Jumat, 24 Desember 2010

The Finest Wheat

(update setiap hari Sabtu)-Home
Seri: Mempelajari Firman Tuhan
Firman Allah Yahwe dn Roh Allah Yahwe
Firman Allah Yahwe dan Roh Allah Yahwe itu tidak terpisahkan. Allah Yahwe memberikan firman-Nya kepada kita dengan memberikan Alkitab, tetapi di saat yang bersamaan Dia menambahkan suatu persyaratan: manusia harus menerima firman-Nya dalam kuasa Roh-Nya. Allah Yahwe menopang firman-Nya dengan Roh-Nya; Dia membuktikan firman-Nya dengan Roh-Nya. Dia memakai Roh-Nya untuk menjagai firman-Nya sehingga tidak ada yang tersandung. Siapapun yang menyentuh firman Allah Yahwe tanpa terhubung dengan Roh Kudus tidak akan bisa melihat kuasa firman Allah Yahwe. Sebab tanpa Roh Allah Yahwe firman akan menjadi huruf-huruf yang mati.
“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan” (1 Kor 2:14a). Bagi orang yang tidak percaya yang menyelidiki Firman dengan hikmatnya sendiri Alkitab itu mati. Ini tidak berarti bahwa Alkitab itu bukan firman Allah Yahwe, ataupun firman Allah Yahwe itu tidak memiliki kuasa. Itu sekedar berarti bahwa tanpa Roh Kudus Alkitab dalam pengalaman orang yang tidak percaya hanya sekedar sebuah buku mati yang tidak punya kuasa.
Firman Allah Yahwe tetap sama. Meski begitu, bagi sementara orang firman Allah Yahwe itu menjadi hidup, tetapi bagi sementara yang lain hanya sebagai huruf. Apa yang membuat perbedaan tersebut? Karena kelompok yang pertama menerima firman Allah Yahwe dalam kuasa Roh Kudus sementara di kelompok kedua mencoba memahami firman yang sama dengan hikmat pikirannya.
Firman Allah Yahwe itu kuat dan hidup. Meskipun begitu saat seseorang hanya menerima melulu dengan pikirannya saja, dia tidak akan mengalami kuasa dan kehidupan firman Allah Yahwe. Apapun kebenarannya jika hanya diterima dengan pikiran hanya menjadi pemikiran orang tersebut. Kebenarannya tidak punya efektifitas dalam hidupnya. Dia tidak bisa menggantungkan dirinya di saat membutuhkannya. Meskipun dia tahu permasalahannya, fakta dan prosedurnya, dia tidak mampu memperoleh kuasa dari dalamnya. Bagi orang tersebut kebenaran itu bukanlah kebenaran, tetapi hanya sekedar pengajaran kosong karena dia tidak bisa mendemonstrasikan kebenaran yang ada.
Bagi seorang percaya, untuk tahu apa dia telah menerima firman Allah Yahwe dalam kuasa Roh Kudus, dia hanya perlu bertanya apa dia telah menemukan kuasa firman dalam hidupnya saat menerima firman tersebut; karena Allah Yahwe telah mengirim Roh Kudus-Nya  untuk memberi bukti kepada orang percaya akan kebenaran firman-Nya. Akibatnya, jika firman Allah Yahwe gagal untuk dibuktikan, itu karena kenyataan bahwa kuasa Roh Kudus memang tidak bekerja untuk itu.
Bahaya yang ada pada hari ini ialah adanya umat percaya yang mendengar firman Allah Yahwe, membaca Alkitab, atau mencari kebenaran, hanya dengan hikmat pikiran manusiawi. Allah Yahwe menggabungkan firman-Nya bersama-sama dengan Roh-Nya, tetapi manusialah yang kalau tidak memisah antara firman-Nya dari Roh-Nya, ya Roh-Nya dari firman-Nya. Bahaya dari kedua ekstrim tersebut sama-sama besar. Karena dengan memisahkan firman Allah Yahwe dengan Roh Allah Yahwe, apa yang orang akan dapatkan hanya suatu ide, atau sesuatu yang ideal. Dan dalam memisahkan Roh Allah Yahwe dari firman Allah Yahwe, apa yang akan diperoleh adalah keanehan. Semakin banyak orang yang terjatuh dalam jebakan ekstrim pertama daripada ekstrim yang kedua.
Banyak orang membaca Alkitab seperti membaca dan memahami buku ilmiah. Dengan pikiran yang cerdas, dengan petunjuk dan usaha yang baik, mereka memang bisa memahami Alkitab. Mereka mampu membuat penelitian tentang sesuatu yang ada di cerita atau sejarah Alkitab, dan membangun suatu doktrin. Tetapi cara yang demikian itu tidak akan membantu mereka untuk mengalami kuasa firman Allah Yahwe. Kita harus dibawa sendiri oleh Allah Yahwe ke tempat dimana kita akan bergantung pada Roh-Nya dalam pembacaan firman-Nya. Baru kita akan memahami kebenaran-Nya dan kuasa-Nya. Roh Kudus sendiri yang mampu menerapkan firman Allah Yahwe dengan kehidupan dan kuasa-Nya dalam kehidupan umat percaya. Dengan menerima kebenaranhanya dengan kuasa pikiran tidak akan membuat seseorang mampu menyadari hidup ini dan mengalami kuasa dalam pengalaman sehari-harinya. 
(disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari The Finest of The Wheat oleh Watchman Nee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar