Jumat, 31 Mei 2013

Devosi Mei 2013

TEROBOSAN - Mike Bacheler & John Belt       Home
31-Mei-2013: #1 Makna Terobosan – Saya selalu malu bila ada yang mengucapkan suatu kata atau istilah yang didengung-dengungkan dengan ekspresi yang berlebihan, yang seringkali diperlihatkan di Tubuh. Meskipun begitu, kata ‘terobosan’ lebih dari sekedar istilah yang didengungkan, karena itu memang yang saat ini Tuhan sedang coba berikan kepada umat-Nya.
Kata ‘terobosan’ ialah: ‘suatu serangan maju dalam peperangan yang menembus dan memasuki batas pertahanan musuh’ dan ‘tindakan atau keadaan yang mendobrak penghalang.’
Terobosan itu bisa digambarkan antara lain sebagai air yang menerobos atau yang membersit (2 Sam 5:20). Baal Perazim yang berarti ‘pemilik aliran-aliran yang membersit’ yang artinya ‘Tuhan yang memiliki air yang membersit, atau titik terobosan’. Terobosan air itu seperti ada suatu retakan di dinding bendungan, yang akan semakin membesar karena tidak kuat lagi menahan tekanan atau bersitan air yang memancar melewatinya.
Atau, sebagi pasukan yang melompati tembok (2 Sam 22:30). Atau, mendobrak pintu gerbang kota, saat kota yang bertembok diserang dimana pasukan musuh mendobrak pintu gerbangnya dengan alat pendobrak, yang berkali-kali dihantamkan ke pintu gerbang sampai tidak mampu lagi menahannya dan terbuka. Ini sebagai gambaran doa syafaat yang terus-menerus dinaikkan kepada Tuhan sampai jawaban datang.
Atau, seseorang yang sedang mendaki gunung, yang tidak menyerah (Gal 6:9), meskipun medan sulit. Dengan terus mendaki ternyata puncaknya hanya tinggal lima menit perjalanan lagi.

MENGHASILKAN BUAH ROH - Fuchia Pickett       Home
30-Mei-2013#3 Hakekat Buah Roh Mereka yang dipimpin Roh bisa dibedakan dari buah yang dihasilkan, sama seperti manusia kedagingan yang bisa dilihat dari hasil kedagingannya. Jika kita melekat dalam Kristus,  buah Roh akan termanifestasi dalam hidup kita dan tidak bisa disembunyikan. Perbuatan kedagingan juga akan termanifestasi di kehidupan seseorang yang tidak melekat dalam Kristus.
Manusia daging ialah orang yang tidak diperintah Roh Allah, yang memunculkan perbuatan pementingan diri-sendiri, yang berpusat pada diri-sendiri, yang merupakan manifestasi pekerjaan kedagingan. Kehidupan yang berpusat pada Kristus memanifestasikan buah Roh.
Pergumulan besar yang ada dalam setiap umat percaya ialah pergumulan antara diri-sendiri dan Kristus. Jika diri-sendiri yang menang, itu akan menjadi kekuatan sentral hidupnya, yang menjadikan seseorang mementingkan-diri-sendiri. Karakteristik orang yang mementingkan-diri-sendiri diawali dengan kata ‘diri-sendiri’: mementingkan-diri-sendiri, mengasihani-diri-sendiri, memuliakan-diri-sendiri, dan bahkan membenci-diri-sendiri, dst.
Jika Kristus memenangkan pergumulan melawan kehidupan-diri kita, Dia menjadi pusat kepribadian kita, dan hidup kita berpusatkan pada Kristus. Ini memberi konsekwensi kehidupan yang memanifestasikan buah Roh.
Prinsip menghasilkan buah ialah ‘prinsip-hidup’. Hidup itu berkembang dari sumber hidup; yang tidak bisa dibuat oleh manusia. Buah itu tidak dibuat, tetapi bertumbuh atau dihasilkan saat prinsip kehidupan yang dibutuhkan untuk itu tersedia. Pekerjaan kedagingan yang disebutkan di alkitab itu, sebaliknya, sebagai hasil negatif usaha manusia tanpa Roh Kudus.

Alkitab dengan jelas mengajar keterlibatan prinsip kehidupan dalam menghasilkan buah. Daging tidak bisa memberikan sesuatu selain pekerjaan yang jahat, karena usaha sendiri, dan akan menghasilkan kematian, sementara Roh Kudus akan menghasilkan buah kehidupan Kristus karena ketaatan kepada Roh Kudus dan akan menghasilkan hidup dan damai-sejahtera.

29-Mei-2013#2 Buah Roh itu Karakter Kristus Buah Roh itu karakter Kristus yang dihasilkan oleh Roh Kristus dalam kehidupan umat percaya. Semakin penuh seseorang dipenuhi Roh Kudus, semakin besar manifestasi buah Roh dalam kehidupan dan pekerjaannya.
Hanya jika umat percaya penuh Roh Kudus, dan terus-menerus berserah kepada-Nya, baru bisa menunjukkan perbuatannya sebagai buah Roh. Saat umat percaya dibentuk menjadi serupa Kristus melalui Roh Kudus yang tinggal di dalamnya, karakter Kristus yang sejati akan muncul secara alami seperti munculnya buah di pohon. Jika ada orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi tidak menghasilkan buah, jelas kalau orang tersebut tidak memiliki Roh Kristus. Buah Roh otomatis dihasilkan saat kita berserah kepada Roh Kudus dan berjalan dalam ketaatan kepada Dia.
Saat Paulus menggambarkan buah Roh dalam suratnya ke orang Galatia, Paulus menyinggung Kotbah Yesus di Bukit. Gambaran ini merupakan kehidupan ideal orang Kristen yang sesungguhnya.
Fasal kasih yang dituliskan Paulus di 1 Kor 13 merupakan ringkasan buah Roh. Dia sedang mengajar prinsip utama kehidupan Kristen saat menuliskan ke orang Filipi, ‘Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.’ (Flp 4:8). Setiap konsep kekristenan yang tidak mendasarkan diri pada karakter buah Roh merupakan ajaran kekristenan palsu.
Alkitab dengan jelas mengajar kalaau manusia alami tidak bisa mengharap mengembangkan karakter Ilahi tanpa campur tangan pekerjaan Roh Kudus dalam hidupnya. Paulus menggambarkan perbedaan yang mencolok antara perbuatan daging dengan buah Roh di Gal 5:19-21.

28-Mei-2013#1 Prinsip melekat kepada Kristus - Yesus mengajar para murid-Nya bahwa menghasilkan buah itu merupakan tujuan Dia bagi mereka. Dia mengatakan, ‘Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.’ (Yoh 15:16). Dia juga mengajar bahwa mereka bisa memberikan buah hanya dengan belajar melekat kepada-Nya.
Prinsip melekat harus benar-benar dipahami agar kita tidak mencoba mengeluarkan buah karena kekuatan-diri. Alkitab mengajar kalau perbuatan orang Kristen sejati itu merupakan buah Roh, bukan buah karena usaha manusia.
Banyak orang hari ini mencoba menghasilkan buah Roh melalui usaha alami dan pembentukan-karakter. Mereka melatih kehendaknya untuk menghasilkan karakter melalui filosofi, pendidikan, etika, antropologi, ilmu pengetahuan mental atau mengontrol lingkungan. Hasil yang diperoleh dengan usaha manusia ini, meskipun sementara kelihatan baik, tetapi bukan buah kekal yang dihasilkan Roh Kudus.

MENGAPA DIBUTUHKAN NUBUATAN? - Michelle McClain       Home
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum – Amsal 29:18.
27-Mei-2013#4 Waspadai Godaan Yang Menghancurkan - Jangan sampai batu nisan kita bertuliskan, ‘Tidak Mengubah Keadaan’, atau ‘Hanya Terlalu Sedikit Yang Dicapai’, atau ‘Tidak Pernah Menemukan Kekayaan dan Harta Yang Sudah Dimiliki’, atau, ‘Hanya Hidup Sementara’, ‘Tujuan Memudar’, ‘Tidak Hidup Di Tujuan Kekal Tuhan’.
Kehidupan seperti Kristus itu  bisa begitu efektif tetapi sekaligus membingungkan. Seperti ada angin yang menerpa kita. Pesan-profetis akan memberi oksigen rohani bagi hidup dan destiny kita. Nubuatan itu nafas kehidupan yang dilepaskan untuk masuk ke hidup kita. Saat Tuhan menghembuskan nafas hidup ke Adam, Dia melepaskan / menyalurkan kehidupan dan tujuan profetis memasuki hidupnya. Kita harus memahami kalau Tuhan itu selalu akan memberi kita gambaran, peta, dan arahan bagaimana kita harus menjalani hidup kita. Kita bisa tahu kehendak-Nya atas hidup kita. Itu disingkapkan melalui nubuatan. Segala yang ada di dunia ini mencoba menjauhkan kita dari tujuan semula Tuhan menciptakan kita. Godaan itu melayang-layang berkilauan di depan kita, dengan tujuan agar kita menjalani kehidupan yang menghancurkan rencana Tuhan.
Dalam kasih dan kemurahan-Nya Tuhan mengirim para nabi dan umat profetis-Nya yang punya pemahaman dan arahan. Kita harus mengambil keputusan untuk mengikuti dan menyelaraskan hidup kita dengan pesan- nubuatan yang telah disingkapkan. Kita harus datang ke salib, bukan untuk menderita, tetapi meletakkan keinginan yang bertentangan dengan pesan-profetis agar mati di salib. 
Begitu kita mau menyelaraskan hidup kita dengan tujuan profetis Tuhan, Tuhan akan memperhatikan dan mengirim setiap hal yang kita butuhkan untuk menggenapkan tujuan profetis di hidup kita. Kita ada di dunia bukan suatu kebetulan. Peluklah pengurapan profetis yang akan memberi kita mampu menjalani kehidupan yang kaya dan penuh. 

26-Mei-2013#3 Hidup yang terukur dengan sorga - Kata profetis memberi tatanan dan strukur dalam hidup. Tuhan iitu menghendaki hidup kita punya arti, baik yang berkaitan dengan uang maupun usaha kita. Kata profetis dari Tuhan menjadikan kita punya kehidupan untuk sesuatu yang lebih besar dari kita sendiri. 
Hidup dan waktu kita berjalan begitu cepat. Kita harus mampu melihat-ulang kehidupan yang telah kita lewati dan bisa mengatakan apa kita memang telah menggenapkan tujuan Tuhan sesuatu dengan maksud Dia menciptakan kita. Kita harus mampu berkata dengan yakin, ‘Saya telah berjalan sampai di sini.’
Kata profetis akan membuat kita bisa hidup demi tujuan kekal yang bukan sementara. Itu yang akan mengubahkan sistem nilai kita. Begitu kita tahu akan maksud Tuhan yang disingkapkan, kita mampu dan berani menetapkan segala hal berdasarkan apa yang ada di atas, melampaui dunia yang sementara ini. Ada orang-orang yang menjalani kehidupannya tanpa pernah tahu atau mentaati tujuan profetis Tuhan dalam hidupnya. Kuburan itu salah satu tempat paling kaya yang ada di bumi ini. Manusia hidup, kemudian mati dengan membawa begitu banyak potensi yang tidak terwujudkan, tidak pernah memberi dampak dan pengaruh nyata di dunia yang ada di sekitarnya.


25-Mei-2013#2 Hidup tidak hampa Kata atau pesan profetis akan menyelaraskan hidup kita dengan hukum, yang merupakan deklarasi atau ketetapan Tuhan. Tanpa visi profetis kita akan menjadi orang yang tidak terlatih di jalan-jalan Tuhan, menjalani kehidupan kita tanpa adanya disiplin Tuhan. 
Kita dipanggil sebagai murid Kristus. Seorang murid itu adalah orang yang belajar dengan disiplin. Pelayanan profetis akan memperlengkapi kita agar bisa hidup di bawah disiplin Tuhan yang menguntungkan.
Kerugian dengan tidak memiliki nubuatan yang diberikan dalam hidup kita ialah hidup yang hampa. Salah satu terjemahan Amsal 29:18 menyebutkan, ‘Tanpa visi profetis orang akan menjalani kehidupan liar’ (GW). Dengan kata lain, orang akan hidup dengan resiko karena tanpa ada kontrol atau arahan; hidup yang tidak tertanam, tidak mengikuti irama Ilahi dan tanpa tujuan.

24-Mei-2013#1 Hidup berfokus dan disiplin – Nubuatan memberi pewahyuan akan maksud Tuhan. Itu merupakan kehendak Tuhan yang diwahyukan ke hidup kita. Tanpa pewahyuan orang akan menjadi liar. Liar itu artinya tujuan dan fokus di hidup orang tersebut dibiarkan pergi. Ini membuat seseorang tidak punya gairah, tidak punya disiplin dalam kehidupannya, menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja. Tanpa ada pewahyuan profetik kita akan menjadi seperti masyarakat barbar, dan tidak pernah meraih potensi yang Tuhan telah tempatkan dalam diri kita. Nubuatan bisa memberikan inspirasi tujuan dalam diri kita sehingga bisa hidup dengan fokus dan mampu mengambil keputusan dan hidup berdisiplin.

DIBUTUHKAN PASUKAN DOA - Francis Frangipane       Home
23-Mei-2013: #Tidak ada yang mustahil - Yesus mengatakan, ‘bagi Allah segala sesuatu mungkin’ (Mat. 19:26). Tuhan sudah memanggil kita menjadi pahlawan doa, jadi mulailah kita mendoakan mereka yang ada di dekat kita. Kristus ada di dalam kita dan Dia melakukan syafaat. Yang perlu kita lakukan hanya dengan membuka hati kepada-Nya maka doa akan mengalir begitu saja. Perhatikan apa-apa dan siapa-siapa yang ada di lingkup hidup kita. Tuhan mau apa yang belum selaras dengan sorga untuk kita doakan. Kita menyelaraskan dan melepaskan kebutuhan akan masa depan mereka yang terselaras dengan sorga. Tuhan akan menunjukkan kepada kita apa yang salah sehingga kita bisa mendoakannya agar dijadikan benar. Mengapa kita harus membuang-buang tenaga dengan mengkritik orang lain, atau situasi yang salah, jika memang doa kita bisa mengubah mereka?!
Tuhan Allah yang ada di tengah-tengah kita itu dahsyat. Senjata kita itu sanggup mencabut kubu-kubu. Hentikan anggapan kalau kita tidak bisa berdoa. Itu kebohongan neraka. Kita adalah pahlawan doa!
Saat nenek-nenek pahlawan doa itu masih muda, mereka sama seperti kita. Tuhan menunjukkan adanya kebutuhan yang ada di sekitar mereka, anugerah-Nya turun, mereka bertekad untuk tidak menghakimi tetapi mendoakan. Mereka tidak memulainya dengan perkasa, tetapi mereka dijadikan perkasa karena keputusannya. Sekarang giliran kita untuk membuat keputusan untuk menjadi pahlawan doa.
‘Tuhan Yesus, Engkau mengatakan kalau bala-tentara Sorga menyertai-Mu, dan nama-Mu disebut ‘Firman Allah.’ Tolong saya agar tidak hanya mempercayai Firman-Mu, tetapi mendoakannya dalam kuasa Roh Kudus! Saya menerima panggilan-Mu untuk menjadi pahlawan doa. Dengan anugerah-Mu saya terima pengurapan baru untuk bersyafaat. Amen!’

22-Mei-2013: #7 Hakekat Doa Pahlawan-Doa - Pahlawan doa itu orang paling berkuasa, ‘pemburu’-roh jahat, ‘pemindah-dunia’ di bumi yang ditakuti iblis. Sesungguhnya, mereka itu ‘pencipta’-bersama Allah! Kalau mereka melihat para peramal lewat perbintangan, sepertinya mereka ingin menghardiknya. Mereka tidak pernah ingin tahu tentang masa depan karena mereka disibukkan untuk menciptakan masa depan itu. Pahlawan doa diposisikan Tuhan untuk berdiri dalam iman bagi keluarga, gereja, dan kota-kotanya. Doa itu lebih kuat dan perkasa dibandingkan para raja dan pasukannya. Doa itu kekuatan paling dahsyat yang ada di dunia.
Doa itu mampu menghancurkan kubu-kubu pertahanan intelektuil seseorang terhadap Tuhan.  Saat melakukan pertempuran doa itu sebagai sauh yang menancap di kekuatan Tuhan. Kita tahu kalau doa itu memang bekerja: kita semua diselamatkan karena ada seseorang yang telah mendoakan kita! Kalau kita mengerti akan pertobatan kita yang ajaib ini kita akan lebih yakin lagi kalau Tuhan akan membantu dan memberdayakan kita agar mengubahkan hidup orang lain.
Saat Yesus mengatakan agar kita berjaga-jaga supaya beroleh kekuatan (Lukas 21:36) Dia tidak membicarakan tentang pengangkatan. Dan setiap kali Alkitab menyebutkan ‘berdiri di hadapan Allah’ itu menunjuk pada suatu posisi otoritas dan mandat yang diurapi. Elia berdiri di hadapan Allah seperti yang dilakukan Gabriel (1 Raj. 17:1; Luk. 1:19). Seseorang yang berdiri di hadapan Tuhan itu seseorang yang hadir di hadapan Sang Mahakuasa. Saat orang tersebut mendeklarasikan Firman Allah, itu pasti terjadi!

21-Mei-2013: #6 Pahlawan Doa  - Yesus mengatakan dalam perumpamaan kepada para murid-Nya untuk menegaskan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk. 18:1-8). Dikatakan, jika tidak berdoa akan berhati-kecil. Semua hal yang kita doakan, kita harus bertekun, dan berdoa, untuk memperoleh jawaban. Dalam doa Tuhan rindu ada sesuatu yang keluar dari dalam kita, bukan hanya sekedar jawaban doa sebab Dia ingin kita menjadi serupa Kristus. Oleh karena itu Dia mengatur dan merancang peperangan yang harus kita hadapi sedemikian rupa sehingga terbentuk karakter dalam diri kita. Itu yang pertama-tama akan mengubah kita sebelum mengubah dunia di sekitar kita. Inilah yang harus para pendoa syafaat menemukannya.
Saat seseorang membayangkan pahlawan doa, biasanya kita membayangkan orang-orang yang tua, atau nenek-nenek kita. Semua keluarga sepertinya mempunyai orang-orang seperti itu. Dan dibayangkan mereka suka memandang bola kristal untuk ‘tahu’ masa depan cucunya. Sesungguhnya para pahlawan doa itu ada di tahta Allah ‘menciptakan’ masa depan komunitas dan bangsanya melalui doa. Mereka tidak ingin tahu apa dan bagaimana orang lain berdoa, tetapi mereka berdoa atas dasar kemenangan. Mereka tidak punya waktu untuk meratapi permasalahan pribadi seseorang, sebaliknya mereka akan menggedor Sorga agar terjadi pencurahan anugerah sorgawi.

20-Mei-2013: #5 Penundukan-diri pada otoritas Kristus - Misi kita ialah membawa hidup-yang-dibangkitkan ke situasi-situasi yang mati. Jika iblis menantang doa kita, ingatkan dia kalau kita duduk bersama Kristus ‘jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.’ (Ef. 1:21). Otoritas Kristus itu bersifat final. Tetapi, bukan hanya Bapa meletakkan ‘segala sesuatu di bawah kaki Kristus,’ Dia juga ‘telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada, Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.’ (Ef. 1:22-23).
Tuhan memakai metafora anatomi untuk menjelaskan tatanan otoritas: Kristus sebagai ‘kepala’ dari ‘tubuh’ yang mana segala sesuatu diletakkan di bawah ‘kaki’-nya. Ini merupakan pemahaman yang paling mendalam tentang peran kita: Apa yang telah diperoleh Kepala, Kristus, maka kaki, gereja-Nya, akan berjalan di atasnya. Dengan kata lain, Tuhan telah memposisikan gereja sebagai jembatan-hidup antara kondisi-kondisi di bumi yang mengerikan saat ini untuk bisa memperoleh jawaban-masalah yang luarbiasa dari Sorga!
Saat kita benar-benar bergairah dan dengan tepat menundukkan-diri kepada Kristus dalam doa, kerajaan Sorga terus-menerus akan memasuki dunia. Kuncinya harus tahu Firman Kristus, karena otoritas kita bukan berasal dari diri-sendiri, tetapi dari ‘pedang Roh, yaitu firman Tuhan’ (Ef. 6:17). Apa yang kita miliki adalah pewahyuan dan penundukan-diri. Begtu kita menundukkan-diri kepada Firman dan bertekun dalam doa, masadepan akan diubahkan seperti kehendak-Nya.
Iblis tahu kalau dia berhasil membungkam kehidupan doa kita, dia akan berhasil menjauhkan tangan Tuhan untuk berkarya dalam kehidupan nyata!

19-Mei-2013: #4 Kuasa kebangkitan melekat dalam doa - Kita punya jawaban saat mendoakan apa yang terjadi di sekitar kita. Tempat dimana sekarang kita berada merupakan jawaban doa. Demikian juga dengan kehadiran dan partisipasi kita di suatu gereja itu merupakan jawaban dari doa-doa gembala dan pendoa syafaat, yang juga jawaban doa agar kita bisa berjemaat di suatu gereja tertentu.
Paulus menuliskan, ‘Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,’ (Ef. 1:18-19).
Jika kalian orang Kristen, kuasa dan kekuatan yang menyertai hidup kalian itu begitu hebat, yang merupakan kuasa Allah sendiri. Ini bukan kekuatan manusiawi tetapi sesungguhnya ‘kehebatan kuasa-Nya.’ Tuhan mendemonstrasikan ini kepada kita yang percaya, pertama-tama ‘dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga’ (Ef. 1:19-20).
Dengan kata lain, kuasa kehebatan Tuhan itu kuasa kebangkitan-Nya. Artinya, hal-hal yang kelihatan mati, berbau kematian, serta tindakan yang mati, bisa dijamah dan dibangkitkan untuk hidup kembali!
Coba pikirkan: kuasa kebangkitan Allah yang telah diberikan kepada kita itu berpotensi sama seperti yang pernah Dia demonstrasikan saat Yesus keluar dari kubur. Jadi, karena kekuatan Allah Mahakuasa itu dilekatkan pada kehidupan doa kita, maka saat kita mendoakan hal-hal yang sudah mati akan memiliki kehidupan kekal!

18-Mei-2013: #3 Rahim Doa – Realita apa yang telah Tuhan rancangkan pertama kali akan selalu termanifestasi dalam kehidupan doa para pendoa-syafaat-Nya. Saat kita mendengar Tuhan dan mendoakan Firman-Nya, kita akan punya dampak dalam esensi kehidupan yang belum terwujud karena Roh Tuhan Sendiri yang bekerja! Itulah sebabnya Tuhan tidak hanya meminta kita hanya tahu Firman-Nya, tetapi juga mendoakannya. Kita harus bergerak dari kecerdasan-Firman ke dihamili-Firman.
Banyak gereja yang punya pokok-pokok doa khusus yang bisa didoakan dan direnungkan oleh pendoa syafaatnya. Mungkin kita harus mengubah sebutan tempat seperti itu, mengubah sebutan ‘ruang-doa’ menjadi ‘rahim-doa’. Segala sesuatu yang baik dan kudus yang bisa kita lihat termanifestasi dalam kehidupan seseorang atau sekelompok orang itu pertama-tama akan dikandung, dan kemudian dilahirkan melalui rahim doa.

17-Mei-2013: #Kuasa Dahsyat ada dalam hidup orang Kristen! - Orang-orang Kristen harus menyadari kalau Tuhan itu mengutuk roh-roh jahat yang mencoba meramal apa yang tidak diketahui. Tuhan telah memanggil para pendoa-syafaat bukan untuk  menanyakan masa depan tetapi untuk menciptakannya melalui Firman Allah yang hidup melalui doa! Bapa kita memberi kita akses ke masadepan. Kalau kita bertanya, ‘Bagaimana tahu apa yang harus didoakan?’ Tuhan Yesus dengan gamblang mengatakan, ‘Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.’ (Mat. 6:9-10).
Kalau melihat kondisi dunia saat ini seseorang akan diperhadapkan dua hal: dijadikan lumpuh, tidak berdaya, atau, mampu melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang Tuhan bisa pakai untuk mendatangkan kebaikan melalui iman. Revival, atau kebangkitan, itu dijadikan agar realita kerajaan Allah diwujudkan di bumi melalui doa. Yesus tidak memberi kita jutaan fokus doa untuk didoakan oleh murid-murid-Nya, sebab suka atau tidak, pemerintahan kerajaan Allah itu sedang datang. Kristus memanggil kita untuk mendoakan agar kerajaan Allah memanifestasikan dirinya di dunia kita saat ini.
Bisakah kita bayangkan, bagaimana keadaan dunia jika Tuhan menjawab doa yang Kristus berikan kepada kita itu? Baca Injil. Apa yang kita lihat di kehidupan dan kuasa Yesus Kristus itu suatu gambaran iman tentang kerajaan Allah. Yesus mengatakan kalau kita juga bisa memiliki manifestasi seperti yang Dia punyai. Dia sesungguhnya memerintahkan kita agar meendoakan kuasa Sorga dilepaskan!

16-Mei-2013: #1 Situasi yang ada – Di jaman kita yang mengalami perubahan dengan cepat ini membuat banyak orang berputus-asa ingin tahu masa-depan yang ada. Baru saja seseorang mengadakan penyesuaian-diri dengan perubahan yang baru terjadi, langsung diserbu dengan ledakan realiata perubahan baru terjadiyang di dunia kita.
Dalam usaha mencari jawab atas ketakutan yang muncul karena perubahan tersebut, masyarakat biasanya mencoba mencari jawab melalui situs-situs atau gotline yang bersumber pada okultis dan roh-jahat milik para peramal-nasib, perbintangan, dan cenayang (psychic), semua mencoba mengintip misteri masadepan. Bahkan banyak dari mereka yang cerdas dan berpendidikan, sekali-kali juga mengintip ‘apa kata bintang’ untuk tahu masa depannya!
Mengapa ada saja orang yang mau minta nasihat kepada orang yang bahkan juga tidak mampu meramal masa-depannya sendiri. Hampir semua para pembaca-nasib ini hidup dalam kemiskinan. Kemampuannya untuk meramal masadepan kan seharusnya paling tidak harus bisa mengubah hidupnya sendiri, bukan? Mereka bisa berinvest di pasar saham atau membeli nomor lotere, misalnya. Meskipun mereka bahkan tidak bisa meramal atau membuat nasib keberuntungan sendiri, tokh orang-orang datang minta ditunjukkan masa depan hidupnya kepada mereka.

MELEPASKAN-DIRI DARI PEMBERHALAAN EMOSI - R Loren Sandford       Home
15-Mei-2013: #6 Penutup - Singkatnya, di saat-saat yang sangat penting ini Tuhan meminta kita menolak budaya pemberhalaan emosi yang ada di sekitar kita, dan kembali ke standar Firman, agar bisa memahami dengan tepat apa yang ada, adakaah di dalamnya ada hati Bapa, kasih-Nya, dan berkat-Nya. ‘Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN.’ (Yes. 1:18).
Yang sedang kita bicarakan ini bukanlah roh agamawi, juga bukan legalitas. Diungkap di setiap baris Alkitab bahwa di dalam Salib itu tidak mengandung pementingan-diri-sendiri, tetapi yang ada adalah kasih Bapa dan jalan untuk hidup baik, secara utuh, dan dalam damai-sejahtera. Ini merupakan anugerah oleh Roh Kudus, dan ini memang berhasil.
Biarlah kita menjadi terang dalam kegelapan selaras dengan panggilan Yesus kepada kita semua. Biarlah kita menjadi orang yang secara bersama-sama akan menyembuhkan adaya kerusakan yang diakibatkan oleh delusi dunia. Biarlah kita menikmati emosi kita dengan benar, dan biarlah kita dibuat kaya oleh Tuhan. Kita tidak akan mengambil keputusan seperti yang diajarkan oleh budaya yang ada disekitar kita sebab itu akan merugikan kehidupan dan iman kita.

14-Mei-2013: #5 Emosi membawa ke delusi - Pertimbangan Ilahi akan mengenali apa yang benar dan minta agar perasaan mengikutinya. Perasaan sendiri sesuatu yang baik, karunia Allah, tetapi hanya jika diletakkan di bawah disiplin/pengawalan Firman Allah, didasarkan kasih, yang dirancang untuk memastikan agar kita hidup dengan benar dan terhindar dari penderitaan yang tidak perlu.

Yeremia mengatakan, ‘Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?’ (Yer. 17:9). Paulus menuliskan, ‘Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia? Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.’ (1 Kor. 2:16).
Tuhan memberi emosi agar kita bisa menikmati dan mewaspadai kenikmatan yang ada, bahaya, dan keadaan manusia batiniah kita – bukan untuk dijadikan alat pengambil keputusan. Untuk mengambil keputusan Tuhan telah memberi kita kapasitas yang mampu melakukan pertimbangan secara obyektif untuk mengenali suatu hal dengan benar, yang harus kita lakukan berdasarkan Firman Tuhan dan pendisiplinan hati untuk mengikutinya. Dengan disiplin, hati akan mengikuti arahan yang diberikan oleh pikiran yang sudah ditebus. Kalau dibiarkan, emosi itu akan membangkitkan delusi/khayalan. Sekarang terserah kita, mau berpikir berdasarkan perasaan atau kemampuan mempertimbangkan yang diilhamkan oleh Roh Kudus?

13-Mei-2013: #4 Memisahkan-diri dari standar Firman - D
alam suatu pembicaraan mengenai pergeseran budaya, moralitas, yang saat ini berterbangan dan menantang kebenaran alkitabiah, ada yang bertanya, ‘Mengapa kita tidak ikut saja budaya yang ada?’ Ada orang yang menjawab dengan tepat, ‘Sikap seperti itulah mengakibatkan ada 6 juta orang Yahudi dibunuh saat Perang Dunia II!’ Dengan tidak diterapkannya hukum absolut Allah yang ada di Alkitab maka apa yang banyak orang rasakan saat membaca atau melihat dan mendengar dari suatu media yang merangsang emosi, mereka mau menerima apa saja yang disajikan itu sebagai kebenaran. Dan jika ini dipegang dan dilakukan akan menghancurkan kehidupan mereka. Saat masyarakat memisahkan dirinya dari standar kebenaran Firman, pasti akan terjadi kehancuran!

12-Mei-2013: #3 Tekanan Budaya - Budaya yang ada di sekitar kita terus-menerus memberi tekanan, sampai menjangkau dan merusak doktrin, praktek-praktek dan makna kebenaran yang ada, sehingga kita tidak mampu lagi melihat kalau dibalik tekanan itu ada yang benar. Kitalah yang seharusnya mempengaruhi budaya yang ada sebagai ragi kerajaan Allah.

Akibat pengaruh budaya dan pemberhalaan perasaan menjadikan kita tidak mau mengambil tindakan yang benar maka kapal kehidupan kita dan masyarakat akan karam, tidak terelakkan lag! Ini yang terjadi di banyak kehidupan dan pelayanan sehingga dunia saat ini menganggap kalau gereja telah mengalami kemerosotan moralitas sehingga pelayanannya tidak mampu lagi memberi dampak ke dunia.
Budaya mengatakan kalau tidak ada moral yang absolut/mutlak, dan apapun yang seseorang percayai itu hanya kebenaran pribadi orang itu jika memang itu ‘berhasil bagi orang tersebut.’ Oleh karena itu banyak orang atau dunia Kristen, yang mengambil standar-standar kehidupan yang tidak diukur dengan ukuran yang bersifat kekal, tetapi diukur berdasarkan suasana hati dan perasaan mereka sendiri.

11-Mei-2013: #2 Memerosotkan moral dan standar kebenaran - Pemberhalaan emosi ini menjadikan kita rentan sehingga gampang percaya setiap kebohongan yang di diberikan selama kebohongan tersebut membuat kita bisa merasakan sesuatu, apakah itu perasaan gembira, marah, biadab, merasa menjadi orang-penting, atau bahkan cinta. Di dunia politik misalnya, partai yang paling baik mampu mengilhami emosi pemilihlah yang akan menang, yang bahkan mereka tidak mempedulikan lagi masuk-akal atau tidak permasalahan yang disajikan (atau yang bahkan memang tidak punya ke-logis-an itu). Di gereja, hal tersebut akan menurunkan moralitas dan standar-standar kebenaran sehingga di-‘obral’ karena kondisi kemerosotan akibat pemberhalaan perasaan yang mengatakan bahwa apa yan rasanya benar itu benar, tanpa mempedulikan pengajaran yang jelas Firman Tuhan.

10-Mei-2013: #1 Enggan berpikir Kritis - Saat ini kita sedang hidup di budaya dimana hampir semua orang enggan berpikir. Mereka cukup ‘merasa’ saja, dan itulah yang mereka percayai sebagai kebenaran. Hampir semua yang kita lihat di TV (baik berita maupun hiburan) dan yang kita baca di koran dan majalah, di blog dan di buku-buku semuanya telah diatur sedemkian rupa dengan tujuan untuk merangsang emosi sehingga bisa merasakan dan menerima itu sebagai kebenaran. Pikiran-kritis dilewatkan begitu saja, padahal itu yang secara obyektif berusaha untuk mengenal apa yang benar dan mampu membedakan dengan yang bersifat hanya permukaan atau reaksi dan tanggapan emosional saja. Sikap demikian ini yang akan mempengaruhi penilaian moral, dan membuat rentan berkompromi dengan ‘perasaan’ yang ‘sejahtera’, sebagai akibat pengalaman pengkondisian yang terus-menerus atau karena adanya janji-janji yang diharapkan untuk diperoleh.

3-SIKAP LAGI PEMIMPIN MENGHADAPI KRISIS - John Maxwell       Home
9-Mei-2013: #3 Rasa hormat seringkali diperoleh di saat-saat yang sulit – Tidak ada seorang pemimpin pun yang senang dengan krisis. Meskipun begitu, Margaret Thatcher menemukan bahwa saat-saat yang keras itu sesungguhnya merupakan kesempatan bagi pemimpin untuk membuktikan kwalitas yang mereka miliki. Perang mengijinkan Thatcher mendemonstrasikan karakter dan kemampuannya, dan hasilnya, pengaruhnya diperbesar.
Bagaimana saat-saat kritis yang kita hadapi telah membentuk kepemimpinan kita? Nasihat apa yang bisa kita berikan ke orang lain yang sedang menghadapi saat krisis dalam kepemimpinannya? 

8-Mei-2013: #2 Berpegang pada hatinurani dan prinsip Saat sulit mengambil keputusan, bertanyalah kepada hatinurani dan nilai-nilai kita, lalu bertindak tanpa ragu-ragu. Dengan membanjirnya nasihat dari berbagai pihak bisa melumpuhkan Thatcher. Tetapi dia tetap berdiri pada prinsipnya dan memimpin Inggris dengan kokoh berdasarkan pada rasa benar-dan-salah hatinuraninya.

7-Mei-2013: #1 Saat melewati krisis, jaga kesatuan team kepemimpinan – Thatcher tidak membiarkan terjadinya pertentangan internal. Segera setelah diambil suatu keputusan untuk berperang misalnya, dia memastikan kalau setiap orang yang ada di Partai Konservatifnya memberi dukungan di depan umum. Dengan cara  demikian dia menginspirasikan rasa kesatuan yang bisa menopang semangat berperang.

6-Mei-2013: Hakekat Krisis: Saat ada krisis jangan kita bersembunyi di belakang apapun atau siapapun; krisis pasti akan menemukan kita. Sebaliknya, hadapi krisis tersebut sebab hampir semua krisis akan menciptakan peristiwa-peristiwa yang akan membentuk kepemimpinan seseorang. Peristiwa itu akan melontarkan kita, ke hal yang buruk maupun yang baik, ke destiny kita. Banyak dari kita yang baru sadar akan tujuan-hidup setelah mengalami krisis.
Winston Churchill pernah membuat pernyataan: ‘Akan tiba saatnya dalam kehidupan seseorang suatu peristiwa khusus, yang berupa krisis, yang menjadi jawab mengapa seseorang orang itu dilahirkan. Peristiwa tersebut akan membuka kesempatan, yang jika dimanfaatkan oleh orang tersebut maka akan menggenapkan misinya– misi yang memang unik dan yang hanya dia saja yang bisa mengatasinya. Dari peristiwa itulah orang tersebut akan menemukan kemegahannya. Itu merupakan saat-saat utama bagi dia.’
Margaret Thatcher, pemimpin Inggris, salah satu contoh untuk hal tsb. Sikap apa saja yang dia wariskan saat menghadapi krisis dalam pemerintahannya?

7-SIKAP PEMIMPIN MENGHADAPI KRISIS - John Maxwell       Home
5-Mei-2013: #7 Lakukan apa yang benar, bukan yang mudah – Permasalahan rumit jarang punya pemecahan mudah. Jangan membuat pemangkasan ataupun menurunkan standar etika kita dalam rangka meredakan situasi. Sebaliknya, tetaplah berpegang pada komitmen kita dan letakkan kebutuhan orang-orang kita di depan kenyamanan dan kesenangan diri-sendiri.

4-Mei-2013: #6 Ambil tindakan selangkah-demi-selangkah – Dalam krisis, keadaan itu fluktuasi, tidak menentu. Karena itu kita tidak bisa membuat perencanaan yang terlalu jauh. Saat menghadapi perubahan yang mendadak, bijaksanalah kalau berkonsentrasi dalam jangka-pendek. Berfokus untuk menetapkan langkah-langkah untuk terus maju. Tunggu goncangan mereda untuk melakukan evaluasi-ulang bagimana situasinya.

3-Mei-2013: 
#5 Cari Pendukung Berpengaruh – Umumnya dalam setiap organisasi ada kelompok kecil orang yang punya pengaruh besar. Selama krisis, berikan perhatian ekstra dan ikut-sertakan mereka dalam rencana menangani krisis yang sedang terjadi.

2-Mei-2013: #4 Sederhanakan Situasinya – Di saat-saat krisis, emosi akan meningkat tinggi dan keadaan sekitar sepertinya juga menekan. Untuk bisa membuat keputusan dengan kepala dingin seorang pemimpin harus melangkah mundur dari peristiwa yang sedang terjadi untuk bisa menetapkan aspek-aspek situasi yang memang sudah tidak bisa diperbaiki lagi, dan mengenal permasalahan utamanya. Ini yang akan dipakai sebagai tiang pancang untuk bergerak maju. Selama krisis, untuk sementara kita bisa menarik diri dari segala sesuatu agar bisa menetapkan hal-hal yang paling penting. Kita bisa mengumpulkan para pemimpin inti, mengumpulkan masukan dari mereka, dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan menuliskan di kertas permasalahan utamanya akan membantu dalam memikirkan krisis yang sedang terjadi dengan tetap fokus meskipun ada di tengah-tengah kekacauan.

1-Mei-2013: #3 Beri Dorongan/Jaminan – Tempat untuk bisa menangani krisis itu bukanlah di belakang meja tetapi di depan mereka yang sedang menghadapi krisis. Kehadiran seorang pemimpin selama krisis akan memberi inspirasi rasa-percaya, dan memberi rasa aman kepada orang lain. Tentunya kemampuan pemimpin untuk menguasai emosi sendiri merupakan hal yang penting dalam suatu krisis. Juga, mengadakan persiapan itu merupakan kunci. Jelaslah ada beberapa krisis tidak bisa diramalkan; tetapi, organisasi bisa membuaat rencana strategi dalam mengantisipasi keadaan darurat. Mereka yang memiliki rencana kedaruratan akan bisa menempatkan diri jauh lebih baik dalam menangani krisis yang mendadak daripada yang cara kerja para pemimpinnya tidak menginjak bumi.
                                                                                 Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus

Kamis, 02 Mei 2013

Devosi April 2013

7-SIKAP PEMIMPIN MENGHADAPI KRISIS - John Maxwell       Home
2-Mei-2013: # 4 Sederhanakan Situasinya – Di saat-saat krisis, emosi akan meningkat tinggi dan keadaan sekitar sepertinya juga menekan. Untuk bisa membuat keputusan dengan kepala dingin seorang pemimpin harus melangkah mundur dari peristiwa yang sedang terjadi untuk bisa menetapkan aspek-aspek situasi yang memang sudah tidak bisa diperbaiki lagi, dan mengenal permasalahan utamanya. Ini yang akan dipakai sebagai tiang pancang untuk bergerak maju. Selama krisis, untuk sementara kita bisa menarik diri dari segala sesuatu agar bisa menetapkan hal-hal yang paling penting. Kita bisa mengumpulkan para pemimpin inti, mengumpulkan masukan dari mereka, dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan menuliskan di kertas permasalahan utamanya akan membantu dalam memikirkan krisis yang sedang terjadi dengan tetap fokus meskipun ada di tengah-tengah kekacauan.

1-Mei-2013: # 3 Beri Dorongan/Jaminan – Tempat untuk bisa menangani krisis itu bukanlah di belakang meja tetapi di depan mereka yang sedang menghadapi krisis. Kehadiran seorang pemimpin selama krisis akan memberi inspirasi rasa-percaya, dan memberi rasa aman kepada orang lain. Tentunya kemampuan pemimpin untuk menguasai emosi sendiri merupakan hal yang penting dalam suatu krisis. Juga, mengadakan persiapan itu merupakan kunci. Jelaslah ada beberapa krisis tidak bisa diramalkan; tetapi, organisasi bisa membuaat rencana strategi dalam mengantisipasi keadaan darurat. Mereka yang memiliki rencana kedaruratan akan bisa menempatkan diri jauh lebih baik dalam menangani krisis yang mendadak daripada yang cara kerja para pemimpinnya tidak menginjak bumi.

30-Apr-2013: #2 Bertindak Cepat – Kemampuan untuk bisa bertindak cepat bisa mengubah segala sesuatu yang sedang terjadi. Ini bukan berarti bertindak sembrono atau bodoh karena  didorongeaksi spontan, bukannya merespon. Musuh senantiasa menciptakan situasi dan kondisi agar kita bertindak spontan reaktif emosional sehingga mudah memasuki perangkapnya. Kita harus belajar senantiasa untuk mau merenung sesaat, minta tuntunan Roh Kudus, dengan tidak terburu-buru, sehingga mampu melakukan apa yang memang sorga inginkan.

29-Apr-2013: Dalam kehidupan sehari-hari kita akan dihadapkan dengan  kejadian yang tidak terduga-dua, yang langsung muncul dan menciptakan situasi krisis. Meskipun kita tidak bisa menghindar dari hal ini, kita masih bisa belajar menuntun mereka yang terjebak di dalamnya untuk melewati situasi krisis tersebut. Sesungguhnya di saat-saat yang gelap dan sulit seperti itulah merupakan momen dimana akan muncul kepemimpinan sejati yang sangat dibutuhkan.
Meskipun sangat sedikit kita yang akan bertanggung-jawab dalam memimpin keadaan kritis berskala besar seperti bencana alam misalnya, tetapi ada saat kita akan diperhadapkan pada permasalahan dalam lingkungan atau pekerjaan. Pada hakekatnya suatu krisis itu menuntut perhatian sesegera mungkin, meskipun sulit bagaimana harus merespon di saat ada kejadian yang mendadak. Kiranya devosi harian ini bisa memperlengkapi kita agar bisa membimbing orang lain scara tenang dan percaya-diri bisa melewati badai kehidupan yang terjadi.
#1 Menemukan masalah sebenarnya – Tanggung jawab pertama-tama dari seorang pemimpin ialah menjelaskan realita, apa yang terjadi. Pemimpin itu harus mengarungi telaga untuk bisa belajar tahu apa sesungguhnya yang telah terjadi dan bisa memahami kondisi terkini yang sedang terjadi.

7-SIKAP UNTUK PERTUMBUHAN - John Maxwell       Home
28-Apr-2013: #7 Terus bertumbuh dan terus memberi – Jika seseorang berhenti belajar dengan aktif dan bertumbuh, maka detik jam hidupnya mulai melambat sampai ke keadaan tidak punya apa-apa lagi yang bisa diberikan.
Kita tidak boleh mencapai suatu tempat dan mulai menjadi nyaman di tempat itu dan berhenti . Kita harus selalu bertindak untuk menang, bukannya untuk kalah. Para pemimpin yang bangkit ingin belajar dari mereka yang sedang memimpin mereka dengan baik. Kepemimpinan itu diawali dengan penuh perhatian untuk terus bertumbuh.
Kita harus menerapkan 7 hal di atas dalam hidup kita untuk mengejar pertumbuhan sehingga bisa menginvestasikan pada kehidupan orang lain. Dengan mau memberikan diri kita untuk membimbing mereka akan memperoleh imbalan dalam penuaian: para pemimpin yang berkwalitas, dan berkarakter pertumbuhan hidupnya serta berhasil mendedikasikan diri demi perkembangan.
Hari ini, tuliskan bagaimana kita bisa melakukan pertumbuhan kita. Yang mana dari 7 hal tersebut yang harus kita komitmen untuk bisa diberikan kepada orang lain? 

27-Apr-2013: 
#6 Fokus pada Pengembangan-Diri, bukan Pemenuhan-Diri – Pemenuhan-diri artinya melakukan apa yang paling kita sukai; kita akan banyak menerima konsekwensi karena itu. Pengembangan-diri artinya melakukan apa yang sesuai dengan diri kita, yang secara unik cocok untuk itu, dan itu menjadi tanggung-jawab kita.
Dengan memfokuskan diri para pengembangan-diri pada akhirnya ternyata kan menumbuhkan bukan hanya kita tetapi juga orang lain. Tanpa perlu memperhatikan situasi kita, kita bisa selalu menumbuhkan-diri. Ambil setiap kesempatan yang ada untuk pengembangan-diri kita.

26-Apr-2013: #5 Kesuksesan sebagai Penabur, bukan Penuai – Jika kita menghidupi kehidupan yag berfokus untuk bisa membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain, maka hidup kita akan penuh, bukannya kosong.
Begitu sering orang menabur dengan harapan bisa cepat menerima kembali  sehingga kecewa saat terjadi tidak seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kita harus menabur dan menyiapkan diri untuk menuai di waktu yang ditetapkan. Di saat menunggu, mundurlah selangkah dan perhatikan bagaimana dampak besar yang telah diberikan ke orang lain. Inilah alasan sejati kehidupan itu.

25-Apr-2013: #4 Jangan biarkan ada orang yang memiliki kita – Akan sulit melepaskan diri jika ada seseorang yang ‘memiliki’ kita. Kita mau bisa menilai orang tanpa ada tali-ikatan yang mengikat kita.
Meskipun kita terus-menerus memperoleh keuntungan dari orang lain, kita tidak boleh terikat kepada mereka dengan pemberian tersebut. Jika kita ‘dimiliki’ orang lain, kita tidak punya kesempatan, atau tidak akan dianggap, jika mau memberi sesuatu yang benar, yang berbeda dengan kemauan mereka. Sebaliknya, dalam setiap hubungan yang ada kita harus selalu ada di posisi yang bisa memberi.

24-Apr-2013: #3 Jangan ada yang menguasai kita – Sebagian orang memanfaatkan barang-barang yang mereka punyai untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi mereka. Mereka terus melakukan ini tanpa melihat sudah berapa banyak yang mereka miliki.
Begitu banyak orang yang membanggakan dirinya dengan apa yang mereka punyai. Sesungguhnya ini tidak menguntungkan mereka. Sebaliknya, kita harus belajar untuk melepaskan apa yang kita punyai dan memberikannya kepada orang lain, apa itu waktu, perhatian, uang, maupun sumber-sumber lainnya – ini akan memberi manfaat besar bagi orang lain.

23-Apr-2013: #2 Utamakan Manusia – Manusia itu akan terus bertumbuh. Apa yang kita bagikan untuk membantu orang lain akan membangun mereka untuk mampu memberikan ke orang lain juga. Ini merupakan siklus yang terus berlanjut, bahkan setelah kita tidak ada di dunia sekalipun. Jika kita mengingat kembali akan keberhasilan hidup kita, apa yang kita ingat? Kita mengingat orang-orang yang telah bersama-sama dalam keberhasilan kita. Orang-orang itu merupakan bagian yang memberi andil begitu besar dalam hidup kita, dan sebagai seorang pemimpin, tindakan kita akan memberi dampak juga ke banyak orang. Dengan membangun orang-orang yang ada di sekitar kita dan mengutamakan mereka, kita menunjukkan kalau mereka itu berharga dan punya nilai dalam pertumbuhan besar.

22-Apr-2013: J
ika kita menumbuhkan diri-sendiri itu berarti membuat kita mampu menumbuhkan orang lain. Tetapi, kita tidak cukup hanya dengan bermurah-hati dalam membagi pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki; tetapi kita harus dengan penuh perhatian berusaha untuk bisa menambah nilai-nilai ke kehidupan orang lain. Kwalitas positif yang kita miliki bisa dimultiplikasi saat kita menanamkan sikap yang memberi.
#1 Berterimakasih – Kita sebagaimana kita ada saat sekarng itu karena telah menerima banyak kebaikan, meskipun tidak dengan sengaja kita cari; yang yang positif maupun negatif. Kita memperoleh ini karena ada orang lain yang telah membayarnya bagi kita. Sungguh beruntung kita! Oleh karena itu kita tidak boleh menahan kebaikan yang positif ini hanya untuk diri-sendiri. Bagaimana cara kita berterimakasih? Dengan setiap hari mencurahkan kebaikan tersebut ke orang lain. Memberikan kepada mereka sehingga mereka bisa berlari lebih cepat mencapai apa yang tidak bisa kita capai. Kita tahu, dan percaya, tidak ada keberhasilan yang hanya dilakukan oleh satu orang saja. Panggilan kita ialah untuk memberikan apa yang telah kita peroleh di sepanjang hidup kita, termasuk pengaruh. Dalam membagikan ini kepada orang lain berarti kita melipat-gandakan usaha kita, dan mempercayakan kepada orang yang kita pimpin kalau mereka akan menumbuhkan orang lain juga.

5-KARAKTER PEMIMPIN BAIK - Steve Murrell       Home
21-Apr-2013 #5 Kerendahan-hati – ‘Tidak merasa lebih baik dari yang lain.’ (Ul 17:20) Pemimpin yang baik biasanya tidak menyadari kalau dia itu pemimpin yang baik. Mereka tidak merasa lebih baik dari orang lain. Mereka memberikan semuanya bagi Tuhan dan ke team yang dipimpinnya.

20-Apr-2013 #4 Firman – Harus menuliskan salinan hukum ... harus membaca seumur hidupnya untuk belajar takut akan Tuhan.’ (Ul 17:18,19) Pemimpin yang baik akan menjadi pemimpin besar saat mereka mau menuliskan dan membaca firman Allah sebagai bagian kehidupan sehari-harinya.

19-Apr-2013 #3 Integritas – ‘Tidak punya banyak isteri ... juga banyak emas dan perak.’ (Ul 17:17) Pemimpin tidak memanfaatkan posisinya untuk memenuhi sakunya atau memikat wanita sertaa memuaskan nafsunya. Ini kedengaran seperti tidak-berotak, tetapi sedihnya, memang banyak pemimpin yang sepertinya memang tidak punya otak. Integritas itu melebihi intelek, karakter melebihi kharisma.

18-Apr-2013 #2 Visi – ‘Tidak mengembalikan ke Mesir’ (Ul 17:16) Para pemimpin harus melihat ke depan dan menuntun mereka yang dipimpin untuk terus bergerak maju, bukannya mundur. Pemimpin yang baik berfokus ke arah mana mereka menuju, bukan ke arah mereka berasal. Mereka punya suatu visi untuk masa depan, bukan sekedar mengingat-ingat hari-hari baik masa lalu.

17-Apr-2013 #1 Panggilan - Di Alkitab Musa menyampaikan sesuatu yang dia terima dari Tuhan bagaimana untuk memilih pemimpin yang baik. Karena apa yang disampaikan Tuhan itu suatu kebenaran maka demikian juga seharusnya yang kita ikuti untuk mendapatkan pemimpin yang baik.
‘Hanya mengangkat yang dipilih Tuhan.’ (Ul 17:15) Kita tidak seharusnya menunjuk seseorang di posisi kepemimpinan jika bukan Tuhan sendiri yang menunjuk dan mengurapinya. Dengan kata lain, panggilan Ilahi itu esensial bagi kepemimpinan yang baik.

ROH YATIM vs. ROH KEPUTRAAN - Joseph Mattera       Home
16-Apr-2013 #11 Roh yatim merasa memperoleh identitas utamanya melalui kepemilikan materi, penampilan fisik, dan kegiatan yang dilakukan. Identitas roh keputraan didasarkan atas keputraan mereka dan afirmasi Bapa. Mereka yang punya roh yatim tidak akan pernah puas meskipun sudah berhasil dalam karir, punya materi, kenikmatan, atau hubungan; ini semua tidak akan mampu memuaskan lobang yang ada di hatinya, yang berkaitan dengan identitasnya. Akibatnya, mereka senantiasa bergumul untuk memperoleh kepuasan dengan memakai berbagai hal atau orang dalam hidupnya. Di banyak hal, bahkan bentuk pakaian yang dikenakan, banyak tatoo di tubuh, goretan-goretan di kulit, dan tatanan rambut, bisa menjadi cara mereka agar bisa tampil berbeda, dan ini merupakan jeritan agar diperhatikan, karena kurangnya harga-diri dan merasa tidak diterima bapa.
Mereka yang berjalan dalam roh keputraan begitu kokoh di afirmasi Ilahi Bapa sehingga dipuaskan dengan melakukan pelayanan yang tidak harus tampil, dan bisa merayakan keberhasilan dan atensi yang diterima orang lain, karena kehampaan di jiwa mereka telah terisi dengan kasih tidak bersyarat Bapa.
Karunia terbesar yang diberikan ke manusia ialah untuk menerima, memperoleh dan berjalan dalam kasih Bapa, yang begitu mengasihi dunia ini, sehingga memberikan Putra tunggal-Nya sehingga kita tidak binasa atau menyia-nyiakan hidup kita tetapi mengalami kelimpahan hidup yang hanya bisa diberikan oleh Allah Bapa!

15-Apr-2013 #10 Roh yatim kurang menghargai diri-sendiri; roh keputraan berjalan dalam kasih dan penerimaan Allah Bapa. Mereka yang punya roh yatim sulit mengasihi dan menerima diri-sendiri. Mereka yang berjalan dalam roh keputraan dipenuhi dengan perasaan kasih dan penerimaan Ilahi yang memampukan mereka berjalan dengan percaya-diri dalam sukacita Tuhan, dengan memahami bahwa semua manusia itu orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

14-Apr-2013 #9 Roh yatim selalu berkompetisi dengan orang lain; roh keputraan selalu memberkati orang lain. Mereka yang memiliki roh yatim selalu mencoba mengalahkan orang lain baik di gerejanya, di keluarga, di bisnis atau denominasinya, karena dengan kemenangan mereka menganggap dirinya lebih baik dibandingkan dengan orang lain, dan diharap bisa mendapatkan pengakuan akan identitasnya. Sebaliknya, mereka yang berjalan dalam roh keputraan senantiasa mencari kesempatan untuk bisa memberkati orang lain, karena mereka sudah menganggap menerima pengkuan Tuhan dalam jiwa mereka, sehingga mereka bebas membagikan kasih Bapa ke orang lain.

13-Apr-2013 #8 Roh yatim punya masalah dengan amarahnya dan dorongan balas-dendamnya; roh keputraan tenang dalam kemampuan Bapa yang mengatur dan membimbing masa depannya. Mereka yang punya roh yatim punya masalah dengan amarah yang tidak terkendali, balas-dendam dan bentuk-bentuk manipulasi lain karena mereka merasa harus mengontrol orang lain dan lingkungannya untuk menggenapkan tujuannya, karena kurangnya mereka bisa mempercayakan-diri kepada Bapa sorgawi untuk menuntun dan mengontrol masa depannya. Mereka yang punya roh keputraan berjalan dalam peristirahatan dengan Bapa, dan telah berhenti melakukan pekerjaannya sehingga Bapa bisa memberikan jalan-jalan-Nya ke hidup mereka.

12-Apr-2013 #7 Roh yatim menolak anak-anaknya; roh keputraan menarik anak-anaknya. Para pemimpin dan orangtua dengan roh yatim senantiasa dalam gejolak, peperangan, dan ketegangan dalam hidupnya yang memberi kesan kepada anak-anak rohaninya kalau mereka dalam kompetisi, bukannya mengasihi mereka. Ini akan menghasilkan penolakkan baik dalam anak-anak rohani maupun biologinya, yang dapat menghilangkan pengaruh mereka atas generasi yang berikut! Mereka yang berjalan dalam roh keputraan dalam pengurapan Bapa akan menarik anak-anak mereka mendekat karena anak-anak mereka mendengar suara seorang gembala yang mempedulikan mereka.

11-Apr-2013 #6 Roh yatim memanfaatkan orang lain sebagai obyek untuk mencapai tujuan mereka. Anak-anak dewasa melayani orang lain untuk memberkati Kerajaan. Mereka yang memiliki roh yatim cenderung memanfaatkan orang lain sebagai obyek untuk menggenapkan tujuan mereka. Kapanpun kita menjadikan orang lain sebagai obyek, kita sedang memanipulasi mereka dengan perkataan kita, dengan ancaman, dan segala sesuatu yang diperlukan agar bisa mengatur dan mengontrol mereka. Orang yang dewasa yang berjalan dalam keputraan tidak memanfaatkan orang; mereka melayani dan membebaskan orang lain untuk menggenapkan destininya dalam Kristus

10-Apr-2013 #5 Roh yatim itu dirorong oleh keinginan untuk berhasil; Roh Kudus menuntun anak dewasa ke panggilan dan misinya. Banyak orang yang mencoba melakukan hal-hal besar untuk memuaskan jeritan yang ada di dalam hatinya agar bisa diterima bapanya. Ini akan menjadikan mereka lebih cenderung berhasil dengan kekuatan sendiri dibandingkan dituntun oleh Roh. Bahkan banyak para pemimpin terperangkap jerat hutang besar karena ingin membangun gedung besar, membawa banyak orang mengeruminya karena mereka dibutakan oleh perasaan tidak-cukup yang ada dalam dirinya; mereka pikir mereka bisa merasa enak tentang dirinya jika memperoleh keberhasilan besar.
Hanya mereka yang memiliki keputraan kuat saja yang akan mengijinkan Tuhan mengarahkan dan memberi kesempatan kepadanya tanpa mencoba menghidupkan dan meneriakan keberhasilan mereka. 

9-Apr-2013 #4 Roh yatim mencoba  mengobati keterasingan internalnya dengan rangsangan fisik; anak yang dewasa berjalan dalam sukacita dan hadirat Tuhan. Roh yatim senantiasa mencoba menekan rasa keterasingan, kesepian dan kurangnya hargadiri dengan terus-menerus menyibukkan-diri, pergi dari hubungan satu ke yang lain, mencari kepuasan fisik dan kehidupan narsis serta kesenangan-diri. Meskipun begitu, semakin mereka memuaskan-diri, semakin mereka menjadi ketagihan. Lubang di hatinya menjadi semakin besar sebab emosi yang mereka butuhkan ini hanya bisa ditutup oleh kasih Bapa. Sebaliknya, mereka yang berjalan dalam keputraan berendam di hadirat dan kasih Bapa, yang merupakan sumber kekuatan mereka yang terus-menerus mereka praktekkan, sebab mereka mengerti kalau mendasarkan pada rasa aman dan kehidupan-diri mereka, dan bukan kepada Tuhan, itu seperti membangun rumah di atas pasir.

8-Apr-2013 #3 Roh yatim melayani agar mendapat kasih Bapa; anak dewasa melayani karena ada rasa penerimaan dan perkenanan Ilahi. Oleh karena itu mereka yang punya roh yatim senantiasa bergumul dan berusaha mendapat kasih Bapa melalui keberhasilan dalam pelayanan dan karir. Mereka yang memiliki kedewasaan roh tahu kalau mereka sudah diterima dalam Kristus dan melayani orang lain dari kelimpahan penerimaan yang telah diterima.

7-Apr-2013 #2 Roh yatim iri terhadap keberhasilan orang lain; anak yang dewasa berkomitmen demi keberhasilan saudara-saudaranya. Mereka yang memiliki roh yatim bersukacita saat melihat ada saudaranya yang gagal sebab mereka merasa lebih baik dari mereka. Sebaliknya, mereka yang memiliki roh keputraan, dengan penuh sukacita mengkomitmen dirinya untuk melayani, merayakan, dan membantu saudaranya berhasil, karena mereka tidak bekerja untuk mendapat pujian manusia tetapi keluar dari rasa kasih yang mendalam dan menghormati Allah Bapa.

6-Apr-2013 Mematahkan Roh Yatim Satu-satunya cara untuk mematahkan roh yatim ialah memenuhinya dengan menerima kasih Bapa dalam Kristus, yang akan memampukan mereka menjadi anak-anak dewasa yang melayani Tuhan karena anugerah, bukan mencoba mendapatkan kasih Bapa melalui prestasi.
Bisa jadi roh inilah yang merupakan kutuk terbesar yang ada di bumi. Dibutuhkan para orangtua rohani yang memiliki kedalaman dan otoritas rohani untuk membalikkan kutuk yang menghalangi mengalirnya berkat-berkat generasi. Hanya setelah seseorang disembuhkan dari ketiadaan-bapa melalui kasih Bapa, roh ini bisa dihancurkan sehingga mereka bisa memulai proses untuk memasuki keputraan yang matang. Manifestasi keputraan ini begitu penting, yang manifestasinya dinanti-nantikan oleh semua makhluk (Rm 8:19)!
Ada 11 karakter yang membedakan mereka yang memiliki roh yatim dan mereka yang memiliki roh keputraan.
#1 Roh yatim bekerja atas dasar rasa tidak-aman dan irihati; roh keputraan bekerja atas dasar kasih dan penerimaan. Mereka dengan roh yatim senantiasa bergumul dengan rasairi dan tidak-amannya, karena rasa aman itu berasal dari hubungan yang aman dengan orangtua kita. Mereka dengan roh yatim begitu merasa tidak-aman, bahkan mereka sangat kesulitan untuk bisa mendengarkan baik bapa biologi maupun rohaninya saat mereka memuji orang lain. Mereka yang memiliki roh keputraan begitu merasa aman dalam kasih dan perkenanan Bapa sehingga mereka dipuaskan untuk melayani dalam kapasitas apapun yang dibutuhkan, baik saat diberi tugas maupun saat menerima penghargaan.

5-Apr-2013 Roh Yatim yatim ini memasuki dunia sejak Adam dan Hawa menjadi orang yang ‘terasing’ dari Bapa di Taman Eden. Roh ini yang telah menyebabkan kerusakan besar di bumi ini. Roh yatim adalah mereka yang merasa ditinggalkan, kesepian, terasing, dan terpisah. Segera setelah kejatuhan di Eden, buah roh yatim ini menaburkan rasa iri di Kain sehingga membunuh adiknya, Habel, karena Allah Bapa tidak menerima persembahannya. Di masyarakat sekarang ini, dengan pecahnya keluarga inti, menghasilkan banyak orang yang bukan hanya ter-‘asing’ dari Tuhan tetapi mereka juga mengambil keputusan untuk tidak mau mempedulikan, mengasihi, dan memiliki rasa aman dengan bapa-bapa biologinya.
Saya percaya semua emosi, fisik dan roh yang sakit yang ada di masyarakat bisa ditelusuri berasal dari manusia yang merasa diasingkan dari Tuhan dan para bapa biologinya. Orang-orang yatim ini kesulitan untuk terhubung dengan pasangan hidupnya, anak-anaknya, orang-orang yang punya otoritas rohani di atasnya dan supervisornya, serta kesulitan juga untuk bisa menerima dan mengasihi diri sendiri. Ada jutaan manusia yang melakukan kekerasan dan pemberontakan karena di latar-belakangi bapa biologinya menolak mereka! Banyak gereja yang dipenuhi dengan gembala dan pemimpin yang memanfaatkan orang lain dan menghancurkan hubungan karena mereka terdorong agar berhasil supaya memperoleh pujian bapanya; sesungguhnya lobang kebutuhan tersebut terlalu besar untuk sekedar diisi oleh keberhasilan pelayanan atau prestasi!


GEREJA LOKAL SUDAH USANG? - Joseph Mattera       Home
4-Apr-2013 Memisahkan diri dari gereja lokal itu mengundang bencana - Sejarah menunjukkan jika pemimpin bisnis dan politik memisahkan diri dari gereja lokal itu artinya hanya mengundang bencana. Ini juga salah satu penyebab utama mereka yang di Amerika kehilangan budayanya. Mark Noll di bukunya ‘The Scandal of the Evangelical Mind’ dan yang lain-lain mendokumentasi fakta bahwa di universitas-universitas tertentu yang meninggalkan dunia-pandang kekristenannya dengan mengganti para gembala dan keimaman universitas dengan pemimpin-pemimpin bisnis dan komunitas selama abad 18 – 19, membuat sekolah-sekolah ini kehilangan identitas kekristenannya dan menjadi benteng-benteng liberalisme, serta mengkompromikan nilai-nilai alkitabiahnya, hanya dalam waktu beberapa puluh tahun saja. Sebaliknya, di perguruan-perguruan tinggi yang tetap terhubung dengan gereja lokal atau tetap membiarkan sekolahnya ada di bawah pengawasan gereja biasanya tetap berfokus pada sesuatu yang alkitabiah dan akan tetap menjadi bagian dari para pemimpin tertinggi bangsa maupun bisnis, bagi Kerajaan dan kemuliaan Tuhan!

Tantangan sesungguhnya ialah kurangnya gereja lokal apostolik yang dipimpin oleh pemimpin apostolik dengan kepemimpinan yang mampu memberikan dampak besar ke para pemimpin duniakerja yang akan mengapostolikkan budaya. Ini tentunya bukan dengan men-campakkan gereja lokal (yang bertentangan dengan pola alkitab yang ada di Perjanjian Baru) tetapi dengan membentuk-ulang gereja sehingga strategi-strategi dan kepemimpinan apostolik menjadi norma, bukan pengecualian.
Jika kita termasuk pemimpin duniakerja yang frustrasi karena gereja lokal kita tidak punya visi apostolik, tanya kepada Tuhan apa yang harus kita lakukan. Mungkin Dia akan menuntun kita ke gereja lokal lain yang memiliki cara pandang lebih ke wilayah dan Kerajaan. Tetapi, apapun yang akan kita lakukan, jangan memakai situasi untuk mengubah teologia kita dan coba-coba membenarkan pelarian-diri kita dari gereja lokal!

3-Apr-2013 Nilai-nilai Hubungan Keluarga Sejati ada di Gereja Lokal - TUHAN itu kita sebut sebagai Bapa kita. Gereja diharapkan bisa berfungsi sebagai sebuah keluarga besar sehingga kita bisa dibangun-ulang, dibentuk-ulang, dan melayani umat manusia, serta membangun peradaban yang sehat yang berdiri di atas pernikahan dan keluarga yang kuat. Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa melalui dia seluruh keluarga di bumi akan diberkati (Kej 12:1-3). Ini menunjukkan bagaimana alkitabiahnya masalah ‘dominion’ (menguasai) dan transformasi itu.
Memisahkan eklesia dari gereja lokal tidak akan menggenapkan tugas ini karena gereja-gereja yang mobile dalam konteks sistem bisnis atau politik tidak bisa membangun struktur keluarga yang kuat, dan juga bukan untuk memperlengkapi, serta bukan panggilannya!
Di gereja lokal, mereka yang lebih tua harus diperlakukan sebagai orangtua; yang lebih muda sebagai saudara, atau anak sendiri (1Tim 5:1-2). Ini akan memberi lingkungan pembelajaran yang sangat besar untuk bisa mengajarkan pemuridan karena Kerajaan Allah itu didasarkan pada hubungan. Ini juga merupakan sarana pusat untuk memperlengkapi, untuk memberikan kesembuhan bagi pribadi-pribadi dan yang bisa mendorong terjadinya perubahan kebijakan bagi kota dan bangsa.

2-Apr-2013 Reformasi sosial harus dalam konteks gereja lokal - Para rasul murid Yesus diberi perintah untuk menjadikan semua bangsa murid (Mt 28:19) kemudian mereka pada akhirnya diperintahkan untuk meninggalkan pekerjaan duniakerjanya dan melayani sepenuh waktu. Di Kis 6:2,4 Petrus mengatakan bahwa merekapun tidak boleh melakukan pelayanan meja agar bisa memberikan diri secara penuh untuk pelayanan firman dan doa. Dengan dilatarbelakangi hadirat Tuhan, dengan mempelajari dan memberitakan firman, serta menanamkan gereja-gereja lokal di kota-kota kunci inilah para rasul abad pertama ini mampu ‘menjungkir-balikkan dunia’ (Kis 17:5-7). Jadi, reformasi masyarakat itu tidak datang dari luar gereja lokal, atau karena memisahkan para raja dan imam Kerajaan, atau mengabaikan otoritas gereja lokal dalam Kerajaan, tetapi ada dalam konteks gereja lokal.
Ini dibuka juga di Efesus 4:10-12. Panggilan utama para rasul gereja dan pelayan-pelayan kelima-jawatan ialah menyiapkan umat Allah untuk melakukan pekerjaan pelayanan, yang disebutkan di Efesus 4:10, dengan tujuan untuk memenuhkan segala sesuatu. Jadi, pusat kuasa – memperlengkapi dan mengirimkan kepemimpinan budaya – haruslah berasal dari latarbelakang gereja lokal, yang merupakan tempat pelayan-pelayan kelimajawatan.
1 Korintus 12 mengajarkan kalau gereja-gereja lokal sejati itu diawali oleh mereka yang punya karunia sebagai rasul dan nabi. Ini lebih dari sekedar melakukan praktek karunia-karunia rohani untuk membangun gereja, tetapi juga untuk membangun kubu-kubu budaya demi Kerajaan.
Paulus menyebutkan gereja lokal sebagai ‘tiang penopang dan dasar kebenaran’ (1Tim 3). Jika mencoba membentuk-ulang masyarakat diluar konteks gereja lokal sesungguhnya kita mencoba punya misiologi tanpa eklesiologi yang jelas. Ini akan melahirkan para pemimpin duniakerja yang tidak bisa bertanggungjawab, yang tidak dididik dan dimuridkan dalam pengembangan karakter, kehidupan keluarga, dan kesehatan emosi pribadi – yang kemungkinannya bisa menduduki posisi penting hanya karena karunia-karunianya! Bisa saja yang bersangkutan menyebut dirinya gembala dan pemimpin gereja tetapi tidak punya hubungan yang betanggungjawab dengan rekan-rekan sekerja dan mereka yang ada di atasnya.

1-Apr-2013 Fungsi dan peran imamat rajani yang menyatu - Yesus mengatakan kalau yang terkecil di Kerajaan Sorga itu lebih besar dari Yohanes Pembaptis, dan semua para nabi dan pemimpin di Perjanjian Lama (Mat 11:11). Ini mengandung arti profetis bahwa fungsi kerajaan dan keimaman itu digabungkan dalam umat Allah Kerajaan. Bahkan, di Perjanjian Lama, meskipun kedatangan raja-raja Israel para imam tetap harus mengatur fungsi kemasyarakatannya bagi komunitas seperti yang dituliskan di lima kitab Musa. Sekarang ini fungsi-fungsi tersebut bisa dikategorikan sebagai fungsi pemimpin duniakerja dan fungsi kerajaan.
Bagaimana dengan Yusuf dan Daniel? Kategori apa yang berlaku bagi mereka? Keduanya berfungsi sebagai pemimpin politik tetapi juga cocok kalau dikategorikan sebagai imam karena gayahidup rohani dan profetisnya. Juga, siapa yang akan mengatakan kalau nabi Elia dan Elisa itu melulu hanya berperan sebagai keimaman? Keduanya memberi perintah ke para pemimpin politik di jamannya , misalnya ke para raja Israel (1Rj 18:18-19) dan membingkai atau membuat kerangka dengan menginisiatif kebijakan penting untuk reformasi sosial. Elisa bahkan memberi nasihat militer ke Israel saat bangsa itu berperang dengan Siria (2Rj 6:8-23).
Saya tidak bisa menerima anggapan bahwa sebagai gembala hanya befungsi melulu dalam dunia keimaman dan berfokus khususnya pada perkara-perkara rohani saja, sementara orang-orang Kristen yang di dunia bisnis atau politik menuntut harus berfungsi sebagai raja-raja yang bertanggungjawab untuk memerintah dan melakukan aplikasi praktis konsep-konsep Kerajaandi dunia. Saya senantiasa melakukan fungsi dengan peran keduanya, dan merasa sama enaknya seperti kalau menggembalakan atau menjadi pemimpin di duniakerja. Lebih jauh, sebagai salah satu pemimpin di kota saya selalu terlibat di proses-proses komunitas, bisnis, dan politik serta pengambilan keputusan-keputusan yang akan membantu membuat kerangka kebijakan umum. Saya sendiri percaya kalau peranan keimaman saya dalam bersyafaat, berdoa, dan merenungkan Firman Allah memberdayakan saya untuk bertindak sebegai seorang raja dengan memberi pengaruh ke komunitas saya dan kota saya dalam perkara-perkara yang berhubungan baik dengan gereja maupun masyarakat.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus