Jumat, 24 Desember 2010

Kitab-Kitab

(update setiap hari Sabtu)--Home
Kitab AYUB
STATISTIK PENTING:
Tujuan: Untuk menunjukkan kedaulatan Tuhan dan makna iman sejati. Ini menjawab pertanyaan “Mengapa orang benar menderita?”
Penulis: Kemungkinannya Ayub. Beberapa orang menyarankan Musa, Salomo, atau Elihu.
Tahun  Penulisan: Tidak diketahui. Kemungkinannya sekitar 2000 – 1800 BC.
Penulisan: Tanah Uz, yang mungkin terletak di timurlaut Palestina, di dekat tanah padang gurun antara Damaskus dan Sungai Efrat.
Ayat Kunci: Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."  (2:3)
Orang-orang penting: Ayub, Elifas, Bildad, Zofar, Elihu.
Hal-hal Khusus: Ayub merupakan kitab puisi pertama di Alkitab Ibrani. Banyak yang mempercayai kitab ini merupakan kitab paling tua di Alkitab. Kitab memberi kita pengertian-pengertian tentang pekerjaan Setan. Yehezkiel 14:14, 20 dan Yakobus 5:11 menyebutkan Ayub sebagai pelaku sejarah.


Pohon-pohon tercabut akarnya, tiang-tiang telpon patah seperti tusuk gigi, dinding-dinding ambruk, dan air menenggelamkan tanah. Hanya fondasi-fondasi yang kokoh saja yang tetap bertahan dalam serangan ganas angin topan. Dan fondasi-fondasi itulah yang bisa digunakan lagi untuk membangun-ulang setelah badai berlalu.
Bagi bangunan fondasi itu sesuatu yang sangat penting. Fondasi itu harus cukup dalam dan cukup kokoh untuk menahan tekanan bangunan yang dibebankan di atasnya. Hidup seperti sebuah bangunan: kwalitas fondasinyalah yang menentukan kemampuannya menghadapi kesulitan-kesulitan yang akan ada. Memakai bahan murahan untuk membangun fondasi mengundang resiko saat pencobaan datang, kehidupan akan roboh.
Kitab Ayub merupakan kitab drama yang berisi kehidupan seseorang yang kaya, menjadi bangkrut, dan kemudian menjadi kaya kembali; teologi tentang penderitaan dan kedaulatan Ilahi, dan gambaran iman yang bertahan. Ayub diuji. Tetapi hidupnya telah dibangun di atas  Allah Yahwe, dan dia mampu bertahan. Sewaktu kalian membaca kitab Ayub, buat analisa tentang kehidupan kalian dan pastikan kalau  Allah Yahwe yang menjadi fondasinya.
Ayub itu seorang petani yang makmur yang hidup di tanah Uz. Dia mempunyai ribuan domba, onta, dan binatang tenak lain; keluarga yang besar, dan banyak pelayan. Tiba-tiba Setan, si Pendakwa, datang ke hadapan  Allah Yahwe mendakwa kalau Ayub itu mempercayakan dirinya kepada  Allah Yahwe itu hanya karena dia kaya dan segala sesuatunya berjalan dengan lancar. Demikianlah ujian iman Ayub dimulai.
Setan diijinkan menghancurkan anak-anak Ayub, hamba-hambanya, ternaknya, para gembalanya, serta rumahnya. Meskipun begitu Ayub masih terus mempercayakan dirinya kepada  Allah Yahwe. Berikuntnya Setan menyerang tubuh Ayub, dengan dipenuhi borok yang menyakitkan. Isterinya menyuruh Ayub untuk mengutuk  Allah Yahwe dan mati (2:9), tetapi Ayub mau menderita dengan berdiam diri.
Tiga sahabat Ayub, Elifaz, Bildad, dan Zofar, datang mengunjunginya. Pada mulanya mereka berdiam diri dalam dukacitanya bersama Ayub. Kemudian mereka mulai membicarakan kemungkinan sebab-sebab tragedi yang menimpa Ayub. Mereka mengatakan dosalah yang menyebabkan penderitaannya. Ayub harus mengakui dosa-dosanya dan kembali kepada  Allah Yahwe. Tetapi Ayub mempertahankan rasa tidak-berdosanya.
Setelah tidak mampu mempengaruhi Ayub akan dosanya, ketiga orang tersebut berdiam diri (32:1). Kemudian terdengar suara orang lain, Elihu yang muda, memasuki perdebatan. Tetapi argumennya serupa dengan argumen ketiga orang yang lebih tua tersebut, sehingga tidak ada seorangpun yang berminat untuk menjawabnya.
Pada akhirnya  Allah Yahwe yang berbicara melalui badai. Dia mengkonfrontasi Ayub dengan kuasa dan keagungan-Nya. Ayub tersungkur merendahkan diri di hadapan  Allah Yahwe tanpa bisa berkata-kata.  Allah Yahwe mencela sahabat-sahabat Ayub, dan drama berakhir dengan pemulihan kebahagiaan dan kekayaan Ayub.
Mudah menganggap kalau diri kita itu punya semua jawaban. Sesungguhnya hanya  Allah Yahwe yang tahu dengan tepat mengapa sesuatu itu terjadi sedemikian, dan kita harus menyerah kepada-Nya sebagai Pribadi yang berdaulat atas hidup kita. Sewaktu kalian membaca kitab ini, teladani Ayub dan ambil keputusan untuk mempercayakan diri kepada  Allah Yahwe, tidak peduli apapun yang terjadi.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Life Application Bible

Tidak ada komentar:

Posting Komentar