Jumat, 04 Maret 2011

Love LA

Gerakan Doa yang Terhenti!                                                                                   Home
Love LA

Saya telah banyak menjelaskan tentang perubahan paradigma baru yang kita punyai mengenai transformasi sosial, yaitu mengambil kekuasaan. Sekarang saya ingin menunjukkan bagaimana gereja di tempat-kerja (workplace / extended church) itu begitu penting untuk sesuatu yang praktis di proses ini.
Seperti yang telah saya katakan, sejak 1990 kami para pemimpin Kristen di Amerika telah bertindak untuk mengambil kuasa, khususnya untuk tranfsormasi kota. Saya berkecil hati dengan fakta yang menunjukkan bahwa meskipun sudah melibatkan kepemimpin dan para pemimpin gereja serta menggunakan alat-alat rohani baru yang luarbiasa yang telah TUHAN (terjemahan dari kata ‘God’) singkapkan, kita telah mengakhirinya dengan hasil yang amat kecil.
Sebagai contoh, saya hidup di daerah Los Angeles (LA) sejak tahun 90-an, dimana saya juga menjadi salah satu pemimpin ‘the global prayer movement’. Kota-kota di seluruh Amerika sangat antusias mengorganisir gerakan-gerakan doa bersama (‘united prayer movement’) dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di bangsa kami. Salah satu gerakan doa bersama yang paling terkenal di dekade tersebut muncul di Los Angeles. Gerakan itu dinamakan “Love LA”, yang dimotori oleh dua orang pemimpin Kristen kaliber nasional, Lloyd Ogilivie dan Jack Hayford. Olgivie, gembala Hollywood Presbyterian Church, mengajak para pemimpin denominasi tradisi. Hayford, gembala Foursquare Church On The Way, mengajak para pemimpin Pentakosta, kharismatik, dan Injili.
Pertemuan diadakan satu kali dalam satu bulan di Hollywood Presbyterian Church, dengan Ogilvie sebagai tuan rumahnya. Hanya yang benar-benar pemimpin saja yang boleh datang. Hayford melayani sebagai pengatur acara. Belum pernah terjadi di sejarah bisa berkumpul para pemimpin gereja dan pelayanan yang ada di Los Angeles, yang bisa berkumpul bersma-sama secara teratur, baik secara jumlah maupun kwalitas, seperti yang pernah diadakan di Love LA. Pertemuan ditandai dengan mengutamakan penyembahan, doa yang dahsyat, pertobatan, rekonsiliasi etnis, merendahkan diri dan hancur-hati, beban untuk orang miskin dan yang tertindas, memohon belas-kasihan TUHAN, mohon pencurahan Rok Kudus yang segar, keterbukaan atas pewahyuan yang baru, pengakuan dosa, kesembuhan, terjadinya ketidak-adilan di kota, mendoakan mereka yang memerintah, dan untuk jiwa-jiwa yang terhilang.
Kita bukan hanya bertemu satu kali, tetapi bertemu setiap bulan, selama bertahun-tahun. Hanya ada sedikit kota di Amerika yang punya kelebihan dibandingkan dengan Love LA dalam geloranya, intensitasnya, keluasan dan kuasa rohaninya. Love LA memiliki manfaat di kota. Dilaporkan bahwa baik tingkat kejahatan dan maupun perkelahian antar gang sangat berkurang. Sejumlah toko-toko porno tutup. Moralitas meningkat dari sebelumnya. Mayor/penguasa Los Angeles secara pribadi memberi komentar kalau Hayford dan yang lain-lain telah memberi peran positif karena gereja ikut berperan dalam kota.
Meskipun begitu mari kita lihat apa yang terjadi sampai dengan tahun 2004, beberapa tahun setelah Love LA berakhir. Apa Los Angeles telah ditransformasikan oleh Love LA? Untuk menjawab ini mari kita perhatikan apa yang Jack Hayford tuliskan sendiri pada 2004 berkenaan dengan Los Angeles: “Satu fakta saja bisa diketahui kalau kota saya sedang dikoyak dari dalam oleh kekerasan gang dan pembunuhan, serta tercemari oleh homoseks dan pornografi di sisi gelap lainnya, dan tercekik oleh kesombongan, mementingkan diri sendiri, suka meninggikan diri, dan sensualitas untuk pamer-diri. Ini cukup untuk menghancurkan kami.”
Apa Love LA efektif dalam membawa transformasi ke Los Angeles? Itu memang merupakan usaha mulia, dengan ditunjukkannya kerja keras, pertumbuhan pribadi, hubungan baru antar para pemimpin, kesatuan tingkat lebih tinggi orang Kristen di kota, pemberitaan di masa media yang menyenangkan hati, tetapi dengan semua itu, tidak banyak yang yang telah terjadi dalam transformasi sosial!

APANYA YANG HILANG?
Bagaimana kita menjelaskan fakta bahwa dengan kepemimpinan paling baik, dengan menerapkan seni dan keadaan metode-metode rohani, dengan komitmen akan waktu, uang dan tenaga untuk mentransformasi kota, hasilnya tetap tidak ada? Saya menggambarkan Los Angeles karena itu usaha doa dimana saya secara pribadi telah ikut terlibat di dalamnya. Di samping itu saya juga mendengar laporan yang serupa di beberapa kota lain.
Paling tidak ada empat cara untuk menjelaskan kondisi di atas:
Tujuan kita salah. Kita tidak punya mandat untuk mentransformasi kota, oleh karena itu kita ada di luar kehendak TUHAN. Saya sepertinya tidak bisa menerima alasan ini.
Tujuan kita benar tetapi memakai metode yang salah. Jika memang hal ini benar maka kita telah menjadi korban penipuan besar-besaran, karena para pemimpin Kristen yang terlibat semuanya sepakat kalau metode yang dipakai itu memang dari Roh Kudus dan telah dikembangkan oleh beberapa hamba Tuhan yang berkarunia dan Ilahi.
Tujuan kita benar dan metode kita benar tetapi kita perlu melakukan lebih besar lagi. Dengan kata lain, kita telah melakukan transformasi sosial di Amerika selama 15 tahun, dan kita perlu melakukan hal yang sama untuk 15 tahun lagi agar mendapatkan apa yang paling baik. Jawab ini tidak menarik bagi saya karena 15 tahun lagi saya sudah berumur 90 tahun!
Tujuan dan metode kita baik, tetapi ada sesuatu yang ketinggallan. Saya suka penjelasan ini, dan yang saya anggap terbaik. Mari kita lebih jauh. Kita masih bisa memakai metode-metode yang muncul di tahun 1990-an yang telah kita perbaiki, tetapi kita membutuhkan tambahan sesuatu lagi.
Lalu, apa yang hilang dana perlu ditambahkan?
Saya percaya akan sangat membantu sekali jika kita menghindari jawaban-jawaban yang sepele terhadap pertanyaan tersebut. Misalnya, saya menerima laporan panjang lebar berkenaan dengan memenangkan peperangan untuk transformasi sosial. Penulisnya menyarankan ada tiga hal yang kita butuhkan untuk membalikkan keadaan dan melihat hasilnya: intim dengan TUHAN, kesatuan gereja lokal, kekudusan dan kebenaran. Saya membacanya dengan gemas karena selama 15 tahun kita telah mengkotbahkan tiga hal tersebut dan telah melakukannya dengan segala apa yang paling baik yang bisa kita lakukan untuk mencapainya. Semuanya sudah ada di Love LA. Saya setuju kalau kita tidak bisa melakukannya tanpa hal-hal tersebut, tetapi secara analisa, saya tidak bisa melihat apapun dari ketiga hal tersebut yang bisa membawa kita ke puncaknya.

KEPEMIMPINAN APOSTOLIK
Selama tahun 1990-an kita tahu sangat sedikit tentang kepemimpinan apostolik. Juga kita tidak tahu banyak tentang gereja di tempat-kerja. Tetapi sekarang kita tahu semua itu. Saya telah membicarakan mengenai gereja di tempat-kerja dan adanya para rasul di tempat-kerja. Kita perlu bergerak lebih dari 1990-an dan menyatukan konsep-konsep ini ke usaha mentransformasikan-sosial kita.
Dalam mentransformasi sosial ada dua pilar utama yang menopangnya: Gereja di Tempat-Kerja dan Perpindahan Kekayaan, yang keduanya diikat oleh para rasul di tempat-kerja, sehingga kokoh berdiri menopang terjadinya transformasi sosial.
Peran yang penting dalam transformasi sosial adalah para rasul teritorial. Mereka adalah para rasul kepada siapa TUHAN telah memberikan kunci otoritas apostolik atas suatu wilayah geografi. Saya tidak meragukan bahwa beberapa rasul di gereja ini (Nuclear Church) juga yang TUHAN utus sebagai para rasul teritorial. Meskipun begitu, paradigma baru tentang gereja di tempat-kerja ini membawa saya ke suatu kesimpulan yang kuat bahwa para rasul teritorial adalah para rasul extended-church dan bukannya para rasul nuclear-church.
Ini berarti kita membutuhkan sesuatu yang bisa mengenali para rasul di tempat-kerja, menuliskan job-deskripsinya, yang mengutusnya serta menopangnya serta mendorongnya dengan segala cara untuk melakukan peran dan tugasnya. Sampai kita melakukan hal inio, cerita-cerita tentang adanya keletihan transformasi terus bertambah. Kita akan terus heran mengapa begitu sulit untuk mengimplemtasikan amanat dari Yesus ini, Adam kedua, yang telah diberikan kepada kita – amanat untuk mengambil kuasa.
Mari kita ambil keputusan untuk bergerak maju. Mari kita ambil kuasa sekarang!
  Disadur bebas oleh Iskak Hutomo dari Love L.A. oleh Peter Wagner

Tidak ada komentar:

Posting Komentar