Kamis, 19 Juni 2014

4 Cara Merespon Roh Dunia (Billy Graham)

Home
Saat kekaisaran Roma ada kemuliaan dan kuasanya, ada suatu sekte yang dianggap sebagai pengganggu dari sekelompok orang yang sepertinya memiliki sesuatu yang menyala di dalam dirinya sehingga mereka berani tampil beda.
Saat era dimana imoralitas dan kemewahan sebagai gayahidup, orang-orang Kristen menolak dicemari dengan praktek-praktek sensual yang bisa menghancurkan kebudayaan mereka. Di masa dimana kehidupan manusia murah, orang-orang Kristen menaruh tinggi-tinggi nilai-nilai manusia dan destiny jiwa mereka.
Orang-orang Kristen ini menolak dibenamkan ke masyarakat Roma yang tidak punya Allah. Mereka tidak mendengar hukum yang sekarang kita dengar: 'Jika ada di Roma, berbuatlah sebagai yang orang-orang Roma lakukan.' Hukum Roma mulai berusaha menstempel Kekristenan sebagai kesatuan kafir pengganggu.
Orang-orang Roma memiliki gagasan palsu yang menyatakan kalau hatinurani seseorang itu bisa diatur oleh hukum sehingga dengan menyatakan mereka ilegal bisa mengubahkan mereka. Semua harus menyembah Kaisar. Semua harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan penyembah berhala. Semua harus berperilaku seperti orang-orang Roma asli.
Mereka yang tidak mau menyesuaian diri diancam dengan hukuman mati. Banyak dari mereka yang memilih untuk mati daripada menyesuaikan diri dengan Roma dan mengkompromikan hatinuraninya.
Seorang Kristen Roma, Paulus, mengangkat penanya dan menuliskan ke semua orang Kristen di sepanjang sejarah, 'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna' (Rom. 12:2).
Waktu berubah, tetapi hakekat manusia tidak. Dunia kafir tetap mencoba memberi stempel penyesuaian diri pada setiap pengikut Yesus Kristus. Setiap kesempatan dipakai untuk memberi tekanan yang bisa membebani orang-orang Kristen agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan standar-standar dunia.
Rasul Pulus mendorong setiap orang Kristen dimanapun di sepanjang jaman agar tidak menyesuaikan diri dengan sistem-sistem dunia. Seorang Kristen sejati yang menghidupi kehidupan yang taat, merupakan sikap dan tindakan yang seperti suatu teguran yang terus-menerus ke mereka yang menerima standar-standar moral dunia ini.



Dalam kerinduan kita untuk menjadikan Kristus dikenal dan untuk meingkatkan pengaruh gereja, kita cenderung mengira kalau orang-orang Kristen dan gereja bisa dijadikan populer oleh dunia yang tidak percaya. Ini kesalahan fatal. Penyaliban Kristus itu sebagai laknat atau kutukan bagi Setan, dan pesan Injil itu tetap menjadi batu sandungan dan kebodohan bagi dunia. Tuhan mengingatkan para murid-Nya, 'Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.' (Yoh. 15:18). Rasul Yohanes menuliskan, 'Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu' (1 Yoh. 3:13).
Orang-orang Kristen kadang-kadang kelihatan dendam, tetapi jika kita setia kepada Kristus, kita pastilah mendatangkan murka kepada dunia. 'Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya' (2 Tim. 3:12).
Alkitab mengajarkan kalau popularitas bersama dunia itu artinya kematian. Dia sadar kalau satu orang berdiri ditengah-tengah orang-orang kafir dengan mendeklarasikan, 'Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya' (Rm. 1:16), akan bisa lebih banyak membelokkan jalan orang ke Tuhan dibandingkan dengan ribuan profesor agamawi yang hambar.
Kita sering bertanya pada diri sendiri, 'Bagaimana para murid gereja mula-mula bisa menjungkir-balikkan dunia sementara ada jutaan orang Kristen saat ini bahkan tidak bisa berdiri di sisi yang benar?' Jawabnya sederhana saja. Para murid gereja mula-mula itu TIDAK menyamakan imannya dengan dunia. Mereka punya kebenaran, dan mereka MENOLAK untuk mengencerkannya. Mereka memegang iman yang tidak akan dikompromikan.
Karena mereka berani untuk bayar harga menghadang gelombang pemikiran umum dan mau tampil beda, karena mereka berani percaya di saat orang lain ragu-raagu, karena mereka mau mengambil resiko dengan hidupnya dengan apa yang mereka pegang, karena mereka lebih memilih mati daripada hidup dengan kehidupan yang kosong, dunia akan memperhatikan apa yang memotivasi para murid tersebut. Pada waktunya, mereka menjungkirbalikkan dunia filsafat dan agamawi.
Kata-kata Paulus, 'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini' telah memberi arti dan makna yang luarbiasa pada kita saat ini. Kata-kata tersebut memotong seperti pedang tajam di kehidupan kita. Itu bukan kata-kata yang berkompromi. Didalamnya terkandung tekanan akan panggilan untuk berperang. Kata-kata itu memisahkan antara mereka yang lemah dengan yang kuat. Dan kata-kata itu merupakan kata-kata yang menginspirasi, dan kita butuh mendengarkannya saat sekarang ini. ¤

Pertama, kita tidak harus sama dengan mentalitas dunia - Dunia  dengan iklan-ilklannya, percakapan dan filsafatnya  melibatkan diri secara aktif dalam tugas pencucian-otak raksasa besar-besaran. Banyak hiburan yang dimiringkan ke hal yang memberi makan kekerasan, sex, dan pelanggaran-hukum. Sepertinya dalang kejam sedang memainkan peran yang ada di dunia dengan tujuan utamanya untuk mencuci-otak orang-orang Kristen agar mereka berkompromi dan menyesuaikan diri dengan dunia ini. Sistem pembuangan limbah / kotoran duni ini mengancang untuk mencemari pemikiran orang Kristen. Setan akan terus melakukan pertandingan setiap saat untuk menyita waktu kita membaca Alkitab.
Meskipun begitu,kita masih bisa meendengarkan suara Firman, 'Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus' (Flp. 2:5). Dan, 'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna' (Rm. 12:2). ¤

Kedua, kita harus tidak sama dengan dunia secara fisik - Tubuh kita adalah bait Roh Allah. Kita tidak menyerahkannya ke bait Baal. Kita harus menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan sebagai 'persembahan yang hidup.' Pakaian kita, sikap dan tindakan kita haruslah untuk menghormati dan memuliakan Kristus.

Ketiga, kita harus tidak sama dengan masyarakat dunia - Dunia mencoba untuk memasukkan kita kedalam masyarakat sekuler dan menjadikan kita ke gambaran dunia, tetapi Kristus mendorong kita agar tidak sama dengan itu. Jelaslah Dia mengatakan ke yang percaya kepada-Nya, 'Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia' (Yoh. 17:16).
Yesus makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, tetapi Dia tidak mengijinkan kelompok sosial menjadikan Dia sama dengan cara-cara mereka. Dia memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyatakan kebenarran rohani dan membimbing jiwa-jiwa dari kematian ke kehidupan. Kontak kita dengan sosial bukan hanya akan menyenangkan, tetapi juga harus merupakan kesempatan untuk membagikan iman kita dengan mereka yang belum mengenal Yesus. ¤

Keempat, kita tidak harus sama dengan kerohanian dunia - Kita tidak akan dijadikan sama dengan definisi dunia tentang arti agama, tetapi kita harus yakin kalau kita telah memenuhi persyaratan Tuhan untuk pemuridan.
Tidak ada bangsa lain yang lebih beragama dibandingkan Israel di jaman nabi Yesaya. Bait Allah penuh orang. Mezbah berwarna merah karena darah korban persembahan. Perayaan-perayaan agamawi dilakukan dengan ketat, dan duara orang berdoa terdengar di rumah Allah. Tetapi sedikit ibadah sejati dalam penyembahan Israel. Bangsa mengalami pembusukan moralitas. Berbicara seperti yang diperintahkan Tuhan, Yesaya berkata, 'Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan. Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.' (Yes. 1:13-14).
Kemudian Yesaya memberitahu bagaimana mereka bisa  dibersihkan dari dosa-dosanya. Dia mengatakan, 'Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat ... Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.' (Yes. 1:16, 18).
Ada ribuan orang yang tidak memberikan dirinya kepada Yesus, karena mereka telah menyamakan dirinya dengan dunia. Mereka takut dikatakan fanatik, saleh, yang taat atau agamawi. Seorang Kristen sejati itu tidak mau menyamakan atau mengikuti adat.
Saya meminta orang Kristen dimanapun juga agar berkomitmen sebagai pengkikut Yesus Kristus  tidak sama dengan dunia, tetapi setiap harinya menyerupai Yesus Kristus. Mengapa kita sekarang tidak menyerahkan saja diri kita sepenuhnya kepada Yesus Kristus? ¤