya visi apostolik, tanya kepada Tuhan apa yang harus kita lakukan. Mungkin Dia akan menuntun kita ke gereja lokal lain yang memiliki cara pandang lebih ke wilayah dan Kerajaan. Tetapi, apapun yang akan kita lakukan, jangan memakai situasi untuk mengubah teologia kita dan coba-coba membenarkan pelarian-diri kita dari gereja lokal!

3-Apr-2013 Nilai-nilai Hubungan Keluarga Sejati ada di Gereja Lokal - TUHAN itu kita sebut sebagai Bapa kita. Gereja diharapkan bisa berfungsi sebagai sebuah keluarga besar sehingga kita bisa dibangun-ulang, dibentuk-ulang, dan melayani umat manusia, serta membangun peradaban yang sehat yang berdiri di atas pernikahan dan keluarga yang kuat. Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa melalui dia seluruh keluarga di bumi akan diberkati (Kej 12:1-3). Ini menunjukkan bagaimana alkitabiahnya masalah ‘dominion’ (menguasai) dan transformasi itu.
Memisahkan eklesia dari gereja lokal tidak akan menggenapkan tugas ini karena gereja-gereja yang mobile dalam konteks sistem bisnis atau politik tidak bisa membangun struktur keluarga yang kuat, dan juga bukan untuk memperlengkapi, serta bukan panggilannya!
Di gereja lokal, mereka yang lebih tua harus diperlakukan sebagai orangtua; yang lebih muda sebagai saudara, atau anak sendiri (1Tim 5:1-2). Ini akan memberi lingkungan pembelajaran yang sangat besar untuk bisa mengajarkan pemuridan karena Kerajaan Allah itu didasarkan pada hubungan. Ini juga merupakan sarana pusat untuk memperlengkapi, untuk memberikan kesembuhan bagi pribadi-pribadi dan yang bisa mendorong terjadinya perubahan kebijakan bagi kota dan bangsa.

2-Apr-2013 Reformasi sosial harus dalam konteks gereja lokal - Para rasul murid Yesus diberi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid (Mt 28:19) kemudian mereka pada akhirnya diperintahkan untuk meninggalkan pekerjaan duniakerjanya dan melayani sepenuh waktu. Di Kis 6:2,4 Petrus mengatakan bahwa merekapun tidak boleh melakukan pelayanan meja agar bisa memberikan diri secara penuh untuk pelayanan firman dan doa. Dengan dilatarbelakangi hadirat Tuhan, dengan mempelajari dan memberitakan firman, serta menanamkan gereja-gereja lokal di kota-kota kunci inilah para rasul abad pertama ini mampu ‘menjungkir-balikkan dunia’ (Kis 17:5-7). Jadi, reformasi masyarakat itu tidak datang dari luar gereja lokal, atau karena memisahkan para raja dan imam Kerajaan, atau mengabaikan otoritas gereja lokal dalam Kerajaan, tetapi ada dalam konteks gereja lokal.
Ini dibuka juga di Efesus 4:10-12. Panggilan utama para rasul gereja dan pelayan-pelayan kelima-jawatan ialah menyiapkan umat Allah untuk melakukan pekerjaan pelayanan, yang disebutkan di Efesus 4:10, dengan tujuan untuk memenuhkan segala sesuatu. Jadi, pusat kuasa – memperlengkapi dan mengirimkan kepemimpinan budaya – haruslah berasal dari latarbelakang gereja lokal, yang merupakan tempat pelayan-pelayan kelimajawatan.
1 Korintus 12 mengajarkan kalau gereja-gereja lokal sejati itu diawali oleh mereka yang punya karunia sebagai rasul dan nabi. Ini lebih dari sekedar melakukan praktek karunia-karunia rohani untuk membangun gereja, tetapi juga untuk membangun kubu-kubu budaya demi Kerajaan.
Paulus menyebutkan gereja lokal sebagai ‘tiang penopang dan dasar kebenaran’ (1Tim 3). Jika mencoba membentuk-ulang masyarakat diluar konteks gereja lokal sesungguhnya kita mencoba punya misiologi tanpa eklesiologi yang jelas. Ini akan melahirkan para pemimpin duniakerja yang tidak bisa bertanggungjawab, yang tidak dididik dan dimuridkan dalam pengembangan karakter, kehidupan keluarga, dan kesehatan emosi pribadi – yang kemungkinannya bisa menduduki posisi penting hanya karena karunia-karunianya! Bisa saja yang bersangkutan menyebut dirinya gembala dan pemimpin gereja tetapi tidak punya hubungan yang betanggungjawab dengan rekan-rekan sekerja dan mereka yang ada di atasnya.

1-Apr-2013 Fungsi dan peran imamat rajani yang menyatu - Yesus mengatakan kalau yang terkecil di Kerajaan Sorga itu lebih besar dari Yohanes Pembaptis, dan semua para nabi dan pemimpin di Perjanjian Lama (Mat 11:11). Ini mengandung arti profetis bahwa fungsi kerajaan dan keimaman itu digabungkan dalam umat Allah Kerajaan. Bahkan, di Perjanjian Lama, meskipun kedatangan raja-raja Israel para imam tetap harus mengatur fungsi kemasyarakatannya bagi komunitas seperti yang dituliskan di lima kitab Musa. Sekarang ini fungsi-fungsi tersebut bisa dikategorikan sebagai fungsi pemimpin duniakerja dan fungsi kerajaan.
Bagaimana dengan Yusuf dan Daniel? Kategori apa yang berlaku bagi mereka? Keduanya berfungsi sebagai pemimpin politik tetapi juga cocok kalau dikategorikan sebagai imam karena gayahidup rohani dan profetisnya. Juga, siapa yang akan mengatakan kalau nabi Elia dan Elisa itu melulu hanya berperan sebagai keimaman? Keduanya memberi perintah ke para pemimpin politik di jamannya , misalnya ke para raja Israel (1Rj 18:18-19) dan membingkai atau membuat kerangka dengan menginisiatif kebijakan penting untuk reformasi sosial. Elisa bahkan memberi nasihat militer ke Israel saat bangsa itu berperang dengan Siria (2Rj 6:8-23).
Saya tidak bisa menerima anggapan bahwa sebagai gembala hanya befungsi melulu dalam dunia keimaman dan berfokus khususnya pada perkara-perkara rohani saja, sementara orang-orang Kristen yang di dunia bisnis atau politik menuntut harus berfungsi sebagai raja-raja yang bertanggungjawab untuk memerintah dan melakukan aplikasi praktis konsep-konsep Kerajaandi dunia. Saya senantiasa melakukan fungsi dengan peran keduanya, dan merasa sama enaknya seperti kalau menggembalakan atau menjadi pemimpin di duniakerja. Lebih jauh, sebagai salah satu pemimpin di kota saya selalu terlibat di proses-proses komunitas, bisnis, dan politik serta pengambilan keputusan-keputusan yang akan membantu membuat kerangka kebijakan umum. Saya sendiri percaya kalau peranan keimaman saya dalam bersyafaat, berdoa, dan merenungkan Firman Allah memberdayakan saya untuk bertindak sebegai seorang raja dengan memberi pengaruh ke komunitas saya dan kota saya dalam perkara-perkara yang berhubungan baik dengan gereja maupun masyarakat.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus