4-Nov-2013: #1 Hari ini (jam 18.00) merupakan hari pertama memasuki
bulan baru Ibrani, bulan ke-9, bulan Kislev, dengan berbagai karakteristik profetisnya.
Dan karena gereja itu pada hakekatnya berkarakteristik profetis maka seyogyanya
mencermati hal-hal profetis di setiap bulannya.
3-Nov-2013: #11 ‘Contekan’, bukan ‘orsinil’ – Banyak pengkotbah yang begitu sibuk mencari bahan kotbah orang lain dari internet! mereka itu menyimpang dari Kis 6:2-40. Mereka sekedar menyalin dan menyampaikan komentar-komentar dari pengkotbah lain dan tidak pernah mendapatkan satu kata pun dari Tuhan untuk apa yang akan dikatakan ke gereja! Lebih jauh, era tehnologi informasi sekarang ini mencobai kita untuk bergantung pada program alkitab di komputer, bukannya Roh Kudus! Ini menjadikan kita pandai berbicara tetapi tanpa pengurapan; kaya kata-kata tetapi miskin pengurapan, punya konsep tanpa keyakinan, dan mempunyai kerumunan orang bukannya murid!
2-Nov-2013: #10 Mengistimewakan satu kelompok – Saya pernah hadir di beberapa pertemuan di gereja dengan mayoritas etnis tertentu yang menyampaikan kotbah yang membuat etnis lain tidak nyaman! Bahkan pernah mereka berbicara dari mimbar menentang etnis saya dengan menyertakan kata-kata ‘dengan menghormati Anda dan etnis Anda’! Ada juga jemaat yang meninggalkan gereja tertentu karena gereja tersebut lebih memperhatikan hanya pada yang muda, atau yang tua, atau yang kaya, yang lajang, yang miskin, dst.
1-Nov-2013: #9 Mengatakan ‘Tuhan berbicara’ – Pengkotbah yang dengan gampang mengatakan ‘Tuhan berbicara’ agar gereja atau pemimpinnya mentaati apa yang dikatakan itu hal yang sangat membahayakan! Jika yang dikatakan dari Tuhan itu tidak terbukti, maka ada yang akan meninggalkan gereja dan/atau ada cemoohan bagi Tuhan di samping hal itu akan membuat bingung orang yang baru percaya. Saya pernah tahu beberapa pengkotbah yang biasa mengucapkan ‘Tuhan berbicara kepada saya’ dengan tujuan memanipulasi pendengarnya agar termotivasi ikut ambil bagian dalam suatu proyek – meskipun yang dikatakan pengkotbah tidak pernah terjadi. Itu berarti kalau bukan pengkotbahnya yang bohong karena tertipu oleh keinginan sendiri, atau Tuhan yang dibuat bingung dan tidak bisa mengambil keputusan (saya percaya pada yang pertama!). Ini membuat kekacauan besar bagi mereka yang percaya ucapan pengkotbah tersebut!
Saya sendiri jarang mengatakan ‘Tuhan berkata kepada saya.’ Saya selalu mendahuluinya dengan mengatakan, ‘Saya percaya Tuhan memberi kesan di hati saya.’ Saya belajar menguji setiap impresi yang timbul di hati dengan mendoakannya bersama isteri, serta minta konsensus dari semua pemimpin kunci, sebelum mengatakannya ke umum; apa itu Tuhan menuntun untuk melakukan suatu proyek besar, atau mengganti arahan, atau mengikuti visi khusus.
31-Okt-2013: #8 Memberi beban yang bukan dari Tuhan - Yesus mengkritik orang-orang Farisi dan para pemimpin agama di jaman-Nya karena meletakkan beban pada orang yang mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (Mat. 23).
29-Okt-2013: #6 Kotbah dengan paradigma terbatas dan tidak bertumbuh – Beberapa pengkotbah berhenti mempelajari firman yang tinggal di lingkaran denominasinya yang terbatas, mengkotbahkan doktrin kesayangannya tanpa ada perubahan selama 20 sampai 30 tahun! Memang pesan dasar Injil di 1 Kor. 15:1-4 (the kerygma) harus tetap sama, tetapi jemaat harus diberitahu bagaimana menerapkan injil ke budaya yang sekarang, yang terus mengalami perubahan berdasarkan perubahan cara-pandang yang ada. Sementara masih ada yang saat ini berkotbah sama dengan kotbah di tahun 1970-an!
28-Okt-2013: #5 Mengkotbahkan perasaan frustrasi, marah dan letih – Orang yang bertanggungjawab akan gereja itu pekerjaan yang sangat berat! Agar tetap efektif dalam pelayanan gembala harus terus mengikuti seminar dan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan kepemimpinan, seluk-beluk real estate, mengurusi manusia, menjadi pengkotbah yang baik, bekerja 60 sampai 80 jam seminggu dalam tugas penggembalaan jemaat, mengelola visi, serta mengurusi masalah keuangan, pemberontakan dan kemurtadan, permasalahan keluarga dan krisis-krisis pribadi seperti iman dan keragu-raguan.
27-Okt-2013: #4 Kotbah Promosi Agenda-Sendiri – Tidak diragukan terbukanya kesempaatan pengkotbah untuk dicobai menhkotbahkan pesan yang didasarkan pada ambisi dan ego sendiri, bukan yang dimaui Roh Kudus melalui firman rhema dari Tuhan. Jika pengkotbah memanfaatka Alkitab atau mimbar untuk menyampaikan agenda pribadi (apakah untuk mengumpulkan dana menjebak orang dalam mengambil keputusan) ini perbuatan sangat tercela. Seyogyanya kita punya kesaksian murni roh yang diarahkan Tuhan dan tidak memakai mimbar untuk memanipulasi! Oleh karena itu kita harus berbicara bagi Allah (1 Ptr. 4:11) bukannya agenda pribadi. Saya pernah mengikuti beberapa kebaktian dimana para pengkotbah profesional mengobarkan semangat pendengarnya untuk mau memberi uang berdasarkan arahan ketrampilan berbicaranya. Dan orang-orang memberi uang karena emosionalnya yang telah diaduk-aduk, dan bukan karena iman kepada Tuhan.
26-Okt-2013: #3 Firman Keluar Konteks – Saya mempelajari penafsiran alkitab selama bertahun-tahun dan memadukannya dengan ajaran para filosof serta theolog-theolog besar; meskipun begitu dalam penafsiran saya hanya berfokus pada beberapa peraturan dasar saja.
25-Okt-2013: #2 Pesan Setengah Kebenaran – Paulus mengatakan kalau dia bebas dari darah semua orang karena dia tidak ragu-ragu mengkotbahkan SELURUH maksud Allah kepada mereka (Kis. 20:27).
24-Okt-2013: Firman Tuhan mengajar kita kalau Yesus memakai kata ‘kebodohan’ pemberitaan Injil untuk menyelamatkan mereka yang percaya (1 Kor. 1:21) dan Tuhan menyingkapkan kehendak-Nya mengenai kehidupan yang kekal melalui pemberitaan Injil (Tit. 1:4). Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu melebih-lebihkan dalam kotbah kita dalam menggenapkan kehendak TUHAN di bumi ini. Saya menemukan ada para pengkotbah yang justru merusak dalaam menyampaikan pesan kotbahnya. Jenis kotbah tersebut antara lain:
22-Okt-2013: #7 Harus Menjadi Pegulat –Begitu Nehemia menjejakkan kakinya di tanah Yerusalem, segera Sanbalat dan Tobiah mulai menyebarkan kampanye untuk menghentikannya. Saat kita mulai melakukan tugas rohani apapun, otomatis kita akan dijadikan sasaran kuasa jahat. Jika kita memang menginginkan kehidupan tanpa kesulitan, pencobaan, dan peperangan rohani, jangan pernah mencoba melakukan sesuatu yang besar bagi TUHAN. Peperangan begitu berat bagi Nehemia sehingga orang-orang harus bekerja dengan satu tangan memegang pedang dan satu tangan bekerja (4:15-17). Para pemimpin yang baik itu mampu melakukan tugas-ganda secara bersamaan: tahu bagaimana harus berperang dan tahu bagaimana harus membangun.
21-Okt-2013: #6 Punya Rencana Praktis – Saat raja menanyakan Nehemia apa yang dia inginkan tentang Yerusalem, dia tidak ragu-ragu membeberkan blueprint-nya. Dia perlu uang, dia perlu bahan-bahan khusus untuk pembangunan, dan dia perlu surat resmi dari yang berwewenang. Saat Nehemia tiba di Yerusalem, dia melaksanakan tugas-tugasnya yang sudah dirinci mengenai kerusakan-kerusakan yang ada. Dia tahu seberapa banyak dan seberapa besar pekerjaan yang harus di kerjakan. Jika TUHAN telah memanggil kita untuk membangun suatu gereja, atau pelayanan, atau bisnis, tidaklah cukup dengan hanya menerima beban dari sorga saja. Hitung biaya, buat anggaran, dan rencanakan langkah-langkah yang akan dikerjakan.
20-Okt-2013: #4 Rendah Hati – Para gubernur di jaman Nehemia itu suka menekan dan serakah. Mereka menuntut pesta dan mendapat perlakuan khusus, tetapi Nehemia menetapkan teladan baru dengan menunjukkan hidup sederhana (5:14-19). Sekarang ini para pemimpin harus menolak sikap yang menuntut hak, yang telah dipraktekkan oleh para pendahulunya, yang menganggap kepemimpinan Kristen itu dikaitkan dengan mobil mewah, pakaian ber-merk dan akomodasi mewah. Nehemia menetapkan trend baru saat berkata, ‘aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati’ (5:18). Mari kita memberi teladan kehambaan dalam kepemimpinan kita.
19-Okt-2013: #4 Menjadi Anggota Team – Meskipun Nehemia terbakar dengan visi yang besar, tetapi dia tidak mencoba mengerjakannya sendiri. Dia mengajak orang lain dengan mengatakan, ‘Mari, KITA bangun’ (2:17). Dia juga mau agar para anggota team juga mendapatkan keuntungan. Empatpuluh orang kunci yang memperbaiki gerbang dan tembok disebutkan di fasal ketiga. Seperti rasul Paulus – yang juga menyebutkan teman-teman sekerjanya – Nehemia tidak takut agar orang laain juga mendapat perhatian. Kita harus juga membuat kebiasaan untuk memperdayakan dan memuji orang lain yang terpanggil bersama-sama kita.
18-Okt-2013: #3 Hidup Penuh Doa – Kitab Nehemia dimulai dan diakhiri dengan doa – ini mengingatkan kita kalau setiap pemimpin yang berhasil itu harus hidup dalam kehidupan-syafaat. Charles Spurgeon menuliskan, ‘Doa itu sepenting nafas dan denyut jantung saya.’ Dalam kisah Nehemia seringkali disisipan kata-kata ‘Maka aku berdoa ...’ atau ‘kami berdoa ...’ ( (2:4; 4:9). Setiap pemimpin yang berhasil akan hidup dengan doa tulus yang dijawab.
17-Okt-2013: #2 Perlu Beban dari Sorga – Saat Nehemia mendengar kalau tembok Yerusalem dihancurkan dan orang-orang Yahudi diusir, dia menangis (1:4). Panggilannya untuk memimpin mengalir keluar dari rasa belas-kasihan sejati kepada orang-orang. Langkah para pemimpin yang berhasil memasuki tugasnya bukan karena keinginannya untuk punya nama bagi diri-sendiri atau untuk menerima bayaran dari pelayanannya, tetapi karena mereka ingin membantu orang lain. Jika motivasi kita bukan kasih, mintalah perkenanan dan menanti sampai ada rasa belas-kasihan dari TUHAN yang mencengkeram kita. Gereja sekarang ini tidak lagi membutuhkan pemimpin dengan agenda pribadi atau ambisi-ambisi keinginan sendiri.
16-Okt-2013: Kitab Nehemia menunjukkan prinsip-prinsip adanya 8 kwalitas yang menjadikan pemimpin berhasil.
15-Okt-2013: #5 Mengatakan Kebenaran dalam Kasih – Kapanpun kita menyatakan Firman kebenaran dalam kasih, itu akan memberi dampak yang berarti dan tidak akan kembali dengan sia-sia. Kerja Roh Kudus itu membersihkan dan memelihara Tubuh Kristus agar setia dalam menyatakan Kristus yang Hidup ke generasi sekarang.
‘Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
Bahan diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan
yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang
baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik
berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi
Bulan ini
bisa 29 atau 30 hari. Kislev dikaitkan dengan huruf Ibrani
SAMEKH, lambang mempercayakan-diri, menopang / mendukung, dan menjadi penuhnya
lingkaran. Kita harus menjadi lingkaran yang penuh dalam mengembangkan
pemercayaan-diri dan rasa percaya kita. Dengan memperhatikan hati dan
motivasi-motivasi kita selama bulan Kislev di setiap tahunnya, kita akan bisa
mematahkan dan keluar dari pola-pola lama kita karena tidak bisa
mempercayakan-diri, hal mana telah menghambat kemampuan kita untuk bisa
berjalan bersama Tuhan, dan sesama, yang ada dalam lingkup pengaruh kita.
Nama Kislev diturunkan dari kata Ibrani untuk
"keamanan” dan "mempercayakan-diri." Ini merupakan bulan
memasuki level baru untuk bisa mempercayakan-diri dan istirahat.
Kislev dikaitkan dengan suku Benyamin, suku yang
paling berkarunia dalam seni memainkan busur. Sewaktu kita mengembangkan
strategi-strategi peperangan di bulan ini, kita bisa menampung secara profetis
sehingga menambah pewahyuan berkenaan dengan musim peperangan di waktu
mendatang. Ini berkaitan dengan awal tahun sehingga kita bisa memasuki tahun
baru dengan benar.
Benyamin juga merupakan satu-satunya anak Yakub yang
lahir di tanah perjanjian sehingga ini merupakan bulan untuk mencermati Israel.
Di bulan ini akan terjadi hal-hal yang akan mengubah jalan dan sejarah Israel.
Kislev dihubungkan dengan konstelasi Sagitarius
(pemanah). Bulan ini adalah bulan untuk memerangi kekaisaran-kekaisaran dan
budaya-budaya. Ini merupakan bulan untuk membidik-langsung dan bergerak-cepat.
Bayangkan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang pemanah: potong
kerugian-kerugian yang ada dan bergerak-maju.
Lihat-ulang sistem dukungan kita selama Kislev,
termasuk siapa yang menopang dan siapa yang kita topang. Renungkan siapa
sahabat kita dan persekutuan kita, dan mengapa kita terhubung dengan mereka.
3-Nov-2013: #11 ‘Contekan’, bukan ‘orsinil’ – Banyak pengkotbah yang begitu sibuk mencari bahan kotbah orang lain dari internet! mereka itu menyimpang dari Kis 6:2-40. Mereka sekedar menyalin dan menyampaikan komentar-komentar dari pengkotbah lain dan tidak pernah mendapatkan satu kata pun dari Tuhan untuk apa yang akan dikatakan ke gereja! Lebih jauh, era tehnologi informasi sekarang ini mencobai kita untuk bergantung pada program alkitab di komputer, bukannya Roh Kudus! Ini menjadikan kita pandai berbicara tetapi tanpa pengurapan; kaya kata-kata tetapi miskin pengurapan, punya konsep tanpa keyakinan, dan mempunyai kerumunan orang bukannya murid!
Saya tahu beberapa
komunikator besar yang menyediakana waktu sedikit saja untuk mencari wajah
Tuhan. Bahkan, meskipun mereka menyampaikan pesan yang luarbiasa ada sesuatu
yang hilang. Mereka sekedar menjadi gema atau gaung atau menyontek dan meiru
pengkotbah lain, bukannya mengatakan suara kenabian yang dari tahta Allah! Di
hari-hari yang sulit saat ini jemaat membutuhkan sesuatu yang lebih dari
sekedar pintar bicara, atau penyampai informasi sejarah, atau kutipan ayat-ayat,
atau kutipan-kutipan bijak serta tayangan video. Mereka butuh mendengar apa
yang Roh katakan kepada gereja sehingga mampu berkembang di budaya yang saat ini dipenuhi
dengan sekuleritas!
2-Nov-2013: #10 Mengistimewakan satu kelompok – Saya pernah hadir di beberapa pertemuan di gereja dengan mayoritas etnis tertentu yang menyampaikan kotbah yang membuat etnis lain tidak nyaman! Bahkan pernah mereka berbicara dari mimbar menentang etnis saya dengan menyertakan kata-kata ‘dengan menghormati Anda dan etnis Anda’! Ada juga jemaat yang meninggalkan gereja tertentu karena gereja tersebut lebih memperhatikan hanya pada yang muda, atau yang tua, atau yang kaya, yang lajang, yang miskin, dst.
Meskipun Tuhan memberi masing-masing gereja dan
pengkotbah bidang-bidang dan fokus yang berbeda, kita perlu melayani dengan mewakili
isi hati Tuhan ke semua orang! Tuhan itu tidak hanya yang berpusat ke orang
kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit indo, atau spanyol/Hispano! Tuhan
bukan hanya Tuhan orang miskin tetapi juga orang berada! Tuhan peduli baik
dengan yang tua dan yang muda dan juga mengasihi dunia (Yoh. 3:16)!
Ada pengkotbah juga yang membungkus injil dengan
partai politik atau bangsa tertentu, dan mengkotbahkannya sedemikian rupa seperti
hanya untuk bangsa tertentu saja yang ditetapkan untuk memberkati dunia. Berkat
itu datang dari benih Abraham — bukan dari suatu bangsa tertentu (Kej. 3:15;
12:1-3; 17:5-7; Gal. 3:29)!
Mereka yang kotbahnya berdasarkan injil dengan mengistimewakan
suatu etnis tertentu dibandingkan etnis lain sesungguhnya sedang mencemari
jemaatnya dengan prasangka-prasangka, bukannya hati Tuhan bagi setiap orang!
1-Nov-2013: #9 Mengatakan ‘Tuhan berbicara’ – Pengkotbah yang dengan gampang mengatakan ‘Tuhan berbicara’ agar gereja atau pemimpinnya mentaati apa yang dikatakan itu hal yang sangat membahayakan! Jika yang dikatakan dari Tuhan itu tidak terbukti, maka ada yang akan meninggalkan gereja dan/atau ada cemoohan bagi Tuhan di samping hal itu akan membuat bingung orang yang baru percaya. Saya pernah tahu beberapa pengkotbah yang biasa mengucapkan ‘Tuhan berbicara kepada saya’ dengan tujuan memanipulasi pendengarnya agar termotivasi ikut ambil bagian dalam suatu proyek – meskipun yang dikatakan pengkotbah tidak pernah terjadi. Itu berarti kalau bukan pengkotbahnya yang bohong karena tertipu oleh keinginan sendiri, atau Tuhan yang dibuat bingung dan tidak bisa mengambil keputusan (saya percaya pada yang pertama!). Ini membuat kekacauan besar bagi mereka yang percaya ucapan pengkotbah tersebut!
Saya sendiri jarang mengatakan ‘Tuhan berkata kepada saya.’ Saya selalu mendahuluinya dengan mengatakan, ‘Saya percaya Tuhan memberi kesan di hati saya.’ Saya belajar menguji setiap impresi yang timbul di hati dengan mendoakannya bersama isteri, serta minta konsensus dari semua pemimpin kunci, sebelum mengatakannya ke umum; apa itu Tuhan menuntun untuk melakukan suatu proyek besar, atau mengganti arahan, atau mengikuti visi khusus.
Kitab Yeremia penuh contoh bagaimana Tuhan akan
menghakimi para nabi yang bernubuat bukan dari Tuhan, tetapi dari pikiran
mereka sendiri!
31-Okt-2013: #8 Memberi beban yang bukan dari Tuhan - Yesus mengkritik orang-orang Farisi dan para pemimpin agama di jaman-Nya karena meletakkan beban pada orang yang mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (Mat. 23).
Lebih mudah mengkotbahkan pesan-pesan keras perlunya
doa, kekudusan, kepenilikan alkitabiah dan penginjilan daripada mempraktekkan
sendiri dan membantu umat percaya menjalani proses pemuridan sehingga menjadi
murid Kristus sejati.
Jika kita memberitakan kebenaran tanpa memberi penjelasan
serta memampukan jemaat untuk punya pilihan agar mereka bisa diberdayakan menjadi
murid, sesungguhnya kita sedang memberi beban tambahan rasa bersalah, dan
bukannya memberi kemerdekaan bagi mereka! Akan jauh lebih efektif bila pemberian
pesan tersebut dilakukan di kelompok-kelompok kecil sel group, pemahaman
Alkitab, pementoran, pertemuan-pertemuan doa, dan retreat, sebagai sarana
proses pemuridan efektif. Di kelompok-kelompok ini, jika ada yang termotivasi
untuk mentaati pesan suatu pengajaran yang diberikan, ada orang-orang di
sekitarnya yang bisa membantu mereka mempraktekannya di kehidupan nyata.
30-Okt-2013: #7 Kotbah ideal tanpa konteks kenyataan – Ada yang mengkotbahkan konsep pernikahan
dan keluarga dengan cara sama seperti 40 tahun silam! Memang kebenaran
alkitabiah berkenaan dengan fungsi dan peran anggota keluarga (baca Ef. 5:22-6:4)
tidak berubah, tetapi karena jaman telah bergeser dengan drastis maka baik cara
penyampaian maupun ilustrasinya harus diselaraskan! Misalnya, kita tidak bisa
mengkotbahkan pernikahan dan keluarga tanpa ada kepekaan fakta bahwa 75% yang
sedang mendengarkan itu (di Amerika) berasal dari rumah-tangga berantakan, yang
tidak pernah mengalami berkat-berkat keluarga inti!
Jika kita sekedar berkotbah sesuatu yang ideal tanpa mengkwalifikasi
pernyataan-pernyataan kita, ini bisa membuka luka rasa-bersalah yang dalam bagi
mereka yang bercerai dan terjadinya pelecehan pasangan dan anak; mereka yang
dipaksa masuk neraka dunia, yang seharusnya menerima kesembuhannya sebelum bisa
memahami bagaimana bisa menghormati pasangan, menghormati orangtua, dan juga
belajar bagaimana bisa mempercayakan diri kembali ke orang lain! Para
pengkotbah seharusnya bisa memahami bagaimana mengkotbahkan dengan benar, keseimbangan
antara yang nyata maupun yang ideal sehingga bisa menjadi komunikaator efektif.29-Okt-2013: #6 Kotbah dengan paradigma terbatas dan tidak bertumbuh – Beberapa pengkotbah berhenti mempelajari firman yang tinggal di lingkaran denominasinya yang terbatas, mengkotbahkan doktrin kesayangannya tanpa ada perubahan selama 20 sampai 30 tahun! Memang pesan dasar Injil di 1 Kor. 15:1-4 (the kerygma) harus tetap sama, tetapi jemaat harus diberitahu bagaimana menerapkan injil ke budaya yang sekarang, yang terus mengalami perubahan berdasarkan perubahan cara-pandang yang ada. Sementara masih ada yang saat ini berkotbah sama dengan kotbah di tahun 1970-an!
Sebagai pengkotbah kita dipanggil untuk terus-menerus
mendengarkan firman Tuhan, seperti anak-anak Isakhar, yang harus memahami waktu
dan strategi-strategi yang harus dilakukan sesuai dengan jaman dimana kita
sekarang hidup (1 Taw. 12:32). Mereka yang tidak bertumbuh dan tetap berkotbah
seperti 20 tahun yang lalu yang membuat jemaatnya terus berkurangnya, karena mereka
mengurung jemaat dengan hal-hal yang tidak punya makna lagi dalam kehidupan
sehari-hari.
28-Okt-2013: #5 Mengkotbahkan perasaan frustrasi, marah dan letih – Orang yang bertanggungjawab akan gereja itu pekerjaan yang sangat berat! Agar tetap efektif dalam pelayanan gembala harus terus mengikuti seminar dan pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan kepemimpinan, seluk-beluk real estate, mengurusi manusia, menjadi pengkotbah yang baik, bekerja 60 sampai 80 jam seminggu dalam tugas penggembalaan jemaat, mengelola visi, serta mengurusi masalah keuangan, pemberontakan dan kemurtadan, permasalahan keluarga dan krisis-krisis pribadi seperti iman dan keragu-raguan.
Akibatnya, pada saat gembala dalam emosi letih, mereka
terdorong untuk mengkotbahkan permasalahan yang berkaitan dengan perasaan marah,
benci, rasa-tidak aman, dendam, sakit hati dan luka-luka, sehingga kotbahnya merupakan
campuran kebenaran dan rasa marah yang berasal dari jiwa yang rusak. Saya
pernah menyaksikan pengkotbah yang dari mimbar menyebutkan nama-nama orang yang
dianggap memusuhinya; mimbarnya menjadi mimbar-penggertak, bukan
mimbar-profetis. Jika pengkotbah melakukan ini sesungguhnya mereka sedang
merusak jemaatnyaa, bahkan mengimpartasikan kemarahan dan kebencian yang
mencemari, bukannya memurnikan.
Jika pengkotbah dipenuhi dengan rasa marah dan atau
sedang mengalami keletihan fisik maupun emosi, mereka untuk sementara perlu
meninggalkan mimbarnye agar menerima kesembuhan, sampai dipulihkan kembali baik
secara emosional maupun spiritual.
27-Okt-2013: #4 Kotbah Promosi Agenda-Sendiri – Tidak diragukan terbukanya kesempaatan pengkotbah untuk dicobai menhkotbahkan pesan yang didasarkan pada ambisi dan ego sendiri, bukan yang dimaui Roh Kudus melalui firman rhema dari Tuhan. Jika pengkotbah memanfaatka Alkitab atau mimbar untuk menyampaikan agenda pribadi (apakah untuk mengumpulkan dana menjebak orang dalam mengambil keputusan) ini perbuatan sangat tercela. Seyogyanya kita punya kesaksian murni roh yang diarahkan Tuhan dan tidak memakai mimbar untuk memanipulasi! Oleh karena itu kita harus berbicara bagi Allah (1 Ptr. 4:11) bukannya agenda pribadi. Saya pernah mengikuti beberapa kebaktian dimana para pengkotbah profesional mengobarkan semangat pendengarnya untuk mau memberi uang berdasarkan arahan ketrampilan berbicaranya. Dan orang-orang memberi uang karena emosionalnya yang telah diaduk-aduk, dan bukan karena iman kepada Tuhan.
Berkotbah itu bukan mimbar pertunjukan, bukan untuk mempermainkan
perasaan orang, atau mewujudkan agenda sendiri; tetapi merupakan kepenilikan
kudus Tuhan yang dipercayakan kepada lima-jawatan (Ef. 4:11) untuk mendewasakan
setiap orang dalam Kristus (Kol. 1:28).
26-Okt-2013: #3 Firman Keluar Konteks – Saya mempelajari penafsiran alkitab selama bertahun-tahun dan memadukannya dengan ajaran para filosof serta theolog-theolog besar; meskipun begitu dalam penafsiran saya hanya berfokus pada beberapa peraturan dasar saja.
Pada prinsipnya firman harus menafsirkan firman. Sepertinya
ini aturan yang paling penting dalam menafsirkan firman! Jadai, dalam
menafsirkan bagian firman tertentu dengan benar perlu membaca konteksnya serta bagian-bagian
lain yang ada kaitannya dengan yang akan
ditafsirkan. Misalnya, jika mau memberi pengajaran tentang doktrin seperti
kedatangan pertama Kristus maka kita perlu punya pemahaman semua bagian
Kristologi yang ada di alkitab dimulai dari kitab Kejadian agar punya
keseimbangan dan kematangan pemahaman akan tujuan dan kedatangan Kristus yang
dituliskan di Perjanjian Baru – bukan hanya bagian-bagian khusus yang sedang
kita tafsirkan.
Para pengkotbah bisa salah dalam menjajikan firman
Tuhan ke jemaatnya jika mereka mencomot begitu saja serta memisahkan suatu
bagian tertentu dan memberikan makna subyektif dan memberikannya kepada jemaat.
Sayangnya, hampir semua gereja tidak mau mempelajari sendiri Alkitab secara
serius, tetapi percaya saja dengan yang ajarkan orang lain kepada mereka.
Menurut saya, sebelum kita mengkotbahkan bagian tertentu alkitab atau kebenaran
alkitab, kita perlu membaca seluruh kitab di Alkitab untuk memperoleh gambaran
dan pengertian yang menyeluruh dan utuh, menangkap semua yang berkaitan dengan thema,
membaca apa yang disebutkan mengenai topik atau kebenaran alkitabiah yang akan disampaikan,
sehingga kita bisa mengkotbahkannya secara meta-naratif, bukannya mengkotbahkan
pikiran sendiri yang subyektif.
Meskipun tidak ada seorangpun menjamin pengertian yag tepat akan makna suatu teks, kita bisa mendapatkan makna yang lebih mendekati kebenaran jika mau melakukan hal-hal berikut: membaca konteksnya; membandingkan rujukan alkitabiah akan kebenarannya dengan rujukan lain yang ada di Alkitab; berusaha menyampaikan apa yag sedang ingin disampaikan oleh penulis alkitab, sebelum kita mencoba menerapkan prinsipnya ke konteks atau keadaan yang ada saat ini.
Meskipun tidak ada seorangpun menjamin pengertian yag tepat akan makna suatu teks, kita bisa mendapatkan makna yang lebih mendekati kebenaran jika mau melakukan hal-hal berikut: membaca konteksnya; membandingkan rujukan alkitabiah akan kebenarannya dengan rujukan lain yang ada di Alkitab; berusaha menyampaikan apa yag sedang ingin disampaikan oleh penulis alkitab, sebelum kita mencoba menerapkan prinsipnya ke konteks atau keadaan yang ada saat ini.
25-Okt-2013: #2 Pesan Setengah Kebenaran – Paulus mengatakan kalau dia bebas dari darah semua orang karena dia tidak ragu-ragu mengkotbahkan SELURUH maksud Allah kepada mereka (Kis. 20:27).
Para
pengkotbah akan melakukan lebih banyak kerusakan saat mereka mengabaikan
peringatan ini hanya karena mau mengkotbahkan sesuatu yang bersifat pesan-pesan
topikal, dan yang didasarkan hanya pada semangat dan keahlian mereka.
Konsekwensinya, mereka sekedar memberi makan jemaatnya dengan pesan-pesan tentang
iman, anugerah, kekudusan, dan kelimpahan. Ini akan membuat kerusakan pada
jemaat karena setiap kebenaran itu sebenarnya memiliki persyaratan-persyaratan
dan kwalifikasi. Oleh karena itu, jika tidak diseimbangkan dengan konsep-konsep
alkitabiah yang lain, akan saling bertentangan dengan kebenaran-kebenaran lain
yang ada.
Misalnya,
ANUGERAH atau kasih karunia dengan KEBENARAN itu datangnya dari Yesus Kristus (Yoh.
1:18); bukan anugerah saja, dan bukan kebenaran saja. Jika kita megkotbahkan
kebenaran tanpa anugerah itu namanya legalisme; jika kita kotbahkan anugerah
tanpa kebenaran itu namanya ‘antinomianisme’ (injil tanpa hukum, aturan, serta standar-standar
alkitabiah) yang akan menjurus ke hyper-grace. Yesus mengatakan ada sebagian
orang yang ‘error’ atau ‘sesat’ karena tidak megerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah (Mat. 22:29). Dalam hal ini Yesus sedang membicarakan tentang
keseimbangan. Tidak cukup hanya tahu Alkitab; tetapi juga perlu pemahaman
tentang doktrin-doktrin alkitabiah dan juga pengalaman akan kehadiran dan kuasa
Allah!
Saya
dulu ada di sekolah Alkitab yang secara fundamental anti kharismatik, memiliki kelas-kelas
yang mau mempelajari Alkitab selama tiga sampai enam jam setiap hari; tetapi
mereka begitu bergumul kalau diminta berdoa lima menit setiap harinya. Jadi
mereka mengajarkan sesuatu yang sangat menekankan pada pengalaman kejiwaan
keKristenan tanpa pengalaman lekat dengan Roh Kudus.
Tuhan
memanggil kita untuk mengkotbahkan secara seimbang antara iman dan usaha,
anugerah dan kebenaraan, dan untuk mengejar suatu kehidupan yang mengasihi
Tuhan baik dengan cara pikir maupun hati kita. Perlu mengkotbahkan
kitab-demi-kitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru agar setiap pokok
utama penting alkitabiah bisa disampaikan
secra seimbang dan utuh. Jika kita hanya berkotbah secara topikal, akan beresiko
hanya menyampaikan apa yang menarik perhatian kita saja!
24-Okt-2013: Firman Tuhan mengajar kita kalau Yesus memakai kata ‘kebodohan’ pemberitaan Injil untuk menyelamatkan mereka yang percaya (1 Kor. 1:21) dan Tuhan menyingkapkan kehendak-Nya mengenai kehidupan yang kekal melalui pemberitaan Injil (Tit. 1:4). Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu melebih-lebihkan dalam kotbah kita dalam menggenapkan kehendak TUHAN di bumi ini. Saya menemukan ada para pengkotbah yang justru merusak dalaam menyampaikan pesan kotbahnya. Jenis kotbah tersebut antara lain:
#1 Membiarkan
‘dosa-bawaan’, bukannya mengkonfrontasi – Banyak kotbah hari ini
yang mirip dengan pidato dan pengajaran motivator: pesan yang mengobarkan
semangat yang meninggikan kemampuan manusiawi dalam menetapkan tujuan dan
memaksimalkan potensi diri sebagai mahluk hidup.
Sementara memang hal tersebut mengandung kebenaran tetapi ada cacad yang
fatal
di dalamnya: menganggap manusia bisa mencapai potensi dan tujuan tanpa harus
bersandar kepada Yesus Kristus! Di Yohanes 15 Yesus mengatakan, ‘di luar Saya
kamu tidak bisa melakukan apa-apa.’ Para pembicara motivaasi ini menekankan
pesan ‘Semipelagian’ yang hampir semuanya menekankan pada pada apa yang baik
dari manusia tanpa mempedulikan dosa asal manusia!
Sayangnya
jenis kotbah ini sekarang memenuhi gereja, dimana pengkotbah mencoba merohanikannya
dengan sekali-kali menyebut nama Yesus dan mengutip ayat-ayat di kotbahnya! Kotbah
yang demikian ini membiarkan ‘dosa-bawaan’, dan hanya mencoba menggenapkan kebutuhan
akan mimpi-mimpi sendiri, menjagai-diri, kebahagiaan, dan mencapai seluruh
impian – semuanya dikerjakan tanpa bersedia memikul salib dan mematikan-diri!
Seorang
pengkotbah yang hanya membangkitkan potensi manusiawi dan berpusatkan pada
pemenuhan ‘impian-impian’ sendiri dengan didasarkan pada ‘semangat bergairah’ tanpa
didasarkan pada mematikan-diri dan mendahulukan Kerajaan Allah akan memberi
kerusakan kepada para pengikutnya! Pada akhirnya, kalau kotbah yang demikian
diteruskan, umat percaya akan jatuh terjerembab karena Tuhan tidak akan
membiarkan mereka menggenapkan tujuan Ilahinya yang hanya didasarkan pada
pencapaian dan usaha manusiawi.
KWALITAS PEMIMPIN YANG BERHASIL - J. Lee Grady Home
23-Okt-2013: #8 Harus Komit dengan Firman TUHAN – Nehemia 8:4 merupakan
rujukan satu-satunya untuk mimbar – dan itu dibangun agar orang-orang Yahudi
yang dikumpulkan kembali bisa mendengar Firman TUHAN yang dibacakan dengan
keras di kota yang dipulihkan. Pemimpin yang baik memakai dan memberikan Firman
sebagai fondasi – dan tidak menuliskan pesan lain untuk mencocok-cocokkan
dengan budaya atau menyelewengkan orang dari Firman memakai pertunjukkan
agamawi mereka. Pemimpin akan selalu menjadikan kebenaran TUHAN sebagai
peristiwa utamanya – dan kemudian dijadikan mandat utama.KWALITAS PEMIMPIN YANG BERHASIL - J. Lee Grady Home
‘TUHAN, berikan kami para pemimpin seperti Nehemia! Di
jaman kemurtadan ini, para pengkotbah menjadikan orang murtad dan membuat orang
Kristen tidak memiliki pegangan. Biarlah kami berkomitmen untuk membangun jalan-Mu,
TUHAN.’
22-Okt-2013: #7 Harus Menjadi Pegulat –Begitu Nehemia menjejakkan kakinya di tanah Yerusalem, segera Sanbalat dan Tobiah mulai menyebarkan kampanye untuk menghentikannya. Saat kita mulai melakukan tugas rohani apapun, otomatis kita akan dijadikan sasaran kuasa jahat. Jika kita memang menginginkan kehidupan tanpa kesulitan, pencobaan, dan peperangan rohani, jangan pernah mencoba melakukan sesuatu yang besar bagi TUHAN. Peperangan begitu berat bagi Nehemia sehingga orang-orang harus bekerja dengan satu tangan memegang pedang dan satu tangan bekerja (4:15-17). Para pemimpin yang baik itu mampu melakukan tugas-ganda secara bersamaan: tahu bagaimana harus berperang dan tahu bagaimana harus membangun.
21-Okt-2013: #6 Punya Rencana Praktis – Saat raja menanyakan Nehemia apa yang dia inginkan tentang Yerusalem, dia tidak ragu-ragu membeberkan blueprint-nya. Dia perlu uang, dia perlu bahan-bahan khusus untuk pembangunan, dan dia perlu surat resmi dari yang berwewenang. Saat Nehemia tiba di Yerusalem, dia melaksanakan tugas-tugasnya yang sudah dirinci mengenai kerusakan-kerusakan yang ada. Dia tahu seberapa banyak dan seberapa besar pekerjaan yang harus di kerjakan. Jika TUHAN telah memanggil kita untuk membangun suatu gereja, atau pelayanan, atau bisnis, tidaklah cukup dengan hanya menerima beban dari sorga saja. Hitung biaya, buat anggaran, dan rencanakan langkah-langkah yang akan dikerjakan.
20-Okt-2013: #4 Rendah Hati – Para gubernur di jaman Nehemia itu suka menekan dan serakah. Mereka menuntut pesta dan mendapat perlakuan khusus, tetapi Nehemia menetapkan teladan baru dengan menunjukkan hidup sederhana (5:14-19). Sekarang ini para pemimpin harus menolak sikap yang menuntut hak, yang telah dipraktekkan oleh para pendahulunya, yang menganggap kepemimpinan Kristen itu dikaitkan dengan mobil mewah, pakaian ber-merk dan akomodasi mewah. Nehemia menetapkan trend baru saat berkata, ‘aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati’ (5:18). Mari kita memberi teladan kehambaan dalam kepemimpinan kita.
19-Okt-2013: #4 Menjadi Anggota Team – Meskipun Nehemia terbakar dengan visi yang besar, tetapi dia tidak mencoba mengerjakannya sendiri. Dia mengajak orang lain dengan mengatakan, ‘Mari, KITA bangun’ (2:17). Dia juga mau agar para anggota team juga mendapatkan keuntungan. Empatpuluh orang kunci yang memperbaiki gerbang dan tembok disebutkan di fasal ketiga. Seperti rasul Paulus – yang juga menyebutkan teman-teman sekerjanya – Nehemia tidak takut agar orang laain juga mendapat perhatian. Kita harus juga membuat kebiasaan untuk memperdayakan dan memuji orang lain yang terpanggil bersama-sama kita.
18-Okt-2013: #3 Hidup Penuh Doa – Kitab Nehemia dimulai dan diakhiri dengan doa – ini mengingatkan kita kalau setiap pemimpin yang berhasil itu harus hidup dalam kehidupan-syafaat. Charles Spurgeon menuliskan, ‘Doa itu sepenting nafas dan denyut jantung saya.’ Dalam kisah Nehemia seringkali disisipan kata-kata ‘Maka aku berdoa ...’ atau ‘kami berdoa ...’ ( (2:4; 4:9). Setiap pemimpin yang berhasil akan hidup dengan doa tulus yang dijawab.
17-Okt-2013: #2 Perlu Beban dari Sorga – Saat Nehemia mendengar kalau tembok Yerusalem dihancurkan dan orang-orang Yahudi diusir, dia menangis (1:4). Panggilannya untuk memimpin mengalir keluar dari rasa belas-kasihan sejati kepada orang-orang. Langkah para pemimpin yang berhasil memasuki tugasnya bukan karena keinginannya untuk punya nama bagi diri-sendiri atau untuk menerima bayaran dari pelayanannya, tetapi karena mereka ingin membantu orang lain. Jika motivasi kita bukan kasih, mintalah perkenanan dan menanti sampai ada rasa belas-kasihan dari TUHAN yang mencengkeram kita. Gereja sekarang ini tidak lagi membutuhkan pemimpin dengan agenda pribadi atau ambisi-ambisi keinginan sendiri.
16-Okt-2013: Kitab Nehemia menunjukkan prinsip-prinsip adanya 8 kwalitas yang menjadikan pemimpin berhasil.
#1 Harus Punya
Panggilan Pasti – Nehemia berkata kepada raja, ‘UTUSLAH aku ke Yehuda,
ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali’ (Neh. 2:5).
Nehemia itu seorang ‘yang diutus.’ Dia dipanggil TUHAN, dan dia menyerahkan
diri untuk panggilan itu. Kita harus pasti kalau memang dipanggil. Mungkin saja
kita memiliki kemampuan berkotbah yang luarbiasa, pengurapan yang dahsyat atau
kepribadian yang mampu menarik orang, tetapi kemampuan manusiawi dan talenta
yang diberi TUHAN saja tidak akan bisa menjadikan kita berhasil. Kita harus
benar-benar tahu dan yakin kalau TUHAN yang telah memanggil dan mengirim kita.
15-Okt-2013: #5 Mengatakan Kebenaran dalam Kasih – Kapanpun kita menyatakan Firman kebenaran dalam kasih, itu akan memberi dampak yang berarti dan tidak akan kembali dengan sia-sia. Kerja Roh Kudus itu membersihkan dan memelihara Tubuh Kristus agar setia dalam menyatakan Kristus yang Hidup ke generasi sekarang.
‘Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.
Kamu akan Kuberikan hati yang baru,
dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati
yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam
batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.’ Yehezkiel 36:25-27
Kita
sedang diutus dengan hati baru yang sepenuhnya dipersembahkan bagi Tuhan dengan
kecemburuan. Ini yang akan memampukan kita untuk mengatakan kebenaran dalam
kasih yang menjadikan kata-kata kita akan terbungkus dengan kasih, dan kasih
itu tidak pernah gagal!
14-Okt-2013: #4 Eliazar – hamba setia – Dalam
memberikan ekspresi sejati hati kecemburuan kepada Tuhan membuat kita bergairah
dalam mentaati ajaran Kristus. Yohanes 14:23, ‘Jawab Yesus: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.’
Semua
yang bersedia membuat komitmen ini akan mulai dikenakan pakaian yang segar dan
diberkati dengan karunia-karunia Roh Kudus dan pengurapan, dan yang kemudian
akan diberikan mandat seperti yang diberikan kepada Eliazar.
Eliazar
itu hamba setia Abraham, yang diberi tugas dengan tanggungjawab besar untuk
mencarikan mempelai bagi Ishak. Eliazar diberi hal-hal yang berharga seperti
permata, pakaian, dan minyak, yang harus diberikan ke mempelai yang terpilih
bagi putranya. Hal yang sama, Roh Kudus rindu mengimpartasikan pemberian atau
karunia-karunia berharga-Nya seperti pengurapan dan manifestasi kehadiran Roh
untuk mempersiapkan mempelai bagi Tuhan Yesus. Kesetiaan dan loyalitas yang
besar ditunjukkan oleh Eliazar saat menyerahkan pemberian-pemberian tersebut. Eliazar
harus meyakinkan agar Ribka sepenuhnya bisa tahu kalau semua pemberian itu
bukan dari dia, tetapi dari seseorang yang mengutus dia.
Kesetiaan
ini yang dituntut juga dari kita dalam mempersiapkan mempelai Kristus.
13-Okt-2013: #3 Mulut Kuningan – Pinehas juga berarti ‘mulut kuningan.’ Ini merupakan gambaran bagi mereka yang akan mulai ‘menghakimi dan melihat pikiran dan maksud hati’ dan membantu orang lain mengenali hal-hal yang membuat mereka gampang dialihkan (Ibr. 4:12). Saat ada Firman Hidup segala sesuatunya akan terbuka dan telanjang di depan mata Dia dengan Siapa kita harus bekerja. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi. Firman Hidup ini bukan sesuatu yang perlu ditakutkan, sebaliknya harus dirangkul untuk menjadikan kedewasaan dan kemurnian jiwa kita bisa mengakses sorga.
13-Okt-2013: #3 Mulut Kuningan – Pinehas juga berarti ‘mulut kuningan.’ Ini merupakan gambaran bagi mereka yang akan mulai ‘menghakimi dan melihat pikiran dan maksud hati’ dan membantu orang lain mengenali hal-hal yang membuat mereka gampang dialihkan (Ibr. 4:12). Saat ada Firman Hidup segala sesuatunya akan terbuka dan telanjang di depan mata Dia dengan Siapa kita harus bekerja. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi. Firman Hidup ini bukan sesuatu yang perlu ditakutkan, sebaliknya harus dirangkul untuk menjadikan kedewasaan dan kemurnian jiwa kita bisa mengakses sorga.
Alkitab menggambarkan bahwa karunia pewahyuan itu membuka rahasia hati
sehingga mereka yang melihatnya akan tersungkur dan berkata, ‘sungguh Tuhan ada di tempat ini’ (1 Kor.
14:24-25). Pewahyuan ini bukan berasal dari kecurigaan, tetapi pemahaman dari
Tuhan dan penyingkapan rahasia Ilahi yang dilakukan melalui pelayanan tanpa
pamrih dan kesetiaan.
Kerja ‘pengurapan Pinehas’ akan menjadikan takut Tuhan kembali ke gereja,
dan yang akan membuka jalan pertobatan Ilahi yang menuntun ke pengenalan akan
Kebenaran. Ini menjadikan Tubuh Kristus yang semakin benar dengan mana Tuhan
akan menjadi intim dan berbagi misteri dan kuasa.
‘Kasih tidak berbuat jahat terhadap
sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus
kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa
saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang
keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.’ (Rm. 13:10-11)
12-Okt-2013: #2 Keimaman yang setia seperti Pinehas – Seperti yang A W Tozer pernah tuliskan, ‘dalam Kekristenan akan ditemukan meningkatnya jumlah orang yang kehidupan agamawinya ditandai dengan bertumbuhnya rasa lapar akan Tuhan Sendiri. Mereka mendambakan realita spiritual dan yang bukan sebagai pulasan ucapan belaka. Mereka juga tidak akan dipuaskan hanya dengan ‘tafsiran’ kebenaran yang tepat. Mereka itu haus akan Tuhan, yang tidak akan dipuaskan, sampai meminum dari kedalaman Sumber Air Hiidup.’
Hari-hari ini bermunculan apa yang dinubuatkan Tozer, mereka yang putus-asa
akan Tuhan dengan kecemburuan kudusnya. Realita ini mencirikan gambaran Pinehas
di Perjanjian Lama. Imam setia ini menerima kovenan-sejahtera-nya karena
kecemburuannya kepada Tuhan, dan komitmennya kepada Firman.
‘TUHAN berfirman kepada Musa:
"Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari
pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di
tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan
yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya
bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya
dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel.’ (Bil. 25:10—13)
Alkitab mengajar, kalau Tuhan berurusan dengan Israel, itu sebagai suatu
contoh. Kehidupan para tokoh dan kesetiaan pria dan wanita di jaman dahulu itu
dipakai sebagai perintah bagi kita dalam berjalan di jalan-jalan Tuhan dan
aspek-aspek Pribadi dan pengurapan-Nya. Kita melihat kebenaran ini khususnya
sebagai dalam kehidupan Elia dan pengurapan yang tinggal dalam hidupnya, yang
juga mencirikan kumpulan orang yang ada di generasi ini.
Juga saat ini banyak yang akan mulai muncul dengan ‘pengurapan Pinehas’ dan
menikmati kovenan pribadinya dengan Tuhan. Mereka dijadikan sebagai para imam
bagi umat Tuhan, yang akan menginspirasikan pewahyuan Firman dimana Tuhan akan
menunjukkan kepada kita hal-hal yang besar dan luarbiasa yang kita belum tahu.
Mereka akan mengemban ‘kecemburuan’ sorgawi dan integritas secara benar
dalam menyampaikan Firman Tuhan tanpa ada campuran atau kompromi di dalamnya.
Pengurapan ini akan melahirkan banyak kegiatan yang sehat dan ‘Giat dari Tuhan’
demi Roh Kebenaran; serta tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah dan
tidak takut kepada manusia.
11-Okt-2013: #1 Mempersiapkan Para Raja dan Imam - Salah satu penekanan utama Roh Kudus ialah agar kita semua mendapatkan dan mengikuti kehendak Dia. Tuhan Yesus hanya melakukan apa yang Bapa sedang kerjakan. Makan-Nya ialah melakukan kehendak Bapa. Ini juga yang akan mencirikan musim yang akan datang ini.
Mandat rasul Paulus juga
ada keterkaitannya dengan itu. Dia ditetapkan untuk mengenal kehendak-Nya;
melihat Kebenaran; mendegarkan apa yang diucapkan; dan menyaksikan atau menjadi
saksi apa yang dia lihat dan dengar.
‘Tuhan, kiranya itu juga
merupakan mandat kami di musim ini.’
Rasa sakit di masa lalu itu merupakan persiapan
kita untuk masa depan. Seperti Yusuf, kita harus berkonsiliasi atau mendamaikan
diri kita dengan masa lalu kita agar masa depan kita bisa lebih berbuah.
Meskipun banyak aspek di masa lalu yang tidak
menyenangkan dan sulit, namun itu dibutuhkan untuk menyiapkan kita bisa
berfungsi sebagai raja dan imam. Rasa sakit di tahanan jelas sekali
memperlengkapi Yusuf untuk naik ke tahta Mesir sebagai orang kedua setelah
Firaun. Yusuf menunjukkan kebenaran ini saat menamai anak-anak Manaseh, ‘karena
Tuhan ‘telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah
bapaku,’ dan memberi nama anaknya yang kedua Efraim karena ‘Allah membuat aku
mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.’
Di hari-hari terakhir ini akan bermunculan
keimamam tatanan Melkisedek dari mereka yang matang dan luabiasa. Agar kita
bisa termasuk di dalamnya, haruslah kita mendamaikan hati dan pikiran kita
dengan hal-hal yang telah lewat, tidak peduli seberapa sulitnya, agar bisa siap
dengan apa yang akan datang.
Seperti yang tertuliskan di Alkitab, keimaman
Melkisedek itu menggabungkan dua jawatan: raja dan imam. Pelayanan ini yang
akan membawa ‘Jaman Gereja’ memasuki ‘Jaman Kerajaan’, dengan menyingkirkan
ragi pemikiran dan tradisi manusiawi.
Jaman Gereja itu sebagai suatu masa ‘pembayaran muka’, tetapi keimamam
Melkisedek itu merupakan janji kepenuhannya. Anugerah ini sebagai jaminan bagi
umat Allah untuk mengantar penuaian besar dan kedatangan kembali Tuhan. Bagian
dari pengurapan tersebut menghasilkan ‘kecemburuan Ilahi’ dan devosi kepada
Tuhan dan Firman-Nya sehingga tidak digoyahkan.
Konsep
keimaman Melkisedek sederhananya ialah Tuhan sebaga Firman Hidup sepenuhnya
menempati umat-Nya, Tubuh Kristus (Yoh. 1). Wahyu 5:9 menunjukkan sekumpulan orang yang menyanyikan suatu
‘nyanyian baru,’ yang mendeklarasikan kalau hanya Tuhan satu-satunya yang layak
untuk mengambil kitab yang termeterai dan membukanya bagi umat-Nya.
Mereka yang digambarkan di Wahyu tersebut merupakan mempelai pemenang yang di posisikan untuk berfungsi baik sebagai para raja dan imam. Dan kwalitas mereka yang memiliki kunci tersebut ialah mereka yang ‘cemburu bagi Dia.’
Mereka yang digambarkan di Wahyu tersebut merupakan mempelai pemenang yang di posisikan untuk berfungsi baik sebagai para raja dan imam. Dan kwalitas mereka yang memiliki kunci tersebut ialah mereka yang ‘cemburu bagi Dia.’
BULAN CHESVAN - Chuck D. Pierce Home
10-Okt-2013: #3 - Konstelasi yang dikaitkan dengan bulan Cheshvan ialah Scorpio (kalajengking). Kalajengkig dan ular itu lambang bulan ini. Kita perlu memahami akan ular di taman Eden. Tetapi TUHAN sudah memberi kita otoritas untuk menginjak ular dan kalajengking, sehingga ini merupakan bulan kunci untuk berdiri di atas otoritas kita.
Cheshvan itu bulan yang dikhususkan
untuk pengurapan dimana TUHAN minta kita menarik keluar pengurapan yang ada dalam diri kita. Ini bisa menjadi bulan yang
mudah, atau yang
berat, karena Tuhan
harus menekan agar
pengurapan bisa
keluar dari kita. Beteriaklah agar
pengurapan bisa ditekan dan diperas keluar dari kita.
Setan ingin menghajar kita; tetapi sekarang waktu kita mulai
mengangkat tumit dan menginjak rencana musuh yang ingin
membuat kita seperti gambarnya.
Sebaliknya, sambil kita terus berurusan dengan pencobaan-pencobaan dan
kesulitan-kesulitan dalam memakai pengurapan kita, kita akan diubahkan menjadi
gambaran Kristus.
Seharusnya di bulan ini pewahyuan kita
akan melimpah sehingga menjadikan kita mengalir dalam dimensi supraalami yang lebih lagi.
Jika kita terus bergerak dalam pewahyuan dan pengurapan, kita akan lebih banyak
menghajar Setan. Jadi, mulai angkat tumit dan injakkan ke leher musuh kita.
Lihatlah sekarang kaki kita dan katakan, ‘Saya
menyiapkan tumit saya untuk melangkah dan menginjak ular dan kalajengking.’
Kiranya gereja Tuhan memanfaatkan saat-saat baik yang ada di bulan ini dan mengalir secara profetis untuk menggenapkan rencana Tuhan.
Kiranya gereja Tuhan memanfaatkan saat-saat baik yang ada di bulan ini dan mengalir secara profetis untuk menggenapkan rencana Tuhan.
09-Okt-2013: #2 - Sekaranglah saat mengaktifkan kemampuan kita untuk ‘memisahkan’ dan ‘menyatukan.’ Mulailah bergerak dalam pewahyuan baru, maka kita akan bisa mencerna dan menyatukan hikmat dan kebenaran TUHAN.
Sekarang bulan
dimana kita harus berperang dengan kata-kata kita. Kata-kata yang tidak
diucapkan dengan benar akan masuk ke bagian dalam perut kita. Banyak masalah
atau penyakit perut karena menerima kata-kata yang salah. Kita harus berteriak
yag berasal dari bagian
paling dalam kita, ‘Saya puas!’ dan dorong keluar segala yang tidak puas yang
ada di dalam kita.
Air Bah mulai
pada hari ke-17 Cheshvan dan berakhir di hari ke-27 bulan Cheshvan tahun
berikutnya, satu tahun 10 hari. Di esok harinya, hari ke-28 Cheshvan, Nuh
membawa persembahannya kepada TUHAN, dan TUHAN bersumpah untuk tidak lagi
menghancurkan umat manusia dengan air bah. TUHAN menyatakan tanda kovenan-Nya
dengan dunia – pelangi.
Ada
air bah yang akan terus bergerak sampai TUHAN
berurusan dengan akar apa pun yang Dia sentuh dengan jari-Nya. Ini bulan yang menghubungkan akar-akar kita.
Cepat atau lambat kita harus berurusan dengan akar-akar permasalahan yang ada.
Saya, Chuck Pierce, selama bulan ini selalu mengambil waktu pelepasan untuk
berurusan dengan akar-akar permasalahan.
08-Okt-2013: Pengantar – Salah satu hakekat gereja ialah bersifat profetis, artinya ada dan bergerak untuk dan demi masa depan; demi menggenapkan rencana / kehendak Bapa di muka bumi ini. Kalau gereja tidak memiliki sifa ini, sepertinya itu hanya gereja-gerejaan saja, bukan gereja sejati Tuhan Yesus Kristus.
Berkenaan
dengan itu maka dalam devosi kita di setiap bulan akan kami muat devosi yang
berkenaan dengan bulan-bulan Ibrani untuk bulan bersangkutan, sehingga gereja
bisa memahami arahan profetis yang sedang ada di sepanjang bulan tersebut.
Bahan devosi
diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang
memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang
baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini
bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis
yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi
Bulan Chesvan (05 Okt – 03 Nov 2013): #1
- merupakan bulan
kedelapan dari duabelas bulan kalender Yahudi.
Angka ‘8’ melambangkan pewahyuan kekal dan
awal yang baru. Cheshvan dikaitkan dengan suku Manaye,
dan berkaitan dengan huruf Ibrani NUN, yang
melambangkan Mesias. Oleh karena itu Cheshvan disebut bulan Mesias.
Bulan ini
merupakan waktu untuk mengijinkan aroma TUHAN mulai merasuk hakekat jiwa kita.
Banyak orang dengan cara pikir Yunaninya mengira kalau TUHAN hanya berurusan
dengan masalah-masalah rohani saja, dan tidak menyinggung masalah tubuh, jiwa
dan roh. Sesungguhnya TUHAN
menguduskan roh kita, jiwa dan tubuh.
Orang Yahudi
percaya jiwa akan merespon di bulan ini dengan cara-cara yang tidak biasa. Ini
bulan untuk mencium keluarbiasaan TUHAN dan bulan saat aroma Roh Kudus mulai
tercium sehingga gerakan ROH Kudus bisa dimulai.
Menjadi orang
Kristen bukannya mengecualikan kita untuk tidak melewati saat-saat buruk.
Meskipun begitu, saat kita mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang
hidup kepada TUHAN, kita ditransformasikan oleh pembaharuan pikiran dalam
Kristus. Jika kita ada di dunia dan menjadi anak dunia, berarti kita
anak Belial, semua yang bisa kita
lakukan sama dengan gambaran dunia. Jika kita hidup dalam gambar Kristus dengan
darah Yesus mengalir melalui kita dan membersihkan jiwa kita, maka kita tidak
bisa lagi sama dengan dunia.
07-Okt-2013: #3 Karakter itu ukuran keserupaan dengan Kristus - Tidak disangkali kalau kita memang membutuhkan lebih lagi pengurapan dalam hidup kita, tetapi kita juga membutuhkan karakter. Seseorang yang ingin berjalan lebih dalam lagi bersama Tuhan dalam pengurapan harus banyak juga menanamkan waktunya untuk mengembangkan karakter mereka juga.
Dari banyak
contoh yang terjadi bisa disimpulkan bahwa diurapi itu tidak menjamin
kedewasaan atau karakter seseorang. Kita bisa punya kuasa tetapi tidak diimbangi
dengan perilaku yang baik. Ini akan akan membawa ke kebinasaan.
Perlu diingat
bahwa kita harus bertumbuh. Tidak satu pun dari kita yang sudah sampai atau sudah
sepenuhnya berkembang dan serupa dengan gambaran Yesus. Kita adalah orang-orang
Kristen yang sedang dibangun dan dibentuk – yang jika sekali-sekali melakukan
kesalahan atau bertindak tidak-dewasa untuk hal-hal tertentu, itu tidak berarti
kita kurang berkarakter.
Kita juga
perlu ingat kalau karakter itu tidak terjadi dalam semalam. Merupakan proses
sepanjang hidup untuk menjadi serupa Yesus. Karakter ini dikembangkan dalam
dapur peleburan kehidupan, dibentuk melalui ujian, pencobaan dan konflik serta
refleksi-diri yang dituntun Roh Kudus. Saat kita mau dengan jujur menilai diri,
mengenali cacat-cacat hidup kita, dan melakukan langkah-langkah untuk
mengatasinya, kita dipastikan akan semakin dekat dengan, dan menghidupi apa
yang kita katakan – menjadi orang yang berintegritas!
06-Okt-2013: #2 Pengurapan tidak mengubah karakter seseorang - Kerohanian sejati itu tidak dibuktikan dengan kemampuan mengutip ayat-ayat Alkitab, fasih berdoa, menopangkan tangan ke orang sakit atau mengusir roh-roh jahat; tetapi dibuktikan dengan bagaimana memperlakukan orang lain.
Pada suatu
hari, sewaktu keluar ruang kebaktian rohani yang luarbiasa saya melihat ada orang-orang
yang berbicara dengan panitia. Dari ucapan berisik dan gerakan-gerakan tubuh
mereka sepertinya bukan sedang doa bersama.
Sewaktu
mendekati untuk mencari saya diberitahu
kalau suami-isteri yang tidak puas itu sedang menegur petugas karena di dalam
ruang kebaktian telah minta putri-putri remaja mereka agar tidak berisik
sementara kotbah disampaikan. Memang saat itu saya juga melihat mereka dengan
suara pelan meminta agar para remaja itu tidak mengganggu pertemuan.
Sekian menit
sebelumnya di ruangan saya melihat orangtua tersebut tenggelam dalam
penyembahannya, berdiri dengan mengangkat kedua tangan, air mata mengalir dan mata
terpejam. Pengurapan dan hadirat Tuhan memenuhi ruangan saat itu, tokh, lima
menit kemudian kita menyaksikan kemarahan yang meledak-ledak.
Apa yang
terjadi? Kemana pengurapan yang sebelumnya ada?
Sesungguhnya
pengurapan tidak menyingkirkan kepribadian, emosi, atau kehendak bebas seseorang,
ataupun menjamin orang akan sdenantiasa mengucapkan apa yang benar. Ingat
Petrus yang sesaat setelah dipuji karena mengenali Yesus sebagai Kristus,
dihardik Yesus karena tidak memikirkan apa yang Tuhan pikirkan. ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia.’ (Mat. 16:23). Seberapa kuatpun suatu pengurapan
tidak akan menuntun kita selalu melakukan dan mengatakan hal yang benar; juga
tidak akan menggantikan karakter.
D.L. Moody mengatakan
bahwa karakter itu ‘apa’ atau ‘siapa kita’ saat ada di tempat gelap’ saat tidak
ada seorang pun yang melihat, atau mendengar. Itu merupakan pikiran, keinginan,
perhatian yang akan diperhitungkan di hadapan Tuhan. Kita tidak harus punya
kepribadian yang berbeda saat di depan umum dan saat sendirian; harus ada
konsistensi siapa diri kita yang ada di dalam dan yang kelihatan.
05-Okt-2013: #1 Dua-duanya dibutuhkan – Seorang teman bertanya, ‘Jika harus memilih satu, yang mana yang akan diambil: karakter atau pengurapan?’ Mengapa? Sebab ada sebagian orang yang diurapi tetapi kredibilitasnya kurang karena tidak berkarakter.
Kita
tidak bisa memilih salah satunya; karakter dan pengurapan harus ada
bersama-sama sebagai dua kekuatan dalam hidup kita.
Sebagai
orang Kristen itu berati menjadi seperti Yang Diurapi, artinya benar-benar
dipenuhi Roh. Efesus 5:18 menuliskan
agar kita dipenuhi Roh, sebab ini kehidupan orang Kristen sejati.
Tetapi,
dengan dipenuhi Roh tidak berarti menghindar dari perlunya mengembangkan
karakter, yang meneguhkan kalau memang Kristus itu ada dalam diri kita. Untuk
dipenuhi dengan Roh mengharuskan kita menjadi serupa Kristus, artinya, sikap,
motivasi, perkataan dan perbuatan kita semuanya haruslah murni.
Jika
perilaku hidup kita tidak selaras dengan kehidupan yang dipenuhi Roh seperti
yang disebutkan di Alkitab, sesungguhnya ada pertentangan yang sedang terjadi
dalam hidup kita. Jika kita memiliki karakter tetapi tanpa ada gairah rohani,
kita sekedar sebagai warganegara yang baik dan bermoral saja. Meskipun itu baik,
tetapi tidak cukup hanya sampai di situ saja.
Orang yang
berkarakter seharusnya menjadi orang mengalirkan semangat rohani: dua aspek ini
bergandengan-tangan dan mutlak tidak terpisahkan. Barnabas sebagai contoh keseimbangan tersebut: Dia orang
berkarakter yang juga giat bagi Allah.
04-Okt-2013: #3 Mulai Peroleh Kemenangan-Kemenangan Kecil – Jika kita mampu menampung pengharapan kita dan menjadi lebih positif dalam cara-pikir, itu permulaan yang bagus. Tetapi itu belum cukup. Berpikir positif harus diikuti dengan tindakan positif. Jika kita ingin memperoleh keberhasilan besar, maka mulailah dengan memperoleh kemenangan-kemenangan kecil. Tidak ada yang bisa mendorong harapan selain keberhasilan.
Jika kita mampu memperoleh
kemenangan-kemenangan kecil, ini akan mendorong kita, meningkatkan moral kita.
Saat kita memperoleh satu kemenangan, kita akan mulai paham bagaimana itu
bekerja. Kita bisa terus mengalami keberhasilan, dan setelah memperoleh
beberapa kemenangan kita akan mulai mendapatkan kemenangan-kemenangan yang
lebih besar lagi, dan itu sepertinya tinggal dijangkau saja.
Menciptakan lingkungan yang positif
dengan pengalaman-pengalaman positif bisa berjalan bersama-sama agar membuat
kita tetap berpengharapan, tetap berusaha, dan tetap belajar. Kita bisa melihat
perbedaan yang terjadi saat seseorang menjadi pemenang dengan yang menjadi
pecundang.
Pemenang mau berkorban agar berhasil;
pecundang memberi sesedikit mungkin.
Pemenang mencari cara untuk menang;
pecundang mencari dalih / alasan.
Pemenang bersemangat; pecundang letih.
Pemenang mengikuti rencana;
pecundang mengacaukan rencana.
Pemenang membantu anggota team;
pecundang melukai anggota team.
03-Okt-2013: #2 Ubah Cara Pikir – Pada umumnya kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan. Saya tidak tahu mengapa, tetapi memang begitulah. Ada seseorang yang mengingatkan, ‘Masalah utama dari putus-asa ialah apa yang diputus-asakan akan terjadi dengan sendirinya. Seseorang yang takut hal buruk sepertinya justru hal itu yang mengundangnya untuk terjadi. Kepala yang tunduk itu tidak bisa menjelajahi cakrawala untuk melihat hal-hal baru yang sedang datang. Kekuatan tidak memancar dari roh yang kalah. Putus-asa itu akhirnya akan membawa ke tanpa-pengharapan.’ Jika pengharapan kita akan kehidupan itu negatif, itu akan membawa ke banyak perkara negatif. Dan yang negatif itu akan mengumpul dan berlipat-ganda menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan, karena pengharapan negatif membuat seseorang tidak bisa belajar dari kerugiannya.
Kabar baiknya, kita tidak harus
hidup dengan pemikiran negatif. Kita dapat mengubah cara-pikir negatif kita
yang merasa tidak ada pengharapan. Jangan bersandar pada apa yang hilang, jangan
mau dicobai untuk menyerah, tetapi berpikirlah positif, percaya segala hal bisa
menjadi lebih baik, belajar dari kesalahan, dan tidak pernah berhenti.
Jika kita terbiasa memikirkan yang
negatif dimana motivasi jarang dibangkitkan oleh pegharapan, kita setiap hari harus
membuat keputusan untuk mencoba memperbaharui pengharapan, mengubah cara pikir
kita menjadi lebih baik, dan percaya kalau hal-hal yang baik bisa dan akan
terjadi bagi kita. Melakukan hal-hal yang demikian ini sesungguhnya akan
mengubah hidup kita.
02-Okt-2013: #1 Haparan itu Pilihan – Karena harapan itu sesuatu yang sangat indah, ‘Bisakah seseorang mempunyainya?’ Jawabnya ‘ya!’ Tanpa mempedulikan situasi yang sekarang ada, latar-belakang, kepribadian, pendidikan, atau kondisi yang ada, seseorang bisa menjadi manusia berpengharapan. Untuk itu perlu dilakukan tiga hal. Yang pertama harus menyadari kalau pengharapan itu suatu pilihan.
Ada
kisah sedih dari seorang pria yang tokonya terbakar habis di kebakaran besar
Chicago tahun 1871. Esok paginya orang tersebut datang ke puing-puing tokonya
dengan membawa meja. Dia meletakkan meja tersebut di tengah-tengah tokonya yang
hangus dengan di atasnya ada tulisan, ‘Semua lenyap kecuali isteri, anak-anak,
dan harapan saya. Besok pagi bisnis akan dimulai seperti biasa.’
Tanggapan
orang tersebut sangat dihargai. Setelah semua usahanya lenyap, kemana dia
memperoleh harapan? Dari lingkunganya? Tentu saja tidak. Dari waktu baik?
Tidak. Dari para korban kebakaran yang lain? Tidak ada tanda-tanda kalau dia
melakukan itu. Berapa banyak orang menghadapi masa depannya dengan sikap yang
positif? Jika orang tersebut bisa melihat masa depannya yang gemilang bagi
dirinya dan keluarganya, itu karena dia telah memilih untuk memiliki
pengharapan.
Pengharapan
itu ada di DNA pria dan wanita yang telah belajar dari apa yang telah hilang.
Jika waktu kelihatan sangat sulit, mereka memilih punya pengharapan, karena itu
dimengerti yang akan memotivasi mereka belajar dan berubah dari korban menjadi
pemenang.
Sebagian orang mengatakan kalau memilih
pengharapan itu seperti mengambil roti di langit. Mereka mengatakan itu tidak
realistis. Seorang penulis mengatakan, ‘Perbedaan paling penting dalam
mempelajari perjalanan sejarah orang Yahudi ialah membedakan ‘optimis’ dan ‘pengharapan’. Optimis itu percaya kalau keadaan akan menjadi lebih
baik; sedang pengharapan itu iman yang, bersama-sama, bisa membuat keadaan
menjadi lebih baik. Optimis itu sikap dan perbuatan pasif, pengharapan itu
sikap yang aktif. Tidak perlu keberanian utuk menjadi optimis, tetapi akan
menghadapi banyak urusan besar untuk berani memiliki pengharappan.’
Saya percaya, setiap orang bisa memilih
punya pengharapan. Apa untuk ini dibutuhkan keberanian? Ya! karena pengharapan
kita bisa dikecewakan. Tetapi saya percaya kalau keberanian memilih berpengharapan
itu selalu ada imbalannya.
PRINSIP TRANSISI TUHAN - Naomi Dowdy Home
01-Okt-2013: Menunggu dengan Sabar – Di dalam Tuhan, meskipun harus menunggu lama pun pasti punya arti dan tujuan. Tuhan akan memulihkan tahun-tahun yang hasilnya dimakan oleh belalang (Yoel 2:25). Dan Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm 8:28). Tidak ada satu menit pun dalam perjalanan rohani kita yang sia-sia. Waktu menunggu itu waktu yang sangat berharga untuk kesempatan belajar dan bertumbuh.
Disadur bebas oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus
PRINSIP TRANSISI TUHAN - Naomi Dowdy Home
01-Okt-2013: Menunggu dengan Sabar – Di dalam Tuhan, meskipun harus menunggu lama pun pasti punya arti dan tujuan. Tuhan akan memulihkan tahun-tahun yang hasilnya dimakan oleh belalang (Yoel 2:25). Dan Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia dan yang dipanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm 8:28). Tidak ada satu menit pun dalam perjalanan rohani kita yang sia-sia. Waktu menunggu itu waktu yang sangat berharga untuk kesempatan belajar dan bertumbuh.
Seorang wanita tidak akan begitu saja melahirkan setelah hamil satu minggu. Tubuhnya perlu diregang dan disesuaikan karena adanya kehidupan baru yang ada di kandungannya. Pikirannya juga perlu disiapkan untuk menjadi seorang ibu, dan juga perlu mempersiapkan rumah untuk kehadiran bayinya.
Satu minggu setelah dibuahi tidak ada yang bisa menebak bayinya itu laki-laki atau perempuan. Tidak peduli seberapa ingin orangtuanya mau membelikan pakaian atau mengecat kamar bayi yang cocok, mereka harus menunggu berbulan-bulan sampai tahu benar-benar jenis kelaminnya.
Sementara itu bayi akan terus bertumbuh. Mulai muncul tangan dan kaki. Jantung dan otak dan paru-paru terbentuk. Sementara tubuh ibu pun juga mengalami perubahan sehingga bisa melahirkan bayi pada waktunya.
Jika bayi lahir prematur, bayi mengalami masalah yang serius, bahkan bisa meninggal. Dengan memberi cukup waktu untuk bertumbuh secara alami, bayi akan menjadi kuat dan sehat, dan ibu pun dipersiapkan untuk bisa melahirkan dengan lancar.
Demikian juga saat kita mengembangkan destiny yang belum disingkapkan. Saat kita bergerak ke tingkatan yang lebih tinggi, di masa transisi kita, sebenarnya sedang terjadi pertumbuhan yang vital dalam diri kita, yang begitu penting bagi pertumbuhhan dan masa depan kita.
Tuhan mau memberkati kita, tetapi Dia perlu yakin kita cukup bijaksana dan dewasa untuk menangani berkat-berkat yang akan Dia berikan. Dibutuhkan waktu untuk itu.
Oleh karena itu biarlah kita bersabar saat memasuki musim baru kita. Jangan terburu-buru mencoba mengubah diri-sendiri atau tergesa-gesa sehingga mendahului waktunya Tuhan. Rangkullah proses transisi yang ada dan mulailah bergerak maju, dan bergerak ke atas – sekarang.