30-Nov-2013: #5
- Level Puncak/Penghormatan – level dimana orang-orang mengikuti karena
siapa/pribadi yang mereka ikuti dan apa yang diwakilinya. Jarang ada pemimpin
yang sampai ke level ini – level puncak. Bukan hanya kepemimpinan di level ini
merupakan puncak kepemimpinan empat level lain, tetapi juga karena di level ini
membutuhkan ketrampilan tingkat tinggi dan kemampuan alamiah kepemimpinan.
Banyak hal yang harus dikerjakan dan dikembangkan oleh para pemimpin lain untuk
mencapai level-4 dan itu sudah dikerjakan pemimpin level-5 ini. Mereka yang
mencapai level ini telah lama memimpin begitu baik sehingga mereka memiliki
legacy/kewarisan kepemimpinan di perusahaan atau pelayanan yang mereka layani.
23-Nov-2013: Prinsip Pertumbuhan Benih – Bertumbuhnya benih itu mengikuti suatu prinsip. Seseorang tidak
akan bebas dari suatu masalah di area kehidupan jika tidak menyediakan waktu
dalam Firman Tuhan yang berkenaan dengan area-area permasalahan tersebut. Kita
harus melewati prosesnya. Benih-informasi harus bisa menjadi pewahyuan-penghasil-buah.
Agar terjadi hal itu kita harus memelihara dan menumbuhkan benih tersebut.
Matius 13, Markus 4, dan Lukas 8 membicarakan kisah penabur dimana Yesus membicarakan secara rinci tentang prinsip pertumbuhan benih ini. Yesus menunjukkan kalau kematangan benih – Firman-Nya dalam kita – itu suatu proses pertumbuhan. Jika benih tersebut dipelihara dan diberi makanan, sama seperti benih alami, akan bertumbuh dan memberi buah. Yesus meringkaskan proses pemeliharaan benih Firman-Nya melalui MENDENGAR (menerima Firman Allah tertulis atau yang diucapkan - Mat 13:23), MENGERTI (menanamkan Firman Allah bersama-sama pengetahuan Allah yang telah kita miliki untuk pewahyuan yang lebih lagi – Mat. 13:23), MENERIMA (menerima dan memegang dalam ketaatan – Mar. 4:20), dan MEMEGANG ERAT (dalam memelihara benih – Luk. 8:15).
22-Nov-2013: Buah ditumbuhkan dari benih– Beberapa tahun yang lalu ada pewahyuan terbesar bagi saya. Saya sepertinya sedang menanyakan kepada Dia mengapa Firman sepertinya tidak bekerja bagi saya. Jujur saja, saya sedang mengeluh akan kurangnya buah yang saya hasilkan dalam hidup saya. Saya sudah belajar dari banyak guru luarbiasa, mendengarkan semua kaset yang benar, membaca semua buku klasik, dan semua yang saya dengarkan itu tentang bagaimana bisa hidup berkemenangan dalam setiap segi kehidupan saya.
21-Nov-2013: Ikuti Proses Yang Disediakan - Sebagai bapa untuk suatu generasi perlu terus mengembangkan diri untuk bisa membantu orang lain menyadari dan menggenapkan impian-impian Tuhan bagi mereka. Saat mengimpartasikan pelajaran-kehidupan untuk memunculkan para pengubah-dunia selalu menekankan kalau kita bisa sepenuhnya memegang identitas kita dalam Kristus hanya saat kita bersedia berpartisipasi dalam proses yang telah Tuhan raancangkan bagi kehidupan kita.
19-Nov-2013: Tujuan Tertinggi Tuhan (1) – Keikutsertaan sebagian besar orang Kristen dalam peperangan rohani itu berharap untuk memperoleh kelegaan atas tekanan atau mempertahankan ke’normalan’nya. Tetapi tujuan seluruh aspek rohani, termasuk peperangan, ialah untuk menjadikan kita segambar Kristus. Dan bukan yang lain, bukan penyembahan atau peperangan, dan juga bukan kasih maupun pelepasan; sasaran tunggal iman kita ialah keserupaan dengan Kristus.
18-Nov-2013: Memecah Fokus (2) – Fokus salah menjadikan pikiran seseorang terus-menerus mencari-cari musuh. Otomatis di sekitarnya akan dilihat musuh-musuh. Karunia ‘membedakan roh’ merupakan karunia penyeimbang yang memampukan seseorang bisa mengenali adanya roh-roh malaikat yang lebih banyak lebih dibandngkan roh-roh jahat. Karunia ini lebih banyak berfokus dan memberi pengaruh positif serta memberi pengharapan, bukannya pengaruh jelek yang mendatangkan ketakutan.
Di 2 Raja-raja misalnya, saat pasukan Syria mengepung kota Israel membuat bujang Elisa cemas. Untuk menenangkan rasa takutnya, Elisa berdoa agar mata rohani bujangnya dibukakan. Kemudian berkata, ‘Jangan takut sebab yang menyertai kita lebih banyak dibandingkan mereka’ (2 Raja-raja 6:16). Saat Tuhan membuka mata bujang itu dia bisa melihat apa yang Elisa lihat, ‘Gunung dipenuhi oleh kuda dan kereta berapi’ (ay. 17).
Dalam peperangan rohani pertempuran itu tidak dibatasi dengan ‘kita melawan mereka’ secara manusiawi, tetapi mencakup ‘mereka ... yang menyertai kita’ melawan ‘mereka ... yang menyertai musuh’. Cara membedakan yang benar ialah dengan menyadari banyak kumpulan malaikat yang setia kepada Tuhan, dan menyadari kalau pasukan malaikat itu ada di pihak kita serta lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya dibandingkan musuh. Ingat, jika kita gagal ‘mendengar musik’ di saat terjadi peperangan artinya kemampuan membedakan roh kita belum lengkap.
17-Nov-2013: Memecah Fokus (1) – Ada saatnya Tuhan memanggil kita untuk berkonfrontasi dengan penghalang yang ada di gereja dan komunitas kita, tetapi saat menghadapi peperangan rohani bisa membuat kita menyimpang dari ketaatan kita kepada Tuhan. Yesus mengalahkan Setan saat di Getsemani dan di atas kayu salib, bukan dengan berkonfrotasi langsung, tetapi dengan menggenapkan panggilan destiny-Nya di Kalvari. Pertempuran terbesar terjadi dan dicapai dengan mati-Nya Sang Pemenang, tanpa diucapkan kata-kata hardikan ke lawan-Nya. Penguasa dunia diadili, dan penguasa-penguasa serta penghulu-penghulu dunia dilucuti bukan dengan berkonfrontasi dalam pertempuran, tetapi dengan penyerahan-diri Yesus di atas kayu salib.
Ada saatnya peperangan dengan iblis itu dirancang untuk membelokkan kita dari tujuan yang Tuhan telah tetapkan bagi kita. Para pendoa syafaat dan pemimpin peperangan perlu mencermati hal ini: ada roh jahat yang memang ditugaskan untuk membuat jebakan agar pikiran seseorang membawanya memasuki neraka. Roh ini bisa dinamakan ‘Roh Pemecah Fokus.’ Kita bisa saja berperang dengan sengit melawan roh ini yang menampakkan diri di orang-orang atau benda-benda yang ada di sekitar kita. Tujuan utama roh ini membuat seseorang sakit mental dengan menyibukkan diri dengan pelayanan pelepasan. Kita sesungguhnya tidak dipanggil bukan untuk berfokus pada peperangan atau pada iblis, kecuali jika peperangan itu memang kita lakukan karena menghalangi kita mengalami traansformasi untuk serupa Kristus. Panggilan kita itu untuk fokus hanya pada Yesus. Pekerjaan iblis untuk memindahkan mata dari Yesus. Begitu kita memandang kembali pada Yesus, peperangan segera lenyap.
16-Nov-2013: #10 Konsep Gereja Bergerak – Ada beberapa pelayanan berkeliling yang menyebutkan team keliling mereka itu gereja mereka. Mereka terlalu jauh menafsirkan kata-kata Yesus yang ada di Matius 18, ‘Dimana ada dua-tiga orang berkumpul berkumpul bersama dalam nama-Ku, Aku ada di tengah-tengah mereka.’ Yesus tidak pernah menyebut hal yang demikian itu sebagai suatu gereja; kitab Kisah Para Rasul dan Kitab-Kitab suratan memberikan model gereja yang melayani ke semua orang, mulai dari anak-anak sampai di kuburkan. Team-team keliling harus berdoa bersama dan saling belajar satu dengan yang lain dan berfungsi sebagai bagian Tubuh Kristus yang lebih besar, tetapi setiap anggota team seharusnya memiliki gereja dan gembala atau rasul sendiri sehingga mereka bisa menyelaraskan diri dan diselaraskan agar punya kredibilitas dalam gereja di dunia, di samping mereja juga akan mendapat pemeliharaan dan penjagaan yang terbaik.
Di samping 10 konsep gereja di atas tentunya masih banyak bentuk-bentuk dan/atau model-model gereja yang bisa kita bahas. Tetapi ini sekedar model-model utama yang bisa dicermati.
15-Nov-2013: #9 Konsep Gereja Duniakerja – Banyak para pemimpin bisnis frustrasi dengan kurangnya kecerdasan bisnis atau kepemimpinan gereja lokalnya sehingga mereka mengartikan pesan kerajaan terlalu jauh dan membangun gereja di bisnisnya. (Di Kerajaan Allah semua umat percaya itu para imam dan para raja, bukan hanya gembala dan pengkotbah. Jadi jika mereka melakukan PA setiap minggunya dengan karyawan, mereka menyebut itu gereja mereka!)
Meskipun hal baik untuk menggembalakan karyawannya dan memberi PA kepada mereka, setiap pemimpin bisnis itu membutuhkan gereja lokal, khususnya untuk menggembalakan dan menjagai keluarga mereka. Jika kita pemimpin duniakerja yang berhasil dan frustrasi dengan gembala dan/atau visi gereja lokal kita, sebaiknya kita temukan seorang pemimpin apostolik dimana kita bisa menyelaraskan diri dan menerima masukan-masukan!
Di beberapa kasus, pemimpin duniakerja bisa punya pemimpin apostolik sendiri sebagai mentor, sementara keluarga mereka digembalakan dalam gereja lokal. Menurut pengalaman, para pemimpin duniakkerja yang berhasil itu membutuhkan pemimpin apostolik gereja yang kuat agar mereka bisa mempertanggungjawabkan keluarga, ambisi-ambisi, dan etka kerja mereka. Tanpa gereja lokal banyak para pemimpin duniakerja yang menyimpang demi mengejar sesuatu yang tidak alkitabiah, yang akhirnya mengundang cemooh dan kandas.
14-Nov-2013: #8 Konsep Gereja-Cyber – Banyak orang Kristen yang memiliki gereja di rumah dengan kotbah-kotbah rohani yang dipilih dari internet sebagai kebaktian hari Minggunya, membuat mereka merasa menerima berkat rohani meskipun tidak harus menjejakkan kakinya di gedung gereja!
13-Nov-2013: #7 Konsep Gereja-Baru – Gereja-baru khususnya dibangun oleh para injili muda, yang dibesarkan di gereja yang kering dan membosankan, dengan memakai gaya modern, dengan pendekatan logis, dalam mengajarkan iman. Mereka kembali ke bentuk aliran post-modern, dengan tujuan kebenaran seharusnya nyata dalam kehidupan; ini akan menghasilkan sesuatu yang subyektif.
Para pemimpin puncak memang akan membutikan dirinya.
Mereka menanjak dan sepertinya menunjukkan keberhasilan kemanapun mereka pergi
dan berada. Kepemimpinan di tingkat ini mengangkat seluruh perusahaan/pelayanan
dan menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi siapapun yang ada di
dalamnya, dan membagikan keberhasilannya. Para pemimpin level ini seringkali
mengangkat perusahaan dan pelayanan dimana mereka ada.
Hampir semua pemimpin yang mencapai level ini tetap akan terus seperti itu sebab level ini
bukan tempat untuk beristirahat, untuk berhenti dan memandang keberhasilannya.
Itu merupakan tempat untuk menghasilkan-ulang dimana mereka bisa memberi dampak
terbesar di kehidupannya. Itulah mengapa para pemimpin yang mencapai level ini
akan terus berusaha selama mereka bisa. Dengan ucapan-syukur dan kerendahan
hati mereka harus mengangkat sebanyak mungkin pemimpin, dengan memberi
tantangan sebesar mungkin, dan mengembangkan pengaruhnya untuk bisa memberi
perbedaan yang positif di luar perusahaan dan pelayanannya.
29-Nov-2013: #4
- Level Mengembangkan Manusia/Reproduksi
- level dimana orang lain mau mengikuti karena adanya sesuatu yang telah
dilakukan terhadap mereka. Di level-3 penekanan pada produktivitas perorangan
atau perusahaan/pelayanan. Meskipun kemampuan
menciptakan team yang mampu memberikan produksi tinggi menunjukkan
tingkat tinggi kemampuan kepemimpinan, tetapi untuk mencapai kepemimpinan level
tinggi yang bisa menciptakan orang-orang elite perusahaan, pemimpin harus
berpindah dari level pemberi hasil ke level pengembang. Mengapa? Karena manusia
merupakan harta paling dihargai di perusahaan/pelayanan
Para pemimpin yang baik di level-4 menanamkan waktu
mereka, tenaga, uang, dan pikiran untuk bagaimana menumbuhkan orang lain
menjadi pemimpin. Mengubah fokus dari memperoleh hasil yang dikerjakan orang
lain ke mengembangkan potensi mereka. Mereka hanya memberi 20% fokusnya ke
produktivitas perorangan dan 80% fokus ditujukan ke bagaimana mengembangkan dan
memimpin orang lain. Ini merupakan perubahan yang sulit bagi mereka yang
memiliki produktivitas tinggi. Tetapi, perubahan yang dilakukan akan membuat
perombakan total yang akan memberi masadepan yang lebih cemerlang bagi
perusahaan/pelayanan.
28-Nov-2013: #3
- Level Produksi/Hasil – level dimana orang lain mau mengikuti karena
melihat sesuatu yang sudah dihasilkan. Apa yang dihasilkan itulah yang akan
menguji, memisahkan dan membedakan antara para pemimpin sejati dari mereka yang
sekedar mau menduduki posisi kepemimpinan. Pemimpin yang baik selalu bertekad
untuk membuat sesuatu terjadi. Mereka mendapat hasil. Mereka memberikan pengaruh
yang berarti bagi pelayanan atau perusahaan. Bukan hanya mereka produktif
secara perorangan, tetapi mereka juga mampu membantu team agar memberikan
hasil. Tidak ada yang bisa memalsukan posisi level-3 ini. Seseorang itu hanya
bisa memilih salah-satu dari dua hal berikut: menghasilkan sesuatu atau tidak
menghasilkan apa-apa. Hanya salah satu yang bisa terjadi.
Ada sebagian orang tidak bergerak dari level-Permisi
ke level-Produksi. Mereka sepertinya tidak bisa menghasilkan sesuatu. Ini
terjadi biasanya karena mereka kurang dalam mendisiplinkan-diri, kerja yang
etis, memahami perusahaan atau pelayanannya, atau memiliki ketrampilan agar
bisa memberi hasil. Meskipun begitu, jika seseorang ingin naik ke level yang
lebih tinggi dalam kepemimpinan, dia memang
mau tidak mau harus bisa memberi hasil. Tidak ada cara lain.
27-Nov-2013: #2
- Level Permisi/Hubungan – level dimana orang lain ikut karena mereka
memang menginginkannya. Membuat perpindahan dari level-posisi ke level-permisi
akan menjadikan seseorang mulai mau mengambil langkah pertama memasuki
kepemimpinan. Kepemimpinan itu suatu pengaruh, dan saat seorang pemimpin
belajar untuk berfungsi di level-permisi, segala sesuatunya akan berubah.
Orang-orang akan bersedia melakukan pekerjaan
bukan sekedar memenuhi tugas atau perintah tetapi mereka memang benar-benar
mau mengikutinya. Mengapa? Karena pemimpin mulai memberikan pengaruhnya kepada
orang-orang berdasarkan hubungan, bukan sekedar posisi.
Saat seseorang merasa disukai, dipedulikan,
dilibatkan, dinilai, dan dipercayai, mereka akan mulai bekerja sama dengan
pemimpinnya, dan dengan rekan-rekannya. Ini akan mengubah seluruh lingkungan
kerja. Orang-orang akan berjalan bersama pemimpin yang menyertainya.
26-Nov-2013: #1
- Level Posisi/Hak – level dimana orang lain ikut karena ada keharusan. Ini
level paling rendah kepemimpinan – level pintu masuk. Mereka yang hanya di
level bisa saja sebagai boss tetapi tidak akan pernah menjadi pemimpin. Mereka
punya bawahan tetapi bukan anggota team. Mereka bersandar pada aturan-aturan,
ketetapan-ketetapan, kebijaksannaan, dan struktur organisasi untuk bisa
mengontrol orang-orangnya. mereka mau ikut hanya sampai di batas-batas otoritas
formal organisasi saja.
Di posisi ini tidak membutuhkan kemampuan dan usaha
yang perlu dicapai. Seseorang yang ditunjuk, atau menginginkan, untuk menduduki
suatu posisi itu baik, tetapi sebagai seorang pemimpin harus mau menumbuhkan
diri di atas level-1 ini.
25-Nov-2013: Memelihara
Firman – Kesimpulannya, saat kita bertahan dalam memelihara Firman Allah,
pewahyuan akan datang menerangi dan memunculkan kebenaran bagi kita (Ef.
1:17-18). Jika mengarahkan kepada (Ams. 4:20), menjagai (Ams. 4:23),
melanjutkan (Yoh. 15; Yak. 1:25), dan merenungkannya (Yos. 1:8; Mz. 1:1-3).
Firman Allah akan memberi buah yang Dia janjikan.
Galatia 6:9 memberi dorongan, ‘Janganlah jemu-jemu berbuat
baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah.’
Tancapkan diri ke Firman Allah. Bungkus diri kita dengan Sang Pemberi-Hidup yang akan
berdoa bersama kita, bagi kita, dan menjadikan kita bertanggungjawab pada
standar-standar Allah yang telah memanggil kita. Terus melekat kepada-Nya,
melekat dengan Firman-Nya, maka kita dibebaskan untuk menjadi seperti apa yang
telah Dia tetapkan, dan alami kuasa identitas kita dalam Kristus.
24-Nov-2013: Pembatalan
Proses – Yesus juga mengatakan suatu kebenaran yang kita butuhkan agar
benar-benar menyadari saat sedang menumbuhkan benih kita: apa harus melewati
rasa takut, tekanan keuangan, nafsu, dll. tujuan utama setan itu mau
menggugurkan proses sehingga bisa mencuri benih tersebut. Serangan-serangannya
dipilih pada di waktu yang tepat dan ditujukan di saat-saat kita dalaam keadaan
rentan.
Dengan mengabaikan badai yang datang untuk mengganggu
dan menantang kematangan benih kita, kita harus memperkokoh diri di dalam Tuhan
dan ‘berpegang kuat pada pengharapan kita’ (1 Sam. 30:6; Ibr. 10:23). Jika kita
terus-menerus memberikan diri pada Sang Penjunan, Dia akan memberikan
anugerah-Nya untuk membantu kita pada waktunya, dan menyempurnakan pekerjaan
yang telah Dia mulai dalam diri kita (lihat Ibr. 4:16; Flp. 1:6).
Matius 13, Markus 4, dan Lukas 8 membicarakan kisah penabur dimana Yesus membicarakan secara rinci tentang prinsip pertumbuhan benih ini. Yesus menunjukkan kalau kematangan benih – Firman-Nya dalam kita – itu suatu proses pertumbuhan. Jika benih tersebut dipelihara dan diberi makanan, sama seperti benih alami, akan bertumbuh dan memberi buah. Yesus meringkaskan proses pemeliharaan benih Firman-Nya melalui MENDENGAR (menerima Firman Allah tertulis atau yang diucapkan - Mat 13:23), MENGERTI (menanamkan Firman Allah bersama-sama pengetahuan Allah yang telah kita miliki untuk pewahyuan yang lebih lagi – Mat. 13:23), MENERIMA (menerima dan memegang dalam ketaatan – Mar. 4:20), dan MEMEGANG ERAT (dalam memelihara benih – Luk. 8:15).
22-Nov-2013: Buah ditumbuhkan dari benih– Beberapa tahun yang lalu ada pewahyuan terbesar bagi saya. Saya sepertinya sedang menanyakan kepada Dia mengapa Firman sepertinya tidak bekerja bagi saya. Jujur saja, saya sedang mengeluh akan kurangnya buah yang saya hasilkan dalam hidup saya. Saya sudah belajar dari banyak guru luarbiasa, mendengarkan semua kaset yang benar, membaca semua buku klasik, dan semua yang saya dengarkan itu tentang bagaimana bisa hidup berkemenangan dalam setiap segi kehidupan saya.
Dengan kemurnian hati agar bisa dipakai Tuhan dengan
luarbiasa, saya menaruh sasaran untuk bisa menjadi orang Kristen sebaik mungkin
yang bisa. Seringkali dalam pencarian ini saya akan meninggalkan kebaktian dan
ibadah pertemuan doa dengan harapan bisa memiliki apa yang saya butuhkan untuk
akhirnya bisa melihat perubahan yang permanen. Tetapi beberapa hari kemudian
ternyata saya kembali ke keadaan yang sama.
Saya berteriak, ‘Tuhan, mengapa itu tidak terjadi
dalam diri saya?’ Saya sangat jengkel, merasa seakan-akan gagal total. Kemudian
Tuhan berbicara suatu hal yang sangat penting bagi saya. ‘Sebab semua kebenaran
itu engkau terima sebagai benih.’ ‘Mereka yang mengajarmu – mereka yang telah
memberikan kesaksiannya itu sudah melakukan apa yang mereka harus lakukan –
yang sekarang sudah menjadi buah bagi mereka. Itu tidak akan ditransferkan sebagai
buah, tetapi sebagai benih. Apa benih itu nantinya menjadi buah yang sama tergantung
dengan apa yang akan engkau lakukan.’
Untuk sementara saya mencerna hal ini. Saya mulai
memikirkan semua mereka yang saya kenal yang dengan jelas menghasilkan
buah-buah dalam area-area kehidupan mereka. Ada yang tadinya orang ketagihan
obat yang pikirannya menjadi ‘kering’ segera setelah membenamkan diri dalam
Firman Tuhan setelah memberikan hidupnya kepada Kristus. Selama berjam-jam
setiap harinya dia membaca, merenungkan, menghafal, dan mengatakan Firman. Setelah
sekian bulan, bukan hanya orang muda itu dibebaskan sepenuhnya dari setiap
pencobaan akan obat, pikirannya benar-benar disembuhkan.
Demikian juga ada orang muda lain yang dibebaskan dari
mentalitas miskin, yang senantiasa hidup dalam kemiskinan. Benih pewahyuan
ditanamkan saat mendengar seseorang yang membagikan kemakmuran sejati diberkati
Tuhan untuk bisa memberkati. Transformasi berpikirnya terjadi setelah menghabiskan
berbulan-bulan untuk mengenali dan merenungkan Firman Tuhan tentang penyediaan,
menabur, menuai, dll. Tidak lama ikatannya diputuskan dan ditumbuhkan iman luarbiasa
dalam keuangan. Dia menjadi salah satu orang yang paling makmur yang saya tahu
... dan yang memberi paling baik.
21-Nov-2013: Ikuti Proses Yang Disediakan - Sebagai bapa untuk suatu generasi perlu terus mengembangkan diri untuk bisa membantu orang lain menyadari dan menggenapkan impian-impian Tuhan bagi mereka. Saat mengimpartasikan pelajaran-kehidupan untuk memunculkan para pengubah-dunia selalu menekankan kalau kita bisa sepenuhnya memegang identitas kita dalam Kristus hanya saat kita bersedia berpartisipasi dalam proses yang telah Tuhan raancangkan bagi kehidupan kita.
Hal yang baik kalau merindukan pertumbuhan, perubahan,
kedewasaan, dan hasil, tetapi kita seringkali menginginkan hasil tanpa memasuki
‘proses’ yang harus dilalui untuk itu. Demikian juga kita merindukan ‘hasil
akhir,’ tanpa mau melakukan dan memegang gairah dalam perjalanan untuk
melengkapkannya.
Kita tidak bisa mengharapkan iman terjadi dalam semalam.
Kehidupan ketaatan itu sebagai sarana keserupaan Allah (proses-Nya) yang sama
dengan Dia mengakhirinya (hasil akhir). Jika kita terus melekat dan melekat dan
melekat, hal itu akan terjadi. Kebenaranlah yang akan membebaskan kita. ‘demikianlah firman-Ku yang keluar dari
mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan
melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya.’ Yes. 55:11
PENGHALANG UNTUK SERUPA KRISTUS - Frange Frangipane
20-Nov-2013: Tujuan Tertinggi Tuhan (2) – Saat kita lahir kembali, kehadiran Tuhan Yesus melalui Roh Kudus memasuki hidup kita. Seberapa besar tingkat kerjasama kita dengan kehendak Tuhan, sebegitulah kemuliaan Tuhan yang akan mendahului kita. Yesus mengumpamakan keselamatan kita itu sebagai lampu-penerang. Dia katakan, ‘Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.’ (Luk. 11:36).Kehadiran Tuhan memberikan perlindungan yang tidak terhancurkan karena adanya benteng dalam diri kita yang menjadikan kita tersembunyi dari si jahat. Melalui Dia kita memasuki keutamaan jalan-jalan-Nya dalam hubungan dengan Bapa dan sesama. Oleh karena itu kita berjalan dalam kekebalan dari serangan setan yang tidak terhitung jumlahnya. Memang, begitu kepenuhan-Nya dalam diri kita meningkat, dan akan digenapkan, ‘sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini’ dan ‘Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.’ (1 Yo. 4:17; 5:18).Kita harus menyadari bukanlah Setan yang mengalahkan kita, tetapi karena kita telah membuka diri kepadanya. Agar bisa menaklukkan iblis dengan telak kita harus berjalan dalam ‘lindungan Yang Mahatinggi’ (Mz. 91:1). Setan itu Tuhan beri toleransi dengan satu maksud: peperangan antara iblis dan orang-orang kudus Tuhan akan mendorong keserupaan mereka dengan Kristus, dimana hakekat Kristus menjadi satu-satunya tempat beristirahat dan terlindung. Tuhan mengijinkan peperangan untuk memfasilitasi rencana kekal-Nya, yaitu menjadikan manusia segambar Dia (Kej. 1:26).Begitu kita menyadari kalau tujuan Bapa itu bukan sekedar menyelamatkan kita tetapi untuk mentransformasikan kita, kita akan terus-menerus mendapati kalau Tuhan memiliki satu jawaban terhadap semua permasalahan rohani kita: memastikan terbentuknya hakekat Putra-Nya dalam diri kita!Apa kita disusahkan oleh roh ketakutan dan keraguan? Serahkan area-area tersebut kepada Tuhan, bertobat atas ketidak-percayaan kita, dan serahkan diri kita ke iman Kristus yang ada di dalam diri kita. Apa kita disusahkan oleh roh nafsu dan malu? Serahkan dosa-dosa tersebut kepada Tuhan, bertobat atas hakekat lama kita, ambil pengampunan Kristus dan kemurnian hati-Nya. Kalau iblis tahu serangan yang dia lakukan itu bukannya menjauhkan kita dari Tuhan tetapi mendekatkan kita kepada-Nya – begitu dia mengetahui kalau cobaan-cobaan itu justru akan memunculkan perilaku Kristus – maka musuh akan mundur dengan sendirinya. Ingat: Kemenangan itu dimulai dengan nama Yesus yang keluar dari bibir kita, dan dikobarkan oleh hakekat Yesus dalam hati kita.19-Nov-2013: Tujuan Tertinggi Tuhan (1) – Keikutsertaan sebagian besar orang Kristen dalam peperangan rohani itu berharap untuk memperoleh kelegaan atas tekanan atau mempertahankan ke’normalan’nya. Tetapi tujuan seluruh aspek rohani, termasuk peperangan, ialah untuk menjadikan kita segambar Kristus. Dan bukan yang lain, bukan penyembahan atau peperangan, dan juga bukan kasih maupun pelepasan; sasaran tunggal iman kita ialah keserupaan dengan Kristus.
Mari kita lihat-ulang, tujuan Tuhan membebaskan orang Ibrani
dari Mesir itu agar bisa membawa mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Demikian
juga kita dilepaskan dari dosa bukan agar hidup untuk diri-sendiri, tetapi agar
kita menyerupai Kristus. Apa yang kita namakan ‘keselamatan’, itu merupakan
fase awal dijadikannya kita serupa Kristus. Jika kita gagal melihat ini kita
akan mudah terjerat kembali dengan dosa yang pernah menindas kita.
Banyak konflik rohani kita yang tidak selesai-selesai sampai
karakter Yesus terbentuk dalam hati kita. Tujuan Bapa melepaskan kita itu bukan
sekedar melepaskan beban-beban kita, tetapi melakukan segala perkara dalam
kehidupan kita untuk menjadikan kita ‘segambar dengan Putra-Nya.’ Tujuan Bapa dengan
keselamatan kita ialah agar Yesus menjadi ‘yang sulung di antara banyak
saudara’ (Rom. 8:29). Dengan kata lain, untuk bisa menyadari kemenangan utama
Tuhan, kita harus menjangkau tujuan utama Tuhan, yaitu transformasi keserupaan Kristus
yang utuh dalam hidup kita.
18-Nov-2013: Memecah Fokus (2) – Fokus salah menjadikan pikiran seseorang terus-menerus mencari-cari musuh. Otomatis di sekitarnya akan dilihat musuh-musuh. Karunia ‘membedakan roh’ merupakan karunia penyeimbang yang memampukan seseorang bisa mengenali adanya roh-roh malaikat yang lebih banyak lebih dibandngkan roh-roh jahat. Karunia ini lebih banyak berfokus dan memberi pengaruh positif serta memberi pengharapan, bukannya pengaruh jelek yang mendatangkan ketakutan.
Di 2 Raja-raja misalnya, saat pasukan Syria mengepung kota Israel membuat bujang Elisa cemas. Untuk menenangkan rasa takutnya, Elisa berdoa agar mata rohani bujangnya dibukakan. Kemudian berkata, ‘Jangan takut sebab yang menyertai kita lebih banyak dibandingkan mereka’ (2 Raja-raja 6:16). Saat Tuhan membuka mata bujang itu dia bisa melihat apa yang Elisa lihat, ‘Gunung dipenuhi oleh kuda dan kereta berapi’ (ay. 17).
Dalam peperangan rohani pertempuran itu tidak dibatasi dengan ‘kita melawan mereka’ secara manusiawi, tetapi mencakup ‘mereka ... yang menyertai kita’ melawan ‘mereka ... yang menyertai musuh’. Cara membedakan yang benar ialah dengan menyadari banyak kumpulan malaikat yang setia kepada Tuhan, dan menyadari kalau pasukan malaikat itu ada di pihak kita serta lebih kuat dan lebih banyak jumlahnya dibandingkan musuh. Ingat, jika kita gagal ‘mendengar musik’ di saat terjadi peperangan artinya kemampuan membedakan roh kita belum lengkap.
Kita harus
belajar lebih baik mengembangkan perilaku yang baik daripada menghabiskan waktu
berdoa melawan iblis. Sukacita Tuhanlah yang akan mengusir roh depresi. Iman
yang hidup kitalah yang menghancurkan roh-roh ketidakpercayaan; kasih yang
agresif yang akan mengusir ketakutan kita. Kemenangan itu dimulai dengan nama
Yesus yang keluar dari bibir kita, dan dikobarkan oleh hakekat Yesus dalam hati
kita.
17-Nov-2013: Memecah Fokus (1) – Ada saatnya Tuhan memanggil kita untuk berkonfrontasi dengan penghalang yang ada di gereja dan komunitas kita, tetapi saat menghadapi peperangan rohani bisa membuat kita menyimpang dari ketaatan kita kepada Tuhan. Yesus mengalahkan Setan saat di Getsemani dan di atas kayu salib, bukan dengan berkonfrotasi langsung, tetapi dengan menggenapkan panggilan destiny-Nya di Kalvari. Pertempuran terbesar terjadi dan dicapai dengan mati-Nya Sang Pemenang, tanpa diucapkan kata-kata hardikan ke lawan-Nya. Penguasa dunia diadili, dan penguasa-penguasa serta penghulu-penghulu dunia dilucuti bukan dengan berkonfrontasi dalam pertempuran, tetapi dengan penyerahan-diri Yesus di atas kayu salib.
Ada saatnya peperangan dengan iblis itu dirancang untuk membelokkan kita dari tujuan yang Tuhan telah tetapkan bagi kita. Para pendoa syafaat dan pemimpin peperangan perlu mencermati hal ini: ada roh jahat yang memang ditugaskan untuk membuat jebakan agar pikiran seseorang membawanya memasuki neraka. Roh ini bisa dinamakan ‘Roh Pemecah Fokus.’ Kita bisa saja berperang dengan sengit melawan roh ini yang menampakkan diri di orang-orang atau benda-benda yang ada di sekitar kita. Tujuan utama roh ini membuat seseorang sakit mental dengan menyibukkan diri dengan pelayanan pelepasan. Kita sesungguhnya tidak dipanggil bukan untuk berfokus pada peperangan atau pada iblis, kecuali jika peperangan itu memang kita lakukan karena menghalangi kita mengalami traansformasi untuk serupa Kristus. Panggilan kita itu untuk fokus hanya pada Yesus. Pekerjaan iblis untuk memindahkan mata dari Yesus. Begitu kita memandang kembali pada Yesus, peperangan segera lenyap.
16-Nov-2013: #10 Konsep Gereja Bergerak – Ada beberapa pelayanan berkeliling yang menyebutkan team keliling mereka itu gereja mereka. Mereka terlalu jauh menafsirkan kata-kata Yesus yang ada di Matius 18, ‘Dimana ada dua-tiga orang berkumpul berkumpul bersama dalam nama-Ku, Aku ada di tengah-tengah mereka.’ Yesus tidak pernah menyebut hal yang demikian itu sebagai suatu gereja; kitab Kisah Para Rasul dan Kitab-Kitab suratan memberikan model gereja yang melayani ke semua orang, mulai dari anak-anak sampai di kuburkan. Team-team keliling harus berdoa bersama dan saling belajar satu dengan yang lain dan berfungsi sebagai bagian Tubuh Kristus yang lebih besar, tetapi setiap anggota team seharusnya memiliki gereja dan gembala atau rasul sendiri sehingga mereka bisa menyelaraskan diri dan diselaraskan agar punya kredibilitas dalam gereja di dunia, di samping mereja juga akan mendapat pemeliharaan dan penjagaan yang terbaik.
Di samping 10 konsep gereja di atas tentunya masih banyak bentuk-bentuk dan/atau model-model gereja yang bisa kita bahas. Tetapi ini sekedar model-model utama yang bisa dicermati.
15-Nov-2013: #9 Konsep Gereja Duniakerja – Banyak para pemimpin bisnis frustrasi dengan kurangnya kecerdasan bisnis atau kepemimpinan gereja lokalnya sehingga mereka mengartikan pesan kerajaan terlalu jauh dan membangun gereja di bisnisnya. (Di Kerajaan Allah semua umat percaya itu para imam dan para raja, bukan hanya gembala dan pengkotbah. Jadi jika mereka melakukan PA setiap minggunya dengan karyawan, mereka menyebut itu gereja mereka!)
Meskipun hal baik untuk menggembalakan karyawannya dan memberi PA kepada mereka, setiap pemimpin bisnis itu membutuhkan gereja lokal, khususnya untuk menggembalakan dan menjagai keluarga mereka. Jika kita pemimpin duniakerja yang berhasil dan frustrasi dengan gembala dan/atau visi gereja lokal kita, sebaiknya kita temukan seorang pemimpin apostolik dimana kita bisa menyelaraskan diri dan menerima masukan-masukan!
Di beberapa kasus, pemimpin duniakerja bisa punya pemimpin apostolik sendiri sebagai mentor, sementara keluarga mereka digembalakan dalam gereja lokal. Menurut pengalaman, para pemimpin duniakkerja yang berhasil itu membutuhkan pemimpin apostolik gereja yang kuat agar mereka bisa mempertanggungjawabkan keluarga, ambisi-ambisi, dan etka kerja mereka. Tanpa gereja lokal banyak para pemimpin duniakerja yang menyimpang demi mengejar sesuatu yang tidak alkitabiah, yang akhirnya mengundang cemooh dan kandas.
14-Nov-2013: #8 Konsep Gereja-Cyber – Banyak orang Kristen yang memiliki gereja di rumah dengan kotbah-kotbah rohani yang dipilih dari internet sebagai kebaktian hari Minggunya, membuat mereka merasa menerima berkat rohani meskipun tidak harus menjejakkan kakinya di gedung gereja!
Pelayanan gereja-cyber ini sedang populer dan ideal bagi mereka yang
mengikatkan diri dengan itu, tanpa harus berinterakksi dengn komunitas suatu
gereja sehingga akan kehilangan hubungan sejati dengan komunitas seiman. Gereja
jenis ini memang lebih baik daripada tidak bergereja sama sekali, tetapi akan
membatasi panggilan mereka dalam menggenapkan tujuan mereka diciptakan, sebab
untuk itu membutuhkan fungsi Tubuh Kristus (1 Korintus 12).
13-Nov-2013: #7 Konsep Gereja-Baru – Gereja-baru khususnya dibangun oleh para injili muda, yang dibesarkan di gereja yang kering dan membosankan, dengan memakai gaya modern, dengan pendekatan logis, dalam mengajarkan iman. Mereka kembali ke bentuk aliran post-modern, dengan tujuan kebenaran seharusnya nyata dalam kehidupan; ini akan menghasilkan sesuatu yang subyektif.
Meskipun
Kekristenan itu sesuatu yang bersifat pengalaman pribadi yang subyektif, tetapi
juga sesuatu yang bisa diketahui dan dipahami; kalau tidak, Yesus tidak akan mengatakan
bahwa Dia itu Kebenaran (Yoh. 14:6) dan gereja itu disebut sebagai dasar dan
penopang kebenaran (1 Tim. 3:15)! Dengan menyangkali kalau kita bisa tahu
kebenaran absolut dalam kehidupan bisa membawa ke liberalisme, karena iman akan
didasarkan pada perasaan dan cara-pandang orang, bukannya firman Allah yang
tidak tergoyangkan.
12-Nov-2013: #6 Konsep Denominasi – Meskipun konsep ini banyak ditinggalkan tetapi Tuhan masih punya maksud pemulihan terhadap denominasi-denominasi Roma Katolik, Orthodok, Anglikan, Metodis, dll.
Ada
orang-orang yang mengasihi dan melayani Yesus di setiap denominasi Kristen.
Meskipun banyak jemaatnya yang bergumul dan kehilangan kaum mudanya
gereja-gereja ini sepertinya masih memiliki dampak besar di masa depan untuk
penginjilan dunia! Denominasi-denominasi seperti gereja Roma Katolik sepertinya
sedang mengalami pembersihan dan diharapkan terjadi pemulihan kembali ke
panggilan semulanya sementara denominasi-denominasi leiberal Protestan
sepertinya sedang melepaskan kewarisannya dan kehilangan anggotanya karena
ideologinya yang tidak menunjukkan perbedaan dengan dunia non-Kristen.
11-Nov-2013: #5 Konsep Gereja Apostolik – Model ini terjadi saat asa suatu gereja yang membantu untuk menyatukan gereja-gereja lain yang berpikiran serupa dalam memberitakan Injil ke komunitas dan/atau wilayahnya dan memberi kepemimpinan dan visi dalam usaha-usaha penjangkauan kota. Banyak gereja ini yang pada akhirnya membentuk asosiasi formal dengan gereja-gereja lain dan berfungsi bersama-sama sebagai suatu jaringan atau koalisi yang terorganisir. Gereja-gereja berfungsi sangat mirip dengan gereja-gereja abad-pertama sehingga mereka tidak terdorong bekerja-sama sebagai suatu denominasi tetapi melakukannya berdasarkan pada kerelaan karena persamaan visi.
Model gereja ini meledak di Afrika, Asia, Amerika Latin dan tempat-tempat lain, yang tujuan utamanya untuk ekspansi Kekristenan global.
10-Nov-2013: #4 Konsep Jemaat Bebas – Ada ribuan ‘gereja bebas’ yang merupakan pulau-pulau menyendiri tanpa ada afiliasi formal apapun dengan gereja, asosiasi, denominasi ataupun gerakan-gerakan lain.
Meskipun
konsep gereja ini lebih baik dari dua konsep pertama, tetapi sangat terbatas’
karena setiap kota seharusnya memiliki gereja regional yang bisa mengekspresikan
kesamaan pemikiran gembala-gembala yang ada di suatu regional yang bekerjasama melayani
komunitasnya. Satu gereja saja tidak bisa menjadi jawab untuk suatu komunitas kota.
Setiap jemaat itu paling-paling hanya sebagai bagian tubuh Kristus, bukan
keseluruhannya. Para gembala dan jemaat yang ‘bebas’ harus bertanya pada
diri-sendiri mengenai pertanyaan theologis Yesus yang diberikan ke tujuh gereja
kota yang ada di kitab Wahyu. Pertanyaan yang mana yang ditujukan kepada mereka?
Jika Yesus datang di kota kita, keoada siapa Dia akan memberikan pesan-Nya? Ke pemimpin
mana Dia akan bicara? Ini menjukkan juga bahwa jika kita tidak ada di kesatuan gereja,
sesungguhnya itu membatasi apa yang Roh Kudus bisa katakan ke suatu wilayah!
09-Nov-2013: #3 Konsep Gereja Rumah – Konsep gereja mikro ini juga dikenal dengan konsep gereja rumah. Ini usaha untuk mencoba kembali ke kesederhanaan gereja abad pertama dimana ada kelompok 30-70 orang yang bertemu di rumah-rumah, yang begitu relasional, dan memenangkan jiwa melalui mulut-ke-mulut dan pertemanan.
Mereka
yang ada di gereja mikro cenderung begitu kritis dengan apa yang mereka katakan
‘gereja kotak’ atau ‘gereja institusi’ yang menurut mereka dalam memberitakan
injil berantung pada besar dan mewahnya gereja dan program-program; mereka
dianggap telah menyedot banyak waktu dan uang untuk membangun gedung,
mengembangkan tata-suara untuk bisa memberikan pengalaman sensasional dalam
penyembahan dan kebaktian di hari-hari Minggunya.
Saya
memang setuju dengan pendapat kalau gereja institusi itu telah banyak
kehilangan fokus dan menjadikan sebagian besar yang hadir sekedar menjadi
penonton; tetapi saya juga percaya kalau tubuh Kristus itu dipanggil untuk mampu
menembus dan memberi pengaruh pada budaya yang ada. Di hari-hari sekarang ini
sangat sulit bisa memberi pengaruh ke pemimpin puncak, baik pemerintahan maupun
duniakerja tanpa memiliki model institusi yang bisa dihormati para pemimpin tersebut.
Saya percaya juga meskipun kita punya gereja besar dengan fasilitas canggih tetapi
tetap bisa memenuhi panggilannya tanpa harus mengkompromikannya, dan tetap
memiliki persekutuan sejati melalui kelompok-kelompok kecilnya yang mengadakan
pertemuan di rumah-rumah. Yang menjadi masalah bukanlah besarnya ukuran gereja
dan mahalnya fasilitas tetapi kapasitas pelayanan dan pemuridan gereja lokal.
Satu-satunya
alasan mengapa gereja abad pertama itu memakai rumah-rumah, atau gereja mikro, bukan
karena kehebatan metode gerejaa rumah, tetapi karena adanya penganiayaan dimana
mereka dilarang melakukan penyembahan secara umum dan tidak bisa membangun
bangunan besar. Begitu penganiayaan berhenti di tahun 313 AD tubuh Kristus mulai
membangun bangunan-bangunan besar (kaatedral-katedral) sehingga bisa menampung
banyak orang di dalamnya.
08-Nov-2013: #2 Konsep ‘keluarga saya itu Gereja’ – Banyak umat percaya jarang berpartisipasi dalam komunitas iman lokal karena mereka mengisi acara di hari Minggu dengan keluarganya. Mereka pegang mantra ‘mengutamakan keluarga’ terlalu berlebihan dengan anggapan bahwa jika memberi waktu dengan keluarga mereka anggap mendahulukan Kerajaan Allah.
Apa
yang tidak disadari ialah jika anak-anak mereka tidak melihat orangtuanya punya
kehidupan yang mau berkorban bagi Kerajaan Allah dalam konteks berjemaat di
gereja lokal maka anak-anaknya setelah dewasa dipastikan juga tidak akan mau
bergabung dengan gereja sama sekali. Mereka membuat definisi sendiri tentang
keKrisitenan. Anak-anak juga akan melihat kalau orangtuanya mencoba menumbuhkan
mereka hanya berfokus pada diri-sendiri, bahkan mereka juga akan melihat bahwa
Kristus itu sepertinya hanya berputar-putar bagi kehidupan mereka saja; mereka
tidak akan mampu melihat konteks pelayanan dalam jemaat lokal.
07-Nov-2013: #1 Konsep
‘Saya adalah Gereja’ – Banyak orang yang secara pribadi tidak
bergabung dengan gereja lokal apapun meskipun mereka masih tetap mencoba
membangun hubungannya dengan Tuhan. Bahkan mereka masih membaca alkitab,
berdoa, dan membagikan iman mereka tetapi mereka tidak punya hubungan organik
dengan komunitas umat percaya manapun.
Bagi
saya, umat percara yang seperti ini punya iman yang terpisah dari Tubuh dan
secara bodoh mengira bisa menggenapkan rencan Kristus sendirian! Ini sebagai
sesuatu yang lucu seperti memotong jari dan mngira bisa tetap hidup dan
berfungsi dengan normal tanpa tubuh (baca 1Kor. 12)!
6-Nov-2013: #3 Bulan ini waktu membiarkan sungai TUHAN mengalir dari bagian terdalam kita. Akan ada hubungan yang besar antara kesentosaan dan kepenuhan. Jika kita tidak menghubungkan apa yang ada di dalam diri kita dengan benar, kita tidak dapat masuk ke kepenuhan. Saat sungai kita mulai mengalir, kita bisa masuk ke ukuran yang berikutnya. Itulah prinsip Yehezkiel 47. Kedalaman air mulai mencapai mata-kaki, kemudian selutut, lalu sepinggang, dan akhirnya menenggelamkan kepala. Itulah proses pewahyuan di tahun ini. Pewahyuan itu sebagai air yang dalam. Kita harus melewati proses di setiap level pewahyuan dengan cara berenang dan berurusan dengan trauma-trauma dan permasalahan masa lal, di setiap levelnya, sebelum bisa bergerak ke level yang berikut.
Kislev itu bulan dimulainya Hanukkah, satu-satunya
liburan di kalender Yahudi yang menghubungkan dua bulan, diawali bulan Kislev
dan diselesaikan di bulan Tevet.
Pesan Hanukkah: di tengah-tengah penghancuran ada
kemurahan. Di Hanukkah terang tidak akan dipadamkan. Di tengah-tengah setiap
kehancuran TUHAN akan menemukan jalan untuk mengimpartasian kemurahan kepada
kalian. Tidak peduli aspek kehancuran yang kalian sedang hadapi– baik itu
eksternal, internal, fisik atau spiritual – TUHAN punya jalan untuk
mengimpartasikan kemurahan dalam membangun masa depan. Anugerah-Nya cukup dan
kasih-Nya itu kekal.
5-Nov-2013: #2 Bulan sebelum ini adalah bulan air-bah; berarti sekarang bulan pelangi. Cermati apa yang telah kita perangi dalam melewati tahun-tahun yang telah lewat agar kita bisa sampai ke tempat kedamaian. TUHAN membuat kovenan sehingga kita tidak harus berperang lagi dengan hal-hal yang sama; ini yang dilambangkan dengan pelangi. TUHAN berbicara, "Kalian sudah melewati banjir dan tidak dihanyutkan. Sekarang Saya akan membuat kovenan dengan agar kalian tidak berperang lagi dengan perkara itu." (Kejadian 9:13-17). Ada hal-hal tertentu di setiap tahun yang perlu kita beri tanda dengan "Saya tidak akan melewati itu lagi."
Di bulan kesentosaan dan kedamaian ini, meskipun ada
di tengah-tengah peperangan, kita akan punya kedamaian. Banyak orang tidak
mengerti aspek peperangan ini. Arti gampangnya, saat ada di tengah peperangan,
kita begitu giat menyerang sehingga memiliki kedamaian meskipun ada di
tengah-tengah konflik. Saat kita terjerat dan keluar dari tempat melekat kita
dengan Tuhan, di saat itulah kita sebenarnya menghadapi masalah.
Ini merupakan bulan impian dan penglihatan malam.
Melewati sepanjang tahun yang kita jalani. Tuhan telah mencurahkan sesuatu
sedemikian kepada kita sehingga pada saatnya semuanya bisa Dia tarik keluar
melalui mimpi-mimpi kita. Kadang-kadang itulah satu-satunya cara yang Tuhan
bisa lakukan agar bisa berkomunikasi dengan kita. Dalam kehidupan kita telah
begitu ditekan-tekan sedemikian rupa sampai kelelahan dan tertidur. Di saat
seperti itulah Tuhan bisa mulai menggelitik pewahyuan bagi kita. Bulan ini juga
bulan untuk melihat-ulang pola tidur kita kita sehingga di tahun-tahuan
mendatang kita bisa hidup lebih sehat lagi.
Salah satu masalah besar saya muncul karena adanya
trauma di masa pertumbuhan saya. Pola tidur saya kacau. Hampir semua orang yang
punya trauma punya pola tidur tidak-teratur. Ingatan-ingatan trauma datang di
malam hari dan membuat saya tetap terjaga. Saya harus melewati suatu proses
untuk bisa membiarkan TUHAN menyembuhkan saya agar bisa tidur. Di saat
bersamaan Dia juga membersihkan trauma saya.
Di suatu waktu saya ikut perjalanan doa ke Vietnam. Di
saat pulang saya bermimpi suatu situasi saat saya kecil. Beberapa mimpi
terulang seperti di saat kejadiannya berlangsung. Tuhan akan memainkan-ulang
ingatan-ingatan kita sehingga Dia bisa menyembuhkan kita. Di suatu malam, saat
saya tidur, Tuhan memainkan-ulang ingatan trauma hidup saya, yang tidak saya
lupakan, dan yang hampir tidak mampu lagi saya atasi. Saya terbangun bermandi
peluh, dan harus mengatasi trauma itu. Pam terbangun dan mendoakan saya. Dia
berkata, "Tidak bisakah kamu sembuh sehingga tidak mengganggu tidur saya
lagi? Traumamu itu menganggu tidur saya."
Kita harus berurusan dengan apa yang TUHAN munculkan
di malam hari. Tanya kepada-Nya jika ada sesuatu yang lain, terus maju dan
bereskan apa yang Dia tunjukkan di saat sadar agar kita tidak Dia bangunkan di
tengah malam.
4-Nov-2013: #1 Hari ini (jam 18.00) merupakan hari pertama memasuki bulan baru Ibrani, bulan ke-9, bulan Kislev, dengan berbagai karakteristik profetisnya. Dan karena gereja itu pada hakekatnya berkarakteristik profetis maka seyogyanya mencermati hal-hal profetis di setiap bulannya.
Bahan diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel.
Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi
Bulan ini bisa 29 atau 30 hari. Kislev dikaitkan dengan huruf Ibrani SAMEKH, lambang mempercayakan-diri, menopang / mendukung, dan menjadi penuhnya lingkaran. Kita harus menjadi lingkaran yang penuh dalam mengembangkan pemercayaan-diri dan rasa percaya kita. Dengan memperhatikan hati dan motivasi-motivasi kita selama bulan Kislev di setiap tahunnya, kita akan bisa mematahkan dan keluar dari pola-pola lama kita karena tidak bisa mempercayakan-diri, hal mana telah menghambat kemampuan kita untuk bisa berjalan bersama Tuhan, dan sesama, yang ada dalam lingkup pengaruh kita.
Nama Kislev diturunkan dari kata Ibrani untuk "keamanan” dan "mempercayakan-diri." Ini merupakan bulan memasuki level baru untuk bisa mempercayakan-diri dan istirahat.
Kislev dikaitkan dengan suku Benyamin, suku yang paling berkarunia dalam seni memainkan busur. Sewaktu kita mengembangkan strategi-strategi peperangan di bulan ini, kita bisa menampung secara profetis sehingga menambah pewahyuan berkenaan dengan musim peperangan di waktu mendatang. Ini berkaitan dengan awal tahun sehingga kita bisa memasuki tahun baru dengan benar.
Benyamin juga merupakan satu-satunya anak Yakub yang lahir di tanah perjanjian sehingga ini merupakan bulan untuk mencermati Israel. Di bulan ini akan terjadi hal-hal yang akan mengubah jalan dan sejarah Israel.
Kislev dihubungkan dengan konstelasi Sagitarius (pemanah). Bulan ini adalah bulan untuk memerangi kekaisaran-kekaisaran dan budaya-budaya. Ini merupakan bulan untuk membidik-langsung dan bergerak-cepat. Bayangkan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang pemanah: potong kerugian-kerugian yang ada dan bergerak-maju.
Lihat-ulang sistem dukungan kita selama Kislev, termasuk siapa yang menopang dan siapa yang kita topang. Renungkan siapa sahabat kita dan persekutuan kita, dan mengapa kita terhubung dengan mereka.
3-Nov-2013: #11 ‘Contekan’, bukan ‘orsinil’ – Banyak pengkotbah yang begitu sibuk mencari bahan kotbah orang lain dari internet! mereka itu menyimpang dari Kis 6:2-40. Mereka sekedar menyalin dan menyampaikan komentar-komentar dari pengkotbah lain dan tidak pernah mendapatkan satu kata pun dari Tuhan untuk apa yang akan dikatakan ke gereja! Lebih jauh, era tehnologi informasi sekarang ini mencobai kita untuk bergantung pada program alkitab di komputer, bukannya Roh Kudus! Ini menjadikan kita pandai berbicara tetapi tanpa pengurapan; kaya kata-kata tetapi miskin pengurapan, punya konsep tanpa keyakinan, dan mempunyai kerumunan orang bukannya murid!
Saya tahu beberapa komunikator besar yang menyediakana waktu sedikit saja untuk mencari wajah Tuhan. Bahkan, meskipun mereka menyampaikan pesan yang luarbiasa ada sesuatu yang hilang. Mereka sekedar menjadi gema atau gaung atau menyontek dan meiru pengkotbah lain, bukannya mengatakan suara kenabian yang dari tahta Allah! Di hari-hari yang sulit saat ini jemaat membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar pintar bicara, atau penyampai informasi sejarah, atau kutipan ayat-ayat, atau kutipan-kutipan bijak serta tayangan video. Mereka butuh mendengar apa yang Roh katakan kepada gereja sehingga mampu berkembang di budaya yang saat ini dipenuhi dengan sekuleritas!
2-Nov-2013: #10 Mengistimewakan satu kelompok – Saya pernah hadir di beberapa pertemuan di gereja dengan mayoritas etnis tertentu yang menyampaikan kotbah yang membuat etnis lain tidak nyaman! Bahkan pernah mereka berbicara dari mimbar menentang etnis saya dengan menyertakan kata-kata ‘dengan menghormati Anda dan etnis Anda’! Ada juga jemaat yang meninggalkan gereja tertentu karena gereja tersebut lebih memperhatikan hanya pada yang muda, atau yang tua, atau yang kaya, yang lajang, yang miskin, dst.
Meskipun Tuhan memberi masing-masing gereja dan pengkotbah bidang-bidang dan fokus yang berbeda, kita perlu melayani dengan mewakili isi hati Tuhan ke semua orang! Tuhan itu tidak hanya yang berpusat ke orang kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit indo, atau spanyol/Hispano! Tuhan bukan hanya Tuhan orang miskin tetapi juga orang berada! Tuhan peduli baik dengan yang tua dan yang muda dan juga mengasihi dunia (Yoh. 3:16)!
Ada pengkotbah juga yang membungkus injil dengan partai politik atau bangsa tertentu, dan mengkotbahkannya sedemikian rupa seperti hanya untuk bangsa tertentu saja yang ditetapkan untuk memberkati dunia. Berkat itu datang dari benih Abraham — bukan dari suatu bangsa tertentu (Kej. 3:15; 12:1-3; 17:5-7; Gal. 3:29)!
Mereka yang kotbahnya berdasarkan injil dengan mengistimewakan suatu etnis tertentu dibandingkan etnis lain sesungguhnya sedang mencemari jemaatnya dengan prasangka-prasangka, bukannya hati Tuhan bagi setiap orang!
1-Nov-2013: #9 Mengatakan ‘Tuhan berbicara’ – Pengkotbah yang dengan gampang mengatakan ‘Tuhan berbicara’ agar gereja atau pemimpinnya mentaati apa yang dikatakan itu hal yang sangat membahayakan! Jika yang dikatakan dari Tuhan itu tidak terbukti, maka ada yang akan meninggalkan gereja dan/atau ada cemoohan bagi Tuhan di samping hal itu akan membuat bingung orang yang baru percaya. Saya pernah tahu beberapa pengkotbah yang biasa mengucapkan ‘Tuhan berbicara kepada saya’ dengan tujuan memanipulasi pendengarnya agar termotivasi ikut ambil bagian dalam suatu proyek – meskipun yang dikatakan pengkotbah tidak pernah terjadi. Itu berarti kalau bukan pengkotbahnya yang bohong karena tertipu oleh keinginan sendiri, atau Tuhan yang dibuat bingung dan tidak bisa mengambil keputusan (saya percaya pada yang pertama!). Ini membuat kekacauan besar bagi mereka yang percaya ucapan pengkotbah tersebut!
Saya sendiri jarang mengatakan ‘Tuhan berkata kepada saya.’ Saya selalu mendahuluinya dengan mengatakan, ‘Saya percaya Tuhan memberi kesan di hati saya.’ Saya belajar menguji setiap impresi yang timbul di hati dengan mendoakannya bersama isteri, serta minta konsensus dari semua pemimpin kunci, sebelum mengatakannya ke umum; apa itu Tuhan menuntun untuk melakukan suatu proyek besar, atau mengganti arahan, atau mengikuti visi khusus.
Kitab Yeremia penuh contoh bagaimana Tuhan akan menghakimi para nabi yang bernubuat bukan dari Tuhan, tetapi dari pikiran mereka sendiri!
Disiapkan dan disadur oleh Iskak Hutomo untuk Tubuh Kristus