Kamis, 02 Januari 2014

Devosi DESEMBER 2013

Home
Seri GEREJA MESIANIK, BANGKIT! - Robert D. Heidler 
02-Des-2013: Matinya Gereja Mula-mula (4) - Beberapa hal yang telah dilakukan peribahan oleh Konstantin antara lain:
Matinya Gereja Rumah – Fokus kehidupan gereja mula-mula itu gereja rumah. Masing-masing gereja rumah lokal membagi jumlah anggotanya sedemikian rupa sehingga bisa mengadakan pertemuan dan pelayanan perorangan dengan efektif. Meskipun secara teratur juga mengadakan pertemuan dalam jumlah besar, gereja-gereja rumah itulah yang memberi fondasi kegiatan gereja. Setelah menetapkan Kekrsitenan sebagai agama negara, dengan segera Konstantin mendirikan gereja St. John Lateran di Roma. Gaya bangunannya dinamakan ‘basilica’. Design interiornya mengikuti pola ruang tahta istana kekaisaran. Di bagian depan ruang ada bagian yang dinamakan ’apse’, yang dikhususkan bagi 'klerus' atau petugas. Ada tahta di tengah-tengahnya dimana bishop duduk dikelilingi setengah lingkaran para penasihatnya. Tahta dirancang sedemikian untuk mencerminkan kedudukan baru bishop sebagai pelayan yang bisa dipercaya oleh Kaisar. Berhadapan dengan ‘apse’ ada ruang luas, ‘nave’, dimana anggota gereja duduk untuk mendengarkan. Pengaturannya kaku dan resmi. Dengan didorong dan didanai pemerintah, pola bangunan gereja basilica menyebar dengan cepat dibangun di seluruh kekaisaran. Konstantin kemudian membuat hukum yang menghapuskan ‘rumah-rumah doa’, dan melarang orang Kristen mendirikan gereja di rumah-rumah. Dekrit ini dikumandangkan dan dirancang sedemikian rupa ‘untuk menciptakan teror ke para jemaat/pendengarnya.’ Inti pesannya ialah melarang ‘mengadakan gereja di tempat mana pun kecuali Gereja Katolik.’ Perubahan dari gereja rumah yang tidak formal ke basilica yang formal mengubah konsep keseluruhan gereja. Sebelum Konstantin gereja itu merupakan keluarga umat percaya. Setelah Konstantin gereja menjadi bangunan. 


Seri BULAN-BULAN IBRANI - Chuck D. Pierce 01-Des-2013: Shevat (Jan-Feb) - Shevat itu bulan kesebelas dari duabelas bulan kalender Yahudi. Bulan ini dikaitkan dengan suku Asher, yang merupakan lambang kesenangan, kebahagiaan, kelezatan, kegemukan. Selama bulan ini kita harus berawas-awas akan kelezatan atau kenikmatan raja. Di bulan ini saya selalu mencoba membaca Kitab Daniel. Kita mungkin mau puasa Daniel di bulan ini.
Bulan untuk mengembangkan rencana mempertahankan generasi penerus. Pertanyaan terbaik untuk ditanyakan kepada diri-sendiri di bulan ini ialah: ‘Bagaimana agar pohon zaitun kita mekar?’ Baca dan renungkan Mazmur 1.
Huruf Ibrani untuk bulan ini adalah TZADIK, yang melambangkan ‘kebenaran’. Bulan ini kebenaran kita harus menjadi fondasi. Yehova Tzidkenu merupakan ekspresi tunggal di bulan ini.
Ini waktu untuk terhubung dengan pohon-pohon di ladang kita. Perhatikan ladang kita dan lihat apa saja yang ditanam di sana. Siapa saja yang menanam di ladang kita? Apa pohon-pohon di ladang kita sudah siap berbuah? Sesungguhnya, Shevat disebut juga bulan tahun baru pepohonan.
Konstelasi bulan ini adalah aquarius, si pembawa bejana air. Ini bulan dimana air sungai akan menyentuh akar-akar, dan akar-akar akan digiatkan untuk menghisap air kehidupan. Bayangkan Ribka dan wanita yang ada di tepi sumur. Siapa yang sedang membawa air kepada kita? Jika seandainya kita tidak mendapat air di bulan ini, pertimbangkan dengan seksama bagaimana kita akan mengambil keputusan. Kita mungkin juga mau memposisikan diri agar bisa memperoleh air dengan cara baru.
Shevat bulan untuk berteriak, ‘Berkat-berkat saya datang!’ Ini kunci di bulan ini. Ada teriakan dalam diri kita saat melihat gerobak-gerobak penyediaan datang. Kita melihat jambangan-jambangan air yang sedang datang untuk memuaskan rasa haus kita.
Ini bulan baik untuk ambil makanan. Saat kita menyelesaikan puasa, TUHAN akan menunjukkan bagaimana cara makan kita makan dengan cara berbeda. Jika kita melewati proses puasa di bulan Januari ini, kita akan memprogram-ulang tubuh kita bagaimana cara makan di bulan Februari mendatang. Jika kita kacau di bulan Januari, kemungkinan akan tetap kacau sementara. Apa yang kita cicipi dan makan akan memberikan hidup untuk masa depan kita. Itu sebabnya mengapa kita perlu yakin agar makan Firman, sehingga tubuh kita disembuhkan dan terselaras dengan benar. Setelah itu baru kita akan mampu mencerna apa pun yang TUHAN berikan untuk kita makan di bulan-bulan mendatang.

Seri GEREJA MESIANIK, BANGKIT!  - Robert D. Heidler 
31-Des-2013: Matinya Gereja Mula-mula (3) - Di tahun AD 356, anak Konstantin, Konstantius, meneruskan lebih jauh apa yang telah dilakukan oleh Konstantin. Dia melarang semua pengorbanan kafir dengan ancaman hukuman mati bagi yang melakukannya. Dia menutup semua kuil kafir, menghancurkan sebagian besar kuil-kuil tersebut, dan membuat bertobat yang lain dan menjadikannya gereja.
Bagi orang Kristen yang telah mengalami penganiayaan selama berabad-abad, perubahan yang terjadi ini merupakan sesuatu yang luarbiasa. Dengan kebebasan baru serta keistimewaan-keistimewaan karena pertobatan Konstantin, gereja dengan sukacita menyebut Konstantin sebagai rasul Paulus baru.
Meskipun begitu, perubahan-perubahan ini dalam jangka lama menjadi bencana. Masalahnya bukan hanya Konstantin menjadikan Kristen sebagai agama resmi, tetapi dia mencoba juga untuk memperbaiki Kekristenan!
Sebagai imbalan akan kebaikan yang telah diberikan, Konstantin menuntut kontrol atas gereja. Salah satu titel yang diberikan ke kaisar Roma ialah ‘pontifex maximus’ (imam besar). Roma memiliki hukum kaisar itu penanggung jawab semua kegiatan agama di kekaisaran. Kaisar selama berabad-abad menjadi kepala sistem agama kafir (pagan/penyembah berhala).
Karena sekarang Kekristenan sebagai agama negara, orang-orang Kristen menyambut hangat Konstantin sebagai Pontifex Maximus gereja. Mereka menyatakan dia sebagai rasul baru. Dan Konstantin juga menganggap dirinya seorang rasul. Di ketetapannya ‘Para Rasul Kudus Gereja’ Konstantin membangun monumen untuk 13 rasul: 12 rasul dan dia sendiri! Dan patungnya lebih besar dibandingkan yang lain.
Saat Konstantin memperhatikan agama barunya banyak hal yang membuat dia bingung. Orang Kristen sepertinya primitif dan tidak punya pengalam untuk hal-hal duniawi dan kurang memiliki ketrampilan dalam berorganisasi. Dia khususnya terganggu karena Kekrsitenan itu sepertinya memiliki unsur kuat ke-Yahudi-an. Dia mulai membuat perubahan-perubahan.
Di tahun 325 Konstantin memanggil dan memimpin sidang umum pertama gereja, Council of Nicea, dengan tujuan untuk menyelesaikan perbedaan doktrin. Konstantin memanfaatkan kesempatan itu sebagai kesempatan menata-ulang gereja dan memberi gambaran baru tentang gereja. Karena gereja merasa bersyukur kepada Konstantin dengan berkat-berkat yang telah diberikan maka Konstantin diijinkan  melakukan apa yang dianggap baik bagi gereja.

30-Des-2013: Matinya Gereja Mula-mula (2) - Begitulah, Konstantin naik tahta dengan menyatakan dirinya sebagai pengikut Yesus. Orang-orang Kristen sulit mempercayainya sebab gereja selama berabad-abad telah tercerai-berai karena penganiayaan.  Di tahun 287 sampai 305 gereja mendeita penganiayaan paling hebat yang pernah dialami. Penganiayaan yang dilakukan oleh Diocletian itu begitu brutal, serangan menyeluruh ke gereja yang dilakukan di seluruh wilayah kekaisaran. Ribuan orang Kristen disiksa dan dibunuh. Selama delapan belas tahun, gereja kehilangan hampir semua pemimpinnya sebab merekalah yang paling kelihatan di gereja, dan yang pertama-tama dibunuh. Alkitabpun disita.
Itu waktu yang sangat sulit. Hampir setiap orang di gereja melihat teman-teman atau keluarganya dibunuh. Di saat seperti itu mereka mendengar kalau Kaisar Roma yang sekarang naik tahta mengaku sebagai pengikut Kristus?!
Pengakuan, atau pertobatan kaisar itu, tersebut membuat hampir semua gereja menganggap itu merupakan jawaban doa mereka. Kekristenan tiba-tiba berubah dari agama yang dilarang menjadi agama yang diunggulkan negara. Hari-hari penganiayaan dan cemoohan berakhir. Pemimpin Kristen yang dulunya tidak dianggap sekarang diberi penghormatan besar. Menjadi orang Kristen menjadi keuntungan, baik secara politik maupun sosial, di kekaisaran Romawi. Hal-hal seperti itulah yang dilakukan Konstantin dalam memberikan  kebaikannya ke gereja ... Konstantin begitu bermurah-hati dengan uang dan penghormatan bagi petobat-petobat yang menonjol. Ini membuat banyak orang kalangan-atas bertobat ... Konstantin menetapkan hari Minggu sebagai hari libur resmi Roma agar orang Kristen bisa beribadah menyembah Tuhan dengan bebas. Dia memberi libur prajurit Kristen di hari Minggu. Akhirnya ditetapkan hari Minggu sebagai hari libur wajib bagi semuanya ... Konstantin menghabiskan banyak uang untuk membangun gedung-gedung gereja. Di kota Roma banyak dibangun gedung-gedung gereja megah, demikian juga di tempat-tempat khusus di Yerusalem. Banyak gereja dibangun di kota-kota baru dan di seluruh kekaisaran ... Konstantin menyumbangkan harta dan tanah yang banyak ke gereja. Ada penulis yang mengatakan di Itali, ‘dia memberikan warisan kekaisaran untuk memberi manfaat bagi Allah Yang Baru.’ Segera gereja menjadi pemilik tanah yang paling penting.

Seri GEREJA MESIANIK, BANGKIT!  - Robert D. Heidler
(Note: untuk menutup tahun 2013 dan memasuki tahun 2014, Devosi Harian kita akan menerbitkan sejarah gereja yang umumnya kurang dipahami oleh sebagian besar umat percaya, bahkan mereka yang ada di tingkat kepemimpinan, sehingga membuat pelayanan/gereja yang mereka pimpin mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh para pendahulunya sekian ratus, bahkan sekian ribu tahun sebelumnya. Semoga ini bisa memberikan inspirasi / pencerahan sehingga gereja Tuhan tidak terus berputar-putar tanpa mampu membuat kemajuan menuju ke destiny yang telah Tuhan tetapkan bagi setiap gereja-Nya - Redaksi)

29-Des-2013: Matinya Gereja Mula-Mula (1)) - ‘Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat, yaitu perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudus-Ku? ... Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke bait TUHAN ... ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.”’ (Yeh. 8:6, 16) Gereja mula-mula merupakan institusi paling berkuasa yang pernah dilihat dunia. Agama-agama kafir tidak mampu menyainginya. Filsafat Yunani tidak dapat memahaminya. Penganiayaan hanya lebih memurnikan dan menjadikannya bertumbuh lebih cepat. Meskipun begitu, di abad ke-6, sebagian besar gereja tersebut telah dihancurkannya. Pada tahun 600 hampir tidak tersisa sesuatu yang menjadi ciri gereja mula-mula. Gereja menjadi kekuatan politik yang korup, yang dibenci dan ditakuti orang kebanyakan sementara sedikit sekali bukti yang menunjukkan adanya kehidupan dan kuasa yang pernah dimiliki. Bagaimana Gereja Mula-mula, atau Gereja Mesianik itu mati? Peristiwa yang pada akhirnya mengakhiri gereja mula-mula terjadi di awal abad-4. Ada suatu peristiwa dengan maksud busuk, yang saya percayai direkayasa oleh Setan sendiri. Peristiwa itu disamarkan dalam bentuk berkat-berkat besar yang diberikan ke gereja. ‘Lonceng kematian’ gereja mula-mula itu berupa ‘pertobatan’ kaisar Roma, Konstantin! (yang kalau hari ini bisa disamakan dengan bertobatnya presiden negara adikuasa!) Tahunnya adalah AD 312. Ini waktu terjadinya kekacauan di kekaisaran. Tahta kaisar kosong dan beberapa orang bersaing untuk mendudukinya. Dua orang kuat yang bersaing adalah Konstantin dan Maxentius. Dalam persaingan itu Maxentius menantang Konstantin bertempur. Karena Konstantin diingatkan kalau Maxentius itu jagoan ilmu gaib, dia berdoa minta pertolongan kepada ‘dewa tertingginya’, Mithras, dewa matahari Persia. Dalam doanya dia mendapat penglihatan adanya salib yang menyala di dekat matahari, dengan kata-kata, ‘Taklukkan dengan ini!’ Konstantin menghadapi Maxentius dan memenangkan pertempuran.


Seri PENGAJARAN JOSEPH MATTERA 
26-Des-2013: Mengerti Perbedaan Protege, Partner, dan Parasit – Setelah terlibat dalam pelayanan penggembalaan dan apostolik lebih dari 30-tahunan saya mencoba memprioritaskan membangun hubungan melalui kovenan dan mentoring. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk berhasil saya harus membedakan antara tiga macam orang: para protege, partner dan parasit.
PROTEGE: Protege saya maksudkan seseorang yang saya mentor yang membuka diri untuk bertumbuh dengan hati untuk melayani bersama bersama saya bagi kerajaan. Biasanya dia adalah pemimpin mudah yang muncul yang saya bisa lihat memiliki potensi kepemimpinan, yang memotivasi saya untuk menginvestasikan waktu saya bagi pertumbuhan mereka.
Panggilan terbesar hidup saya ialah untuk mementor dan memelihara pemimpin generasi masa depan sehingga kerajaan Allah bisa memberi pengaruh dan menetrasi setiap segi masyarakat. Untuk bisa menggenapkan ini, haarus terjadi dampak generasi, dimana para pemimpin generasi berikut diperlengkapi untuk bisa berdiri di atas pundak para pemimpin yang mendahului mereka.
Seorang protege akan mengembangkan hubungan saling-mempercayakan-diri bersama saya, punya akses kepada saya dan mengijinkan saya berbicara atas hidup mereka. Di banyak kasus, kami harus memilih paraa penerus kami di setiap aspek kehidupan; para penerus kami hampir sebagian besar muncul dari para protege yang kami mentor. Bisa dikatakan saya terus-menerus mencari para protege berpotensi untuk diberdayakan – bisa dalam jangka pendek, dalam satu musim, dan bisa juga melalui hubungan sepanjang hidup. Menemukan hubungan ilahi dengan protege baru itu salah satu sukacita besar hidup saya!
PARTNER: Dalam menegakkan pengaruh kerajaan dalam suatu komunitas, kota atau bangsa, kami harus membangun banyak kemitraan. Tidak ada pemimpin, organisasi atau gereja yang mampu memberi transformasi sosial secara sendirian.
Sukacita besar lain dalam hidup saya ialah saat Tuhan menghubungkan saya rekan-rekan pemimpin sepelayanan yang berpikiran-sama yang memiliki tingkat pengaruh besar di lingkup khusus mereka.
Misalnya kita bisa lihat di Alkitab saat pembangunan Yerusalem setelah masa pembuangan, Tuhan memitrakan Nehemia, yang seorang pilitk (yang memperoleh jaminan pemerintah serta keselamatan perjalanan dari raja Persia dengan dalam tugasnya untuk membangun kembali tembok Yerusalem) dan Ezra, seorang pemimpin agama yang mengajarkan Firman Tuhan ke orang-orang yang kembali ke Yerusalem dari pembuangan.
Dalam 30-tahunan pelayanan saya, saya sadar, tidaklah mungkin saya mampu menggenapkan banyak hal di pelayanan gereja dan duniakerja jika saya tidak berkolaborasi dengan para pemimpin kunci di dua lingkup pengaruh tersebut.
Para mitrakerja haruslah memiliki sejumlah pengaruh tergantung tas tugas yang akan dikerjakan, harus memiliki hati yang bersedia untuk melayani, harus bisa dipercaya, harus tidak punya agenda tersembunyi dan mau mengerjakan agar pekerjaaan terlaksana. Tidak hanya banyak bicara tetapi tidak ada tindakan, saya tidak akan memamsukkannya sebagai partner.
PARASIT: Yang terakhir tetapi juga penting, ada selalu kelompok yang menjadi parasit, yang inginnya untuk memanfaatkan nama, pengaruh, otoritas dan karunia kita untuk kepentingan sendiri sementara tidak punya motivasi untuk menguntungkan yang lain. Definisi parasit itu ialah ‘sebuah tanaman yang tumbuh, mendapat makanan, dan tinggal di atau di tanaman lain, yang tidak memberi apa-apa untuk kehidupan tanaman yang ditinggali.’ Jadi, oarasit itu seseorang yang mengambil sesuatu dari orang lain agar mereka bisa tetap hidup tanpa memberi manfaat apa-apa yang berguna.
Tentunya ada yang bukan di posisi seperti itu seperti anak-anak kita yang masih kecil dan juga anak-anak rohani yang baru lahir, dan juga mereka yang ada dalam trauma. Tetapi parasit yang saya maksudkan ialah seseorang yang seharusnya ada di posisi hubungan yang bisa saling membantu tetapi mereka itu berfokus pada kepentingan diri-sendiri, yang hanya membangun hubungan agar bisa mengambil keuntungan karena agendanya hanya untuk menjaga diri-sendiri dan/atau untuk membesarkan diri-sendiri. Mereka tidak ada motivasi untuk memberi berkat-berkat kepada yang lain, bahkan meskipun mereka pandai berbicara.
Merekalah orang-orang yang memberikan namanya agar bisa ada di d epan, yang memanfaatkan pengaruh kita untuk memperoleh apa yang mereka maui, dan yang akan berpura-pura mebangun persahabatan selama kita melakukan sesuatu bagi mereka.
Karenanya, jika semua memungkinkan, hindarilah jenis orang-orang yang demikian ini dan jangan memboroskan waktu untuk diinvestasikan kepada mereka (kecuali untuk memenangkannya bagi Kristus), karena jika mereka tidak mau berubah, mereka akan terus membangun hubungan demi hubungan dan yang tidak pernah memberi buah yang tahan lama bagi kerejaan. Hakekat mereka sesungguhnya, motivasi dan perilakuknya secara hakiki bertolakan dengan sikap Tuhan Yesus, yang datang bukan untuk melayani tetapi untuk melayani dan memberi hidup-Nya sebagai suatu tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:28).
Sebagai penutup, tidak setiap orang di Tubuh Kristus punya motivasi, tingkat kedewasaan, tujuan dan tingakt kesehatan rohani yang sama. Itulah sebabnya kita butuh mengenali tiga jenis orang di atas. Jika tidak, kita mencoba menjadikan seorang parasit sebagai protege dan/atau menjadikan seorang protege menjadi rekan secara pretaur, dan kita akan mengalami banyak kegagalan dan frustrasi di kehidupan kita!
Seri PENGAJARAN FRANCIS FRANGIPANE
25-Des-2013: MELIHAT YANG TIDAK KELIHATAN - Ada waktunya Tuhan menuntun seseorang untuk bisa memasuki otoritas dan berkat-berkat khusus-Nya harus dengan membebaskannya dari kotak-pengalaman masa lalunya. Ingat saat perjumpaan Tuhan dengan Elia di Gunung Horeb. Telah terjadi tiga tanda alam, tetapi Tuhan tidak ada di angin badai, di gempa atau di api – semua tanda alam tersebut simbol-simbol umum bagi Elia. Tuhan yang menjadikan manifestasi dahsyat itu tidak ada di situ.
Bagi Elia, manifestasi dahsyat biasanya menjadi tanda perkenanan Tuhan. Tetapi ada sesuatu yang baru sedang datang yang membutuhkan penundukan-diri baru dan segar kepada Tuhan yang hidup. Kuasa dobel-porsi sedang datang! Karakteristik yang membedakan pengurapan baru bukan hanya dilihat dalam manifestasi supra-natural tetapi, juga melalui hikmat dan rasa-belas-kasihan.
Gempa bumi, api, dan badai – tanda-tanda yang menyertai Elia – juga tanda-tanda yang ada di waktu kita juga. Tetapi untuk bisa menerima dobel-porsi, kita harus belajar mengenali Tuhan melalui kedekatan kita dengan Tuhan meskipun tidak ada tanda-tanda alami seperti ‘gempa bumi’ maupun ‘badai’ yang bisa menarik perhatian kita. Tuhan menuntut kita punya hubungan yang lebih dekat lagi bersama Dia, yang didasarkan pada kasih-Nya dan bisikan halus suara-Nya, bukan melulu pada fenomena rohani maupun bencana alam.
Setelah Tuhan memberikan tanda yang terakhir, datanglah ‘... angin sepoi-sepoi basa’ (1 Rj. 19:12). Versi King James menyebutkan, ‘suara yang halus.’ Di keheningan kudus, Tuhan hadir kembali; di tengah-tengah keheningan, terdengar bisikan suara Tuhan. Elia ‘...menyelubungi mukanya dengan jubahnya’ (ay. 13). Bisa jadi dalam kondisi seperti itulah Musa, limaratus tahun sebelumnya, juga bersembunyi saat Tuhan melewatinya. Sekarang giliran Elia.
Kita juga harus belajar mendengarkan suara Dia yang jarang berbicara kasat telinga dan mencermati tindakan-tindakan yang Dia lakukan, sebagai Tuhan yang tidak kelihatan. Elia memperoleh kekuatannya kembali untuk menghadapi murka Izebel sama seperti Musa menghadapi murka Firaun: ‘Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.’ (Ibr. 11:27). Kita harus belajar juga mengenali suara bisikan Tuhan tanpa harus disertai tanda-tanda besar.
Tuhan tidak akan bergumul untuk menarik perhatian kita; Dia harus dicari atau ditemukan. Dia tidak akan mengagetkan kita; Dia harus dirasakan. Agar tahu ada gempa bumi, api atau badai tidak dibutuhkan ketrampilan. Tetapi untuk bisa merasakan ketenangan kudus TUHAN, kegiatan lain harus dihentikan. Di dunia kita dengan tekanan yang besar serta adanya gangguan terus-menerus, perhatian hati kita harus dibangkitkan sampai mampu merasakan dunia Roh Tuhan yang tidak nampak itu. Kita harus belajar melihat Dia yang tidak kelihatan dan mendengar Dia yang memang jarang berbicara kasat telinga.
‘Tuhan, bagaimana mudahnya saya jatuh ke kebiasaan-kebiasaan agamawi yang mati dan kerohanian yang tumpul. Tuhan, saya rindu mengenal jalan-jalan-Mu, untuk punya mata yang sungguh-sungguh bisa melihat dan telinga yang bisa mendengar dengan jelas. Ajar kami bisa intim dengan-Mu, Tuhan Yesus. Singkirkan misteri yang menyelubungi Diri-Mu sehingga saya benar-benar bisa mengenal Engkau. Ampuni saya karena mencari-cari tanda, bukannya mendengarkan suara-Mu. Tuhan, sungguh saya rindu untuk melekat dengan kemuliaan-Mu. Pulihkan gereja-Mu agar mampu menerima dobel-porsi yang telah Engkau janjikan, dan tuntun kami memasuki kepenuhan kasih-Mu. Dalam nama Yesus. Amen.’

Seri LEADERSHIP WIRE - John C. Maxwell
24-Des-2013: Ke-LIMPAH-an via Ke-DERMAWAN-an – Apa yang membuat seseorang bisa menjadi dermawan? Kelimpahan! Tapi jangan salah mengerti, kelimpahan itu bukan berarti ‘punya banyak.’ Berdasarkan penelitian di Amerika bulan Maret 2013 tentang charity, atau amal, menunjukkan bahwa di Amerika itu orang-orang yang kurang mampu (kurang punya banyak’) memberi dengan prosentase pemberian dari penghasilannya lebih tinggi. 20% orang Amerika terkaya (yang pendapatan tahunannya menempati 10-rangking teratas) memberi 1.3% dari pendapatannya; sedangkan 20% mereka yang pendapatannya di ranking terbawah mendonasikan 3.2% penghasilannya, di tahun yang sama.
Jika kelimpahan itu bukan berasal dari kekayaan, lalu dari mana? Kelimpahan itu pertama-tama dan yang terutama adalah sikap akan kehidupan; berkaitan erat dengan bagaimana kita menyikapi hubungan.
Pada awal karir, para pemimpin mencari hal-hal yang bisa menjadikan mereka mampu membuat perbedaan dibandingkan orang lain. Mereka menjadi orang yang memiliki cara-pikir kompetitif/persaingan. Mereka ingin mengalahkan orang lain agar memperoleh kemenangan pribadi.
Begitu dewasa, para pemimpin mulai mengerti kalau kesuksesan yang lebih besar lagi bisa mereka peroleh kalau bersekutu dengan orang-orang yang memiliki pikiran serupa. Mereka mulai menggabungkan diri dengan orang lain untuk memperoleh kemenangan team. Mereka punya pengalaman sukses itu lebih manis saat dibagikan bersama team.
Dengan bertambahnya usia dan pengalaman, para pemimpin mulai membayangkan bahwa mereka bisa menikmati pengaruh yang lebih besar lagi dengan cara menambahkan nilai kepada orang lain yang ada dalam organisasi daripada membuat kontribusi langsung bagi mereka sendiri. Di titik ini mereka memperoleh kemenangan-kemenangan melalui pelatihan-pelatihan/coaching — membantu orang lain memperoleh keunggullan. Mereka menyadari kalau hidup yang bermakna itu datangnya dengan mau menyediakan waktu dan energi untuk melatih orang lain memperoleh keberhasilan.
Akhirnya, puncak pengaruh akan diperoleh di saat mau belajar melipat-gandakan pengaruhnya dengan cara mereproduksi apa yang dipunyai kepada para pemimpin lain. Mereka mementor dan memperlengkapi para pemimpin masa-depan yang nantinya diharap akan bisa juga mengembangkan generasi pemberi pengaruh berikutnya. Oleh karena itu, di puncak ini, para pemimpin memperoleh kemenangan besar dengan memberdayakan jaringan pemimpin untuk memberi dampak transformasi ke generasi yang berikut. Dari sinilah bisa dipahami kalau sesuatu yang besar bagi seseorang itu berasal dari pelayanannya yang tidak mementingkan diri-sendiri; pemimpin mencurahkan hidupnya ke hidup orang lain sehingga mereka bisa membentuk masyarakat masa depan.
Saat pemimpin bertumbuh mereka akan melewati serangkaian fase dimana mereka menemukan kelimpahan yang lebih besar lagi.
Fase-1 merupakan masa pergumulan untuk memperoleh kesuksesan pribadi; mereka memperoleh hasil bagi diri-sendiri. Fase-2 merupakan masa berbagi sukses dengan team; mereka membagi hasil yang diperoleh dengan team. Fase- 3 merupakan memakai sumber-sumber yang dimiliki untuk melatih orang lain agar berhasil; mereka bersedia hanya menjadi penonton saat ada orang lain memperoleh hasil. Fase-4 merupakan masa untuk melayani pemimpin lain agar mereka bisa membimbing generasi berikut berhasil; mereka bahkan seringkali tidak melihat hasil jerih-payah yang sudah mereka berikan.
Dalam menjalani fase-1 ke fase-4  seorang pemimpin akan memberi lebih kepada orang lain; menerima sedikit hasil secara langsung; dan menambah pengaruh.

Jadi, kelimpahan itu bukanlah mempunyai banyak agar bisa memberi, tetapi memberi banyak apa yang kita punyai. Para pemimpin mengalam kelimpahan berkesinambungan dengan menukarkan apa yang mereka miliki (uang, kekuasaan, ketenaran) agar punya pengaruh dalam hubungan. Ini selaras dengaan ungkapan Ibrani, ‘siapa yang menimbun untuk diri-sendiri akan berkekurangan, siapa yang memberi kepada orang lain akan hidup berkelimpahan.’

23-Des-2013: Biasa menjadi Luarbiasa – Kalau mendengar atau membaca kata ‘biasa’ di pikiran kita akan dimunculkan kata-kata: umum; biasa; normal; membosankan; rata-rata; sesuatu yang biasa terjadi sehari-hari.
Kalau kata ‘luarbiasa’ akan memunculkan: mengherankan; dahsyat; tidak umum; spesial; di atas rata-rata; baru.
Hanya ada empat huruf yang memisahkan kata ‘biasa’ dengan kata ‘luarbiasa’: kata ‘luar’, atau ‘ekstra’. Kata ‘ekstra’ bisa didefinisikan sebagai ‘di luar’, yang juga berarti ‘hanya lebih sedikit.’
Kata yang kita pakai tidak sepenting idenya: sesungguhnya jarak antara ‘biasa’ dan ‘luarbiasa’ itu lebih pendek dari yang kita pikir atau bayangkan. Terlalu lama kita berpikir ada jarak yang begitu besar antara normal dan spesial itu. Mereka menganggap bahwa ‘di atas rata-rata’ itu artinya ‘jauh di atas rata-rata.’ Begitu kita mempercayai hal itu, mudah menyimpulkan kalau kita termasuk yang ‘rata-rata,’ dan tidak akan pernah bisa menjadi yang lain. Jadi mustahil untuk melepaskan diri dari cengkeraman agar bisa menjadi ‘di atas rata-rata.’
Kita telah menciptakan jarak yang terlalu lebar. Dalam kehidupan, hal luarbiasa itu seringkali hanya dipisahkan dengan batas-batas yang tipis saja dari yang biasa. Bagaimana jadinya jika kehidupan kita yang biasa menjadi yang luarbiasa jika kita mau melakukan perubahan yang hal kecil saja? Apa perlu dicoba?
Di bawah ini beberapa ‘ekstra’ yang bisa membantu kita menutup celah antara yang biasa dengan yang luarbiasa.
SEDIKIT USAHA EKSTRA: Ada harga yang harus dibayar untuk memperoleh sesuatu. Kadang-kadang harganya mahal, tetapi kadang-kadang hanya perlu usaha yang kecil saja untuk bisa memberi hasil yang berbeda. Berapa harga yang kita mau bayar untuk sukses?
SEDIKIT WAKTU EKSTRA: Kadang-kadang kita harus menambahkan waktu selain dayatahan kita. Kita butuh kesabaran untuk taat bersama proses agar bertumbuh. Banyak dari kita terlalu membesar-besarkan acara-acara / events dan mengecilkan proses. Ini salah. Pemimpin itu ditumbuhkan dan dikembangkan setiap hari, bukan dalam satu hari.
SEDIKIT BANTUAN EKSTRA: Jika kita melihat ada seekor kura-kura di atas pagar kita tahu kalau ada orang yang menaruhnya di situ. Tidaklah mungkin ada kura-kura di atas pagar dengan usaha sendiri. Kalau kita kura-kuranya pasti tahu tidaklah mungkin akan ada di situ. Kita tidak sepintar itu, sebab kita kura-kura. Kita tahu kalau kita tidak akan bisa pergi kemana-mana dengan kemampuan sendiri. Kita tahu tidak sepintar, berbakat, atau  secepat itu. Jadi mereka yang telah sampai ke hal yang ‘luarbiasa’ itu pastilah mendapat pertolongan, tidak tahu dari mana. Dan ada kesuksesan yang hanya bisa diraih dengan pertolongan. Jika kita tidak mau meminta – atau tidak mau menerimanya – artinya kita membatasi diri-sendiri, dan pekerjaan maupun pelayanan kita ke level keberhasilan.
Ingat yang ‘biasa’ dan yang ‘luarbiasa’ itu tidak bisa dipisahkan. Jika kita mencapai satu saja di atas ‘ekstra’ maka pekerjaan kita mulai ada di atas rata-rata di area tersebut.
Jika ada orang ‘biasa’ tetapi mau memberi sedikit usaha ekstra, memberi sedikit ekstra waktu, mencari sedikit ekstra bantuan, maka dia menjadi orang ‘luarbiasa’!

SYAFAAT ABRAHAM - Frange Frangipane
22-Des-2013: Syafaat Penebusan (3) - Abraham mengenal kasih TUHAN. Dia sahabat intim TUHAN. Abraham sesungguhnya memiliki pandangan jelas ke hati TUHAN didasarkan atas pengalamannya sendiri. Bapa orang beriman ini sudah mengalami berkat TUHAN, kemakmuran, dan pengampunan-Nya, sehingga dia berani mendesak maju meminta kemurahan TUHAN yang tanpa batas itu.
‘Bagaimana jika hanya ada empatpuluh?’
Tuhan akan mengampuni.
Abraham menawar lagi, ‘Tigapuluh?’
Tuhan akan mengampuni.
‘Duapuluh?’
Dia akhirnya mendapat jaminan janji Tuhan yang tidak akan menghancurkan kota itu jika Dia bisa menemukan sepuluh orang benar. Bagi neraca Tuhan, murka itu ada di sisi satu dan kemurahan ada di sisi lainnya. Taruh seluruh kota Sodom dengan seluruh dosa dan kebejatannya yang meraja-lela di satu sisi. Jarum neraca pasti menunjukkan. Anggap saja ada duaratus ribu penduduk yang berdosa di Sodom. Neraca akan sarat dengan kejahatan. Di sisi lainnya letakkan sepuluh orang benar. Begitu sepuluh orang benar itu diletakkan di neraca, bobot rohani orang benar, meskipun hanya sepuluh, menjadikan jarum neraca menunjuk ke kemurahan!
Di hati TUHAN, substansi orang benar jauh melebihi kejahatan yang ada! Inilah apa yang kita cari di hati TUHAN dengan doa kita: Tuhan akan mengampuni dosa Sodom, dengan segala dosa yang ada, karena pengaruh sepuluh orang benar yang tinggal di dalamnya!
Bagaimana dengan komunitas dimana kita berada?
Pikirkan kota kita: apa ada sepuluh orang baik di antara kita? Lihat wilayah kita. Apa kira-kira ada seratus orang yang mendoakan dan hidup di dalamnya yang memohon kemurahan TUHAN? Bagaimana dengan bangsa kita? Apa ada sepuluh ribu yang mau bersyafaat bagi bangsa kita? TUHAN yang mengatakan akan mengampuni Sodom kalau ada sepuluh orang benar, apa TUHAN yang sama juga tidak akan mengampuni bangsa kita jika ada sepuluh ribu orang benar?
Kiranya kita merupakan salah satu orang yang berdiri bagi kota kita. Dan memperhatikan jika ada juga orang-orang lain di komunitas kita yang mau berdoa bersama kita. Kuasa doa sanggup menciptakan tsunami kemurahan yang mampu menumbangkan benteng-benteng dan membebaskan tawanan yang ada di wilayah kita.
Kita tidak akan menyerah atas komunitas, kota, dan bangsa kita untuk berdampak pada gerbang neraka. Tuhan sanggup meningkatkan standar untuk melawan kejahatan. Sesungguhnya Dia mencari orang yang mau berdiri di celah sehingga tidak memukul bumi dengan murka-Nya. Apa kita salah satu dari orang tersebut? Ukuran kerohanian yang benar itu bukan seberapa marah kita terhadap orang-orang berdosa, tetapi seberapa besar keserupaan Kristus; misi kita bukannya untuk melihat orang dihancurkan, tetapi ditebus.

‘Tuhan Yesus, ampuni kami yang meremehkan kuasa doa. Ampuni kami yang meremehkan bagaimana Engkau rindu menyingkapkan kemurahan hati-Mu. Tuhan, beri anugerah kepada kami untuk bisa menjadi salah-satu umat-Mu yang tidak akan berhenti menangisi kemurahan-Mu. Tuhan, biarkan kami tidak mendasarkan ketaatan kami pada apa yang kami lihat atau yang kami dengar, tetapi atas pewahyuan kemurahan-Mu; biarkan kami membangun hidup kami pada Engkau. Amen!

21-Des-2013: Syafaat Penebusan (2) – Pertama-tama Abraham mengakui integritas  Tuhan, kemudian berbicara tentang kemurahan-hati-Nya. ‘Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?’ (Kej. 18:24).
Tuhan tahu tidaklah adil membunuh orang benar bersama-sama orang jahat; doa Abraham ini bukan hal baru bagi Tuhan. Tetapi hakekat kehidupan di dunia ialah: TUHAN bekerja dengan manusia untuk menegakkan masadepan dan, dalam proses menetapkan realita, Tuhan selalu menyiapkan alternatif yang dengan bermurah-hati. Dengan kata lain, dalam kedaruratan, doa penebusan itu melesat melalui pintu kemurahan-hati dan langsung masuk ke hati TUHAN. Pintu ini tidak pernah tutup, khususnya sejak kita memiliki Imam Besar Agung, Yesus Kristus, yang senantiasa melayani di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga (Ibr. 8:1). Pintu yang selalu terbuka saat kita berdoa, kapan pun itu.
Coba kita dengar apa jawab Tuhan akan doa Abraham yang memohon kemurahan-hati-Nya: ‘Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka’ (Kej. 18:26).
Bagaimana bisa kebenaran kemurahan-hati TUHAN yang demikian tidak nampak di mereka yang suka menghakimi bangsanya! Luarbiasa kalau Tuhan tidak menghukum (‘spare’) seluruh Sodom jika ditemukan limapuluh orang benar di sana. Kata Ibrani ‘spare’ artinya lebih dari ‘tidak menghancurkan’; tetapi juga berarti ‘mengampuni atau memaafkan.’ Ini pewahyuan dahsyat mengenai TUHAN kita yang hidup. Dia akan mengecilkan, menunda, bahkan membatalkan hari penghukuman selama ada doa orang yang menaikkan doa yang diinspirasikan oleh Kristus bagi orang-orang yang berdosa!
Di sepanjang waktu dan juga di seluruh alkitab Tuhan menyatakan kebenaran yang senantiasa ada mengenai hakekat-Nya: Tuhan itu ‘penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya’ (Kel. 34:6). Apa kita percaya hal ini? Praktekkan saja firman yang ada. Dia mengatakan dengan jelas bahwa sedikit orang benar yang tersebar di suatu kota bisa mencegah kota itu dari murka TUHAN.

20-Des-2013: Syafaat Penebusan (1) - Saat Abraham diperhadapkan dengan akan dihancurkannya Sodom, dia tidak melompat dengan sukacita. Sebaliknya, dia datang ke hadapan Tuhan dan mendoakan akan kemurahan-hati untuk kota tersebut. Doa Abraham menjadi bahan pelajaran yang sangat baik akan efek syafaat yang dimotivasi oleh kemurahan-hati di hati TUHAN. Dalam hal ini hati TUHAN disingkapkan antara Tuhan dan Abraham.Kalau kita oerhatikan doa Abraham, kita temukan adanya kekuatan yang mengagumkan yang menjamin dalam doa syafaat kita. Yaitu, TUHAN terus mencari alasan untuk melakukan kemurahan-hati-Nya agar Dia bisa menunda atau membatalkan murka-Nya. Kita tidak boleh meremehkan prinsip ini, karena hal inilah yang bisa menjadi harapan bagi situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Alasan agar bisa menangguhkan ini ada pada doa yang penuh iba di hati para pendoa syafaat.
Pada awalnya Tuhan menanggapi dosa-dosa Sodom. Pertama-tama, Dia menyingkaapkan hal itu kepada Abraham, hamba-Nya, apa yang akan Dia lakukan. Mengapa? Karena TUHAN ingin Abraham bersyafaat untuk itu. Saat Tuhan memberitahu hamba-Nya akan adanya yanag salah di dunia ini, bukan bermaksud agar Abraham melakukan kritikan, tetapi agar dengan hal itu Abraham bisa bersyafaat minta kemurahan-hati TUHAN. Ingat, TUHAN suka akan kemurahan-hati atau kasih setia (Mika 7:18) dan tidak berkenan akan kematian orang fasik (Yeh. 33:11). Tuhan selalu mencari kesempatan bagi kemurahan-hati-Nya.
Bagaimana Abraham mendekati TUHAN. ‘Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?’ (Kej. 18:23-25).
Perhatikan, Abraham tidak berdoa berdasarkan kemarahan. Dia tidak mengatakan, ‘TUHAN, sekarang waktu menghancurkan saat orang-orang yang menyimpang itu.’ Tidak ada menunjuk-nunjuk karena balsa-dendam di jiwa Abraham. Entah bagaimana, kita punya anggapan kalau orang-orang Kristen yang tidak-kompromi itu haruslah punya sikap marah. Abraham tidak pernah kompromi dengan kebejatan budaya Sodom, tetapi dia tetap menang atas kedagingannya. Sesungguhnya dalaam doa-doa Abraham tidak pernah disebutkan kesalahan Sodom. Dia naik-banding minta kemurahan-hati dan integritas Tuhan.
Ini begitu penting bagi kita sebab Yesus mengatakan, ‘Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham (Yoh. 8:39). Doa syafaat Abraham terhadap Sodom, kota paling jahat di dunia, merupakan salah satu tindakannya yang luarbiasa!


Seri GEREJA MESIANIK, BANGKIT! - Robert D. Heidler
19-Des-2013: #4 Hilangnya Sikap Ke-Ibranian untuk Hidup (2) –
Sedikit saja orang Kristen yang menyadari kenyataan bahwa TUHAN memerintahkan orang Yahudi memberikan perpuluhan khusus dari pendapatan setiap tahun dan menghabiskannya untuk berpesta seperti yang disuruh di Ulangan 14:25-26, ‘maka haruslah engkau menguangkannya dan membawa uang itu dalam bungkusan dan pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman yang memabukkan, atau apa pun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu.’ Hasil perayaan ‘pemborosan’ ini ialah agar orang ‘belajar untuk selalu takut akan TUHAN, Allahmu.’ (Ul. 14:23)
Penyembahan Yahudi itu waktu untuk bersukacita dan ucapan syukur akan kebaikan TUHAN. Banyak orang Kristen mengira kalau mentaati ‘Sabat’ itu sebagai hari yang ‘serius dan khikmat’ untuk menghindarkan diri dari kenikmatan. Bagi orang Yahudi, Sabat setiap minggu itu bukanlah hari yang sedih. Sabat itu hari yang santai, untuk dinikmati bersama keluarga dan sahabat, untuk makan enak daan merayakan berkat-berkat TUHAN. Banyak hari-hari perayaan alkitabiah yang secara khusus dirancang sebagai kegiatan yang menyenangkan untuk mengumpulkan keluarga bersama-sama.
Bagi orang Yahudi, semua berkat-berkat TUHAN itu untuk dinikmati, dalam konteks yang tepat, dan ucapan syukur. Hidup selibat / membujang dan kemiskinan tidak dipegang sebagai kebajikan di Yudaisme! Ulangan 28:47 mengajarkan kalau TUHAN ingin umat-Nya melayani Dia ‘dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan akan segala-galanya.
Sikap gereja Mesianik mula-mula ini begitu sangat berbeda dengan sikap dunia Yunani dan Romawi.
Di abad pertama, Epicurea mengatakan, ‘makan, minum, dan jadilah riang karena besok kita akan mati.’ Stoic mengatakan, ‘Berpuasa dan hidup seadanya karena besok ke akan mati.’ Orang Yahudi saleh dan orang-orang Kristen Mesianik mengatakan, ‘Makan, minum dan mengucap syukurlah, karena hidup ini anugerah TUHAN.’ (Pkb. 3:13).
Sikap yang demikianlah yang membuat Kekristenan begitu menular di abad pertama. Bahkan sampai hari ini sikap orang Kristen yang bersukacita dan mengucap syukur itu masih menular.

Itulah SEDIKIT perubahan yang gereja alami saat akar-akar ke-Yahudian dipotong dari gereja. Kita lihat hilangnya sikap KeYahudian terhadap ALKITAB, hilangnya sikap di RUMAH, hilangnya sikap terhadap TUHAN, dan hilangnya SUKACITA dalam kehidupan di hadirat TUHAN.
Dan masih banyak lagi yang hilang. Tetapi ada kabar baik: Waktunya datang untuk PEMULIHAN!

18-Des-2013: #4 Hilangnya Sikap Ke-Ibranian untuk Hidup (1) – Salah satu hal utama yang saat ini mencegah orang-orang yang belum percaya datang kepada Yesus ialah adanya persepsi dunia akan gereja yang sepertinya tidak punya sukacita, suka menghakimi, dan orang-orangnya yang legalitas atau agamawi. Sesungguhnya sejarah bisa membuktikan kalau kesan dunia itu sesungguhnya tidak tepat.
Saat aliran filsafat STOIC dan pertapaan Yunani bergabung dengan ajaran alkitabiah karena adanya petobat Kristen baru karena legalitas di jaman Konstantin, itulah dilahirkannya Kekristenan yang tidak-bersukacita, dimana kemiskinan dan penderitaan sepertinya sebagai virus yang masuk ke Kekristenan. Di jaman Pertengahan, mereka yang ingin dekat TUHAN harus bersumpah untuk hidup miskin dan selibat/tidak-menikah, memisahkan diri dengan sahabat dan keluarga, dan benar-benar menyiksa diri, dengan harapan kehidupan mereka yang menderita secara fisik itu bisa menjadikan mereka kudus.
Sikap ini, meskipun tidak alkitabiah, sekarang pun masih ada dalam diri kita, meskipun tidak terlalu ekstrim. Bagi banyak orang Kristen sekarang ini, kehidupan Kristen itu sepertinya ada yang berniat untuk tidak ingin menikmati, tetapi memang harus menanggung. Seperti harus minum obat, meskipun tidak suka harus dimakan karena itu baik.
Sikap inilah yang membuat dunia memandang orang Kristen itu seperti orang yang tidak menikmati hidup; dan tidak ada seorang pun yang ingin memasukinya.
Bagi umumnya orang Kristen berpuasa itu kegiatan yang tidak menyenangkan, jadi dianggap pasti punya nilai rohani. Sebaliknya,  pesta merupakan kegiatan yang menyenangkan.
Secara alkitabiah, baik puasa maupun pesta itu penting. Ada waktu untuk berpuasa dan ada waktu untuk berpesta. Keduanya bagian yang penting untuk kehidupan rohani yang sehat!
Orang Yahudi memandang semua kehidupan itu sebagai anugerah Tuhan yang diajarkan saat TUHAN ingin anak-anak-Nya menikmati berkat-berkat-Nya. Bagi yang tidak bersukacita bukan berarti lebih rohani! Di kalender Alkitab ada hari-hari untuk berpuasa dan bertobat, tetapi ada juga hari-hari untuk berpesta dan ‘boros’ ... untuk dipakai menikmati setiap berkat yang TUHAN berikan secara sepenuhnya.

17-Des-2013: #3 Hilangnya Penekanan KeYahudian di Rumah (2) – Perayaan penyembahan bersama paling penting setiap minggu dilakukan saat menyambut Sabat, yang dilakukan di rumah. Setiap Jumat petang, ayah sebagai kepala rumahtangga – seorang pria yang sudah terlatih dalam Firman sejak usia enam – akan memimpin keluarga besarnya di perayaan Sabat. Ini merupakan pelayanan penyembahan keluarga untuk seluruh keluarga besar, yang mencakup anak-anak, cucu, pembantu, dll. Keluarga besar di abad pertama bisa saja suatu rumahtangga multi-generasi yang bisa terdiri lebih dari duapuluh sampai tigapuluh orang. Bentuk tanggungjawab setiap ayah di keluarga Yahudi ialah memimpin kelompok tersebut dalam memuji TUHAN, memberi ucapan syukur atas berkat-berkat TUHAN, dan menaikkan doa berkat bagi isterinya, anak-anak, dan setiap orang yang hadir.
Kalau kita baca di Perjanjian Baru perlu ingat bahwa perayaan Sabat keluarga ini merupakan unsur sentral kehidupan rohani setiap anggota gereja mula-mula sejak usia dininya. Inilah yang kita percayai yang memberi dampak dalam pembentukan sruktur dan suksesnya gereja mula-mula.
Di gereja kita, saat kita memulai kelompok sel, salah satu masalah utamanya ialah menemukan pemimpin. Dimana kita bisa menemukan orang-orang yang dewasa dalam pengetahuan Firman, tepat untuk mengajar, dan merasa nyaman memimpin kelompok dalam doa dan penyembahan?
Di Kekristenan tradisionil semua orang belum pernah ditetapkan untuk melakukan ini. Mereka ditumbuhkan dalam gereja dimana hamba Tuhan yang sudah ditahbiskan melakukan semua fungsi kepemimpinan, dan rata-rata orang Kristen tidak diharapkan mengenal Alkitab. Akibatnya, saat mencoba membangun gereja rumah, menjadi masalah besar untuk menemukan pemimpin yang berkwalitas. Ini yang membatasi pertumbuhan gereja.
Ini tidak terjadi di gereja mula-mula karena tradisi penyembahan keluarga merupakan sesuatu yang sudah biasa dilakukan bagi setiap umat percaya sehingga merasa nyaman untuk memimpin dalam doa, penyembahan, dan membicarakan firman TUHAN. Ini menjadikan setiap anggota gereja mula-mula punya potensi pemimpin yang besar. Saat ditambahkan 3000 orang ke gereja (Kis. 2), hampir semua orang tersebut masuk ke gereja rumah yang sudah terbiasa melakukan kepemimpinan rohani di kelompok-kelompok sel.
Gereja mula-mula bisa bertumbuh dengan cepat karena dibangun dari ribuan orang yang tingkat pengalaman dan pengetahuan alktabiahnya melebihi lulusan lulusan seminari. Itulah sebabnya di Kis. 8 mereka semua bisa keluar dan memberitakan Firman. Para umat percaya Mesianik ini diperlengkapi dengan baik untuk berfungsi sebagai pemimpin di jemaat-jemaat baru yang ditanam di seluruh dunia.

16-Des-2013: #3 Hilangnya Penekanan KeYahudian di Rumah (1) – Hidup kerohanian Kekristenan saat ini terutama ditekankan pada kegiatan gereja, yang terjadi di dalam gedung gereja dan dipimpin oleh tenaga fulltime yang digaji. Hampir semua kegiatan itu sekedar untuk nampil.
Ini sangat berbeda dengan mentalitas Yahudi di gereja mula-mula, yang pengembangan kerohaniannya dilakukan di rumah. Ada penulis yang menyatakan, ‘Yudaisme itu bisa bertahan di setiap generasi karena struktur dan fungsi sejati kehidupan agamanya dipusatkan di rumah. Sehingga meskipun banyak sinagoge yang dihancurkan selama berabad-abad, Yudaisme tetap bertahan karena setiap orang Yahudi diharapkan punya pengetahuan iman para leluhurnya. Oleh karena itu Yudaisme bisa senantiasa bertahan. Rumah itu sebagai suatu suaka atau perlindungan kecil, ‘miqdash meyat’, tempat yang dipisahkan bagi penyembahan kepada TUHAN, mempelajari Firman TUHAN, dan tempat keramahan.’
Di Alkitab disebutkan kalau umat TUHAN itu tidak memiliki ‘gereja’ untuk didatangi! Mereka tidak punya tempat bertemu secara teratur untuk melakukan penyembahan bersama-sama! Pandangan kita akan penyembahan sekarang begitu dikaitkan dengan bangunan gereja!
Kalau mempelajari Alkitab kita akan menemukan tabernakel dan Bait Allah itu bukan tempat melakukan penyembahan massal setiap minggu. Sinagoge kemungkinan tidak ada sebelum terjadi pembuangan ke Babilonia. Di hampir sejarah Yahudi, bahkan sampai hari ini, fokus utama penyembahan Yahudi itu dilakukan di rumah. Demikian juga gereja mula-mula Mesianik. Itulah sebabnya, sebelum Konstantin, kita tidak menemukan orang Krsiten yang membangun gedung-gedung gereja. Model penyembahan mereka ialah model yang berpusatkan-rumah. Dilakukan di pertemuan keluarga, yang dipimpin oleh ayah, yang berfungsi sebagai yang dituakan dan imam keluarganya. Di kitab Keluaran kita temukan kalau Paskah itu dirancang untuk dirayakan di rumah, di meja makan. Saat Sukkot, atau Tabernakel, orangtua membuat pondok-pondok sementara (sukkah) di halaman belakang rumah dan seluruh keluarga ‘berkemah di luar’ bersama TUHAN selama satu minggu.

15-Des-2013: #2 Hilangnya Sikap ke-Ibranian akan Firman (2) – Saat gereja kehilangan kewarisan Ibraninya, penghormatan akan Firman juga hilang, digantikan dengan mengembangkan sikap yang sama seperti cara pandang Yunani. Berdasakan mentalitas Yunani itu umumnya orang Kristen tidak perlu tahu dan mengenal Alkitab. Mempelajari Alkitab dengan serius hanya bagi mereka yang profesional, para pendeta atau rohaniawan saja. Mereka yang mau membaca Alkitab harus dilatih lebih dahulu sehingga tidak sembarangan dalam membuat kesimpulan. Pandangan ini mengikuti model kuil-kuil kafir, dimana para pemimpin diperkenalkan dengan misteri-misteri, sementara orang umum boleh menyembah dengan sembarangan.
Ada seorang penulis yang menyatakan, ‘Kebenaran utama Yahudi itu semua orang bertanggungjawab di hadapan TUHAN dan harus mampu membaca gulungan kitab Sinanoge bagi diri sendiri dan mengajarkannya kepada anak-anaknya. Setiap orang Yahudi diharapkan bisa membaca, menulis, dan mengerti gulungan kitab itu. Di gereja, karena cara pandang hirarki, kaum awam menjadi butahuruf. Orang tidak lagi bertanggungjawab untuk tahu Firman, mereka harus percaya apa saja yang dikatakan tanpa mempertanyakannya.’
Di Jaman Pertengahan (Middle Age) bukan hanya orang kebanyakan yang butahuruf, tetapi juga banyak raja dan imam. Bahkan sebagian kecil dari orang yang bisa membaca tidak punya akses atau dilarang untuk membaca Alkitab. Mengetahui Alkitab itu dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya. Bahkan dianggap tindakan subversif, dan sangat dilarang di gereja. Pengetahuan akan Alkitab dikhususkan hanya bagi pendeta dan rohaniawan saja. Di tahun 1517 di Coventry, Inggris, ada lima pria dan dua wanita yang dibakar di tiang karena mengajar anak-anaknya Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah dalam bahasa Inggris!
Orang Kristen tidak diajar bagaimana mempelajari Alkitab bagi diri sendiri. Saat teduh bagi sebagian besar umat percaya terbatas hanya dengan membaca cepat renungan hariannya, dengan sikap dan kepercayaan ‘satu fasal satu hari membuat iblis menjauh.’
Karena itulah orang Kristen dirampok untuk mendapat manfaat ‘pembaharuan akal-budinya’ (Rm. 12:1-2) melalui firman TUHAN. Mereka tidak menerima hikmat TUHAN agar bisa menangani permasalahan sehari-harinya. Banyak kehidupan orang Kristen kacau-balau karena tidak tahu apa yang Firman katakan!
Orang Kristen tidak berjalan dalam berkat yang datang karena mempelajari firman sehari-hari dan merenungkannya. Orang Yahudi meskipun tidak berjalan dengan Mesias, karena ketaatannya akan Firman, membuat mereka punya kreativitas dan kesuksesan seperti yang dijanjikan TUHAN!

14-Des-2013: #2 Hilangnya Sikap ke-Ibranian akan Firman (1) – Orang Yahudi bukan hanya mengagumi TUHAN, mereka juga memiliki penghormatan yang luarbiasa terhadap Firman. Karena devosinya akan Firman orang Yahudi seringkali disebut sebagai ‘umat Alkitab.’ Mereka diajar bahwa merupakan tugas dan kewajiban setiap orang yang berjalan bersama TUHAN untuk membaca dan mempelajari Torah (Alkitab) bagi diri-sendiri. Sejarah mencatat setiap sinagoge itu merupakan pusat pengajaraan dan pelatihan dmana orang-orang dilatih dalam perkara-perkara ke-TUHAN-an. Bagi mereka tujuan tertingginya ialah bisa mempelajari Torah.
Ini merupakan sikap umum orang Yahudi terhadap firman. Bahkan sampai sekarang mereka banyak merujuk pada Alkitab yang orang Kristen sendiri tidak bisa melakukannya. Setiap minggunya, di setiap sinanoge saat Torah yang kudus itu dikeluarkan dari tabut untuk dibacakan, waktu dibawa melewati lorong di antara tepat duduk, mereka yang ada di dekatnya akan menjangkau untuk menyentuhnya, kemudian meletakkan jari-jarinya ke bibir, lambang ‘mengecap’ kemanisannya!
Sekali dalam satu tahun orang Yahudi merayakan Simhat Torah (Bersukacita dalam Torah). Di perayaan ini gulungan Torah dikeluarkan dari tabut dan jemaat menari-nari bersamanya di tempat-tempat duduknya! Ini aneh bagi sebagian besar orang Kristen. (Kapan terakhir kali kalian menar-nari dengan alkitab?). Tetapi ini bukan pemberhalaan ... ini cinta! TUHAN telah menanamkan rasa cinta akan Firman-Nya ke orang Yahudi.
Di dunia Ibrani pada abad pertama, menyintai Alkitab ditunjukkan dengan cara yang luarbiasa. Para orangtua Yahudi mulai mengaajar anak-anaknya agar membaca Ibrani di usia 3 tahun. Jika orangtuanya tidak bisa mengajar anaknya, mereka akan meminta orang lain untuk melakukannya. Di usia 6 tahun anak-anak sudah diharapkan tahu membaca dan menulis dalam bahasa Ibrani. Dan di suai itu mereka mulai setiap harinya belajar di sekolah-sekolah sinagoge. Mereka mempelajari Torah dalam bahasa asli Ibrani dan harus menghafalkannya. Pelajarannya dimulai bukan dari kitab Kejadian, tetapi dari kitab Imamat, kitab yang dianggap yang paling penting. Pada saat ‘bar mitzvah’, sekitar 13 tahun, hampir semua orang Yahudi yang taat diharapkan untuk bisa mengerti dan telah menghafalkan seluruh Torah, ditambah sebagian besar kitab Mazmur dan para nabi! Pembelajaran dalam Torah ini umum baik untuk pria maupun wanita. Di saat bar mitzvahnya, rata-rata orang Yahudi di abad pertama memiliki pengetahuan akan Firman yang lebih baik dibandingkan dengan lulusan seminari sekarang!

13-Des-2013: #1 Hilangnya Sikap ke-Ibranian terhadap Tuhan – Perlakuan khusus TUHAN terhadap orang Yahudi membangun sikap kekaguman mendalam mereka akan TUHAN. Mereka punya sikap bahwa nama-Nya itu terlalu kudus untuk diucapkan sehingga mereka mengganti nama Yahwe dengan mengatakan ‘TUHAN’. Mereka memandang nama-Nya begitu kudus sehingga saat menyalin naskah dan menemukan nama TUHAN, mereka mengganti penanya dengan pena khusus untuk menuliskan nama Ilahi tersebut. Nama TUHAN itu dipandang begitu kudus untuk ditulis memakai pena biasa.
Orang Yunani dan Roma tidak pernah memiliki jenis kekaguman seperti itu terhadap para dewa mereka. Dewa-dewa mereka memiliki banyak kelemahan yang sama dengan kelemahan manusia yang jatuh dalam dosa. Bisa saja mereka punya rasa takut terhadap halilintar Zeus, tetapi bukan kekaguman sejati.
Bagi orang Yahudi, pribadi TUHAN itu diperlakukan begitu hormat. TUHAN itu bukanlah subyek untuk dianalisa; Dia itu obyek untuk disembah. Orang Yahudi tahu kalau otak manusia yang sangat kecil tidak akan pernah mampu memahami TUHAN. Satu-satunya tanggapan yang tepat kepada Dia ialah dengan mengasihi, melayani, dan mentaati Dia. Dengan kata lain, orang Ibrani melakukan pendekatan firman bukannya untuk ‘mengerti ‘ TUHAN, tetapi untuk ‘belajar bagaimana menyenangkan Dia.’
Sebaliknya, mentalitas Yunani mendewakan intelek manusia lebih dari TUHAN. Mereka menganggap pikiran manusia itu mampu memahami TUHAN, dan percaya bahwa jika seseorang bisa mengerti sesuatu maka dia akan bisa mengontrol sesuat itu. Tujuan mereka itu untuk ‘memahami’ TUHAN dengan logika ... untuk mendefiniskan, menggambarkan, dan memahami Dia. Mereka memandang TUHAN alam semesta itu sebagai suatu subyek yang bisa mereka periksa dan teliti secara ilmiah, mencoba menempatkan TUHAN di bawah mikroskop rohani dan mulai memisah-misahkan-Nya memakai intelek manusia.
Begitu gereja kehilangan akar keIbraniannya maka langsung akan keasyikan  memakai intelektuil Yunaninya untuk menganalisa TUHAN. Ini yang membawa gereja memasuki abad-abad debat theologi yang tidak menghasilkan apa-apa.
Ini tidak akan terjadi dengan cara-pikir Yahudi, bahkan untuk menanyakan pertanyaan seperti itu. Mereka itu lebih tertarik untuk menemukan ‘apa yang TUHAN ingin agar manusia lakukan’  daripada menggambarkan esensi TUHAN. Itu juga sikap yang dimiliki gereja Messianik mula-mula. Para pemimpin Mesianik di abad-abad pertama begitu dipenuhi penyembahan, pelayanan, dan mentaati Tuhan sehingga tidak punya waktu lagi untuk mencoba menganalisa Dia.

12-Des-2013: Apa Yang Telah Hilang? – Perubahan yang terjadi tentunya tidak terjadi dalam semalam. Kemerosotan ini terjadi sedikit demi sedikit dalam rentang waktu ratusan tahun! Ini dimulai saat Konstantin memotong gereja dari akar ke-Yahudi-annya. Ini bukan sekedar hilang dan digantikannya perayaan dan hari-hari libur yang berbeda, tetapi juga hilangnya cara-pandang alkitabiah dan sistem-nilai yang telah Tuhan bangun bagi orang Israel. Ini menjadikan cara pandang gereja yang berubah terhadap Tuhan, terhadap Alkitab, dan kehidupan Kekristenan. Proses ini bisa ditelusuri sejak permulaan abad kedua.

Dari Yerusalem ke Athena – Di jaman Konstantin, waktu banyak bangsa bukan Yahudi masuk ke gereja, mereka membawa serta banyak ‘barang bawaan’ dengan latar-belakang kekafirannya. Ditemukan banyak orang yang menduduki posisi kepemimpinan gereja yang tidak menghargai nilai penting kewarisan Yahudi. Para pemimpin bukan Yahudi ini, yang seringkali disebut ‘para bapa gereja,’ merupakan orang-orang yang sangat penting. Hanya sedikit dari mereka yang dikenal dan diajar rasul Yohanes. Sebagian besar mereka menerima pelatihan utama bukan dari Firman tetapi dari ahli filsafat kafir Yunani.
Mereka menyampaikan sesuatu yang ‘pulasan saja’. Hanya sedikit yang memahami apa yang disampaikan. Mereka banyak mengutip ayat Perjanjian Baru, sepertinya berkomitmen dengan Tuhan, tetapi tidak memahaminya, termasuk kebenaran dasar seperti keselamatan. Ada penulis sejarah yang memberi komentar kalau penulisan mereka itu seperti membawa pergi dari penulisan para rasul (Yahudi) yang seperti kota indah yang diairi oasis ke padang-gurun tandus dan kering!
Mereka itu ingin secara bersamaan memegang pesan Yesus tanpa menolak filsafat kafir yang mereka miliki, sebab mereka dilatih dalam filsafat Yunani sebelum bertobat dan menerima filsafat itu sebagai hikmat yang diberi Tuhan. Mereka mencoba mencampur ajaran Perjanjian Baru dengan ajaran para filosofi kafir. Mereka mencoba menafsirkan-ulang Firman agar cocok dengan cara-pandang kafir.
Mereka menyaring kebenaran alkitabiah dengan cara-pikir kekafirannya, dan mendefinisi-ulang bagaimana memperoleh keselamatan. Alkitab menyatakan keselamatan itu diperoleh dengan ‘percaya dalam’ Yesus. Ini ditafsirkan-ulang dengan cara pikir intelektuil Yunani, kata-kata ‘percaya dalam’ diubah menjadi ‘percaya bahwa’ doktrin-doktrin tertentu itu benar. Keselamatan didefinisi-ulang sebagai kesepakatan intelektuil akan seperangkat doktrin tertentu. Keselamatan diperoleh bukan ‘SIAPA yang saya percayai agar selamat?’ ... menjadi ‘Doktrin APA yang harus saya pegang agar selamat?’ Ini membawa gereja memasuki 2000 tahun dengan spekulasi doktrinal, mencoba mendefinisikan dengan tepat setiap hal yang menyangkut doktrin, dan meragukan keselamatan seseorang yang tidak setuju dengan doktrin mereka.
Dan begitu secara legal Konstantin menceraikan gereja dengan akar ke-Yahudi-annya, pengaruh kafir Yunani tidak terbendung lagi menyerbu dan mempengaruhi gereja. Mempengaruhi apa saja?

Seri GEREJA MESIANIK, BANGKIT! - Robert D. Heidler
11-Des-2013: Gereja Yang Ditanam Tuhan Di suatu waktu ... ada suatu gereja yang berfungsi. Masing-masing anggotanya saling mengasihi, mempedulikan para janda dan anak yatim, memberi makan yang lapar, dan mengubahkan kota-kota. Ini dituliskan di Alkitab, menjadikan umat percaya dewasa, dan memuaskan kerinduan hati masing-masing untuk menerima jamahan Tuhan. Gereja ini tidak hanya mengatakan tentang kuasa Tuhan: tetapi bertindak untuk menyembuhkan, membangikitkan orang mati, dan mengusir roh-roh jahat. Memenangkan jiwa yang tersesat secara efektif, mendisiplinkan mereka yang bertobat, dan memperlengkapi mereka untuk melakukan pelayanan. Keefektifitasannya tidak terbatas hanya di satu budaya atau satu etnis  saja. Gereja bertumbuh engan ledakan kuasa di manapun gereja ditanam.
Gereja yang demikianlah yang kita semua sedang cari, tetapi belum ditemukan ... suatu gereja yang belum pernah kita lihat, tetapi sangat kita yakini akan segera menemukannya. Ciri-ciri gereja yang demikian itu seringkali kita namakan sebagai Gereja Mula-mula, Gereja Perjanjian Baru, atau Gereja Abad Pertama. Dengan alasan tertentu kita namakan saja itu Gereja Mesianik. Gereja yang akan berfungsi di generasi apapun. Inilah Gereja yang sesungguhnya telah Allah rancangkan.
Gambaran gereja yang berfungsi seperti itu bukanlah mitos atau kisah dongeng. Itu sungguh nyata. Itu didokumentasikan di sejarah. Itu gereja yang terdiri dari orang-orang nyata dengan permasalahan nyata, tetapi yang dicirikan oleh suatu kehidupan dan kuasa yang tidak bisa ditahan oleh dunia.
Gereja mula-mula itu institusi yang paling luarbiasa yang pernah dilihat dunia. Gereja itu meledak memasuki di Kisah fasal 2, dan tidak ada kuasa apapun yang sanggup menahannya. Agama-agama kafir tidak mampu menandinginya. Filsafat Yunani tidak mampu memahaminya. Penganiayaan hanya akan menjadikannya lebih murni lagi dan menjadikan bertumbuh lebih lagi!
Di seri ini kita akan belajar mengapa kondisi gereja sekarang jauh dari gambaran tersebut. 

Seri ARAHAN PROFETIS
Labu Beracun - Bob Jones
10-Des-2013: Bapa Suka Kentang-Tumbuk Kita sedang memasuki masa empatpuluh tahun di dalam Roh.  Pada tahun 1974 Bapa berkata kepada saya bahwa Dia suka  “pure-kentang/kentang-tumbuk”  dan itulah yang Dia inginkan dari kita semua.  Dia ingin kita menjadi satu dalam satu Tubuh.  Dan ketika pekerjaan yang lebih besar itu datang, tidak seorang pun yang mendapat nama.  Itu akan merupakan pekerjaan korporat karena orang percaya yang merupakan TubuhNya akan berfungsi dalam satu kesatuan di bawah pimpinan dan dalam kuasa Roh Kudus. Bapa menghendaki kentang-tumbuk, di mana kasih itu dinyatakan, yaitu kasih kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Kentang vs Tomat
Tomat dan kentang berasal dari keluarga yang sama. Tomat tumbuh di atas tanah di mana kasih itu dinyatakan dan setiap orang bisa melihatnya.  Kentang tumbuh di bawah tanah dan tersembunyi,  menggambarkan kasih yang tersembunyi  karena tumbuh di bawah tanah dan tetap tersembunyi  sehingga hanya Bapa yang bisa melihatnya. Sekarang, bersiaplah agar kasih yang tersembunyi ini  bisa terlihat. Ada pernyataan kasih Bapa dalam TubuhNya, dan kentang-tumbuk itu adalah koinonia
Ketika Tubuh berkumpul bersama dalam kasih, tidak ada perbedaan di antara orang percaya. Seperti kentang-tumbuk, mereka kelihatan sama dan menjadi satu untuk tujuanNya. Dan kasih yang kita miliki untuk Dia adalah pengertian yang lebih besar. Karena segala hal ada di tangan Bapa dan Dia punya kedaulatan untuk membuat pilihan.  Dan Dia memilih untuk memberi anak-anakNya pengertian khusus tentang masa depan.
Pengertian itu akan diberikan melalui kasih korporat.  Ada duaratus anak-anak bani Isakhar dan itu adalah pengertian korporat.  Ketika mereka yang memiliki kedewasaan hikmat berkumpul bersama, suatu hikmat yang lebih tinggi akan diimpartasikan. Saya ingin mengatakan bahwa hikmat yang lebih tinggi adalah pengertian. Selama empatpuluh lima sampai limapuluh tahun terakhir Roh Kudus telah bergerak mempersiapkan dan memperlengkapi untuk menghadapi apa yang akan datang pada Tubuh Kristus.
Ketika tepung dilemparkan ke dalam kuali dan roh agamawi dikonfrontasi, Tubuh akan disembuhkan dan datang bersama dalam kasih korporat, koinonia. Para pemimpin baru akan muncul dan menempati posisi mereka serta berjalan dengan demonstrasi kuasa. Maka kita akan melihat hal-hal baru datang kepada Tubuh Kristus.
Kebaktian-kebaktian gereja yang kita kenal pada masa lalu dan sekarang akan berakhir karena akan terjadi perubahan yang signifikan. Kita tidak bisa berjalan di jalan yang sama dan berharap agar Roh Kudus mengurapi kita. Sistem lama yang kita pakai untuk melakukan banyak hal akan berakhir dan kita memasuki  masa yang baru.
Hanya ada suatu umat sisa yang memasukinya. Ada rasa lapar dan haus untuk langkah berikut, dan mereka yang telah tabah dan setia melewati tahun-tahun ujian ini akan memasuki level otoritas yang lebih tinggi. Dan akan banyak yang mengikuti mereka karena roh agamawi telah dihancurkan. Saat roh agamaawi mencoba mengangkat kepalanya, Tubuh  segera melihatnya dan tidak membiarkannya berakar di dalam Tubuh karena Api Kudus akan memusnahkannya. 

09-Des-2013: Kelompok Sisa Dewasa Tuhan sedang memanggil kelompok sisa yang telah dewasa untuk memberi  otoritas baru.  Mereka akan mempunyai kemampuan untuk bergabung bersama dalam kesatuan karena mereka telah menunjukkan kasih mereka kepadaNya (Kolose 3:2).  Karena itu mereka bisa bersepakat satu dengan lainnya dalam unity.  Ketika melakukan hal ini mereka akan mempunyai koinonia untuk tujuan yang sama. Ketika mereka melakukan pertemuan bersama, suatu hikmat yang lebih tinggi akan diimpartasikan. 1 Korintus 2:6-10.
Gereja telah mengalami ujian yang berat selama enam – tujuh tahun terakhir. Tetapi ujian ini telah berakhir. Sekarang adalah saat untuk menutup buku-buku lama dan membuka buku-buku baru. Ini merupakan akhir dari periode yang lama dan awal dari periode baru. Mereka yang menerima promosi akan menjadi pemimpin gereja dan akan melayani dengan apa yang mereka dengar dari Roh Kudus.  Dalam promosi ini akan ada pengertian tentang apa yang Tuhan kehendaki dan bagaimana melakukannya.
Bersiaplah mengubur masa lalu yang buruk maupun yang baik, dan memasuki kedewasaan di mana setiap orang mendengar dari Tuhan dalam pertemuan-pertemuan korporat.  Dengan demikian tujuan dan rencana-rencanaNya bisa dilaksanakan karena Tubuh sepakat dengan Dia.  Maka pada akhir masa ini pekerjaan yang lebih besar akan dimulai. Dan salah satu hal yang akan kita lakukan terlebih dahulu ialah memuliakan Bapa melalui tanda-tanda heran dan ajaib. 

08-Des-2013: Kuasa Penyembuhan - Elisa mengambil tepung (kuasa penyembuhan), melemparnya ke dalam kuali, dan berkata “sekarang makanlah!” Tepung itu menetralisir racun. Roh agamawi telah beroperasi di dalam gereja dalam waktu cukup lama. Saya merasa bahwa nabi yang sebenarnya akan menghadapinya dengan kuasa sedemikian rupa sehingga akan menetralisir racun dan membawa berbagai kesembuhan pada Tubuh.  Tugas kita adalah menyingkirkan kematian dari kuali.
Ada banyak pengajaran salah dan bidah yang diajarkan saat ini. Ketika para nabi mulai mengkonfrontasi hal tsb, keadaan  akan menjadi tidak menyenangkan bahkan kacau.  Memang dibutuhkan orang-orang yang mempunyai dedikasi kuat kepada Tuhan untuk mengkonfrontir kesalahan. Ketidakbenaran itu meracuni Tubuh Kristus dan membawa kematian.
Elisa yang dipilih Tuhan dan menerima pengurapan dobel  kembali ke Gilgal ketika terjadi kelaparan.  Gilgal berarti tempat iman, dan saya percaya bahwa di tempat inilah generasi nabi ini harus tinggal. Telah terjadi suatu kelaparan akan Firman yang berasal dari Tuhan karena banyak suara kenabian makan dari kuali yang salah. Amos 8:11

Sekarang adalah waktu di mana suara kenabian yang benar dan teruji  menyampaikan “makanan yang sebenarnya” yang akan membawa kuasa kesembuhan dan kelepasan kepada Tubuh dan keselamatan pada yang belum diselamatkan. 


Seri ARAHAN PROFETIS
Labu Beracun - Bob Jones
(Bob Jones adalah seorang nabi senior yang dihormati dan disegani di Amerika. Berikut kami tuliskan pesan terbaru yang dia sampaikan.)

07-Des-2013: Buah Beracun - Dalam sebuah penglihatan saya melihat serombongan nabi muda, dan salah seorang memasukkan labu hijau ke dalam kuali. Saya menangkap bahwa ini merupakan kisah Elisa dari 2 Raja 4:38-41. Rombongan nabi itu membuat masakan dan memakan makanan itu, kemudian mereka berseru kepada Elisa “maut ada dalam kuali!” Mereka ini adalah para nabi muda  yang akan membawa pesan kepada banyak orang tetapi musuh memakai kesempatan ini untuk mencoba membinasakan mereka sekaligus.
Banyak orang telah mengumpulkan apa yang mereka pikir buah, tetapi sebenarnya adalah labu liar yang menggambarkan roh agamawi. Buah ini kelihatan seperti sayuran lain, tetapi  mengandung kematian di dalamnya. Mereka bukannya mengumpulkan buah Roh, tetapi justru memasukkan sayuran yang mengandung roh yang tidak benar ke dalam kuali. Mereka membawa pesan-pesan yang tercampur aduk dan membingungkan yang mengakibatkan kematian. Karena itu Tubuh Kristus menerima makanan yang mengandung kepahitan, perselisihan, dan kecemburuan, bukannya iman, pengharapan, dan kasih.
Sama seperti para nabi muda yang berseru kepada Elisa, saya merasa bahwa Tubuh Kristus hari ini juga berseru kepada para nabi untuk menunjukkan kebenaran.  Para nabi yang benar telah melewati suatu masa pembersihan dan pemurnian untuk membersihkan racun-racun yang masih tersisa dalam diri mereka. Seseorang tidak bisa menyampaikan Firman yang murni ketika dia masih menderita infeksi penyakit rohani yang bisa mencemari seluruh Tubuh. Kita memerlukan pesan nubuatan yang lebih pasti yang berasal dari bejana yang telah dimurnikan. 
SERI AMANAT AGUNG - Rick Joyner
06-Des-2013: Keseimbangan Yang Benar – Kita terus mempelajari penghalang-penghalang besar Injil Kerajaan yang harus dikonfrontasi. Kita telah belajar bagaimana Marxis secara mendasar konflik dengan Kerajaan dalam kaitannya dengan peradaban yang akan datang. Marxisme itu merupakan dasar kemunduran yang nyata dalam segala hal, dan dimanapun diterapkan membawa kemiskinan dan kematian.
Pada prinsipnya Marxisme itu merupakan lubang kolektif melawan semua bentuk individu. Ini bertentangan dengan hakekat alam karena Tuhan menyukai keragaman dan keunikan sehingga Dia juga menciptakan bunga-salju, pepohonan, dan masing-masing kita berbeda. Disebutkan bahwa keadaan tertinggi seseorang itu dicapai dengan cara melekatkan diri ke kelompok, bukan dalam ketergantungan maupun kesendirian, tetapi saling-ketergantungan. Meskipun begitu, ini tidak bisa dicapai jika individu kehilangan ke-individuannya, sama seperti paru-paru kita tidak menjadi bagian yang berguna bagi tubuh jika paru-paru itu tidak tahu fungsinya untuk bernafas. Kesatuan sejati itu bukan kesatuan dalam keseragaman, tetapi keaneka-ragaman.
Kesatuan tubuh kita merupakan kesatuan keaneka-ragaman dimana masing-masing bagian tahu dan melakukan bagiannya sementara juga mengenali dan menghormati perbedaan bagian-bagian lain, dan bekerja bersama-sama. Ini tidak bisa dicapai tanpa masing-masing bagian mampu mengembangkan keunikan masing-masing.
Demikian juga dalam komunitas atau ‘community,’ yang berasal dari kata ‘common’ dan ‘unity.’ Tanpa bisa menerima hal ini, dan bahkan bisa merayakan bersama-sama, kita tidak akan bisa benar-benar memiliki ‘community’ atau komunitas. Seseorang tidak benar-benar bisa melekat dalam komunitas dan menjadi bagiannya tanpa mengenali siapa dirinya. Jadi, dasar dari komunitas itu adalah individu. Tetapi individu tidak bisa terus dalam menyendiri, tetapi menyatu, agar mereka memahami untuk apa mereka itu diciptakan, yang bisa direalisasikan hanya saat terhubung atau melekat di komunitasnya.
Dalam keseimbangan, inisiatif individu akan memberi manfaat ke individu dan juga komunitas. Kuncinya ‘kesimbangan yang benar.’ Jika masyarakat dibebani terlalu besar untuk berkolektif akan menggerus inisiatif personal, dan melukai kolektif. Jika masyarakat dibebani terlalu besar untuk inisiatif personal, akan membuat keserakahan, kepentingan-sendiri, dan kecemburuan, yang pada akhirnya akan menghancurkan individu itu sendiri.

05-Des-2013: Tevet (Des-Jan) (2) Tevet itu bulan kemarahan kudus dan kejengkelan yang benar. Akan mulai menampakkan diri hal-hal yang menyimpang dari tatanan. Kita boleh marah tetapi jangan berdosa. Emosi itu punya garis batas tipis. Jika kita melewati batas itu, jiwa kita akan rusak dan janji-janji kita tidak akan termanifestasi. Di Efesus 4:26-27 disebutkan kalau marah akan ‘memberi tempat atau kesempatan kepada iblis.’ Itu sama dengan kesurupan. Ayat ini dituliskan untuk orang Kristen. Jika kita tidak menyediakan waktu untuk tahu dan yakin emosi kita ada di bawah kuasa Roh RUHAN, emosi itu akan meledak seperti letusan gunung api. Jika itu terjadi akan terjadi kerusakan. Kita perlu latihan disiplin spiritual di sepanjang tahun ini. Jika tidak, saat kita diuji, kita akan meledak. Ini sangat praktis. TUHAN telah menetapkan waktu bagi kita untuk melakukan ini.
Isteri saya, Pam, membutuhkan sepuluh tahun baru bisa makan Firman TUHAN. Pam mencurahkan Firman dan mengembangkan Firman di dalam dirinya. Dan dia terlepas dari marah dan bisa membangun-ulang rohnya. Dia menghabiskan waktu sepuluh tahun lagi untuk punya anak. Dia tidak dapat merayakan Firman dengan cara yang sama, tetapi dia telah membangun fondasi dan mencapai hal-hal tertentu dalam Roh yang bisa membawa dia melewati waktu-waktu sibuknya.
Kita seringkali tidak memanfaatkan kesempatan untuk masuk ke Firman. Jika ada waktu-waktu luang, curahkan Firman TUHAN ke diri kita sampai kita memperolehnya. Akan tiba waktunya kita akan bertindak dengan cara yang berbeda tanpa ada waktu lagi untuk mencarinya di Firman.
Bulan ini adalah waktu untuk melompat seperti seekor kambing. Dari kesaksian kita akan kelihatan ke-tidak-dewasaan atau kedewasaan kita. Akan tiba waktunya kita akan membagikan kesaksian kita di setiap tahunnya. Apa kita sudah dibebaskan? Apa hal-hal yang membuat kita marah tahun lalu masih tetap membuat marah di tahun ini? Apa kita gampang tersinggung di tahun sekarang seperti di tahun yang lalu?
Tevet itu bulan untuk meyakinkan diri bahwa darah kita dibersihkan dan dimurnikan. Kotoran-kotoran di darah bisa dikaitkan dengan kehidupan seksual kita. Jika melanggar Buahsulung seksual kita, darah harus dimurnikan sehingga otak dan hati juga akan berfungsi dengan benar. Itulah sebabnya mengapa Mazmur 7 mengatakan kalau digoda oleh pelacur seperti menikamkan tombak di hati kita, dan mengapa homoseks itu mempengaruhi liver kita. Dosa seks memberi dampak kerja fisik di tubuh kita.
Tevet tiba di waktu-waktu liburan. Oleh karena itu merupakan waktu yang baik untuk berpuasa, karena biasanya kita banyak makan yang enak-enak di musim liburan. Berpuasa selama tiga hari di waktu-waktu tertentu akan membangun diri kita dan membersihkan darah kita. Bulan ini merupakan perempat terakhir tahun kalender Ibrani. 

SERI BULAN-BULAN IBRANI - Chuck D. Pierce
(Bahan diambil dari ‘A Time To Advance’ oleh Chuck D. Pierce, hamba Tuhan yang memiliki pengurapan suku Isakhar, pengurapan untuk mengerti saat-saat yang baik, sehingga tahu apa yang harus diperbuat orang Israel. Kiranya ini bisa menjadikan gereja tetap dalam ‘track’ dalam menarik berkat-berkat profetis yang ada dalam menjalankan pelayanannya. – Redaksi)
04-Des-2013: Tevet (Des-Jan) (1) - Tevet itu bulan kesepuluh dari duabelas bulan kalender Yahudi ini untuk tahun 2013 dimulai pada 4-Des-2013 s/d 11-Jan-2014. Doakan Panglima Tertinggi kita agar menegakkan otoritas Ilahi. Musuh punya strategi luarbiasa di bulan ini untuk menyingkirkan para pemimpin. Jika kita tidak menyadari hal ini, kita tidak akan bisa berdoa dengan tepat untuk para pemimpin yang telah TUHAN berikan kepada kita. Musuh tahu saat kita punya pemimpin yang baik, yang bisa memberi pewahyuan benar kepada untuk bergerak maju. Salah satu cara yang akan musuh lakukan agar bisa menjamah kita ialah melalui para pemimpin kita, itulah sebabnya mengapa Tuhan mengatakan agar kita berdoa bagi mereka.
Tevet itu juga angka kesaksian. Sepuluh perintah TUHAN ada di Tabut Perjanjian.
Bulan Tevet memulai musim semi, yang terdiri dari tiga bulan – Tevet, Shevat, Adar – yang berhubungan dengan tiga suku yang ada di perkemahan – Dan, Asher, dan Naftali – yang ditempatkan di sisi utara Tabernakel Musa.
Tevet dikaitkan dengan huruf Ibrani AYIN yang melambangkan mata. Ini bulan agar mata kita bisa melihat dengan baik. Bisa berfokus itu sangat penting sewaktu kita melawan mata kejahatan dan mematahkan kekuatan kuasa-kuasa kejahatan yang memata-matai kita.
Jika kita tidak mematahkan kuasa mata jahat di bulan ini, kuasa ini akan membawa kita memasuki masa depan kita. Kita harus memahami struktur mata jahat ini, yang ditanam di budaya kita dan membuat para malaikat kegelapan dan struktur kejahatan memanipulasi kita. Saya, Chuck Pierce, membiasakan diri untuk berkumpul bersama di saat seperti ini agar meninggalkan tahun ini dengan benar; kita berpartisipasi dengan kunjungan malaikat agar menuntun kita memasuki budaya dengan pewahyuan sehingga bisa memperoleh yang Ilahi untuk mendesak dan memasuki tahun yang akan datang.
AYIN juga menggambarkan suatu sumber atau sumur. Bulan ini merupakan waktu dimana kehidupan baru mengalir dari hidup kita.
Tevet dikaitkan dengan konstelasi Kaprikorn, gambaran seekor kambing. Sekarang ini waktu berbahaya karena kita akan melihat bangsa-bangsa yang tidak dalam kovenan, bangsa-bangsa kambing, akan mulai memilih jalan salah. Ini merupakan bulan melakukan lompatan, dan melihat-ulang pengajaran kita agar bisa mengawali masuk ke tahapan hidup yang berikut.
Suku yang dikaitkan dengan Tevet adalah suku Dan. Ini bulan untuk menghakimi, bertumbuh dan dewasa. Suku Dan itu anak laki-laki kelima Yakub dan anak laki-laki pertama Rakhel melalui budaknya, Bilka. Nama Dan artinya ‘untuk memerintah, untuk menghakimi atau melaksanakan penghakiman.’
Berdoalah di bulan ini agar diberi ekspresi artistik dan kreatif dalam penyembahan; dan tanya TUHAN bagaimana membangun barisan belakang untuk musim yang telah lewat.
Perhatikan kata-kata nubuatan atas hidup kita sehingga tidak kehilangan destiny.
Bersedialah untuk berperang saat TUHAN minta, dan berdiri mempertahankan kewarisan kita, dan jangan mundur.

Injak kepala ular di bulan ini.

SERI AMANAT AGUNG - Rick Joyner
03-Des-2013: Memahami Ideologi Marxis (3) – Marxisme itu ideologi yang dikembangkan oleh Karl Marx di pertengahan tahun 1800-an. Sama seperti banyak sekte dan filsafat-filsafat yang muncul di sejarah dan yang mematikan, yang begitu ekstrim, semacam kegilaan, dan begitu bertentangan dengan jalannya peradaban yang pada awalnya tidak begitu dianggap sebagai sesuatu yang mengancam. Sebagian pemikiran tidak bisa bertahan lebih dari hanya beberapa pengikut saja sebelum lenyap dari sejarah. Tetapi dalam waktu puluhan tahun ideologi Marxis menaklukkan hampir separo umat manusia dan membawa kematian ratusan juta jiwa.
Sama  seperti hampir setiap gerakan yang membawa ke kematian dan penghancuran besar, hanya sedikit sekali yang sungguh-sungguh memahami maksud dan dasar filosofinya. Ideologi ini dinyalakan oleh mobilisasi mereka yang merasa tidak puas, para idealis, mereka yang dipandang, dan kaum muda, yang Marx sendiri juluki dengan ‘idiot yang berguna.’ Inilah yang kemudian bergerak dengan slogan-slogan dan janji-janji hampanya.
Dua-sila dasar Marxis ialah: ‘individu itu tidak punya nilai’ dan ‘tidak ada kepemilikan pribadi’. Segala sesuatu itu bersifat kolektif. Segala sesuatu kepunyaan pemerintah, milik bersama, termasuk anak-anak dan pasangan, bahkan hidup kita. Semuanya sewaktu-waktu bisa diambil. Karena itu tidak boleh ada satu orangpun yang menonjol. Tidak ada sistem yang begitu lengkap yang mampu menghancurkan kreativitas dan insiatif orang selain sistem Marxis. Seseorang atau kelompok yang kelihatan menonjol langsung saja dihancurkan. Inilah hal yang selalu dituju oleh Marxis.

02-Des-2013: Memahami Ideologi Marxis (2) – Kita harus memahami gerbang-gerbang neraka ini karena senjata paling mendasar untuk melawannya ialah ‘terang’ – kebenaran yang akan menerangi mereka. Meskipun begitu kita tidak ingin menilai kejahatan seseorang berdasarkan kepercayaannya. Kita tidak berperang melawan darah dan daging tetapi melawan penguasa-penguasa, penghulu-penghulu, ideologi-ideologi, dan penipuan-penipuan yang mengikat manusia untuk melakukan kehendak jahatnya. Tujuan kita di setiap hal haruslah memiliki terang yang akan menerangi dengan jelas dan menelajangi kegelapan serta menunjukkan kepada orang adanya pilihan: memilih Allah atau iblis. Seperti dituliskan di Yes. 60:3-5, terang akan menang, dan bangsa-bangsa akhirnya akana datang ke terang Injil.
Karena kita diingatkan agar tidak sembrono akan kelicikan musuh, kita akan mempelajari pengertian ini. Kita juga akan mempelajari bagaimana kerajaan Allah merupakan pertentangan dengan setiap kubu kejahatan, dan ini juga yang akan kita pergunakan untuk membimbing oraang lain. Karena sekarang ini segalanya akan disingkapkan maka setiap orang di bumi akan ditarik kalau tidak ke gerbang neraka yang mematikan ya ke kerajaan. Kita sekarang ini sedang memasuki ‘Lembah Penentuan’ bagi segala bangs, dan semuanya harus mengambil keptusan sendiri.
Begitu kita melangkah maju biarlah kita selalu ingat kalau banyak mereka yang memegang doktrin,  filsafat, dan agama bahkan tidak tahu dasar-dasarnya, dan banyak yang kurang mempraktekkannya. Saya banyak berbicara dengan mereka yang Marxis yang juga tidak tahu dasar-dasar Marxis. Jika kita pikir ini aneh, saya juga telah berbicara dengan banyak orang yang mengaku Kristen tetapi yang tidak tahu dasar-dasar iman mereka, dan juga kurang mempraktekkannya pula.

01-Des-2013: Memahami Ideologi Marxis (1) – Setelah memahami ideologi ini kita harus selalu ingat untuk tidak menghakimi kelompok orang berdasarkan unsur-unsur keekstrimannya bisa menjerat ke penipuan. Ada kelompok liberal yang tidak sosialis, dan ada sosialis yang bukan komunis. Bahkan ada mereka yang paling liberal pun tanpa disadari memegang ideologi Marxis. Daan ada banyak orang kafir yang memegang prinsip-prinsip dasar Kekristenan tanpa membuat mereka menjadi orang Kristen. Kita belajar suatu ideologi bukan dengan maksud untuk men-cap orang atau sekelompok orang, tetapi agar kita bisa melihat dan membedakan gerbang neraka yang sekarang dibuka untuk menghancurkan banyak orang.
Ideologi Marxis ini begitu umum sehingga kita bisa menemukan bukti-bukti dalam carapandang para konservatif. Racun tikus itu cmpuran dari 90% makanan yang disukai tikus dan 2% racun yang mematikan. Banyak orang Kristen yang ditarik untuk memakan campuran Marxis tanpa menyadari didalamnya ada maut. Untuk bisa memahami ini kita perlu melihat akar ideloginya.
Seekor rajawali selalu membutuhkan dua sayap agar bisa terbang, dan suka atau tidak, itu terjadi di Amerika dan juga negara-negara lain. Kita bisa salah jika membuang setiap ide yang berasal dari mereka yang berpandangan berbeda. Gerbang neraka yang sudah dibuka di dunia bisa kita lihat dengan racun yang ada sudah membinasakan jutaan orang dan penghancuran ekonomi serta budaya banyak bangsa.
Disadur dan ditulis oleh Iskak Hutomo untuk Kesatuan Tubuh Kristus